By : Haruchan

.

.

.

Title : I am Here

Cast : Chanyeol, Baekhyun, and other

Genre : Romance, comedy

Rating : T (mungkin bisa berubah sesuai alur cerita)

Summary : Baekhyun dengan keadaan dan hidup yang menyedihkan. Jika dia berada di dongeng beauty and the beast, dialah beast. Dan saat dimana dia bertemu dengan seseorang yang dia rindukan selama ini, dia menyadari bahwa dia layaknya si buruk rupa. Sorry for bad summary. Chanyeol/Baekhyun/Chanbaek/Baekyeol. GS (Genderswitch). Ada ChanLu, ada SeBaek. Tapi tetep main pairing is CHANBAEK.

Note : Fanfic ini terinspirasi maupun bisa dibilang remake dari drama "She Was Pretty". Aku membuat ff ini karena memang aku suka dramanya dan ingin membuat sesuatu yang baru meskipun dari sebuah drama. Semoga kalian suka!

THIS IS GENDERSWITCH

SORRY FOR TYPO

SORRY FOR EVERYTHING

HAPPY READING!

...

...

"Aku terlihat menyedihkan.. maka dari itu aku sembunyi. Dan aku takut kau tidak akan menyayangiku lagi.."

...

...

.

.

.

.

Matahari bersinar sangat cerah. Awan-awan yang putih seperti kapas menghiasi langit dengan eloknya. Terkadang nampak burung-burung kecil terbang dan ikut menghiasi langit pagi ini.

"Huhf! Untung saja aku bangun tepat waktu" Gadis itu mengecek jam di tangannya. 08.15. Waktu yang cukup lama untuk mencapai jam 09.00.

Gadis itu menatap jalanan dengan zebra cross didepannya dengan mata yang terlihat lemas. Entah apa yang dia pikirkan, yang jelas bisa dilihat dia sedang lelah dan sudah lelah.

Ting!

"Oh! Ayo jalan!" Gadis itu melanjutkan perjalanannnya sambil menggenggam selempangan tas kumalnya dengan erat. Rambutnya yang keriting diikat, pakaian yang sangat formal, dan sepatu yang licin serta kaos kaki putih. Gadis itu terlihat orang udik di tengah keramaian orang-orang cerdas.

Dia berhenti di depan sebuah gedung besar bertingkat yang membuatnya linglung sesaat. Dengan tekat yang kuat dia memasuki gedung itu. Sedetik setelah dia masuk mataya langsung membulat. Matanya seperti mendapat asupan baru yang tidak pernah dia dapatkan selama hidupnya.

"Wah.. tempat ini mewah sekali.." Gadis itu terkagum bukan main. Selama dua puluh empat tahun hidupnya di dunia, belum sekalipun dia melihat pemandangan gedung perkantoran mewah seperti yang ada di depannya saat ini. Yang dia tahu hanya tempat ayahnya yang sempit dan penuh dengan kertas serta mesin cetak.

Gadis itu melangkah perlahan diikuti tatapan dari beberapa orang yang berada di sana. Sepertinya penampilannya pagi ini membuat kesan tersendiri bagi yang melihatnya.

Puk puk!

Gadis itu berbalik "Oh! Siapa?"

"Kau.. Byun Baekhyun?"

"Iya saya Byun Baekhyun"

Pria itu tersenyum "Kau yang mau ikut wawancara itu kan?"

Baekhyun ikut tersenyum "Iya. Saya orangnya" Baekhyun membungkuk sopan "Nama saya Byun Baekhyun, senang bertemu dengan anda"

"Saya Lee Jinki, wakil penasehat direktur di perusahaan ini" Baekhyun kembali tersenyum. Jinki menatap Baekhyun dari atas sampai bawah lalu mengangguk.

"Anu!" Jinki tersentak "Iya?"

"Apa setelah wawancara kita akan ditempatkan di tempat yang berbeda?"

"Hm. Kalian akan diterima apapun penampilan kalian dan apapun pasion kalian. Tapi kita tidak menjamin bahwa pasion yang kalian miliki akan membawa kalian ke pekerjaan yang kalian sukai di sini. Bisa saja kau yang suka membuat cerita dongeng ditempatkan di bagian dokumenter ataupun sebagainya" Lugas Jinki lalu tersenyum menampakkan giginya yang rapi.

"Ah.. begitu.." Baekhyun mengangguk pelan sambil melirik ke arah kirinya. Tidak sengaja Baekhyun melirik ke arah jam dinding besar di atas pintu aula "Hah? Sepuluh menit lagi!" Baekhyun merapikan penampilannya sesaat sebelum dia berlari menuju lift yang berada di aula gedung.

