Go Crazy!

Cast:

Hong Jisoo [ Seventeen ]

Choi Seungcheol [ Seventeen ]

Yoon Junghan [ Seventeen ]

Kim Mingyu [ Seventeen ]

Jeon Wonwoo [ Seventeen ]

Im Nayeon [ Twice ]

Kim Jisoo [ YG trainee ]

Bobby [ iKON ]

Seventeen member.

Etc

Genre: Romance, friendship, sad/?, and humor i think .-.

Rating: T/M/K + (ketauan deh aku gak bisa nentuin rating -,.-)

Warning: Gaje tingkat akut, typo's, GS for uke, BL, Yaoi, pake bahasa lo gue khusus untuk beberapa karakter, OOC abis, DLDR.

Age switch: 18th - Seungcheol

17th - Jisoo, Junghan, Mingyu, Wonwoo, Jun

16th - Soonyoung, Jihoon, Seokmin, Myungho

15th - Hansol, Seunggwan

14th - Chan

.

.

.

Fikaaa present

Go Crazy!

Chapter 0 : Prolog

Gerakan gadis itu seketika terhenti begitu sang ibu mengucapkan kalimat terakhirnya. Memang tidak ada yang salah dengan cara sang ibu berucap, hanya saja, isi kalimatnya tersebut yang benar-benar mengusik pikirannya.

"Apa?!" Pekik Jisoo meminta sang ibu mengulang ucapnnya tadi.

Ny. Hong menghela panjang, ia menaruh mug berisi coklat panas untuk sang anak di nakas kamar Jisoo, kemudian duduk disisi ranjang sang anak.

"Ny. Choi memiliki 12 anak laki-laki, kenapa? Kau mau memberontak lagi?"

Jisoo meringis kecil, karna sudah kalah telak dengan perdebatannya semalam bersama sang ayah dan ibunya. Tentu saja perdebatan itu mengenai masalah ini, tinggal bersama keluarga Choi selama Nyonya Choi pergi. Semalaman ia bernegosiasi dengan kedua orang tuanya untuk mengurangi jangka waktu ia tinggal dikediaman keluarga Choi.

Namun ia kalah telak begitu sang ayah berkata "hanya ikuti apa perintah ayah! Tidak ada tapi-tapian dan kau akan mendapatkan keinginanmu, kembali ke LA"

Ny. Hong memiringkan kepalamya menyadari sang anak tengah terbang dalam alam bawah sadarnya.

"Apa yang kau pikirkan? Hmm? Ayo katakan!" Desak Ny. Hong.

Jisoo mendengus kesal "ibu tidak takut apa? Anak perempuanmu satu-satunya ini kenapa-napa? 1:12 ini gila, mana aku belum mengenal tabiat-oh jangankan tabiat melihat wajahnya saja belum pernah"

"Tenanglah Jisoo, ibu yakin semua anak Ny. Choi berperilaku baik, dan sebenarnya kau pernah bertemu dengan anak pertama mereka. Kalian bertemu saat berumur 4 tahun" jelas Ny. Hong lalu bangkit dari ranjang kecil itu.

Sementara sang anak hanya dapat menatap ibunya tak menyangka "terserahlah" ia pun melanjutkan kegiatan packingnya yang tertunda karna kehadiran sang ibu.

.

.

.

Hong Jisoo

Oh tidak, rumahnya didepan mata.

2.20 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

Kau melihat anaknya? Apa mereka tampan?

2.20 p.m. (read by 2)

Im Nayeon

Selamat menempuh hidup baru! Hahaha

2.20 p.m. (read by 2)

Hong Jisoo

Hidup baru apanya -_- , yak! Syu jika kau berkata seperti itu lagi aku akan membunuhmu!

2.21 p.m. (read by 2)

Im Nayeon

It's like kamu tinggal sama suami-suami baru mu, Jis.. Hahaha

2.21 p.m. (read by 2)

Hong Jisoo

SUAMI DARI MANANYA HAH?! JIKA KAU BERKATA SEPERTI ITU LAGI AKAN KU BUNUH KAU IM NAYEON! SYU KAU CEPAT SIAPKAN BATU NISAN UNTUK NAYEON!

