Hello everyone! Petama makasih udh mau visit fic ini! Fic ini dibuat dalam rangka memeriahkan acara ROTG FESTIVAL 2013! =w=/ Sebagai fans RotG, saya sangat menyayangkan melewati acara festival seperti ini! Dan selain mau ngikutin Festival, saya juga ingin mencoba membuat karya yang bertema yaoi.. Ya, sebenarnya ini karya Yaoi pertama saya yang diterbitkan di publik... :'D

Ok, sekarang tentang fic ini, rencananya sih, fic ini akan diselesain sampai chapter 3(Amin kesampaian). Lalu soal rantingnya, saya beri ranting T karena saya sendiri masi umur 15.. Kalau Ranting M saya tidak boleh baca fic saya sendiri dong? ;u; #pikiran dangkal
Chapter 1 dan 2 kemungkinan akan lebih kelihatan seperti ber-genre Friendship, tapi tak usah khawatir buat yang yaoi lovers, saya akan usahakan membuat cerita ini se'Manis' mungkin =Q= #slap from straight lovers.

Oke itu saja, Selamat membaca readers! Review sangat diharapkan oleh author~ =w=/

Credits:
Rise of the Guardians by Dreamworks; William Joyce

Fanfic by nekophy


Itu sudah cukup lama sejak kemenangan para pelindung dari Pitch Black, yang menyebabkan insiden mimpi buruk bagi anak-anak di dunia. Dengan kekalahan sang raja mimpi buruk, anak-anak di dunia menjadi tenang dan tetap percaya kepada para pelindung. Semuanya kembali normal. Para pelindung kembali melakukan pekerjaan mereka masing-masing seperti sebelumnya. North membagikan hadiah di hari natal, Bunny memeriahkan hari paskah dengan acara berburu telur, Sandy memberikan mimpi bagi anak-anak di malam hari, Tooth dan para pembantunya menukar gigi dengan berbagai hadiah saat anak-anak sudah tidur.

Sedangkan Jack Frost?

Seperti yang kita tahu, Jack Frost sekarang juga salah seorang anggota dari para pelindung. Sebagai seorang roh musim dingin dan pelindung kegembiraan anak-anak, tentu saja dia sangat aktif di musim salju, setelah anak-anak di dunia mempercayainya sebagai seorang pelindung, ia menjadi lebih sering bermain perang bola salju dengan mereka, terutama Jamie, anak pertama yang percaya kepadanya.

"Hey! Permainan apa yang bisa kita mainkan sekarang?"

Itulah kata-kata pembukaan yang sudah spontan Jack katakan setiap bertemu dengan Jamie dan teman-temannya. Sejak awal Jack sangat senang bermain dengan anak-anak. Permainan yang dia mainkan tidak hanya perang bola salju, Jack akan selalu senang memainkan semua permainan yang diinginkan anak-anak; membuat boneka salju, ski, ice-skate, bahkan terjun dari tebing.. ya, terjun bebas, tentu saja akhirnya Jack akan membawa mereka terbang, dan dengan catatan, hanya dia lakukan pada anak-anak yang punya keberanian tinggi.

Sayangnya kebahagiaan belum tentu bisa bertahan selamanya.


Sepuluh tahun berlalu.

Waktu berjalan, meski tidak berpengaruh apa-apa terhadap kondisi fisik Jack, tapi tentu saja akan perpengaruh kepada anak-anak yang masih hidup. Anak-anak di dunia pasti akan tumbuh dewasa. Jamie dan kawan-kawannya sudah berumur sekitar tujuh belas tahun sekarang. Kesibukan dan minat mereka berubah.

Mereka harus semakin sering belajar untuk masa depan mereka, waktu mereka bermain dengan Jack otomatis berkurang. Ditambah lagi anak-anak yang semakin dewasa, pasti lama-lama akan lebih tertarik dengan permainan lain, seperti game di computer atau surat-suratan lewat email.. Dan Jack jujur tidak menyukai permainan seperti itu. Dia tidak suka permainan tanpa komunikasi langsung.