Baekhyun berbalik dengan tatapan dan senyum yang cerah "Tuan Jinki! Terima kasih dan senang bertemu dengan anda!" Baekhyun melambaikan tangannya diikuti Jinki yang juga melambai kecil dengan senyum canggungnya. Baekhyun langsung berlari menuju lift yang dia tuju.

Jinki menghela nafas "Hah.. Gadis yang cekatan" Jinki menunduk sambil menggeleng dan langsung pergi dari tempatnya dia berdiri.

Sementara di dalam lift nampak Baekhyun bersama pegawai lainnya tengah berdiri menunggu lift tertutup. Lift tertutup? Ya.. karena keberatan muatan jadilan liftnya tidak bisa tertutup dan naik. Dan perdebatan mulai muncul disana.

"Hei kau" Semua orang menoleh termasuk Baekhyun "Sa-saya?"

"Iya kau, keriting. Bisa kau keluar dulu? Lift ini nampaknya tidak bisa tertutup karena dirimu" ketus gadis itu dengan tatapan sinis "Jadi.."

"Jadi tentu saja kau harus keluar"

Baekhyun berkedip sejenak lalu medesak keluar dari lift. Sedetik setelah dia keluar Baekhyun langsung panik dan berjalan mondar mandir di depan lift "Aku harus bagaimana? Bagaimana bagaimana? Apa naik tangga darurat? Tapi tetap saja nanti terlambat.. bagaimana ini huh? huh?"

Tak tak!

"Hei! Apa yang kau lalukan?" Baekhyun mengalihkan perhatiannya dan melihat seorang lelaki tengan melambai kearahnya. Sejenak dia menoleh ke sampingnya. Nampak gadis yang menyuruhnya keluar ternyata ikut keluar juga.

"Hei!

Baekhyun kembali menoleh "Aku?"

"Iya, masuklah" Pinta lelaki itu dan Baekhyun segera masuk ke dalam lift. Baekhyun mendesah lega lalu memperbaiki nametagnya dengan bangga "Syukurlah"

...

"Terima kasih atas partisipasi anda semua dan semoga beruntung"

"Ya Pak!"

Brak!

Baekhyun keluar dengan wajah yang tegang, berharap setelah wawancara tadi dia bisa dapat pekerjaan sesulit apapun itu. Dia duduk di salah satu kursi panjang yang ada disana dan mulai mengetuk ngetuk lantai dengan sepatunya yang mengkilap.

"Oh.. bagaimana ini? Apa aku diterima huh? apa aku diterima? Aku harap iya, aku harap iya, iya, iya.." ocehnya dengan mata tertutup. Seketika itu juga segumpal onigiri masuk ke dalam mulut cerewetnya "huh?"

Baekhyun menoleh, nampak lelaki dengan kulit seputih susu sedang tersenyum bodoh kearahnya. Lelaki itu membuat Baekhyun sedikit merinding karena dia terlihat seperti mayat hidup. Baekhyun mengeluarkan onigiri dari dalam mulutnya "Hah?"

"Hai! Kau terlihat frustasi. Mau aku pijit?"

"Hah? Tidak tidak! Memangnya aku siapamu sampai kau mau memijitku?" Baekhyun mengucapkannya tanpa sadar, membuat lelaki itu tertawa keras "Kau ternyata sudah bisa bicara non formal kepadaku ya"

"Eh? Maafkan aku. Aku salah bicara"

"Tidak apa.. tapi ada syaratnya" Baekhyun terbelalak "Apa? Ada syaratnya?"

"Tentu saja! Permintaan maaf tidak akan mudah diterima oleh seorang Oh Sehun" Sehun tersenyum lebar dengan mata terpejam. Baekhyun mengerenyit melihat lelaki yang bernama Sehun itu bertingkah aneh dihadapannya "Hukh! Ya sudah. Memang apa syaratnya?"

Sehun membuka mata dan langsung mengubah posisi duduknya menghadap Baekhyun dengan wajah bodohnya "Ada tiga yang harus kau lakukan. satu. makan onigiri dariku, dua. Jika kau diterima disini belikan aku tteobokki setiap akhir pekan, dan yang ketiga jangan menolak jika aku akan mengerjaimu setiap saat. Dan yang lebih menyenangkannya lagi aku akan mendapatkan itu semua karena kau pasti diterima disini hahaha!"

Baekhyun sedikit mengaga "Hei! Ta-tapi apa? Setiap akhir pekan? Kau pikir aku orang kaya bisa membelikan dirimu tteobokki setiap minggu?"

"Tidak! Tapi karena kau akan bekerja disini aku yakin gajimu cukup untuk membelikanku bokki setiap akhir pekan hahaha!" Baekhyun merengut sebal lalu beranjak dari duduknya. Sehun yang daritadi terus tertawa, mendongak menatap Baekhyun "Ada apa? Kau senang ya?"

