"Kau benar-benar mengerti tentang keputusanmu?"

Arcobaleno—sosok sang Storm Arcobaleno yang duduk di salah satu perbatasan atap bangunan itu tampak bersama seorang gadis berambut hitam pendek yang tampak tersenyum dan mengangguk. Rambut pendeknya yang tampak berantakan tertiup oleh angin, mata abu-abu besinya tampak menoleh pada sosok itu.

"Apakah kau tidak ingin aku menyusulnya?"

"Anak itu menganggap kalau kau sudah mati. Aku bahkan tidak pernah lagi berbicara dengannya setelah kau menghilang. Dan baru beberapa hari yang lalu aku bertemu dengannya," ia hanya tersenyum, berdiri dari kursi roda yang ia duduki selama berada di atap bangunan itu dan berjalan kesamping Fon sebelum menggendong dan memeluknya dengan erat.

"Apakah sebagai seorang kakak—aku tidak boleh merasa rindu padanya... Fon?"

.

.

Lie Behind The Truth

Dino x OC x ?

Drama / Romance

Rated T

Katekyo Hitman Reborn (c) Amano Akira | OC (c) Me | Image (c) Zerochan

Timeline : Varia Arc (After Ryouhei Match).

.

.

"Sawada Tsunayoshi, Gokudera Hayato, Yamamoto Takeshi, kau terlambat 5 menit dari jam masuk. Kamikorosu."

Satu hari biasa yang dilalui dengan semua aktifitas yang biasa ada di Namimori. Pemuda berambut hitam itu tampak baru saja mendisiplinkan beberapa anak yang tampak terlambat ataupun melanggar peraturan. Termasuk sang boss mafia moe kita bernama Sawada Tsunayoshi bersama dua sahabatnya.

"Teme, jangan hanya karena Juudaime terlambat bangun selama 5 menit kau sudah menghukumnya!" Dan oh terima kasih Gokudera-kun, kau sudah memberitahukan alasan Tsuna terlambat hari ini pada sang perfek Namimori yang sudah mengangkat kedua tonfanya.

"Kamikorosu."

Dan sebuah pukulan telak dari sebuah tonfa besi tampak mengawali hari sang calon boss mafia kita bernama Sawada Tsunayoshi.

.

.

"Maa, Hibari-san benar-benar mengerikan," Tsuna dengan pipinya yang bengkak tampak berjalan bersama dengan Gokudera dan juga Yamamoto. Menoleh pada Tsuna, Yamamoto yang juga terkena pukulan itu hanya tertawa, sementara Gokudera tampak menatap Tsuna dengan tatapan khawatir.

"Hei Tsuna, kau tahu—hari ini anak-anak banyak membicarakan tentang guru pengganti Nezu yang akan menjadi guru tetap di Namimori."

"Ah benar juga, setelah Nezu-sensei dipecat, hanya ada guru honorer yang menggantikan bukan," Yamamoto mengangguk saat Tsuna mengatakan hal itu.

"Che! Lalu, apa yang membuat guru ini menjadi populer?"

.

.

Sementara di depan gerbang, Hibari Kyouya tampak masih berpatroli sambil melihat sekeliling saat matanya menangkap seorang gadis berambut merah yang tampak berjalan dengan santai menuju ke gerbang Namimori—tepatnya kearah ketua komite kedisiplinan itu.

"Siapa kau?"

"Aku guru baru yang akan mengajar disini mulai hari ini," jawab gadis itu sambil tersenyum dan memiringkan kepalanya. Hibari menatap kearah gadis itu selama beberapa saat, melihat dan mengamati dari atas hingga kebawah—sebelum tangannya bergerak dan melayangkan tonfa yang mengenai telak gadis itu.

"Kyo-san!"

"Peraturan di sekolah ini—tidak menggunakan wig apalagi yang berwarna. Dan guru memiliki jam masuk meskipun ia adalah guru baru," gadis yang tampak terduduk itu mengaduh sambil memegangi pipinya. Tertawa pelan, ia melepaskan wig panjang berwarna merah itu dan menunjukkan rambut hitam pendeknya yang berantakan dan wajahnya yang tadi tertutup oleh rambut panjangnya kini menampakkan wajah pucatnya dengan mata stellar yang membuat pemuda itu membulatkan matanya.