Hal ini semakin lama semakin membuat Jack merasa agak kesepian. Walaupun selama sepuluh tahun ini banyak anak baru yang lahir, orang tua mereka tidak memberitahu tentang dirinya, ini menyebabkan kebanyakan anak-anak baru tidak percaya akan kehadiran Jack.

Ada kalanya ia mengunjungi para pelindung lainnya, tapi Jack tidak bisa mengobrol apalagi bermain dengan mereka terlalu lama, dan Jack tahu itu, semua pelindung jauh lebih sibuk dari pada dirinya. Man In The Moon? Itu hanya akan membuatnya dianggap tidak waras.

Dia mulai merasa dia kembali seperti dulu. Saat dimana ia tidak berguna, tidak dihiraukan, tidak punya teman, dan tembus pandang…

Jack mulai takut dengan perasaannya sendiri, dia takut kalau ternyata dia memang semakin lama semakin diabaikan lagi, walau Jamie dan kawan-kawannya mungkin akan memberitahukan tentang dirinya pada anak-anak mereka nanti, tetap saja itu masih lama, Jack perlu untuk diperlukan. Itu sudah seperti kebutuhan primer baginya.

Akhirnya suatu waktu, di tengah kegelisahan kecilnya, Jack pergi ke danau yang membeku, tempat pertama kali ia muncul sebagai roh musim dingin. Kala itu ia hanya tidak bisa bermain dengan siapa-siapa, jadi ia pergi ke asal tempat. Awalnya Jack hanya ingin menikmati suasana malam atau membuat beberapa bunga es di pohon, tapi ketika sampai di danau, ia sadar di dekat danau itu, ada lubang untuk masuk ke sebuah markas.

Ya, markas yang dimaksud tidak lain adalah markas Pitch Black.

Jack sedikit tegang, dia hampir lupa dengan Pitch selama lima tahun terakhir. Para pelindung bilang bahwa Pitch tidak akan bisa kembali dalam waktu dekat, karena kekuatannya memang menjadi sangat lemah sejak pertempuran sepuluh tahun lalu. Kalaupun dia kembali, para pelindung akan selalu siap siaga.

Tentu saja Jack memutuskan tidak mendekati lubang tadi. Tapi entah kenapa, ia sangat tegoda untuk masuk ke dalamnya dan menemui Pitch. Jack mulai frustasi, berkali-kali ia menjahui lubang tersebut, tapi kakinya seperti mengantarkan dia kembali ke depan lubang tadi.

'Aaarrgh! Berhentilah menjadi penghianat! Ayolah! Pergi menjauh dari situ!' Itulah kalimat yang terus Jack katakanan pada kakinya sendiri. Sangking stressnya, Jack nyaris punya niat untuk membelah kakinya jadi tiga. Untunglah dia langsung sadar kalau perbuatannya mulai lebih gila dari pada mengobrol dengan MiM..

Jack sekarat, dia akhirnya menyerah melawan keinginan dirinya . Sebenarnya jika Jack bisa mendengar suara tubuhnya yang bersorak penuh kemenangan, dia akan bunuh diri sekarang. Tapi demi menjaga kewarasannya, ia perlu mengikuti keinginan tubuhnya. Lagi pula, Jack sadar;

Ia juga sedikit rindu untuk berbicara dengan seseorang…

Setelah beberapa menit terdiam dalam keadaan tengkurap, akhirnya Jack bangkit berdiri, ia memutar badannya untuk menghadap lubang tempat masuk ke markas Pitch. Perlahan-lahan ia mulai memasuki lubang tersebut dengan hati-hati. Staff sihirnya dipegang kuat untuk jaga-jaga.

Dia masuk ke dalam kegelapan sementara, lalu akhirnya Jack menemukan dirinya sampai di dalam markas Pitch.

Dia melihat tidak ada berubah dari markas itu; suasanya suram, dan banyak kandang gantung di sana. Setelah bekeliling selama sepuluh menit tanpa ada tanda-tanda kehadiran seorangpun, Jack mulai bertanya-tanya bagaimana cara agar dia bisa menemukan Pitch.

"Frost?"

