RE-UNITE
REMAKE OF HARI UNTUK AMANDA INDONESIAN FILM
Pairing : KYUMIN Slight KANGMIN
Main Cast : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin and Super Junior Member
Genre : Romance
Rate : T
Chaptered
Warning: Genderswitch for uke, OOC, Many Typos, IF YOU READ DON'T BASH
"BRAKKKK!"
Sungmin membanting pintu kamarnya kencang-kencang, menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang kemudian. Meraih ponsel di atas nakas sisi kanan ranjangnya, mencari satu nama dan menekan tombol hijau.
"Kangin-ah…"
"Ada apa Sayang?"
"Kau dimana? Masih di kantor?"
"Hmmmm"
"Lembur lagi?"
"Iya, ini untuk kita juga kan? Aku akan menghabiskan pekerjaanku agar kita bisa honeymoon dengan tenang"
Sungmin hanya diam mendengarkan tunangannya.
"Ini sudah larut, kenapa menelepon? Ada masalah dengan persiapan pernikahan kita?"
Sungmin menarik napas dalam-dalam, kesal.
"Perbedaan pendapat keluargamu dan keluargaku, itu masalahnya. Ini pernikahan kita berdua, tapi kenapa mereka yang memiliki permintaan macam-macam?"
"Ini pernikahan dua keluarga besar kita juga" Kangin mengkoreksi ucapan Sungmin, yang makin membuat Sungmin kesal tentu saja.
"Aku tidak mau tau, kita harus bertemu besok! Kita cari jalan tengah yang bisa menampung semua permintaan mereka dan kita berdua!"
"Baiklah, baiklah kita bisa bertemu pukul sembilan sampai setengah sepuluh"
Sungmin mendelik tidak suka,"Setengah jam? Kau hanya bisa menemuiku setengah jam untuk membahas pernikahan kita yang dua minggu lagi?"
"Sayang, aku besok harus ke Busan. Aku sudah bilang kan?"
"Terserah!"
KLIKK
Sungmin memutus panggilan dengan kesal. Harapannya ketika menelepon Kangin adalah agar ia mendapat ketenangan dan bantuan mengurus perbedaan permintaan keluarga mereka di pesta pernikahannya nanti. Tapi yang ia hadapi malah kesibukan calon suaminya yang workaholic. Ini menyebalkan. Sungmin sudah mengambil cuti di kantornya, untuk mengurus pernikahannya. Tetapi Kangin sama sekali tidak membantu.
Ponselnya berbunyi lagi, panggilan masuk. Sungmin meraih ponsel yang tadi ia banting di atas kasur. Ada nama Kangin disana, dengan malas ia menerima panggilan itu.
"Baiklah kita bisa bertemu satu jam besok"
Sungmin berpikir, daripada tidak sama sekali. "Baiklah"
"Apa Kyuhyun masih sering mengirimimu pesan?"
Sungmin sedikit tertegun ketika tunangannya menyebut nama itu, berusaha menyingkirkan getaran aneh di dadanya ia pun menjawab "iya, hampir tiap hari"
"Kau harus menyelesaikan masalahmu apapun dengannya. Kita akan menikah, dia tidak bisa mengganggumu terus-terusan. Aku akan punya alasan untuk menghajarnya jika ia mengusik harga diriku dengan terus mengganggu istriku nanti."
Nada bicara Kangin memang terdengar tenang, tapi Sungmin tahu ancaman dari tunangannya itu tidak main-main.
"Baiklah aku akan menyelesaikannya segera"
Sedikit berbincang-bincang ringan setelahnya, kemudian panggilan ditutup. Sungmin menyamankan kepalanya di atas bantal. Pikirannya terasa penuh, ia memilah-milah apa saja yang ada di otaknya kini. Persiapan pernikahannya dengan Kangin mengambil porsi terbesar tentu saja. Undangan pernikahan yang bahkan sama sekali belum disebar, gaun pengantinnya yang belum pernah ia lihat semenjak mereka memesannya dua bulan lalu, dekorasi pelaminan yang bahkan belum ia pilih bersama Kangin. Sungmin mengurut kedua sisi keningnya, ini benar-benar membuat frustasi.