2.21 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

Siap bos '-')7

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

OH MY GOD DEMI APA ANGKA KEMBAR?!

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

K

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

I

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

M

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

J

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

I

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

S

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

O

2.22 p.m. (read by 2)

Im Nayeon

Uhh~~ aku takut

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

O CANTIKKK!

2.22 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

Ah Nayeon, kau memotong -_-

2.23 p.m. (read by 2)

Hong Jisoo

Guy's focus! Let's back to Problem!

2.23 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

Emang masalahnya apa?

2.23 p.m. (read by 2)

Hong Jisoo

Yang tadi kita omongin syu -_-

2.24 p.m. (read by 2)

Im Nayeon

Emang tadi kita ngomongin apa?

2.24 p.m. (read by 2)

Hong Jisoo

Astaga, baca saja percakapan diatas tadi

2.24 p.m. (read by 2)

Im Nayeon

Oh masalah suami-suami mu ya?

2.24 p.m. (read by 2)

Hong Jisoo

Oh tuhan.. Kenapa aku berteman dengan makhluk astral seperti mereka?!

2.24 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

Itu salahmu, kenapa mau berteman dengan makhluk astral seperti kima?

2.25 p.m. (read by 2)

Im Nayeon

Itu salahmu, kenapa mau berteman dengan makhluk astral seperti kima? (2)

2.25 p.m. (read by 2)

Hong Jisoo

..

2.26 p.m. (read by 2)

Hong Jisoo

Eh, aku sudah sampai, nanti aku hubungi kalian lagi, bye

2.26 p.m. (read by 2)

Im Nayeon

Ok, selamat menempuh hidup baru

2.27 p.m. (read by 2)

Kim Jisoo (Syu)

Titip salam untuk cogan disana 3

2.27 p.m. (read by 2)

Hong Jisoo menaruh ponselnya kedalam saku jaketnya, lalu beranjak turun dari mobilnya untul mengambil koper dan juga kardus-kardus barangnya.

Namun sang ayah menghentikan pergerakannya dan memberi isyarat untuk mengekori ibunya yang sedang bertegur sapa dengan Ny. Choi.

Jisoo hanya dapat melengkuh kesal kemudian menuruti permintaan sang ayah.

Ia berjalan mendekati sang ibu lalu berdiri disampingnya "Siang, tante" sapa Jisoo ramah.

Ny. Choi yang tadinya asik berbincang dengan sang ibu menoleh pelan, senyuman sumringah langsung terukir diwajahnya lalu membalas sapaan Jisoo.

"Siang, oh astaga! Ini putrimu?!" Tanya Ny. Choi begitu senang, ia memandang Jisoo dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Perawakannya sanagt jauh berbeda sejak terakhir kali keduanya bertemu sekita 10 tahun yang lalu.

Ny. Hong tertawa kecil sebagai jawaban, ia mengelus rambut sang anak lembut.

"Dulu kau sangat tomboy, tapi sekarang kau memakai rok" komentar Ny. Choi menggoda Jisoo.

"Sejujurnya ini dipaksa, aku tidak mau sebenarnya" klarifikasi Jisoo karena Ny. Choi sudah salah paham.

Ny. Hong menyikutnya, kemudian tertawa pelan "maaf, dia memang suka seenaknya"

"tak apa, nanti juga jadi mantu kok"

Mata Jisoo langsung membulat, ma-mantu? Ibunya tak pernah membahas masalah ini sebelumnya, apa ia dijebak? Atau orang tuanya membohonginya?

"Bercanda.. Hahaha wajahmu pucat sekali, Jisoo" goda Ny. Choi disusul tawa renyahnya, sementara Ny. Hong langsung menyusul terkekeh.

Jisoo langsung dapat bernafas dengan normal lagi, wah itu benar-benar membuatnya mental breakdown. Jisoo sangat benci jika seseorang mulai membahas masalah pertunangan atau pun pernikahan, sekali pun itu Syu dan Nayeon yang membicarakannya, ia hanya merasa risih saja.

Oh ayolah~ Jisoo masih terlalu muda untuk menikah *puter lagu pernikahan dini*.

"Ahh aku rasa sudah waktunya untuk pergi.." Ucap Ny. Hong ketika sang suami telah selesai membawa barang-barang putrinya kedalam kamarnya.

