Hilang

Hilang

Disclaimer : Detective Conan / Case Closed © Aoyama Gosho

Hilang © Garasi

XxxxX

Dimanakah cinta sejati

Yang memberi ketenangan hati

Sampai kapan ku harus menanti

Kau pergi dan mungkin takkan kembali

XxxxX

Ran terduduk di tepi jendela, memandangi setiap tetesan air hujan yang jatuh. Pikirannya galau. Ia kembali teringat akan kejadian di sekolah tadi siang…

Flashback

Ran dan Sonoko duduk di dekat jendela kelas, menikmati makan siang mereka sambil melihat pemandangan luar saat tiba-tiba, seorang anak laki-laki tak dikenal datang menghampiri mereka. Wajahnya lembut dan tampan.

"Namamu Ran Mouri, kan? Boleh kita bicara?" Tanyanya sopan.

"Ah, ya. Tentu saja." Ucap Ran sambil berdiri dan beranjak keluar dari kelas, mengikutinya.

Halaman belakang SMU Teitan…

"Namaku Takuma Nishizono (OC milik saya). Aku dari kelas X-I." Ucapnya sopan.

"Ah, kau kapten klub memanah kan?" Ucap Ran.

"Ya."

"Lalu, ada apa, tiba-tiba memanggilku?" Tanya Ran sambil tersenyum.

"Aku suka kamu. Kamu mau jadi pacarku?" Tanyanya langsung.

Ran kaget. Wajahnya kebingungan.

"Ahhh, terima kasih. Tapi aku…" Ucapnya ragu-ragu.

"Tak apa, kau tak perlu menjawabnya sekarang. Bagaimana kalau 2 hari lagi? Aku akan datang ke kelasmu. Sudah ya." Ucapnya, lalu berjalan kembali ke gedung.

End of Flashback

XxxxX

Dan aku menangis dan aku terluka bila

Dan aku menangis dan aku terluka bila

XxxxX

Ran menghela napas. Dia tahu, pada akhirnya dia akan menolaknya. Namun, entah mengapa, ada sebersit keraguan hinggap di hatinya.

"Kenapa tidak kau terima saja? Kalau kau terus menunggu dia, kau bisa gila karena kesepian. Hitung-hitung, pelarian. Lagipula, kau kan bukan pacarnya."

Ran kembali teringat ucapan Sonoko padanya. Benar, dia merasa kesepian. Namun dia juga tidak mau memanfaatkan kebaikan orang begitu saja.

"Shinichi… kau pergi kemana, sih?" Ucap Ran pelan.

XxxxX

Kau pergi dariku tinggalkanku

Lewati malam tanpa kasihmu

Kurangkai kata kurangkai nada

Yang kuinginkan hanyalah cinta

XxxxX

Akhirnya, Ran bangkit. Pintu kantor detektif terbuka, memperlihatkan sesosok anak kecil sedang memegangi payungnya.

"Kak Ran, aku pulang!!" Ucap Conan.

"Ah, selamat datang, Conan." Ucap Ran.

Conan terdiam. Aneh, pikirnya. Biasanya gadis di hadapannya selalu ceria menyambutnya. Namun sekarang, dia nampak lemas dan tidak bersemangat.

"Kak Ran kenapa?" Tanya Conan tiba-tiba.

XxxxX

Dan semua menghilang

Dan semua menghilang

Dan semua menghilang

XxxxX

"Tidak, aku tidak apa-apa. Conan mau makan apa? Kubuatkan stew saja ya?" Ucap Ran sambil tersenyum.

Conan terdiam. Senyum Ran bukan senyum yang biasanya, senyum yang penuh keceriaan. Bukan, senyum ini senyum yang menyiratkan kesedihan dan kekhawatiran.

"I…Iya…" Ucap Conan.

Ran segera memakai celemeknya dan mulai menyiapkan makan siang mereka.

"Kak Ran, aku ke kamar dulu, ya…" Ucap Conan tiba-tiba.

"Iya… Nanti aku panggilkan kalau makanannya sudah siap." Ucap Ran.

XxxxX

Semua karena cinta ku menangis

Semua karena cinta ku tertawa

Semua karena cinta semua karena cinta

Yang kau tinggalkan hanyalah luka

XxxxX

BIIIP!! BIIP!! (gimana sih, suara HP??)

Ran menengok. Dilihatnya seseorang menghubungi handphone-nya. Ditinggalkannya masakannya, dan diangkatnya.

"Halo…"

"Hai, Ran."

Ran terkejut. Tak disangkanya, Shinichi akan menelepon di saat-saat begini…

"Shi…Shinichi?"

"Apa kamu sudah lupa suaraku?"

"Ah, tidak. Hanya ingin memastikan saja. Kau baik-baik saja, kan?"

"Ya, aku tidak apa-apa."

"Shinichi…"

"Hm?"

"Kapan kamu akan pulang?"

Shinichi terdiam. Ran hanya menunggu. Bagaimanapun, dia harus tahu kapan maniak misteri itu pulang.

"Aku tak tahu. Mungkin masih agak lama, karena aku masih harus menangani beberapa kasus sulit lainnya. Tapi, aku pasti pulang kok. Kau tunggu saja, ya…"

"Bodoh!! Aku sudah bosan menunggu!! Apa kau tahu rasanya menunggu seseorang yang tak jelas kapan akan kembali??" Ucap Ran sambil menangis.

Shinichi terdiam. Bodoh, pikirnya. Aku juga sudah bosan menunggu…

"Ran…"

"Aku tak mau alasan!! Kamu tidak berhak menyuruhku menunggumu!! Aku bukan siapa-siapa!! Aku hanya teman sejak kecilmu, itu saja!!" Ucap Ran sedih.

Shinichi merasa sesuatu seperti menusuk hatinya. Hanya teman sejak kecil, ya…

"Maafkan aku, Shinichi… Aku…aku sudah capek… Nanti aku telepon lagi saja…" Ucap Ran, lalu diputusnya telepon tersebut.

XxxxX

Dan semua menghilang

Dan semua menghilang

Dan semua menghilang

XxxxX

"Shinichi…" Ucap Ran pelan.

Conan mengintip dari balik pintu, melihat keadaan orang yang paling berharga baginya…

"Shinichi, kamu bodoh!! Tak tahukah kamu bahwa aku mencintaimu?? Bodoh!!" Teriak Ran.

Conan hanya terdiam mendengarnya.

"Aku tahu itu… Aku juga… cinta kamu…"

"Jadi, mau tak mau, aku pasti akan menunggumu! Maniak misteri bodoh!!" Ucapnya tiba-tiba sambil tersenyum.

Conan terdiam. Seulas senyum telah merekah di wajahnya.

"Aku juga tahu itu…"

A/N : Nnggg, mungkin agak aneh, ya, jadinya. Abis, lagi pengen aja bikin yang rada-rada angst (atau malah gak ada unsur angst sama sekali??) gitu… Tolong kasih review yah… Jadi kualitas (ceileh, ngomongin kualitas) fanfic buatan saya bisa bertambah, hehehe…