"Kyoya tidak pernah berubah ya..."

.

.

"Kedatangannya sih tidak terlalu menarik perhatian," Yamamoto menatap kearah Tsuna dan Gokudera yang saat ini langsung menaruh sepenuhnya perhatian pada pemuda pemilik rain flame itu, "tetapi yang kutahu dari beberapa anggota base ball—"

.

.

"Kau—"

Gadis itu tidak menjawab dan berdiri sambil menepuk badannya yang penuh dengan debu karena terjatuh tadi. Senyuman tampak tersungging di wajah datarnya yang masih menatap Hibari Kyouya.

"Hisashiburi ne, Kyo-kun..."

.

.

"Namanya adalah—Hibari Yuna."

.

.

"...nee-san."

Gadis itu hanya tersenyum saat Hibari memanggilnya seperti itu. Adiknya yang manis, adiknya yang ia sayangi dan adiknya yang sudah lama tidak ia temui. Berdiri di depannya, tidak ada yang berubah darinya sejak dulu.

"Tadaima, Kyo-kun."

.

.

"Begitulah, namaku adalah Hibari Yuna—dan aku akan menggantikan Nezu Dohachiko untuk mengajar matematika di kelas ini," gadis yang saat ini berdiri di depan kelas kembali dengan wig cokelat panjangnya yang tampak ditutupi oleh topi rajutan itu memperkenalkan diri di depan kelas.

Sambutannya? Dingin. Atau lebih tepatnya mereka terlalu takut untuk berhadapan dengan nama Hibari di depan mereka.

"Are? Ada apa dengan sambutan kalian yang dingin ini?" Tidak ada yang menjawab meskipun nada bicara gadis itu sudah sangat ramah dan juga tenang, "ah, kalau masalah nama keluargaku, tenang saja. Aku tidak seperti adikku yang selalu memukul dan mengatakan 'kamikorosu' seenaknya. Jadi kalian tidak perlu tegang seperti ini!"

Gadis itu mengibaskan tangannya dan tertawa, tampak menghela nafas—anak-anak itu baru bisa mengangkat wajahnya dan menoleh pada guru baru mereka.

"Tetapi, jangan sampai membuat masalah di kelas ya~" dan dengan aura gelap yang entah sejak kapan muncul di belakang gadis itu, ditambah dengan senyuman yang saat ini lebih seperti senyuman mengancam, anak-anak di kelas tampak bermandikan keringat dingin karena itu.

'Ia benar-benar keluarga dari Hibari Kyouya. Tidak salah lagi.'

"Apakah ada pertanyaan sekarang?" sebuah gelengan menjawab pertanyaan mereka. Dan Yuna tersenyum sebelum berbalik dan membuka buku yang ada di depannya, "kita mulai dengan halaman—"

.

.

"Latihan sudah selesai Kyouya," pemuda berambut kuning itu tampak menghela nafas dengan luka di tubuhnya sambil menoleh pada pemuda yang ada di depannya. Dino Cavallone, sedang berlatih bersama dengan Hibari Kyouya untuk perebutan cincin Cloud Guardian Vongola.

"Bukan kau yang menentukan," Hibari tampak menatap tajam kearah Dino yang masih menghindar dari serangan tonfanya, "jangan hanya menghindar Haneuma."

"Maaf, tetapi kau sudah tidak bisa menyerang lagi Kyouya. Kau terluka," jawab Dino sambil mengangkat tangannya sebatas bahu. Berdecih pelan, Hibari tidak akan pernah menyerah. Ia tidak pernah mau kalah dari siapapun juga termasuk seorang Dino Cavallone, "kenapa hari ini kau tampak kesal?"

"Bukan urusanmu."