"Tidak! Tapi aku menderita~"

Sehun menyeringai jahil "Benar kan~ Kau sudah aku kerjai dan mulai sekarang! Kau harus menuruti keiinginanku Byun Baekhyun~"

"He-hei! Dasar! dan darimana kau tahu kalau namaku Baekhyun?"

"Semua orang juga tahu namamu Byun Baekhyun. Sebelum kau kesini semua orang menertawakan fotomu yang ada di formulir pendaftaran. Haha! Tidak kusangka teryata orang sepertimu benar benar ada di korea"

Perkataan Sehun membuat Baekhyun semakin frustasi "Huh! dan kau juga tertawa?"

"Tentu saja aku tertawa. Mana mungkin aku tidak tertawa"

"Ish!" Baru saja Baekhyun ingin memukul Sehun bel pengumuman terdengar dari speaker yang dipasang disana.

"Mohon peserta wawancara segera datang ke lobi karena pengumuman pegawai baru akan diumumkan. Sekali lagi.."

"Cepat sekali pengumumannya" Baekhyun tertegun sesaat lalu segera menoleh ke arah Sehun "Kenapa?"

"Ayo ikut aku"

"Ikut kemana?"

"Tentu saja ke lobi bodoh!" Ucap Baekhyun sambil menarik Sehun menuju lobi melewati tangga darurat dengan onigiri yang kembali bersarang di dalam mulutnya. Bodohnya Baekhyun yang baru menyadari bahwa dia sedang melewati tangga darurat dan terkejut melihat Sehun yang seperti orang mabuk dibelakannya "Sehun!"

Sehun bersandar di pegangan tangga dengan lidah yang menjulur keluar "Hei Sehun! bangun!"

"Kau seperti monster" Ibaratkan sebuah kartun. Bayangkan saja mata Sehun yang seperti garis melengkun dan air liur keluar dari sudut bibirnya. Baekhyun menggaruk kepalanya dan kembali menarik Sehun turun dari tangga "Hei! Kau menarikku lagi?"

...

Baekhyun dan Sehun sampai di lobi. Nampak banyak orang yang berpenampilan sebelas dua belas seperti Baekhyun tengah menunggu papan besar dihadapan mereka diperlihatkan. Sehun yang sudah lelah akhirnya berjongkok di samping Baekhyun "Hei Byunbaek. Aku ke kantorku dulu ya"

"Lalu aku sendirian begitu?" Protes Baekhyun "Iya lah. Kau harus belajar mandiri disini huh? Aku pergi dulu" Sehun beranjak dan pergi meninggalkan Baekhyun "Byunbaek jangan lupa permintaanku!"

Baekhyun memanyunkan bibir "Baru pertama kali bertemu juga sudah minta ini itu. Bagaimana nasibku nanti?" Baekhyun mengacak rambutnya dan berjongkok, sama yang seperti Sehun lalukan tadi.

"Baiklah! Satu! Dua! Tiga!"

Srek!

Papan telah ditampakkan dan seluruh calon pegawai berebut untuk melihat dimana mereka ditempatkan. Baekhyun terlihat lebih santai karena dia memutuskan untuk menunggu yang lainnya selesai melihat papan pengumuman. Butuh waktu cukup lama hingga akhirnya Baekhyun berjalan mendekati papan besar itu.

"Permisi" Baekhyun menelusup melewati para calon pegawai. Dia mulai membaca satu per satu nama-nama yang tertata rapi kebawah itu. Hingga akhirnya dia menemukan namanya sendiri "Byun Baekhyun.. pegawai lepas tim editing di bagian redaksi Korean's best.."

Baekhyun mendur selangkah lalu terdiam sesaat dengan posisi yang sama saat dia melihat namanya. Membungkuk dengan bokong yang menonjol ke belakang. Baekhyun mencibikkan bibir dengan air mata yang menggenang sudah siap mau terjun.

"Akhirnya!" Baekhyun berteriak layaknya speaker rusak. Semua orang dibuat terkejut oleh teriakan Baekhyun yang super cempreng. Baekhyun langsung berlari ke tengah lobi dan meloncat-loncat ria disana "Akhirnya aku dapat pekerjaan! Hore!"

Baekhyun tertawa seraya terkikik senang. Baekhyun seperti mendapat kehidupan baru di dalam dunia yang sama. Dia juga merasa bahwa dia masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan. Terbukti dengan Baekhyun yang saat ini masih berdiri di sana dengan pandangan yang tertuju pada jam yang dia lihat tadi pagi.

"Jam 11.27.. kehidupan baru dimulai"

.

.

.

"Aku pulang!"

"Oh suamiku! Kau sudah pulang?" Terdengar suara seorang perempuan dari dalam rumah, membuat Baekhyun tersenyum sebelum dia benar-benar masuk ke dalam rumah "Hah! Aku lelah!"

