PLAYBACK!
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
PLAYBACK © Seyora Kurohana
Genre : Mysteri.
Rated : T
Summary :
"–Memainkan kembali lagu lama itu–"/ "–dengan mengubah iramanya
menjadi lebih mengerikan–"/ "–adalah kesalahan terbesar dalam hidupmu!"–
Warning :
AU, bad feel, Crack Pair, terlalu penuh OOC(!),
Ke-kaku-an bahasa, cerita abal, penuh Typo(s),
Garing, tema-terlalu-biasa, aneh,
don't like, don't read!
Enjoy read
.
.
.
Chapter 1 : The Dark Day-playback!
.
.
.
Pagi hari, tepat pukul 7, Konoha High School mulai mendentangkan bel pertanda masuk.
Secara serentak, seluruh murid KHS berjalan, atau bahkan berlarian menuju kelas masing-masing sebelum didahului oleh guru pelajaran pertama mereka. Maklumlah, hampir semua guru yang mengajar di KHS adalah guru yang tertib, disiplin, dan sangat-sangat galak(!).
Beberapa saat kemudian, koridor-koridor KHS mulai sepi. Hanya ada beberapa guru yang tampaknya tengah berjalan menuju kelas pertama mereka.
Perlu diingat, bahwa di KHS ini, semua muridnya dituntut untuk bisa pintar, tertib, disiplin, rajin, dan bertanggung jawab. Jika tidak bisa memenuhi persyaratan dasar itu, jangan harap bisa diterima disini- begitulah ucapan kepala sekolah KHS, Tsunade Senju.
Seorang guru pria yang terlihat masih muda dengan wajah tampannya, terlihat berjalan santai menuju kelas pertamanya, diikuti oleh seorang gadis berambut merah muda dibelakangnya.
Langkah keduanya akhirnya berhenti didepan pintu sebuah kelas yang terdengar ramai. Guru itu hanya menghela napas heran, lalu tangannya menyentuh kenop pintu coklat yang menjulang tinggi dihadapannya dengan tulisan 'KELAS XI-2'.
CKLEK...
Setelah pintu terbuka, keduanya pun memasuki kelas XI-2 tersebut dengan langkah pelan.
"Ne, pagi semuanya..." sapa guru bermasker itu sambil meletakkan tasnya keatas meja guru.
"Pagi, Kakashi-Sensei..."balas seluruh siswa yang kini sudah duduk rapi dibangkunya masing-masing.
"Ehem, hari ini kelas kita kedatangan murid baru pindahan dari Suna"ucap pria bernama Kakashi yang saat ini tengah menjabat sebagai Sensei itu dengan nada kalem.
Siswi yang berdiri tak jauh dari tempat Kakashi berdiri, sedikit tersentak saat mendengar sinyal dari Sensei-nya -agar-memperkenalkan-diri-dikelas- itu pun mengangguk pelan.
"Hajimemashite, watashi wa Sakura Haruno desu. Salam kenal, dan mohon bantuannya" ucap gadis bersurai pink itu singkat, padat, jelas.
Semua mata seakan terpesona pada Sakura, sampai-sampai tak ada yang menyahut sapaan Sakura. Sakura yang menyadari hal itu sedikit gugup, namun dia masih bisa menutupi hal itu dan mengendalikan diri dengan cepat.
"Ne, Sakura-chan! Itu sudah pasti!" serentak, 40 siswa kelas XI-2 itu langsung menjawab Sakura dengan nada riang.
"Sakura, kau bisa memilih tempat dudukmu sendiri?"tanya Kakashi pelan.
"Ha'i, Kakashi-sensei"jawab Sakura dengan sedikit menundukkan kepala.
Lalu kakinya mulai berjalan menuju sebuah bangku kosong yang terletak ditengah. Bangku itu berada tepat disamping seorang gadis berambut pirang yang dari tadi tersenyum-senyum sambil mengamati Sakura terus.
"Bolehkah aku duduk disini?"tanya Sakura bermaksud meminta izin pada gadis pirang itu.
"Ne, tentu saja Sakura-chan!"jawab gadis pirang itu dengan senang, "Aku Ino Yamanaka. Salam kenal".
Saat melihat senyum gadis bernama Ino itu, Sakura merasa hatinya menghangat. Rupanya dia diterima baik oleh teman barunya itu.
"Salam kenal juga, Ino-chan. Arigatou"balas Sakura sambil tersenyum manis.
Dan itu membuat wajah para siswanya memerah. Kecuali seorang pemuda berambut emo yang duduk di belakang gadis Yamanaka tersebut. Wajah stoicnya terlihat mengeras saat melihat senyum Sakura. Dan entah mengapa, Sakura yang menyadari hal itu sedikit merasa takut.