"Seranganmu tidak ada yang kena telak kau tahu?" Dino masih menghindar dari tonfa yang dilayangkan oleh Hibari, mencoba untuk menahan serangan dan menghentikan Hibari, "oke, sepertinya sebentar lagi jam istirahat juga akan selesai. Jadi—"

Dino melilitkan cambuknya, mencoba untuk mengambil tonfa dari tangan Hibari. Namun, tonfa yang terlilit tampak terlepas dari lilitannya dan terlempar kearah pintu masuk bangunan dimana pintu itu secara kebetulan tampak terbuka.

"Boss!"

"Eh—" Dino yang tidak sadar pintu terbuka membulatkan matanya. Dan saat siapapun yang membuka pintu itu baru membuka pintunya lebar, tonfa itu yang menjadi penyambutnya ke atap sekolahan.

DHUAK!

"I—Ittei, kenapa hari ini selalu tonfa yang menyambutku sih," suara itu membuat Hibari menggerutu pelan. Dino segera berlari kearah Yuna yang terduduk sambil memegang pelipisnya yang terkena pukulan tonfa itu, "Kyouya, kau tidak seharusnya—"

"Kau tidak apa-apa?"

Yuna menoleh saat mendengar suara asing yang tidak pernah ia dengar itu. Menatap mata cokelat dari Dino yang terdiam juga saat menatap mata stellnya.

...

"Kau mau membantuku?" Yuna mengerutkan alisnya saat melihat Dino yang terdiam dan berdiri di depannya tidak melakukan apapun. Dino yang sadar tidak melakukan apapun tampak tersentak dan tertawa sambil menggaruk kepala belakangnya.

"Maaf, kau tidak apa-apa?" Dino tersenyum dan mengulurkan tangannya yang segera disambut oleh Yuna sambil mengangguk.

"Jika sebuah benjolan tidak dihitung, aku tidak apa-apa—" jawabnya sambil memegangi pelipisnya yang merah karena serangan itu. Dino hanya tertawa datar dan menghela nafas sebelum menoleh kearah Hibari yang ada di belakangnya.

"Kyouya kau harus meminta maaf."

"Untuk apa, kau yang melempar tonfaku," jawab Hibari tidak acuh dan memalingkan wajahnya. Yuna tersenyum dan menghela nafas, adiknya sama sekali tidak berubah sejak kecil—selalu dingin dan juga ketus pada semua orang termasuk pada dirinya, "dan jangan tersenyum seperti itu herbivore."

"Oh apakah sekarang tersenyum menjadi salah satu pelanggaran yang ada di peraturanmu Kyo-kun?" Hibari kembali mendengus dan memalingkan wajahnya, "sepertinya itulah sebabnya kau selalu bertarung dengan tuan—"

"Dino. Dino Cavallone—kau sangat dekat dengan Kyouya?"

"Oh, karena—"

"Selalu?" Yuna dan Dino terdiam saat mendengar Hibari berbicara. Yuna menoleh pada Hibari yang menatapnya tajam, "kenapa kau berbicara seolah kau tahu apa yang kulakukan sejak kemarin?"

"I—itu karena, kau memang selalu saja bertarung bukan? Dan melihat bagaimana keadaanmu dan Dino-san, tentu saja aku berfikir kalau kalian sedang bertarung," jawabnya sambil mencoba mencari alasan. Namun tatapan Hibari menunjukkan kalau ia tidak percaya, "percayalah padaku Kyo-kun."

...

"Tidak. Tetapi aku tidak tertarik dengan jawabanmu," Hibari menerawang pada arah sampingnya. Sebelum bel masuk berbunyi, tanda semua siswa harus masuk ke dalam kelas, "kalau kau tidak ada kelas, sebaiknya kau pergi dari sini."

Dan Hibari Kyouya berlalu begitu saja meninggalkan Dino, Romario, dan juga Yuna yang terdiam satu sama lainnya.

"Maaf dengan sikap Kyouya."

"Aku sudah biasa," Yuna tertawa dan menggelengkan kepalanya. Menangkap tatapan bingung dari Dino dengan sikap dan juga kedekatannya pada Hibari, Yuna hanya tersenyum, "maaf lupa memperkenalkan diri. Namaku adalah Hibari Yuna, dan aku adalah kakak dari Kyouya. Salam kenal."