"Lelah? Sini suamiku duduk dulu" Gadis itu menuntun Baekhyun duduk diikuti dirinya duduk dihadapan Baekhyun "Jadi.. bagaimana? Kau diterima?"

Baekhyun yang awalnya lelah berubah menyeringai "Ini!"

Gadis itu beterpuk tangan "Wah! Suamiku memang hebat!"

"Hehe terima kasih. Tapi Luhan, tidak apa kan aku diterima jadi pegawai lepas?" Luhan yang awalnya ceria langsung terdiam mendengar pertanyaan Baekhyun "Pegawai lepas?"

"Iya.. tidak apa kan?"

Luhan berubah menyeringai "Tentu saja tidak apa suamiku~" Luhan menepuk-nepuk pundak Baekhyun "Ini sudah awal yang bagus, kau harus bekerja keras demi cita-citamu. Kau ingin membelikan ayahmu mesin cetak kan?"

"Hm!"

"Kalau begitu ayo semangat! Aku juga akan bekerja keras dan menyemangatimu" Luhan tersenyum sangat manis, rambutnya yang terurai ditambah wajahnya yang cantik semakin membuat Baekhyun terkagum "coba saja wajahku sama cantiknya sepertimu.. aku pasti dapat pekerjaan yang bagus"

Luhan merengut sebal "Hei. Pegawai lepas sih pegawai lepas tapi ini di Korean's best kau tahu? Korean's best!" Ucap Luhan sambil mengangkat tangannya. Baekhyun menatap Luhan datar "Ehem! Lagipula juga kau tidak terlalu buruk Baek. Yang terpenting kau harus kerja keras, itu yang utama"

"Baiklah.." Baekhyun beranjak dan tanpa sengaja melihat laptop mereka yang menyala "Luhan ada email"

Luhan pun ikut menoleh "Dari siapa?"

"Entahlah" Baekhyun duduk di kursi dan membuka email itu. Nampak terkejut menghiasi wajah Baekhyun, matanya yang membulat membuat Luhan sedikit risau dengan Baekhyun "Baek, ada apa?"

"Luhan.."

"Baekhyun?"

"Email..dari Park Chanyeol" Baekhyun menoleh dengan wajah yang terkejut. Luhan segera menghampiri Baekhyun dan melihat isi email itu.

From : Park Chanyeol

Halo Baekhyun. Ini aku Chanyeol, Park Chanyeol.

Akhirnya aku menemukan emailmu. Aku sangat senang walaupun hanya email. Dan juga aku menemukan nomor dan alamatmu di website sekolah. Tertanya Song saem sangat baik memberikanku nomor dan alamatku begitu saja.

Oh iya Baek. Aku sekarang ada di Korea. Setelah sekian lama akhirnya aku bisa pulang. Dan juga aku ingin sekali bertemu denganmu.

Bagaimana kalau malam ini kita ketemuan? Aku yakin kau tidak akan menolak haha!

Aku tunggu Baek. Aku akan menelponmu setelah email ini terkirim. Tunggu teleponku oke?

"Luhan, bagaimana ini?" Baekhyun kembali frustasi. Setelah tadi pagi sekarang dari Chanyeol. Eh tapi tunggu.. Chanyeol? Siapa Chanyeol?

"Tunggu dulu. Chanyeol si anak gendut itu kan? Yang memakai kacamata?"

"Tentu saja dia! Dia yang menginap dirumahku dulu Luhan! Teman masa kecilku!"

Luhan menggeleng pelan "Dulu dia takut sekali kepadaku.. apa sekarang dia masih sama?"

"Sekarang bukan waktunya membahas itu. Bagaimana ini?!"

Kring.. kring.. kring..

Baekhyun dan Luhan sama-sama terkejut "Tidak!" Baekhyun langsung mengambil ponselnya dan menatapnya ketakutan "Nomor baru? bagaimana ini Lu? Apa yang harus aku katakan?"

"Hei tenang dulu. Mungkin saja itu bukan dia. Kau angkat dulu" Luhan mendorong tangan Baekhyun agar mendekat ke telinganya. Baekhyun terus menolak dorongan Luhan hingga akhirnya dia memaksa melepaskan dorongan Luhan "Luhan~"

"Angkat saja dulu Baek" Bujukan Luhan membawa hasil. Baekhyun mengangkat teleponnya dan mulai mendengarkan "Halo?"

"Halo? Byun Baekhyun?"

"Iya. Ini siapa?"

"Aku Park Chanyeol Baek! Kau tidak tahu suaraku ya? Oh iya ya, aku kan baru kembali dari Amerika hehe"

Baekhyun saat ini ingin sekali menangis. Rasanya mendengar suara Chanyeol seperti mendengar suara deru air terjun. Baekhyun seketika gelagapan menyadari dirinya telah membuang waktu "Wah.. suaramu sangat indah. Bagaimana kabarmu?"