Ny. Choi mengangguk kemudian meliril Jisoo yang masih shock masalah pernikahan.

"Mau berpamitan terlebih dulu kepada orang tua mu?" Tawar Ny. Choi yang dibalas anggukan kecil dari kepala Jisoo.

Jisoo mendekati sang ayah dengan wajah memelas, ini senjata terakhirnya,dan biasanya sang ayah akan luluh. Namun sang ayah sama sekali tidak memberi respon apa pun, ia hanya memeluk putrinya kemudian mengeluarkan dompetnya, memberikan sang anak 3 buah kartu credit berbeda bank.

"Pakai sesukamu nak, anggap saja itu pelampiasan kekesalanmu" tutur sang ayah kebudian mencium puncak kepala sang anak.

Jisoo menarik ujung bibirnya, ternyata ayahnya luluh juga, cuma pamornya tinggi dan keputusannya terlanjur bulat.

Kini ia memeluk sang ibu kemudian berdiri disamping Ny. Choi.

Terdengar percakapan kecil sebelum sepasang suami istri itu masuk kembali kedalam mobil mereka.

"Kau memberi berapa kartu kredit?"

"Hanya satu, tenang saja"

Mendengar itu Jisoo terkekeh pelan.

Dan setelah mobil sedan itu kembali melaju, Ny. Choi mengajaknya masuk kedalam rumah besar yang bisa dikategorikan kedalam manison.

"Maaf sampai harus mengorbankan perasaanmu, Jisoo" ucap Ny. Choi sambil merangkul Jisoo.

Ia membalasnya dengan senyuman nanar, namun ia pun merasa tidak enak sendiri kepada Ny. Choi karna terlah merasa bersalah.

Keduanya masuk kedalam ruang utama dirumah tersebut, disana berkumpul 12 lelaki yang tidak lain adalah anak Ny. Choi.

Begitu Jisoo memasuki ruangan tersebut seluruh kebisingan yang terjadi seketika lenyap begitu saja, semua pandangan tertuju pada Jisoo, yang membuat gadis itu merasa tidak enak sendiri menjadi pusat perhatian.

Tatapan ke-12 pria tersebut beragam, ada yang hanya memandang dalam diam, ada yang bertingkah sok cool padahal dalam hati mereka ber fanboying ria, ada yang tersenyum manis, ada yang terkasima, ada yang menatap kagum, ada yang menatapnya polos dan yabg terakhir menatap mesum.

Jisoo menggaruk tengkuknya canggung, mengapa ia merasa kikuk sendiri menjadi tontonan?

"Tumben sekali kalian diam" komentar Ny. Choi kemudain menoleh pada Jisoo dengan senyum lebar "nah, ini anak tante Jisoo, silahkan perkenalkan diri"

"Ha-hai, aku Hong Jisoo, 17 tahun, senang bertemu dengan kalian" entah kenapa Jisoo merasa sedang memperkenalkan diri kepada teman sekelasnya.

"Nah, Jisoo. Yang di sana itu anak tertua, namanya Choi Seungcheol, umurnya 18 tahun" Ny. Choi menujuk pria berubuh kekar yang duduk di sofa single ruang utama.

Pria itu berambut hitam legam, senyumnya sungguh manis apalagi berhiaskan dimple yang didambakan banyak orang.

"Yang itu Choi Junghan, Choi Wonwoo, Choi Junhwe, dan Choi Mingyu, mereka berempat kembar, umur mereka 17 tahun sama seperti mu"

Jisoo mengedarkan pandangannya kepada empat pria yang dimaksud oleh Ny. Choi.

Disana lelaki berambut panjang, bermata sipit, bertubuh bongsor, dan berhidung mancung berada.

Lelaki berambut panjang menatapnya intens sedari tadi, namun ia menyadari bahwa tatapan itu bermakna, dan makna dari tatapan itu adalah tatapan mesum, dengan refleks Jisoo langsung merapatkan jaket yang ia kenakan dan mengalihkan pandangannya kepada pria bermata sipit.

Sementara pria bermata sipit itu salah satu pria yang sedang menatapnya sok cool, ia nampak menahan senyumannya, hanya saja gagal karna Jisoo dapat melihat segaris senyuman diwajahnya.