Rupanya, bungsu Uchiha dengan nama lengkap 'Sasuke Uchiha' itu terlihat menyimpan sebuah rahasia dalam senyum misterius yang kini tercetak manis di bibirnya.
'Rupanya, kau ingin hal itu terulang lagi ya, Sakura-chan?'inner 'Sasuke' senang.
Bel pulang sekolah berdering nyaring. Menandakan bahwa seluruh pelajaran di KHS telah selesai. Semua murid langsung merapikan alat tulis masing-masing untuk segera pulang, mengikuti ekskul ataupun mampir ke tempat lainnya.
Dalam 5 menit, kelas XI-2 sudah hampir kosong, namun masih tersisa 2 orang siswa berbeda gender yang saat itu sedang menata alat tulisnya kedalam tasnya masing-masing.
"Ehm, kudengar kau baru pindah kemari hari ini ya?"tanya 'Sasuke' basa-basi, namun senyum misterius itu masih setia bertengger dibibirnya.
"Ehm, kenapa 'Sasuke'-san bisa tahu?"balas Sakura sedikit heran.
"Tidak, hanya saja wajahmu terlihat asing di Konoha"ucap 'Sasuke' pelan.
"Hmm, yah, ayahku mulai hari ini dimutasikan untuk bekerja kemari. Jadi, aku harus melanjutkan sekolah disini"balas Sakura riang, tanpa menyadari adanya bahaya yang saat ini tengah mengincarnya.
"Kalau begitu, apakah kita bisa pulang bersama?"ajak 'Sasuke' dengan suara rendah.
"Ah, jika kau searah denganku, kita bisa bersama"jawab Sakura santai, lalu kepalanya menoleh kearah 'Sasuke' dan tersenyum tipis padanya.
"Yasudah, ayo kita pulang"sahut 'Sasuke' dengan nada datar yang tak seperti biasanya. Seperti
menahan rasa gembira yang membuncah di hatinya.
'Oke, langkah pertama kita segera dimulai Saku-chan!'inner 'Sasuke' senang, disertai aura hitam yang kini melingkupi keduanya.
Keduanyapun berjalan pelan menuju keluar kelas sambil berbincang sedikit mengenai beberapa hal ringan. 'Sasuke' bahkan tak pernah mengajak berbicara seorang gadis seperti halnya dengan Sakura, saat tengah berjalan berdua. Apalagi untuk sekedar membicarakan obrolan ringan seperti saat ini.
Tanpa Sakura sadari, kakinya melangkah melewati kompleks perumahan tempat tinggal barunya tanpa dia sadari. Entah mengapa, 'Sasuke' yang melihat hal itupun menyeringai kecil dalam samaran senyum dinginnya.
Bahkan ketika Sakura benar-benar telah jauh dari kompleks rumahnya, dan hampir mencapai sebuah kompleks perumahan sepi, 'Sasuke' hanya terdiam menatap Sakura. Tanpa ada niat mengingatkan sedikitpun.
Apa ini bagian rencanamu, eh, 'Sasuke'?
Jika itu adalah pertanyaan yang ditujukan untuk 'Sasuke', dengan senang hati 'Sasuke' akan mengiyakannya sambil tertawa dingin.
"Sakura-chan, kau ingin mampir kerumahku sebentar?"tanya 'Sasuke' lembut, namun sarat akan makna .
"E-eh, ne..."jawab Sakura sambil mengangkat wajahnya, lalu menghadap kearah 'Sasuke' dengan tatapan kosong.
Ternyata seulas hipnotis mampu memerangkap seorang bungsu Haruno dengan mudahnya. Benar-benar sebuah trik kejahatan.
Dengan erat, digenggamnya tangan Sakura, lalu menariknya perlahan menuju ke kediaman Uchiha. Tempat tinggalnya di kompleks perumahan yang nyaris sunyi tanpa penghuni itu.
Tap,tap,tap...
Tanpa mereka sadari, suara langkah kaki mereka menggema dengan sangat jelas dijalan kompleks tersebut. Sakura yang belum sadar dari pengaruh hipnotis itu, tentu saja tak menolak sedikitpun saat 'Sasuke' menarik tangannya memasuki rumah kediaman Uchiha tersebut dengan langkah santai.
"Tunggu sebentar! Kubuatkan minum"ujar 'Sasuke' pelan. Lalu kakinya melangkah pergi meninggalkan Sakura di ruang tamu itu menuju dapur.
WUUUSSHHH...