Tiba-tiba satu nama terselip di otaknya, nama yang setahun belakangan ini ia kubur, Cho Kyuhyun. Nama kekasih 6 tahunnya. 6 tahun sejak ia duduk di bangku sekolah tingkat atas hingga setahun lalu. Kekasih 6 tahun yang tidak akan mudah dia lupakan apapun yang terjadi, kisah yang akan mempunyai ruang khusus di hatinya. Sungmin berusaha menyingkirkan nama itu sekarang, ia tidak mau membuat rencana pernikahannya berantakan. Sampai tidak sadar ia terlelap.
.
.
.
Sungmin bangun pagi itu setelah mendengar ketukan di pintu kamarnya. Dengan mata setengah terpejam ia beranjak dari ranjang dan membuka pintu. Ia mendapati ibunya berdiri di depan pintu.
"Ahh eomma…" sapanya sambil menutup mulutnya yg sedang menguap.
"Aigoo anak gadis pukul 8 baru bangun? Bagaimana kau menjadi istri nanti?" Nyonya Lee memandang anak gadisnya jengah.
"Eomma semalam aku capek sekali, ada apa membangunkanku?"
"Ada kiriman paket untukmu, coba kau periksa. Eomma akan pergi ke rumah kakekmu di Ilsan mungkin malam baru pulang"
Sungmin mengangguk.
"Ahh iya, cepat kau tentukan konsep acara pernikahanmu dan penginapan untuk keluarga calon suamimu. Eomma tidak mau mereka mengatai kita pengemis lagi hanya karena kita bersedia menerima hadiah dari tamu"
Alis Sungmin menyatu. Demi Tuhan ia baru saja bangun tidur dengan pikirannya yang penuh, dan harus diingatkan lagi dengan masalah perbedaan pendapat keluarganya dan keluarga Kangin sepagi ini.
"Eomma sudahlah, nanti saja kita bahas. Aku akan mengirim beberapa undangan hari ini"
Nyonya Lee cukup tahu jika anaknya sedang tidak berminat membicarakan hal serius pagi ini.
"Baiklah jangan pulang terlalu malam. Bantu eonnie-mu mengurus anak-anaknya nanti"
Sungmin hanya mengangguk dan mencium kedua pipi putih ibunya. Kemudian beranjak ke ruang tamu untuk memeriksa kiriman paket miliknya.
.
.
.
Sungmin terpaku menatap kotak paket di depannya, ia duduk di lantai dengan wajah yang tenggelam di antara lututnya. Ketika membuka isi paket, jantungnya serasa jatuh saat itu juga, terlalu shock. Isi paket itu memukul hatinya yang rapuh, telak. Ia seperti gadis frustasi yang sedang ketakutan entah karena apa sekarang. Matanya nanar menatap kotak paket depan kakinya.
CKLEKKK
Pintu kamarnya terbuka, memunculkan sosok Eunhyuk sahabatnya. Ia tertegun di depan pintu ketika mendapati keadaan Sungmin.
"Lee Sungmin, kau kenapa?" tanyanya sambil berjongkok menghampiri Sungmin.
Sungmin mendongakkan kepalanya, menatap Eunhyuk dengan mata memelas "Eunhyukkie…."
Eunhyuk mengamati kotak yang sedari tadi dipandangi Sungmin. Ia yakin kotak itu yang membuat keadaan Sungmin kehilangan setengah nyawa seperti sekarang. Maka ia membuka isi kotak, mencari tahu isinya. Ada beberapa barang lama disana, kotak musik, gelang couple, kalung dengan bandul huruf K, beberapa foto, diary dan photobook. Eunhyuk mengenali itu adalah barang-barang pemberian Sungmin untuk Kyuhyun, mantan kekasih 6 tahunnya. Dan ada satu catatan kecil.