Dan pria berubuh bongsor, dia lumayan juga, apa lagi gigi gingsul yang membuatnya terlihat tampan juga manis diwaktu yang bersamaan, oh tidak sekarang Jisoo mulai berfangirling ria didalam hatinya.

Terakhir, si pria berhidung mancung, ia menatapnya dengan tatapan kosong dan itu membuat Jisoo sedikit merasa takut.

"Itu Choi Soonyoung, Choi Jihoon, Choi Seokmin, dan Choi Myungho, mereka berempat kembar dan umurnya 16 tahun"

Yang satu Pria tofu (Jisoo berani taruhan kalau daging pria itu tofu atau fluffy), yang satu bertubuh mungil, kemudian pria dengan sunflower smile, dan yang terakhir berambut cinnamon.

"Yang itu Choi Seunggwan dan Choi Hansol, mereka bedua kembar, umurnya 15 tahun"

Pria satu itu hmm-no comment Jisoo yakin pria itu hipper, terlihat dari wajahnya, dan yang satu lagi pria yang wajahnya mirip bule, atau memang bule? Entah lah.

"Dan yang terakhir itu si bungsu, Choi Chan, umurnya 14 tahun"

Jisoo mengangguk kecil setelah menatap si bungsu yang masih menatapnya dengan tatapan polos. Jisoo kembali menolehkan pandangannya kepada Ny. Choi begitu mendengarnya menghela.

"Jisoo sepertinya lelah, lebih baik kau naik ke kamarmu, membereskan kamar atau mandi, jika kau perlu bantuan tinggal minta tolong saja" Jisoo mengangguk mengerti, ia pun beranjak kekamarnya begitu Ny. Choi mempersilahkannya.

Begitu Jisoo menghilang Ny. Choi langsung melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tatapan kalian semua kotor sekali! Awas nanti waktu mama pergi kalian berani macam-macam!"

Semua mata disana langsung terbelak mendengar ucapan sang ibu.

"Apa-apaan? Itu tak berlaku pada kami, tapi entah bagi Junghan hyung" protes Hansol ikut melipatkan kedua tangannya.

Yang lain mengangguk setuju sementara Junghan hanya menujukan smirk yang entah apa artinya.

"Ma, kita udah dewasa dan tentunya kita punya akal sehat" tambah Seungcheol.

Ny. Choi duduk lalu berkata "ya kalian punya akal sehat, tapi pria bisa saja keluar batas Seungcheol"

"Jadi mama gak percaya sama kita?" Tanya Mingyu kesal.

Mengangkat bahu " Mam cuma khawatir aja"

"Mama gak pernah sekhawatir itu ke kita" protes Chan dengan polosnya.

Dan itu kali pertamanya hyung-hyungnya setuju dengan bocah satu itu.

"Bukan begitu, Jisoo itukan perempuan, dia juga anak teman dekat mama, mama juga udah menganggapnya sebagai anak sendiri"

Ny. Choi bangkit dari duduknya kemudian berjalan pergi, baru saja dua langkah ia melangkah Ny. Choi kembali membalikan tubuhnya.

"Mama percaya sama kalian, awas aja berani hamilin Jisoo"

"Mama!"

.

.

.

Jisoo menghempaskan diri pada kursi gantung yang terletak dibalkon kamarnya, wah Jisoo sama sekali tidak menyangkan perlakuan Ny. Choi akan seperti itu, ia pun menjadi nyaman sendiri berada ditempat ini.

Pemandangan kamarnya pun lumayan juga dari tempat ini, setidaknya ia dapat menghindari sang ibu yang suka marah-marah jika ia sudah beridiot ria dengan novel-novel klasisknya.

Lamunan Jisoo seketika buyar begitu pintu kamarnya diketuk seseorang.

Ia turun dan bergerak menuju arah pintunya, begitu pintu tersebut terbuka, ia mendapati seorang anak berumur 14 belas tahun sedang berdiri dengan tatapan polos ,serupa dengan 2 jam lalu di ruang utama.

Kedua tanang Chan berada dibelakang tubuhnya, seperti menyembunyikan sesuatu entah apa itu.

"Hai Noona, perlu bantuan membereskan barang-barang tidak?" Tawar anak itu kemudian tersenyum.