Dan Dino hanya menatapnya dengan tatapan kosong—ditambah dengan keheningan dari Dino dan juga Romario.

"…eh kakak?" Dino menunjuk kearah Yuna yang mengangguk dan masih tersenyum, "….eeeeh!"

.

.

"Kyouya tidak pernah mengatakan padaku kalau ia punya kakak."

Dino dan juga Yuna pada akhirnya berakhir di sebuah café setelah jam pulang. Yuna hanya tertawa karena ekspresi Dino saat mengetahui kalau Yuna adalah kakak dari Hibari.

"Bukankah seharusnya kau tahu kalau Kyou-kun selalu seperti itu?"

"Ya—" Dino menghela nafas karena perkataan Yuna benar apa adanya.

"Tidak pernah membicarakan urusan pribadinya sendiri," keduanya saling bertatapan saat mereka berbicara bersamaan.

"Ah, maaf—" entah kenapa semburat merah sedikit terlihat di wajah Dino saat itu sambil ia menggaruk kepala belakangnya seolah ia berbuat salah. Yuna sendiri hanya tertawa melihat kelakuan Dino yang menurutnya aneh.

"Untuk apa kau meminta maaf?"

"Ah benar juga," Dino tertawa dan meminum kopinya sambil menyembunyikan rasa bingungnya, 'kenapa aku malah jadi salah tingkah di depan gadis ini?'

"Ngomong-ngomong, apa hubunganmu dengan Kyouya Dino-san?"

"Oh, aku adalah tutornya—" Dino tampak sedikit bingung dan tidak mungkin mengatakan kalau ia adalah orang yang disuruh oleh seorang hitman untuk melatih Kyouya sebelum bertarung hidup dan mati dengan Varia, "—seperti pelatih sparringnya."

"Eee, kau sangat kuat berarti?"

"Tidak juga, aku tidak begitu kuat—rasanya akhir-akhir ini aku sering ceroboh dan malah melukai diri sendiri," karena Romario kembali ke Italia sejenak dan meninggalkan Dino bersama dengan Kyouya yang membuatnya menjadi sangat ceroboh.

"Seperti sekarang?" Yuna menoleh pada noda kopi yang berceceran didepan Dino karena sifat clumsy-nya yang muncul saat tidak ada anak buahnya.

"I—ini hanya kebetulan, aku tidak seceroboh itu kok," Yuna sekali lagi tertawa, tampak lucu dengan kelakuan Dino yang terlihat ceroboh dan entah kenapa gugup disaat yang bersamaan.

"Ah sudah jam segini. Aku harus pulang," Yuna melihat jam yang menunjukkan pukul 5 sore, "terima kasih sudah mengajakku untuk makan siang Dino-san."

"TIdak masalah, bagaimana kalau kuantarkan? Aku ingin melihat rumah Kyouya."

"Maaf membuatmu kecewa, tetapi aku tidak tinggal bersama dengan Kyouya," Dino tampak bingung dan menatap Yuna yang tersenyum.

.

.

"Rumah Sakit?"

Dino menoleh saat pada akhirnya Yuna menyerah dan membiarkan Dino mengantarkannya. Namun bukannya mengantarkan ke rumah, Yuna malah menunjuk pada arah Rumah Sakit Namimori dan berhenti di salah satu pintu depannya.

"Ah, sebenarnya karena ada sedikit urusan disini. Aku tinggal di apartment yang ada di dekat sini," Yuna tampak menggelengkan kepalanya dan menatap Dino yang menatapnya heran.

"Aku harus pergi sekarang—terima kasih sudah mengantarkan Dino-san," Yuna membungkukkan kepalanya dan berbalik segera meninggalkan Dino yang tampak ingin menghentikan dan memberikan penjelasan.

"Boss?"

"Apakah benar tidak ada data apapun tentang Hibari Yuna?" Dino menoleh pada Romario yang ada di belakangnya yang hanya menggeleng dan memastikan kalau memang tidak ada informasi tentang itu. Memang aneh, karena Cavallone memiliki data lengkap tentang Tsuna dan juga yang lainnya untuk membantu mereka melawan Varia.