"Lee Sungmin belahan jiwaku selamanya, selamat menempuh hidup baru" Eunhyuk bergidik ngeri, bagaimana bisa seorang Cho Kyuhyun menuliskan kata-kata sekonyol ini pikirnya.
"Ini cuma barang milik Kyuhyun kan, kenapa kau sefrustasi ini Min?"
Sungmin beralih menatap Eunhyuk, "Apa kau masih bisa santai saat kau akan menikah, kemudian mantan pacar 6 tahunmu datang lagi mengirim pesan kata-kata romantis dan mengirim lagi barang-barang kenangan kalian? Demi Tuhan aku mati-matian mengubur kenangan dengannya demi bisa melangkah sejauh ini dengan Kangin"
Eunhyuk mencibir acuh, "Aku sih tidak mempermasalahkan itu, yaa kecuali jika dia bukan mantanku yang mengisi penuh masa remajaku dan membuatku bersumpah hanya dia yang pantas menikahiku".
"Hyuk!" Sungmin menghardik tidak suka saat Eunhyuk semakin mengingatkannya dengan Kyuhyun.
"Uppss maaf Min, tapi mungkin kau langsung saja menegurnya, menyelesaikan masalah kalian dan membuat dia berhenti penasaran"
"Menemuinya langsung? Tidak akan! Lagipula darimana dia tahu aku akan menikah?" Sungmin melirik sahabatnya curiga.
"Kalian yang putus, mengakhiri hubungan cinta kalian. Aku tidak harus memutus persahabatanku dengan Kyuhyun juga kan?"
Sungmin hanya terdiam, membenarkan dalam hati.
"Lagipula kau harus menemuinya, bener-benar menyelesaikan masa lalu kalian. Jangan bilang kau tidak punya nyali untuk bertemu dengannya Nona" Eunhyuk memainkan alisnya usil.
"Si…siapa yang takut? Aku hanya tidak mau memperpanjang masalah" jawab Sungmin gugup. Ia memang takut bertemu Kyuhyun, takut pada hatinya sendiri.
"Menyelesaikan masalah kataku, bukan memperpanjang. Aku akan mengantarkanmu, cepat bersiap-siap" kata Eunhyuk final sambil keluar kamar Sungmin.
Sepeninggal Eunhyuk, Sungmin membuka lemarinya, mengeluarkan kotak di tumpukan terbawah lemarinya. Mengelus kotak itu sayang, kemudian membukanya. Mengeluarkan kalung berbandul M dan memandangnya lembut, ini hadiah dari Kyuhyun 3 tahun lalu. Inisial panggilan kesayangan Kyuhyun untuknya.
Ddrttt….Drrtt
Tiba-tiba ponsel Sungmin bergetar, menyadarkannya dari angan tentang masa lalunya. Sungmin berdiri untuk meraih ponselnya yang masih tergeletak di ranjangnya. Kangin meneleponnya. Sungmin menggeser tombol hijau, menerima panggilan kekasihnya.
"Yobseyoo.."
"Min, maaf sepertinya kita tidak bisa bertemu pagi ini. Aku sedang ada di atas KTX menuju Busan. Perjalanan ini tidak bisa ditunda lagi, malam sepulang aku dari Busan akan langsung menemuimu. Baiklah aku tutup ya, aku sedang bersama atasanku. Saranghae…"
Dan telepon ditutup begitu saja, tanpa memberikan kesempatan pada Sungmin untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Sungmin memandang ponselnya sendu. Menarik napas dalam-dalam, kemudian mendongakkan kepalanya. Ia sedang tidak ingin menangis. Suasana hatinya sungguh buruk pagi ini, ia butuh sesuatu untuk memulihkannya. Kyuhyun, Cho Kyuhyun. Entahlah bagaimana satu nama itu terlintas, dan ia memutuskan akan melaksanakan anjuran Eunhyuk untuk menemui Kyuhyun.
.
.
.