Jack tersentak, dia langsung membalikan badan, tapi menahan diri untuk tidak menyodorkan staffnya sekarang. Di situ Jack melihat Pitch berdandar pada dinding tangga yang tadi ia lewati. Penampakan Pitch seperti tadi cukup membuat Jack kaget, mengetahui sudah sepuluh tahun dia tidak bertemu dengan bogeyman itu.

"Apa yang sedang apa kau lakukan di sini?"

Sang roh musim dingin hanya diam menatap Pitch, ia tidak tau harus memulai percakapan dari mana, bagaimana tidak bingung? sepuluh tahun lalu Pitch adalah musuh besarnya. Pitch yang tidak mendapat jawaban memutar matanya, "oh, biar kutebak, para pelindung menyuruhmu untuk menjadi baby sister-ku sekarang?"

Jack kaget, spontan menjawab, "Apa? Tentu saja tidak! Kalau disuruh pun pasti langsung kutolak!"

"Jadi? Kau hanya ingin rekreasi di sini? Aku tidak pernah berpikir markasku adalah tempat yang cocok.." Pitch berkata datar, tapi kemudian ia melanjutkan dengan seringgai, "Atau kau akhirnya setuju untuk bergabung denganku?"

Jack berkedip, sekarang meringis. "Pitch.. tolong, itu.. agak menyeramkan."

"Yah, kalau kau memang tidak punya keperluan di sini, bisakah kau keluar?" Pitch menjawab kesal sambil menunjuk pintu keluar sarangnya. Sepertinya dia tidak terlalu menikmati kehadiran seorang pelindung di sarangnya.

"T-Tunggu sebentar Pitch! Biarkan aku menjelaskan-"

"Cepatlah kalau begitu.." Potong Pitch.

"… Begini, aku hanya.. belakangan ini Jamie dan teman-temannya sangat sibuk, para pelindung juga sama, mereka tidak punya waktu untuk bermain denganku. Sekarang Aku bahkan tidak punya teman untuk mengobrol-"

"Oh, Jack Frost sang pelindung baru yang sudah dipercaya anak-anak dan disayang semua orang, bukankah keadaanku adalah yang paling tidak mendukung untuk membantumu?" Pitch berkata hampir seperti membaca puisi. "Bisakah kau menggunakan logikamu? Kau mau curhat soal itu kepada orang yang sama sekali tidak punya apa yang kau punya, Frost!"

"Dan bisakah kau DIAM SEBENTAR!? Kau sudah memotong pembicaraanku dua kali!" Jack meninggikan suaranya.

Hening…

"Er... Pitch?"

Masih hening…

"Pitch? Hallo? Hey bisakah kau menjawabku?"

Pitch akhirnya mendesah dramatis, "Bukannya kau yang menyuruhku mendengarkanmu?"

"Aku hanya memintamu untuk berhenti memotong pembicaraanku." Jack mencoba membela diri.

"Itu sama saja dengan menyuruhku tidak berbicara sampai kau yang memintanya."

"Tidak, itu tidak sama."

"Terserah." Pitch berbalik dan berjalan pergi dari Jack. Jack ragu-ragu dengan apa yang harus dia lakukan selanjutnya, tetapi dia tidak bisa membuat keputusan terlalu lama, jarak Pitch dengan Jack sudah jauh sekarang. "Pitch! tunggu aku!" Jack berlari mengikutinya dari belakang.

Pitch tiba-tiba berbalik menghadap Jack, membuat Jack berhenti mendadak dan sekarang wajah mereka hanya seinci jauhnya. "Jujur Jack, jika aku masih seperti dulu, kau sudah kucekik dari tadi! Kuberi tahu padamu, Aku tidak bersedia menjadi tour guidemu untuk berkeliling di markasku sendiri! Kau musuhku Jack, kau sudah melupakan itu karena kepalamu terbentur!? Langsung saja ke titik masalah, apa sebenarnya tujuanmu datang kemari!?"