"Sangat baik. Kau?"

"Sama sepertimu. Jadi dimana kita ketemuan?"

"Eum.. bagaimana kalau di depan memorial of the lord?"

"Disana? Baiklah" Baekhyun tersenyum lalu menatap Luhan yang tengah mengacungkan jempol untuk Baekhyun "Chanyeol"

"Iya?"

"Aku juga merindukanmu" Baekhyun bisa merasakan Chanyeol tersenyum di seberang sana "Aku penasaran bagaimana dirimu sekarang. Apa kau masih gendut?"

"Hahahaha! Kau lihat saja nanti. Datanglah, aku menunggumu"

"Hm! Kalau begitu aku siap-siap dulu"

"Oke. Bye!"

"Dah!" Baekhyun mematikan sambungannya lalu kembali menatap Luhan melas "Luhan.."

"Kau berpenampilan seperti biasa saja. Tidak perlu heboh-heboh"

"Benarkah?" Luhan mengangguk mantap "Ganti baju sana, aku juga mau pergi"

"Pergi kemana?"

"Ada deh~ cepat ganti sana! Ayo ayo ayo!" Luhan mendorong Baekhyun masuk ke dalam kamar mereka. Luhan menutup pintu dan bersandar ke pintu "Chanyeol.. aku juga penasaran bagaimana tampangnya saat ini. Dia yang semakin gendut atau apa?"

.

.

.

Baekhyun turun dari mobil putih yang dikendarai Luhan. Luhan tersenyum sebelum Baekhyun berbalik kearahnya dan ikut tersenyum "doakan aku ya"

"Itu pasti!" Luhan kembali mengangkat jempolnya untuk Baekhyun "Hehe. Istriku! Hati-hati di jalan!"

"Iya suamiku! Semoga sukses!" Luhan menekan gas dan segera pergi dengan lambaian manis. Baekhyun terus melambai hingga mobil itu hilang di belokan lampu merah "hah.. sekarang aku harus mencarinya"

Baekhyun mulai berjalan. Penampilannya ya.. seperti biasa. Kaos biru donker dengan motif gadis putih, celana jeans warna putih, dan rambut keritingnya yang diurai. Oh iya! Tidak pula tas selempang yang orang-orang bilang terlihat kumal yang selalu Baekhyun bawa kemanapun dia pergi. Baekhyun terus melangkah mencari keberadaan Chanyeol hingga dia mendapati seorang pria duduk membelakanginya.

"Hah? Park Chanyeol!" Baekhyun berlari menghampiri lelaki itu lalu menepuk pundaknya. Seketika lelaki itu berdiri dan menatap Baekhyun sangar "Eh? Kau.. bukan Park Chanyeol?"

"Bukan!" Lelaki itu berjalan meninggalkan Baekhyun yang tengah meruntuki dirinya sendiri. Pada saat itu juga ponsel Baekhyun berbunyi. Baekhyun segera mengangkat teleponnya "Halo Chanyeol?"

"Oh! Kau dimana?"

"Aku sudah di memorial of the lord. Kau dimana?" Baekhyun celingak-celinguk tidak jelas hingga akhirnya pandangannya tertuju pada seorang lelaki tinggi dengan setelan jas bermodel masa kini tengah mengangkat telepon, sama dengan yang dia lakukan saat ini.

"Chanyeol.."

"Hm? Oh! Aku menemukanmu!" Chanyeol berjalan ke arah Baekhyun. Baekhyun berdiri disana dengan senyuman manisnya. Chanyeol berjalan dan..

Deg!

Chanyeol melewatinya begitu saja. Senyuman yang dia lontarkan seketika hilang ditelan badai besar. Chanyeol masih tetap tersenyum, tapi bukan untuknya.

Chanyeol..

"Baekhyun!" Chanyeol menepuk bahu seorang gadis. Gadis itu menoleh dengan ponsel yang masih ia genggam "Huh? siapa?"

"Aku Chanyeol"

"Chanyeol? Aku tidak mengenal Chanyeol. Maaf ya" Gadis itu berjalan pergi. Chanyeol tertawa canggung lalu kembali mengecek ponselnya. Baekhyun yang melihat itu segera bersembunyi di balik pohon besar disana dengan segala perasaan buruk yang menguar dari dalam dirinya "Dia.. tidak mengenalku. Apa aku terlalu jelek?" Pinta Baekhyun lalu mengambil ponsel dari saku celananya.

Pip.. pip.. pip..

"Halo?"

"Luhan. Apa kau sudah selesai dengan urusanmu?"

"Hm. Kenapa? Kau mau dijemput?"

"Ah.. tidak. Pokoknya cepat ke tempat kau menurunkanku oke?"