Jisoo menyembunyikan tangan kirinya yang sudang menegepal menahan rasa fangirlnya, Chan begitu imut ketika ia tersenyum polos begitu. Oh tuhan tolong Jisoo sekarang.

"Tidak usah, nuna sudah membereskan semuanya tadi" balas Jisoi kaku.

Chan mengangguk "jadi aku telat ya? Hmm ini deh buat nuna" anak itu menyodorkan sebuah foto kecil yang tak lain adalah foto dirinya sendiri yang sedang berpose imut.

Oh tidak Jisoo meleleh.

Ia mengambil foto itu kaku sambil menahan cengirannya yang terlewat bodoh.

"U-untuk apa?"

"Pajang saja, siapa tau nanti nuna naksir, kan jadi gak perlu jadi sasaeng fans untuk mengambil foto imut" jelas Chan penuh kepercaya dirian juga narsis.

Dan kini Jisoo berhenti fangirlan berganti menjadi tatapan dongkol kepada anak itu.

'Tenanglah Jisoo, dia masih kecil, ikuti saja alur cerita yang sedang ia rancang' batin Jisoo kemudian mengangguk seraya memasukan foto kecil tersebut kedalam sakunya.

"Astaga, kita baru saja bertemu 2 jam yang lalu tapi nuna sudah membuat sebuah lagu menjadi kenyataan" sahut Chan kemudian.

Berkerut kening, Jisoo tak mengerti "maksudnya?"

"Lagu Ed Sheeran nuna, Photograp! So you can keep me~ inside the pocket on your reap jeans"

Chan bernyanyi dengan asal juga pronounce yang seadanya.

Tolong beri Jisoo oksigen sekarang juga! Kenapa bocah dihadapannya begitu ftv sekali?

"Ok! Ok! Sekarang ada perlu apa lagi?" Potong Jisoo karna telinganya sudah kepanasan dengan suara cempreng anak itu.

"Berkeliling rumah? Rumah ini bnayak lorong dan sulit dihapal, aku takut nuna tersesat"

Ide bagus "boleh-boleh"

Kemudian keduanya pun mulai berjalan mengitari rumah yang cukup luas atau memang sangat luas tersebut.

.

.

.

Besoknya Jisoo bangun lebih pagi setelah mengetahui Ny. Choi akan pergi dinas keluar negri hari ini, ia pun membantu segala sesuatu yang Ny. Choi perlukan padahal Ny. Choi sama sekali tidak ingin membuat Jisoo ikut kasak kusuk, lagi pula banyak sekali pelayan yang akan membantu Ny. Choi.

"Jisoo kau cukup duduk saja, tak perlu ikut sibuk" ucap Ny. Choi melingkarkan tangannya pada pinggang kecil Jisoo.

"Gak apa-apa tante, aku juga gak ada kerjaan sekarang"

Ny. Choi tersenyum takjub dengan balasan Jisoo, kemudian mengelus kepala gadis tersebut lembut.

Begitu semua perlengkapan Ny. Choi selesai dikepak, Ny. Choi merenggangkan otonya, ia segera mandi kemudian bersiap untuk pergi.

Jisoo yang sedari tadi berdiri didepan kamar Ny. Choi langsung terkesiap begitu orang yang sedari tadi ditunggu membuka pintu kamarnya.

"Udah siap pergi tante?"

Ny. Choi tersenyum, kemudian merangkul Jisoo sambil berjalan menuju mobil sedan yang sudah menunggu didepan rumah

"Yah.. Begitulah.. Tante jadi merasa sangsi sendiri minggalin kamu sama anak-anak tante"

Jisoo menoleh bingung "kenapa?"

"Kelakuan mereka itu.. Ya kamu bakalan tau nanti, pas tante pergi, karna kalo ada tante mereka bakalan jaim" jelasnya yang di sahuti anggukan mengerti dari Jisoo.

Suatu pertanyaan yang semalam ia pikirkan melintas diotaknya "oh ya, ada aturan tertentu gak tante?"

Ny. Choi menggeleng kecil sebagai jawaban.