Tiba-tiba angin kencang menerpa wajah Sakura dalam sekejap. Dan tiba-tiba, pandangan Sakura secara perlahan kembai normal seperti sebelum kakinya melangkah keluar dari gerbang sekolahnya tadi.
"Hah? Dimana ini? Kenapa aku bisa berada disini?"gumam Sakura heran.
Lalu matanya menjelajahi setiap inchi ruangan yang didominasi warna abu-abu dengan paduan biru pudar itu. Terlihat aneh dimata Sakura.
Sakura merasa, bahwa keadaan akan segera memburuk jika ia tak segera pulang kerumahnya. Dengan segera, kakinya melangkah keluar dari ruangan itu. Berlari sebisa mungkin agar bisa menghindari rumah tadi. Hatinya terus merasakan hawa buruk didalam rumah megah yang menurutnya aneh tadi.
Sementara itu, 'Sasuke' yang baru saja kembali dari dapur, langsung tersenyum sinis saat mendapati tak ada gadis pink yang tadi dibawanya kesana.
"Benar-benar sebuah adegan konyol yang menjijikan!"desis 'Sasuke' sambil menahan sedikit emosinya yang hampir meluap keluar dari tubuhnya.
Dengan langkah cepat, kakinya mulai berlari mencari jejak gadis bermahkota pink yang sewarna dan memiliki nama yang sama dengan bunga kebanggaan Jepang, Sakura. Dirasanya, gadis itu belum terlalu jauh dari tempat tinggalnya.
Giginya bergemeletuk menahan emosinya sejak tadi. Rupanya rencananya di gagalkan oleh seseorang atau lebih tepatnya seorang roh.
Dia mendecih kesal. Hampir saja tadi dia memukul roh yang mengganggunya tadi, jika dia tak sadar bahwa itu hanya sia-sia saja.
"Hosh..hosh..hosh.." suara nafas yang tersenggal-senggal itu berasal dari seorang gadis bersurai pink yang kini tengah berjongkok dibawah sebuah pohon didepan rumahnya.
Lebih tepatnya, gadis dengan nama lengkap Haruno Sakura itu berhasil kabur dari tempat mengerikan tadi.
Dengan perlahan, kakinya melangkah pelan memasuki halaman rumahnya yang saat itu masih sepi.
Sepasang manik Onyx mengawasi dengan intens pergerakan gadis pink itu dari balik sebuah pohon yang terletak diseberang jalan.
"Huh, rupanya kau masih berani pulang kerumahmu sejak saat 'itu'? tapi tenang saja, hal ini takkan berlangsung lama!"gumam 'Sasuke' tajam.
WUUSSHH...
Bersamaan dengan desauan angin kencang, tubuh 'Sasuke' menghilang secara misterius dari dahan pohon itu tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.
Sementara itu, saat ini Sakura tengah berada didalam kamarnya. Berusaha berpikir ulang apa yang membuatnya bisa duduk di rumah mewah yang baru saja di tinggalkannya tadi. Dia mulai merasa ada yang tak beres dengan otaknya, karena dari tadi dia tak mendapat satupun jawaban dari pertanyaannya tadi.
Dia mulai merasa bahwa tubuh, jiwa, dan otaknya tadi dikendalikan oleh sesuatu ataupun seseorang.
Tapi itu apa atau siapa?
Sebuah pertanyaan yang dirasanya mustahil untuk dia temukan jawabannya saat itu juga hingga senja sore menjemput matahari dan mengantar sang ratu malam untuk menempati singgasana angkasa langit.
Malampun menutupi sebagian bumi dengan langit hitam yang dipenuhi dengan kerlip bintang. Termasuk Konoha tempat tinggal Sakura.
Dibalkon kamarnya, Sakura melamunkan sesuatu. Sebuah pertanyaan yang mengusik nya hingga membuatnya lupa terhadap makan malam bersama ayahnya.
Tok,tok,tok...
"Sakura-chan? Apa kau sudah tidur? Jika belum ayo kita makan malam"sebuah suara seakan menginterupsi pikiran Sakura agar kembali kealam sadarnya. Sedikit tersentak, Sakura membalas ajakan ayahnya.
"Ne, Tou-san. Aku turun kebawah" jawab Sakura agak keras, lalu kakinya melangkah masuk kedalam kamarnya.
Mengunci pintu balkon, lalu segera mambuka pintu kamarnya bermaksud turun kebawah untuk melaksanakan kegiatan rutinnya setiap malam bersama satu-sataunya keluarga yang dimilikinya –Tou-san'nya – , yaitu makan malam bersama.
Sesampainya diruang makan, ayahnya tersenyum memandang putri satu-satunya tersenyum kearahnya.