"Oke. Aku tutup dulu yang Baek"

"Iya. Cepatlah kesini"

Luhan memutuskan sambungan teleponnya. Dengan kecepatan yang cukup tinggi dai berbegas menemui Baekhyun yang dia rasa tengah mengalami kesulitan.

...

Ckit!

Luhan turun dari mobil bersamaan dengan Baekhyun yang berlari menghampirinya "Ada apa Baek?"

"Luhan~ Chanyeol tidak mengenaliku"

"Apa? Kenapa bisa?"

"Iya~ dan aku minta tolong gantikan aku malam ini. Pura-puralah menjadi diriku oke? Malam ini saja" Baekhyun bergelantung manja di lengan Luhan. Gadis bermata rusa itu menatap Baekhyun heran sekaligus kesal. Bukan kesal karena Baekhyun yang manja di tangannya, Chanyeol yang membuatnya kesal.

"Baek, tenanglah. Tapi benar kan malam ini saja?"

"Iya"

"Tapi bagaimana kalau aku bertemu dengannya lagi?"

"Kau harus menjelaskan kalau kau bukan aku. Kumohon" Baekhyun menggosok tangannya memohon kedapa Luhan. Luhan yang awalnya menimang janji Baekhyun akhirnya mengangguk "Baiklah. Aku akan menggantikanmu"

"aaa! Terima kasih istriku~" Baekhyun memeluk Luhan dengan erat. Luhan sedikit keberatan dengan pelukan Baekhyun "Iya Baek" Luhan melepaskan pelukan Baekhyun lalu tersenyum.

"Dimana Chanyeol?"

...

Tap! Tap! Tap!

"Park Chanyeol?"

Chanyeol yang sedang sibuk dengan ponselnya akhirnya berbalik mendapati gadis berkucir tengah menatapnya ragu "Siapa?"

"Aku.." Chanyeol menunggu jawaban Luhan dengan mata yang agak menyipit.

"Byun Baekhyun"

Tatapan yang awalnya menyelidik berubah rileks ketika mendengar nama itu. Byun Baekhyun. Nama yang ia rindukan.

"Baekhyun? Ini benar Baekhyun?"

"Iya.. aku Byun Baekhyun" Luhan mengatakannya dengan sangat hati-hati. Seketika itu juga Chanyeol memeluk Luhan erat. Luhan terkejut mendapat perlakuan yang menurutnya asing dari seorang yang menurutnya asing karena dari dulu dia hanya mengenalnya sekilas "Cha-Chanyeol-"

"Aku merindukanmu.. sangat.." Chanyeol terus memeluk Luhan hingga akhirnya Luhan mengeluarkan ekpresi kelelahan darin wajahnya "Chanyeol sesak"

Chanyeol yang mendengar itu langsung melepaskan pelukannya dan menatap Luhan penuh harapan "Akhirnya aku bertemu denganmu! Aku sangat senang!"

Luhan membalasnya dengan senyuman yang dia buat senormal mungkin. Chanyeol menarik Luhan menuju kedalam gedung memorial of the lord yang mereka tidak sadari meninggalkan Baekhyun sendirian di balik pohon yang sama. Baekhyun berbalik lalu mengapus sesuatu yang cair dari matanya. Bagi Baekhyun salah satu hal yang paling dia takuti adalah saat ini.

Orang yang dia sayangi tidak mengenalnya sama sekali.

"Hiks!" Isakan keluar dari mulut Baekhyun. Tangannya menyentuh dadanya dan meremas kaosnya kuat kuat. Menahan rasa sakit dan bingung yang Baekhyun harap tidak berkepanjangan.

Hah.. malam yang sangat menyedihkan.

.

.

.

Baekhyun dengan lemas berjalan melewati lobi kantornya. Setelah kejadian tadi malam Baekhyun menangis sejadi-jadinya di dalam mobil. Luhan yang bercerita karena dipaksa Baekhyun harus pasrah dengan suara tangisan Baekhyun yang seperti hantu padahal dia waktu itu dia sedang menyetir.

Ngomong-ngomong, Baekhyun bekerja di salam satu perusahaan majalah fashion yang terkenal di korea maupun dunia. Namanya Korean's best, sudah disebutkan di atas tadi iya kan? Dan betapan beruntungnya Baekhyun bisa bekerja di tempat itu meskipun dia belum menyadarinya sama sekali. Meskipun jadi pegawai lepas pun! Baekhyun sangat beruntung karena..

Puk!

Baekhyun menoleh "Byunbaek! Pagi!"

Baekhyun tersenyum dengan terpaksa lalu kembali berjalan. Sehun yang saat itu tengah menyodorkan onigiri kepada Baekhyun sedikit terkejut lalu kembali mengikuti Baekhyun, tak lupa dengan senyumannya yang bodoh "Hei Byunbaek! Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Kenapa kau mengikutiku huh?"

"Aku? Mengikutimu? Hah? Aku sedang berjalan ke ruang kerjaku"

"Ruang kerja?"