"Enggak, tante gak mau mengkekang kamu Jis"

"Aku boleh bawa temen aku kerumah?" Tanya Jisoo sumringah

"Tentu, membuat pesta pun boleh, tinggal minta tolong sama pelayan nanti mereka siapain"

Mata Jisoo membulat sempurna, astaga ini benar-benar menyenangkan! Dan ia kembali mengingat suatu pertanyaan yang langsung membuatnya jadi menatap Ny. Choi ragu.

"K-kalau membawa pria kerumah?" Pertanyaan itu benar-benar terdengar kaku dimulutnya.

Ny. Chou tertawa kecil mendengar suara Jisoo yang seketika mengecil "boleh kok, kamu punya pacarnya, duh gak usah takut gitu sama tante"

Jisoo tertawa malu kemudian berkata "hehehe, bukan pacar kok, cuma dia crush aku tante" Ny. Choi kembali tertawa renyah.

"Berani taruhan, kamu gak pernah cerita tentang ini sama mamamu ya?" Jisoo hanya tersenyum malu sebagai jawaban.

Keduanya telah sampai didepan mobil, Ny. Choi pun segera masuk kedalam mobil dan melambai begitu mobil itu mulai melaju.

Jisoo membalas lambaian tersebut kemudian membalikan tubuhnya.

Namun tubuhnya langsung membeku saat wajahnya berpas-pasan dengan wajah pria bermata sipit yang tidak lain adalah Wonwoo.

"Hai, cantik~" sapanya dengan jarak yang begitu dekat.

Jisoo yang sudah mencair dari bekunya langsung mundur dua langkah. Asal kalian tahu, hidung keduanya sudah bertubrukan!

"H-hai, tampan?" Balas Jisoo yang tidak yakin untuk mengucapka kata 'tampan' kepada Wonwoo.

Seketika wajah Wonwoo langsung memerah padam, ia membalikan tubuhnya untuk berteriak kecil, kemudian kembali berbalik dengan ekspresi berbeda dari sebelumnya-tampang sok cool dan itu terlihat menyebalkan.

"Ehem, udah akrab aja sama mama, udah siap jadi mantu mama ya?"

God, masalah mantu dibahas lagi.

"Eh, dulu udah sering ketemu jadi udah akrab" jelas Jisoo, ia tak ingin ada salah paham disini.

Apa lagi karna ini masalah mantu.

"Gak usah beralasan Jisoo cantik, bilang saja kamu udah siap aku lamar" Wonwoo mencolek dagu Jisoo kemudian berlalu.

Tadi mantu, sekarang lamar.

"Apaan?!" Protes Jisoo yang membuat Wonwoo kembali membalikan tubuhnya.

"Kenapa? Udah gak sabar ya?!"

Jisoo memandang pria itu malas "jangan berharap deh, kamu kira aku cewe gampangan apa!"

Pria itu terkekeh pelan, tapi dibalik itu Wonwoo menyimpan suatu ekpresi dibalik ke sok coolan nya.

"Lihat saja nanti, cantik~" bisik Wonwoo tepat ditelinga Jisoo dengan suara yang rendah.

Bukannya tergoda, Jisoo malah merinding ngeri mendengar suaranya seperti psikopat yang sebentar lagi siap membunuhnya, belum lagi wajahnya memang mendukung sekali.

Tanpa menunggu lama lagi Jisoo langsung berlalu meninggalkan cowo narsis itu sendirian dihalama rumah yang begitu luar tersebut.

Selepas kepergian Jisoo, Wonwoo langsung berteriak dan memandang jari telunjuknya yang berhasil menyentuh dagu lancip Jisoo, ya walaupun sempat patah hatu dengan ucapan Jisoo tadi.

.

.

.

"Ups sorry" pekik Jisoi ketika tanpa sengaja menabrak tangan seseorang yang sedang memegang gelas berisi penuh air meneral.

Awlanya pria itu mau membentak marah tapi wajahnya langsung melembut begitu melihat Jisoo kasak kusuk sendiri mengambil tisu lalu mengelap dada bidang pria itu yang basah akibat ulahnya.

Seungcheol tersenyum kecil lalu menggengam tangan mungil Jisoo yang sedang sibuk mengelap kaos abunya. Pergerakan tangan gadis itu seketika terhenti, sehingga Jisoo mendongkak bingung.