Jack sangat shock karena teriakan Pitch. DIa tidak bisa menjawab selama beberapa saat, hanya terpaku menatap mata Pitch sementara sarang Bogeyman itu menjadi benar-benar hening. Jack menundukan kepalanya, mengangkat staffnya ke dekat wajahnya dan menggenggamnya dengan kedua tangan, mata Jack hanya menatap lantai sekarang.

"Aku.. Aku ingin bermain denganmu, Pitch."

Suara lirih Jack membuat Pitch tertegun sejenak, meski begitu dia tidak mau mengakui bahwa dia memang merasa sedikit bersalah karena berteriak kepada anak laki-laki di depannya. Kecanggungan mengisi ruangan yang mereka tempati, tidak ada satupun dari mereka yang memulai melanjutkan percakapan, sampai akhirnya Pitch angkat bicara.

"Jika permintaanmu benar-benar tidak ada hubungannya dengan balas dendam padaku atas kejadian itu, baiklah aku akan menemanimu bermain, Jack."

Jack mengangkat kepalanya. Matanya langsung berbinar-binar seperti anak anjing yang siap diberi makan, "Terima kasih Pitch! Akhirnya! Aku punya teman main sekarang!" ia melompat kegirangan. Pitch hanya menatapnya sambil mendesah lelah, tetapi dalam hati dia senang Jack mengajaknya.

Tentu saja, bahkan boleh dikatakan Pitch lebih senang dari Jack, tidak hanya selama sepuluh tahun, sudah ribuan tahun Pitch tidak berbicara seperti ini dengan seseorang.

"Jadi? Kau mau main apa?" Kata Jack langsung.

"Mungkin kita bisa mulai dengan mencekik lehermu seperti jeruk supaya kau bisa tutup mulut dulu?" Pitch mengatakan dengan nada halus.

Kurang dari dua detik, Jack langsung merinding menatap Pitch.

"Astaga Jack, kau sebut dirimu pelindung kegembiraan, tapi dengan lelucon tadi kau malah merinding?" Pitch berkata sambil terkekeh, dia pikir itu agak lucu melihat muka polos Jack yang ketakutan seperti tadi.

"Leluconmu menyeramkan sekali tau! Itu sih, lebih mirip mengancam!" Jack menjawab gegabah.

Pitch mengangkat bahu, "Yah kalau begitu, kau ini sebenarnya mau main apa?"

"Bagaimana kalau perang bola salju?" Jack bersemangat. "Di luar aku sudah membuat salju tebal sekali! Cocok untuk bermain! Atau ice-skate? Sebelah pintu masuk markasmu ada danau kan? Kalau kau tidak bisa Ice-skate masi ada yang lain, kok! Oh iya! Aku belum pernah tau bentuk-bentuk apa yang bisa kau buat dari salju! Mungkin kau bisa membuat bentuk kuda? Atau-"

"Stop.. Stop, Jack.." Pitch mengangkat kedua tangannya sambil mendesah. "Bisakah kita hanya memainkan permainan yang dilakukan di dalam ruangan? Kau tau, aku tidak se-hyper-aktif dirimu. Permainan-permainan seperti itu sama sekali bukan style-ku."

Jack cemberut, tapi menyadari Pitch ada benarnya. Tidak pernah terpikir oleh Jack seandainya raja mimpi buruk bersenang-senang melempar bola salju sambil kegirangan. Dia akhirnya mulai memikirkan permainan yang tepat. Sempat terlintas di pikirannya untuk mengajak Pitch bermain 'Truth or Dare', tapi dilihat dari sifat Pitch, Pitch pasti akan selalu memilih 'Truth', dan itu hanya akan berakhir membosankan bagi Jack. Maka Jack kembali memutar otaknya, mencari permainan yang cocok dimaikan berdua dengan Pitch, permainan yang seru tapi tidak memerlukan tenanga.

Setelah beberapa saat, Jack teringat kalau ia membawa barang yang bisa dipakai untuk bermain, Roh musim dingin ini kemudian meraih dan mengeluarkan se-dek kartu yang disimpannya di saku jaket birunya, tersenyum ceria kepada Pitch.

"Bagaimana dengan permainan kartu?"

Bersambung...