"Hm! Dan aku baru menyadari kau satu ruang kerja denganku" Sehun menyeringai jahil lalu dengan cepat melahap onigirinya "Kau mau? Ambilah"

Baekhyun menatap Sehun jijik dan segera pergi dari hadapan Sehun "Hah? Hei! Byunbaek! Byunbaek!"

...

"Selamat pagi!"

"Selamat pagi" Balas yang ada di sana. Baekhyun seketika takjub dengan apa yang dia lihat saat ini. Ruang kerja yang besar.. dan bermodel.

"Jadi ini yang Sehun bilang ruang kerjanya? Besar sekali" Baekhyun masih mengagumi yang Sehun bilang 'ruang kerja' itu, sampai-sampai Baekhyun tidak menyadari Sehun yang tengah berdiri di belakangnya dengan topeng monster terpasang jelas di wajahnya "Baek.."

Baekhyun menoleh "Huaa!"

Sehun cekikikan sambil melepaskan topengnya "Hihihi. Bagaimana? Apa aku cocok bersanding dengan Nicolas Cage?"

"Nicolas Cage apanya? Wajahmu saja tidak menjual!"

"Memang" Ucap Sehun masih dengan cengiran bodohnya. Baekhyun tetap dengan posisinya, duduk dengan kaki mengangkang lebar. Baekhyun baru menyadari bahwa orang-orang tengah menatapnya kebingungan "Ah.."

Baekhyun beranjak lalu membungkuk sopan "Halo semuanya. Namaku Byun Baekhyun. Usiaku 24 tahun dan aku masih jomblo. Senang berkenalan"

Responnya tidak terlalu baik. Hanya beberapa orang saja yang menanggapinya manis dan yang lainnya sibuk berbisik dengan sesamanya.

"Jadi dia pegawai lepas itu?"

"Iya. Lihat saja penampilannya. Sangat tidak layak"

"Rambutnya juga hihihi! Terlihat seperti sapu ijuk"

Baekhyun samar-samar mendengar suara itu. Dengan terpaksa dia melewati kerumunan kecil itu dan duduk di kursi yang kosong. Baekhyun menghelas nafas dan mulai menata meja barunya yang kebelutan bersebrangan dengan meja Sehun.

Sehun menatap Baekhyun curiga hingga akhirnya dia mengahpiri Baekhyun bersama dengan kursi berjalannya "Hei Byunbaek"

"Hm?"

"Aku tidak yakin kau bisa bertahan disini"

"Iyakah? Terserah kau saja" Jawab Baekhyun ketus dengan tangan yang sibuk menata barang-barangnya. Tas selempangan kesayangannya itu akhirnya beristirahat di meja baru nan bersih setelah bergelantungan lemas di pundak Baekhyun.

"Baek kau-"

"Selamat pagi Pimred!" Sehun ikut berdiri bersama dengan yang lain kecuali Baekhyun. Nampaknya dia tidak mendengar suara sekeras itu.

"Psst! Byunbaek"

"Ada apa? Kenapa kau berbisik seperti itu eoh?"

Sehun menggaruk-garuk kepalanya dan pergi meninggalkan Baekhyun.

Semua orang berkumpul di depan seorang wanita paruh baya dengan dandanan nyentrik beserta seorang lelaki tinggi berwajah tampan yang seketika membuat para gadis disana lemah karenanya. Baekhyun masih kalut dengan suasana hatinya sehingga suara wanita nyentrik itu pun masih tidak terdengar oleh Baekhyun.

"Pimred Sungmin tumben mampir kesini?" Tanya seorang lelaki disamping Sehun "Daesung hyung, untuk apa kau tanya-tanya?"

"Ehem! Aku disini karena ada berita penting" Wanita itu menyentuh pundak lelaki tinggi itu pelan. Semua orang yang melihat tersenyum canggung sekaligus takjub melihat sosok pria tinggi dan tampan didepan mereka. Rejeki memang tidak bisa ditolak.

Baekhyun yang mendengar suara asing langsung berdiri.

"Aku memperkenalkan Wakil Pimpinan Redaksi kita yang baru!" Sungmin mempersilahkan lelaki itu berbicara.

"Salam kenal. Aku Park Chanyeol. Wakil Pimpinan Redaksi yang baru" Ucapnya dengan senyuman manis. Semua orang tersenyum ramah menyambut Wapimpred mereka yang baru. Mereka berpikir bahwa Tuhan telah mengirimkan angin segar nan harum kepada mereka yang selama ini bosan dengan formasi yang itu itu saja.

Tak jauh darisana nampak Baekhyun terkejut sambil menutup mulutnya yang menganga lebar. Baekhyun tidak percaya dengan semua yang ada di depannya. Apakah ini deja vu? Apakah ini mimpi? Atau memang ini kenyataan? Baekhyun berharap dia bisa memutar waktu ke malam itu dan mengakui bahwa dirinya adalah Baekhyun.