Sungmin duduk gelisah di samping Eunhyuk yang sedang menyetir. Tangannya mengepal di atas kotak yang ada di pangkuannya. Belum terlambat untuk mengubah tujuan.
"Eunhyukkie, kita berputar saja. Tidak usah menemui Kyuhyun. Aku akan menyelesaikan masalah kami lewat telepon saja" rengek Sungmin dengan memasang ekspresi memelas mungkin.
"Sudah terlambat Min, kita sudah di depan rumah Kyuhyun, lihat?"
Sungmin mengikuti arah pandang Eunhyuk. Benar saja, mereka sudah berhenti di depan pagar rumah Kyuhyun. Eunhyuk melepas seatbelt Sungmin.
"Cepat keluar, selesaikan masalahmu dan cepat pulang. Maka kau akan menjalani pernikahanmu dengan tenang"
Sungmin keluar mobil Eunhyuk setengah hati. Ketika pintu mobil tertutup, terdengar bunyi klik. Eunhyuk sudah mengunci pintu mobilnya. Dengan panik Sungmin mengetuk kaca mobil.
"Kau tidak turun?"
"Tidak Min, aku harus ke kantor Donghae sekarang. Kau bisa pulang naik taksi kan?"
Tanpa menunggu jawaban Sungmin, Eunhyuk melajukan mobilnya. Sungmin hanya menatap mobil Eunhyuk dengan bingung. Haisshh tidak ada jalan lain pikir Sungmin, maka mau tak mau ia harus menemui Kyuhyun sekarang juga. Sungmin menarik napas dalam-dalam , mencoba meredakan debaran jantungnya. Bagaimanapun ia telah setahun lebih tidak bertemu Kyuhyun. Satu-satunya lelaki yang ia ingin nikahi seperti kata Eunhyuk. Dengan perlahan ia mendorong pagar rumah. Dulu ia terbiasa keluar masuk rumah ini sesuka hati, maka ia hanya mengikuti kebiasaannya dulu.
Langkah lemahnya terhenti ketika ia mendapati Kyuhyun di hadapannya, sedang memunggunginya. Sepertinya ia sibuk dengan laptopnya di depan rumah itu dengan posisi membelakangi pintu gerbang. Punggung lebar itu, yang dulu sering ia peluk sekarang ada di depannya. Rasa hatinya ingin berlari memeluk punggung itu lagi. Sungmin memegang erat bajunya di bagian dadanya. Mencoba menenangkan debaran aneh di hatinya. Entahlah, rasanya hatinya merindukan tempatnya pulang seperti dulu. Sungmin takut Kyuhyun mendengar debaran jantungnya.
"Ehhemm…" Sungmin berdehem, tapi rupanya sosok di depan sana tidak bergeming.
"Kyuhyun-ah…" Panggilnya lirih. Sungmin sudah menutup matanya dan menggigit bawahnya, takut menghadapi reaksi pria di depannya. Tapi dalam beberapa detik ia tidak mendengar hal apapun, maka Sungmin membuka matanya. Dan posisi Kyuhyun tidak berubah sama sekali. Apa Kyuhyun tidak mendengarnya? Maka Sungmin memanggil Kyuhyun beberapa kali, tapi Kyuhyun tetap tidak bergeming.
Sungmin pun mendekat ke arah Kyuhyun, menyentuh bahu belakang lelaki itu. Kyuhyun sedikit tersentak, untuk kemudian menoleh. Matanya membulat ketika melihat siapa yang mengusik perhatiannya tadi.
"Ya Tuhan, Sungmin ini kau? Kau mendatangiku?" Kyuhyun tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya ketika melihat Sungmin. Bagaimanapun dia telah merindukan wanita ini sejak mereka berpisah setahun lalu.
Kyuhyun menarik lengan Sungmin, menyeretnya untuk duduk di sofa depan rumah itu. Ketika Kyuhyun menyentuh lengannya, Sungmin serasa tersengat listrik ratusan volt. Inilah kenapa ia menghindari bertemu Kyuhyun, lelaki ini membuat hatinya mengkhianati logikanya sendiri. Dengan gugup ia pun duduk di samping Kyuhyun. Ia hanya menundukkan wajahnya ketika Kyuhyun menatapnya dengan berbinar-binar.
