"Kakak, apa pakaian mu itu tidak membuat mu kedinginan? " tanya seorang laki-laki berambut merah muda jabrik nya.

Luci yang sedang memakan hamburger di taman, menatap anak itu di sebelahnya dengan beberapa kedipan bingung.

Luci menghadap anak muda itu " siapa nama mu? " kata Luci ramah.

" Natsu! " Kata nya. " Natsu sendiri kenapa keluar malam-malam ? Apa tidak di cariin orangtua mu ? "

Natsu menatap Luci dengan mata polos nya " aku sedang yang mencari orangtua ku, nee-san". Kata nya yang membuat Luci bingung.

" Ne ne Nee-san, apa Nee-san tidak kedinginan? " tanya Natsu lagi. Natsu yang sedari tadi menatap Luci yang memakai dress memperlihatkan bahu nya yang putih, dan pinggil bawah nya yang mulus.

" Tentu saja tidak! Aku sudah terbiasa memakai pakaian ini " jawab Luci

' astaga, aku di komentari oleh bocah kecil ini ' batin Luci pundung.

Memang Luci suka sekali memakai pakaian terbuka, tapi ia tidak akan menyangka anak kecil yang terlihat berumur 12 tahun itu mengomentari pakaian nya. Teman-teman nya saja tidak pernah!

" Memangnya orangtua Natsu kemana ? Apa mereka tidak mencari mu ? " Tanya Luci.
" Aku tidak tau kemana mereka, Makanya aku mencari mereka " ucap Natsu ceria membuat Luci bingung kenapa malah bocah ini yang mencari orangtua nya ? Ini sudah sangat malam. Apa dia Yatim piatu ?

Luci menatap jam di tangan nya' sudah malam sekali' kata batin nya. Ia mulai beranjak dari kursi taman. Kalau ia tidak cepat-cepat pulang, biasa-bisa ibu kostan nya marah besar! Jangan sampai pintu utama di kunci olehnya.

Tapi saat Luci ingin beranjak dari taman tersebut, sepasang tangan mungil memegang salah satu lengan Luci. Luci melihat Natsu menatap nya dalam, kenapa ?

" Nee-san " kata nya membuka syal yang melingkar di leher nya.

Saat Natsu menatap nya tadi, entah kenapa Luci merasa gugup, kecepatan jantungnya bertambah saat menatap keseriusan mata Natsu, ada apa ?

" Ini untuk Nee-san. Kalau Nee-san pakai syal kesayangan Natsu, Nee-san tidak akan kedinginan lagi " Natsu tersenyum memamerkan deretan gigi nya yang putih. Ada semburat merah yang tipis tapi masih bisa Luci.

Cukup lama Luci memandang syal Natsu" tapi ini syal kesayangan mu kan ? " Tanya Luci. Entah kenapa wajah Luci memerah kaget.

". Tidak apa-apa, asalkan Nee-san tidak kedinginan aku tidak masalah kok " kata Natsu berjinjit berusaha melingkarkan syalnya ke leher Luci, orang yang baru ia kenal di taman.

Menolakpun Luci tidak enak, karena syal itu sudah melingkar di leher nya ' hangat sekali ' ucap Luci. Ia merasakan kehangatan menyebar keseluruhnya.

" Sampai jumpa lagi Nee-san! Senang berkenalan dengan mu! Lain kali kita bertemu lagi ya ~! " Kata Natsu berlari memberi salam perpisahan. Ia meninggalkan Luci yang wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

Detak jantung nya bekerja sangat cepat! Dan di tambah lagi kehangatan dari syal Natsu menyebar ke seluruh tubuh Luci, seperti listrik kecil yang membuat tubuh Luci melemas.

'Perasaan apa ini ? Kenapa aku berdebar-debar seperti ini ? Aku bahkan susah untuk berdiri 'kata batin nya. Ia mulai terduduk di jalan taman itu sangkin tidak bisa menahan perasaan asing yang menghampiri nya.

Dan malam hari yang disinari bulan purnama, Luci yang baru pullang dari tempat bekerja nya sebagai pelayan kelinci, baru saja mengalami perasaan seperti saat seseorang mengalami jatuh cinta.

Mungkin ia sudah gila seenaknya saja menyimpulkan kalau ia menyukai anak dibawah umur. Tapi tindakan Natsu malam itu membuatnya selalu memikirkan anak itu.

dan suatu hari nanti, jika mempunya kesempatan sekali lagi Luci ingin mengembalikan syal nya dan ingin mengobrol banyak tentang anak itu
.

.

.

.

.

FIN