"Salam kenal. Aku Sandara. Pimpinan editing"

"Salam kenal. Aku Daesung. Apa saja boleh lah"

"Aku Sulli!"

"Aku Do Kyungsoo. Bertugas di bagian tata rias!"

"Aku Kim Jongin. Aku bagian style fashion dan aku yang termuda disini"

Baekhyun menunduk dalam sambil menatap kartu identitasnya. Nampak foto wajahnya yang ceria dan rambut keritingnya yang terpampang jelas dengan nama 'Byun Baek Hyun' dibawahnya. Nama dan dirinya yang dia banggakan sampai sekarang.

Park Chanyeol kau..

"Chanyeol.. hah?!" Baekhyun langsung berjongkok dan merangkak ke bawah meja kerjanya ketika dia tahu Chanyeol sedang melirik ke arahnya. Sehun yang melihat Baekhyun mulai bertingkah aneh berjalan penuh tanya menuju meja Baekhyun.

"Hei"

"Huaa!" Baekhyun terkejut bukan main. Ditambah wajah Sehun yang menurutnya sangat mengerikan membuat jantungnya seperti mau loncat "Ada apa?!"

"Seharusnya aku yang tanya. Kau sedang apa?"

"Tidak ada.. hanya bersembunyi" ketus Baekhyun "Begitu.. ya sudah!" Sehun beranjak dengan santainya dan kembali meninggalkan Baekhyun di bawah meja.

"Permisi" sepatah kata akhirnya keluar dari mulut Chanyeol.

"Iya?" Jawab Sungmin "Siapa.. dia?" Tunjuk Chanyeol ke arah Baekhyun yang tengah mengintip dari bawah meja. Sungmin memberikan respon yang tidak berarti "Dia? Aku tidak tahu. Jongin, memangnya siapa dia?"

Lelaki bernama Jongin itu mengedipkan mata "Oh! Dia-"

"Byun Baekhyun, 24 tahun, perempuan dan dia seorang jomblo" Sehun memotong perkataan Jongin dengan sekali tembak sambil menatap sinis Baekhyun. Baekhyun yang merasa terpojok akhirnya memberanikan diri keluar dari tempat persembunyiaanya.

"A.. aku-"

"Kita sangat beruntung memilikinya. Karena dia gadis yang langka" Ujar Sehun lalu memamerkan cengiran bodohnya, membuat Baekhyun ingin sekali memukulnya dengan tongkat pel "Iya kan Byunbaek?"

"Langka apanya dasar.." Baekhyun melayangkan tinju dari jauh dan berhenti bertingkah ketika Chanyeol menatapnya serius. Baekhyun menurunkan layangan tangannya dan berdehem keras "Perkenalkan saya-"

"Kau tidak perlu memperkenalkan diri karena aku pun tidak akan menghapal seseorang sepertimu"

Perkataan Chanyeol membuat Baekhyun sedikit tertohok. Baekhyun layaknya apel yang terkena sayatan panah. Ini masih untung Chanyeol tidak mengenalnya sebagai Byun Baekhyun yang selama ini katanya dia cari jadi rasa tertohoknya tidak terlalu parah.

"Hah?"

"Aku butuh profesional disini. Dan melihatmu saja membuat mataku lelah" Chanyeol berubah menjadi jengah. Baekhyun merasa bahwa sekarang dia harus pergi dari tempat itu, tempat yang menurutnya mewah tapi mengerikan.

"Kalau begitu permisi" Baekhyun membungkuk sopan lalu berjalan meninggalkan semua yang ada disana. Beberapa dari mereka ada yang prihatin dengan Baekhyun dan sisanya ya.. bisa dibayangkan sendiri.

"Hah.." Chanyeol menghela nafas "Maafkan aku atas yang tadi. Kalau begitu semoga kita bisa bermitra baik dan selalu sukses"

"Ya Wapimpred!"

.

.

.

.

TBC

.

.

.

Hahaha! Kembali dengan ff baru hihi. Sudah dijelaskan diatas kalau ini terinspirasi maupun remake dari drama "She Was Pretty" aku suka banget sama drama itu. Ceritanya juga aku buat agak beda, hanya point point tertentu saja yang sama tapi berbeda pemicu /?/ Semoga yang baca juga suka. Amin.

Dan buat ff dream ada yang tanya "irie itu nyata atau ngga?" dan jawabannya Iya. Dia nyata kok. Buktinya Irie ngobrol sama Kai hihihi. Dream masih lanjut dengan keambiguan level tingginya haha! Doakan ff ini juga lanjut sampai habis ya! Amin.

.

.

REVIEW? I THINK YES

REVIEW PLEASE~

Haruchan