"Ming…" Oh Tuhan bahkan Kyuhyun memanggilnya dengan nama kesayangan itu.
"Aku senang akhirnya kau menemuiku, ini sudah lebih dari setahun sejak terakhir tahun kita bertemu kan" lanjut Kyuhyun masih dengan senyum dan binarnya yang tidak dapat disembunyikan.
"Umm…aku tidak mau berbasa-basi Kyuhyun-ah. Aku hanya ingin mengatakan kepadamu, aku…."
"Ahh iya, kau ingin minum apa? Aku tau, pasti seleramu belum berubah kan? Kau masih menyukai strawberry tea buatanku kan? Baiklah aku akan membuatkannya untukmu" kata Kyuhyun sebelum Sungmin menyelesaikan kalimatnya.
"Tidak perlu, aku akan langsung pulang ketika kita selesai berbicara"
"Ayolah, hanya sebentar" Kyuhyun beranjak dari duduknya, tidak menghiraukan tatapan tidak suka dari Sungmin.
"Fffuhhh…" Sungmin membuang napas dengan berat. Ini tidak akan mudah, baik hatinya maupun hati Kyuhyun. Tidak akan mudah terselesaikan. Ini akan jadi pembicaraan yang berat. Maka Sungmin hanya duduk dengan sabar menunggu Kyuhyun.
.
.
.
"Sungmin, maaf ya rumahku sepi appa dan eomma sedang mengunjungi Ahra noona, dia baru saja melahirkan" Kata Kyuhyun ketika ia keluar dari dalam rumah dengan membawa segelas strawberry tea.
"Ahh iyaa…."
Kyuhyun memberikan gelasnya kepada Sungmin, pandangannya tertuju pada kotak di pangkuan Sungmin. Kemudian ia meraihnya dan membukanya.
"Astagaaa foto ini, ini foto kesukaan kita kan?" Sungmin menoleh ke arah Kyuhyun yang sedang memegang selembar foto yang keadaannya sudah mengenaskan, bekas disobek dimana-mana.
"Kau ingat kan, kau menyuruhku memasang wajah jelek waktu itu. Tapi mau bagaimana pun aku tetap tampan. Tapi maaf ya aku menyobeknya waktu kita putus!" kata Kyuhyun tajam yang membuat Sungmin sedikit tercubit hatinya.
"Kyuhyun-ah aku akan menikah, jangan mengirimiku…."
"Ahhh kalung ini, aku memberikanmu yg bandul huruf M kan. Aku membelikanmu mahal di toko perhiasan tapi kau membelikanku ini di toko aksesoris anak-anak"
Kyuhyun memotong kalimat Sungmin.
"Kyu aku mohon, jangan membuatku bimbang. Aku akan menik…."
"Photobook ini, lihat Ming. Photobook ini kita buat untuk memperingati anniversary kita yang kelima kan? Dari awal kita berteman, sampai kita menjadi sepasang kekasih, kita mencetaknya menjadi photobook sebagus ini. Ini photobook terbagus yang pernah ada, karena kita membuatnya dengan cinta waktu itu"
Kyuhyun-ah…."
Lagi-lagi Kyuhyun menolak mendengarkan Sungmin dan terus berceloteh.
"Kau ingat ini Ming, ini tiket musikal di kencan pertama kita. Di saat remaja lain memilih menonton film dan taman bermain sebagai tempat berkencan, kita malah menonton musikal"
"Ini….dompet pemberianmu yang.."
"CHO KYUHYUN!"
Sungmin sudah tidak menahannya lagi, entah apa maksud Kyuhyun berceloteh sendiri dan menolak memberi kesempatan bicara pada Sungmin. Kyuhyun tersentak ketika Sungmin membentaknya, ini pertama kali sejak mereka kenal. Tapi ia menutupi keterkejutannya dengan tersenyum.