"Bagaimana kabarmu hari ini Sakura?"tanya Kizashi Haruno-Ayah kandung Sakura dengan wajah cerah.
"Kabarku hari ini sangat baik Tou-san. Bahkan aku sudah mendapat teman baik disini"ucap Sakura dengan suara cerah yang dibuat-buat. Walaupun tak seluruhnya keceriaannya itu palsu.
"Oh, benarkah? Waahh.. rupanya putri ayah banyak temannya ya, disini?!"goda Kizashi sambil tersenyum kearah Sakura.
Wajah Sakura memerah saat mendengar godaan ayahnya itu. Bagaimana tidak? Dia bahkan merasa lebih baik tidak usah terkenal daripada bisa mengenal seorang 'Uchiha Sasuke' yang terlalu misterius itu.
'Ah, kenapa aku jadi memikirkan 'Sasuke' yang misterius itu sih?' rutuk Sakura dalam hati merasa kesal.
"Oh,iya, jika ayah boleh tahu, siapa namanya?"tanya Kizashi dengan ada menggoda Sakura.
"A-ah, Tou-san... dia itu perempuan kok!"kilah Sakura setengah berbohong.
"Benarkah? Tapi sepertinya ada seorang pemuda yang dekat denganmu?"tanya Kizashi penasaran.
"Tou-san, Su-sudahlah!"balas Sakura dengan wajah yang sepenuhnya memerah padam akibat pertanyaan ayahnya yang menurutnya aneh itu.
"AAARRRGGHH..."
Suara teriakan kesakitan menggema dikediaman Haruno malam itu, saat waktu tepat menunjuk pukul 03.00 dini hari. Sementara itu, seorang gadis berambut merah muda yang tengah tertidur di kamarnya merasa terusik dengan suara berisik tadi. Mata emerald gadis itupun terbuka sepenuhnya.
Sedikit keringat membasahi dahi lebarnya. Dengan perasaan takut dan khawatir, tubuhnya bangun dari posisi tidurnya, lalu berjalan menuju keluar kamar.
Samar-samar dia mencium bau karat yang bercampur dengan garam mulai memenuhi rumahnya. Matanya semakin membulat lebar, saaat dilihatnya ruang tengah keluarga penuh dengan ceceran darah.
Darahnya berdesir cepat melewati pembuluh darah diseluruh tubuhnya. Dengan ragu-ragu, kakinya kembali melangkah menuju lantai bawah. Berniat melihat keadaan ayahnya. Perasaannya benar-benar terasa kacau. Dia sangat takut jika itu adalah suara ayahnya, dan apa ayahnya dalam bahaya?
Selangkah demi selangkah, gadis itu mulai berjalan. Beberapa langkah lagi, dia bisa menjangkau pintu kamar ayahnya. Namun lagi-lagi perasaan was-was itu menghantuinya dengan ketat. Apalagi suasana rumah itu benar-benar sunyi setelah gema suara teriakan yang tadi dia dengar .
Setelah 5 langkah, gadis itu -Sakura- sudah bisa melihat sebuah bayangan seseorang yang tinggi melebihi tingga ayahnya. Sakura tahu, bahwa kemungkinan besar orang itulah yang menyerang ayahnya tadi. Namun dengan membulatkan tekad, Sakura memberanikan diri membuka pintu kamar ayahnya.
CEKLEK...
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued
Gimana readers? Apakah cerita ini masih terlalu jelek? Kurang feel? Aneh? Garing? Abal? Jika masih ada komplain lainnya, saya maklumi hal itu. Karena itu, silahkan tulis komplain kalian di kolom review! Sekali lagi, maaf ya buat yang nunggu sequel dari Stupid of Game, kemungkinan saya nge-postnya masih agak lama – soalnya masih saya edited^^. Oh iya, buat yang pengen ngasih saran atau kritik untuk fict ini, silahkan tulis di kotak review juga ya! Karena dengan begitu, saya bisa termotivasi untuk membuat cerita yang lebih bagus dari yang sudah-sudah. Dan terimakasih banyak buat yang udah kasih saran kesaya di fict saya kemarin. Saya bener-bener berterimakasih loh . Soalnya, kalo nggak di ingetin, kemungkinan besar saya pasti masih mengulangi kesalahan yang sama. *Dan buat sedikit info tentang kelanjutan fict ini : fict ini nanti akan terdiri dari 6 chapter! Endingnya udah saya tetapkan seperti apa!* Makasih banget, kalo para readers mau membaca fict ini, syukur alhamdulillah kalo kalian mau mereview-nya ^_^