"Gak usah repot" kata Seungcheol menurunkan tangan Jisoo.

Jisoo mengangguk kecil lalu membuang tisu yang sudah lembab tadi.

"Ngomong-ngomong kalo ada perlu sesuatu tinggal ketok kamar gue ya? Kamar gue ada didepan kamar lo"

Jisoo mengangguk pelan, sebelum ia pergi ia sendikit tepekik begitu Seungcheol memberinya wink memantikan.

Astaga mengapa seisi rumahnya ini aneh semua? Tidak semua sih, ya Jisoo harap begitu karna ia belum bertemu dengan dua anak Ny. Choi yang lain.

Sirambut panjang dan Si bongsor, Jisoo berharap kedua pria itu normal selayaknya pria pada umumnya, ya paling tidak salah satu diantar dua orang itu normal.

Karna ia mulai stress memikirkan tingkah laku anak-anak Ny. Choi ia lebih baik pergi kekamarnya dan membaca novel-novel klasik yang belum sempat ia jamah.

Tak berselang lama setelah itu ia sudah mendapati dirinya sudah berada di lorong panjang berisi deratan kamar-kamar. Dan kamarnya berada di paling ujung.

Jisoo menghela, cape juga untuk mencapai kamarnya.

Dengan langkah malas Jisoo mulai mendekati kamarnya, ia tak begitu was-was karena seluruh pintu kamar tertutup rapat sehingga ia tak akan bertemu dengan salah satu anak Ny. Choi.

"Uhh~ fasterhh babyhh~"

E-eh apa yang tadi ia dengar?

Tubuh Jisoo merinding sendiri, siapa yang sedang bercinta disiang bolong begini?

"Hey, kau kenapa?" Dengan perasaan ragu Jisoo menoleh dan mendapati si bongsor bediri disana.

Jisoo menggeleng kaku, kemudian kembali meluruskan pandangannya, ia jadi takut untuk pergi kekamarnya.

Mingyu yang tanpak bingung mendekat, kemudian menatap wajah Jisoo yang sungguh pucat.

Suara desahan pun kembali terdengar diseluruh penjuru lorong panjang ini dan langsung membuat Mingyu langsung mengerti dengan keadaan Jisoo.

Ia pun mendekat menuju kamar yang terletak tepat disamping Jisoo, pintunya terbuka dan Mingyu tidak perlu repot-repot membukanya.

"Junghan Hyung! Tak baik menonton film biru siang begini"

Si bongsor pun langsung menutup pintu kamar saudara kembarnya dan menatap Jisoo.

"Sudah aman? Kamu bisa balik kekamar sekarang"

Jisoo tersenyum senang, akhirnya ada ada anak Ny. Choi yang normal juga.

Dengan nyaman Jisoo melangkah mendekati pintu kamarnya, saat ia hendak memutar pintu knopnya Mingyu kembali menyahut.

"Eh?"

"Ya?"

Mingyu tersenyum memamerkan gigi gingsulnya yang begitu manis, tapi Jisoo sadar kalau itu bukanlah senyuman manis melainkan smirk.

"Itu tali bra kamu keliatan"

OH TUHAN TOLONG BAWA JISOO PERGI DARI TEMPAT INI SECEPATNYA!

TBC.

Author note: Hi hi ^^ ini ff pertamaku di ffn salam kenal ya? Jangan panggil aku thor karna nama aku fika ._.

Wah~~~ kepanjangan ya buat teaser? Duh gak tau aku terlanjur enjoy sama ff ini wkwkwk

Sejujurnya ya, aku masih bingung loh ini akhirnya bakalan Cheolsoo, ato Jihan, ato Minshua, ato Wonsoo. Soalnya banyak banget alternatif ending. Kalian sukanya apa nih? Aku bakalan pilih sesuai sma keinginan kalian hehehe.

Anyway semoga kalian enjoy sama ceritaku, maaf banget ini ooc abis '-' maaf juga kalau penulisannya kurang rapih, apa lagi typo bertebaran dimana.

Duh notenya kepanjangan ya? Segini dulu deh~ kapan kapan ngobrol lagi hehehe.

Mind to RnR? Kritik dan saran aku tunggu ^.^~~

Fikaaa Present , 08 April 2016