"Biarkan aku berbicara" Mohon Sungmin sedikit putus asa. Kyuhyun hanya tersenyum dan mengangguk.
"Aku akan menikah, dengan Kangin oppa. Jangan menggangguku dengan pesan-pesanmu lagi, kita sudah lama berakhir, kau tidak bisa menggangguku seperti ini." Pandangan Kyuhyun meredup, tidak berbinar seperti tadi. Tapi bukan Kyuhyun jika dia mudah menyerah.
"Aku tahu Ming, aku tahu kau akan menikah" Kyuhyun menjawab dengan santai. Meraih satu foto yang tadi dia ambil. "Foto ini meskipun dirobek berkali-kali tapi kau tetap cantik ya?"
"Kyu kita tidak bisa seperti ini, aku akan menikah. Kau harus bisa menghargai aku dengan tidak menggangguku seperti ini. Mengirim pesan yang entahlah apa itu, sampai mengirim kotak ini. Maksudnya apa?"
Kyuhyun hanya terdiam, tidak lagi berusaha membuka mulutnya.
"Pernikahan ini sangat penting buatku Kyu, kau tahu undangan ini?" tanya Sungmin sambil mengeluarkan berlembar-lembar undangan dari dalam tasnya.
"Ini undangan terbagus yang pernah aku rancang sendiri, eksklusif, elegan tapi tidak mahal. Gedung, kau tau gedungnya? Gedung termegah yang ada di Seoul. Aku bahkan rela membayar lebih mahal dari pemesan lainnya. Catering, aku rela mengikuti kemanapun catering itu pergi untuk mengetahui kekonsistenan rasa masakannya. Belum lagi gaun, gaun pengantin yang akan aku kenakan adalah gaun tercantik yang pernah orang jahit untukku" Sungmin melanjutkan kalimatnya.
"Membuat acara pernikahan sesempurna mungkin itu tidak mudah, dan kau? Kau cuma jadi bagian masa lalu yang tidak seharusnya datang berusaha mengganggu ini semua" Kyuhyun tercengang mendengar kalimat terakhir Sungmin. Hatinya seakan diremas, dia sudah merasa tidak nyaman lagi dengan pembicaraan ini. Sungmin juga merutuki kalimat yang keluar dari mulutnya, seketika ia menunduk.
"Baiklah, sekarang aku harus bagaimana? Aku harus melakukan apa agar kau tahu bahwa aku mengerti dengan semua ini"
"Kau ikut denganku. Aku akan mengajakmu mengirimkan semua undangan ini, agar kau tahu seberapa serius aku menyiapkan pernikahanku".
"Baiklah, tapi lain kali saat berbicara dengan orang lain pandang matanya langsung. Kau daritadi tidak memandang mataku" kata Kyuhyun sambil meremas jemari Sungmin. Wajah Sungmin memerah, ia menjadi salah tingkah. Jantungnya benar-benar tidak bersahabat.
Kyuhyun meraih rahang ramping milik Sungmin, memaksa mata mereka bertemu. Sungmin tenggelam dalam mata teduh itu, jantungnya terus berdebar. Ia baru tersadar ketika pipinya merasakan panas nafas Kyuhyun.
CUP
T B C
a/n : Kalo ini mah mau ada yang review mau nggak bakal terus aku lanjut sih *bebal*. Kenapa memilih me-remake film lama? Karena ehemm ini film merupakan kisah nyata yg terjadi pada saya. Tapi duluan kisah saya sih. Kalo di film pacarannya 8 tahun, kalo saya cuma 6 tahun.
Feel free to review ya? Flaming saya juga dipersilahkan, mungkin bahasa yang saya gunakan nggak pas. Mungkin ada yang udah nonton filmnya terus kenapa nggak sama. Ini karena sudah saya sesuaikan dengan kebutuhan cerita. Tapi jangan ngebash pairing saya ya, baik Kyumin maupun Kangmin.