Namun Hibari Yuna—sama sekali tidak terlacak sedikitpun.

"Apakah menurutmu ini adalah ulang Reborn?"

"Bukan aku—" Dino tampak menoleh dan menemukan Reborn yang begitu saja mendarat di bahu Dino. Tatapannya tampak serius, dan sepertinya ia juga baru mengetahui tentang seseorang bernama Hibari Yuna, "—aku memang mengetahui kalau Hibari Kyouya memiliki kakak, namun yang kutahu—kakaknya sudah tewas saat usianya 14 tahun."

"Kenapa kau ada disini Reborn?"

"Ryouhei terluka karena pertandingan semalam dan dirawat disini."

"Begitu—jadi, apakah kau memiliki pemikiran siapa yang menyembunyikan keberadaan gadis itu?"

"Satu-satunya yang memiliki hubungan dengan Hibari Kyouya—dan memiliki kemampuan untuk menyembunyikan informasi ataupun mengenal orang yang bisa melakukan itu," Dino tampak berfikir tentang itu dan membulatkan matanya sebelum menatap Reborn, "—kau menyadarinya?"

"Masakka…"

"Siapa lagi kalau bukan dia bukan—" Reborn menghela nafas dan menurunkan topi fedoranya, "Fon…"

.

.

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama Fon, Dino-san ingin membicarakan tentang Kyo-kun setelah pulang dari sekolah," Yuna membuka pintu dan menemukan Fon yang duduk dengan tenang di salah satu kamar. Bukan, itu bukan kamar Fon yang dirawat—karena papan yang ada di depannya tampak bertuliskan sebuah nama.

Hibari Yuna.

Ya, itu adalah kamarnya—yang ia tempati setelah ia pindah dari rumah sakit di Akihabara menuju ke Namimori.

"Tidak apa-apa, lagipula tidak baik untuk menolak ajakan seseorang," Fon tersenyum dan membiarkan Yuna duduk di salah satu kursi disana dimana sebuah laptop tampak berada disana, "Reborn sangat kesal saat tahu ada sebuah informasi yang tidak ia ketahui."

"Bagaimanapun, aku sudah 'mati' dua tahun yang lalu. Reborn-san hanya tahu jika Kyo-kun memiliki kakak yang sudah tewas 2 tahun yang lalu," Yuna mengangkat bahunya dan kembali mengetik di computer di dalamnya.

"Bagi informan tanpa nama, sepertinya menghilangkan jejak adalah sebuah hal yang mudah untukmu."

"Ini juga karena kau membantuku tentu Fon—kalau hanya data namun keberadaanku terlacak tentu saja itu sama saja dengan bohong," Yuna tampak tertawa dan menatap Fon yang membalas tawanya, "menyusup ke CEDEF dan juga Vongola adalah sesuatu yang susah. Tetapi beruntung saat dua tahun yang lalu aku memutuskan untuk 'tewas' dalam misi, aku bisa membobol dan mengganti statusku dan membuat surat kematian palsu."

"Tetapi kalau seperti ini artinya semua yang kau lakukan sia-sia bukan? Bahkan berhenti dari jabatan calon pemimpin CEDEF selanjutnya," Yuna menghentikan ketikannya.

"Kyo-kun yang akan mengambilnya suatu saat. Bagaimanapun, kakek buyut kita Alaude yang membuat kita berada dalam garis penerus kepemimpinan CEDEF. Toh mereka berdua mirip satu sama lainnya," Yuna tersenyum dan kembali mengetiknya, "aku hanya akan mendukungnya dari belakang sebagai seorang informan. Bagi Kyo-kun, begitu juga dengan Vongola Decimo serta yang lainnya."

"Belum ada yang tahu siapa yang menjadi Vongola Decimo kau tahu?"

"Aku punya firasat," Yuna menoleh pada dua foto yang ada di depannya. Informasi yang berasal dari Vongola dan CEDEF tentang dua kandidat yang akan memperebutkan Vongola Decimo—Xanxus dan juga Sawada Tsunayoshi, "lagipula di kelompok Sawada Tsunayoshi ada Kyo-kun, mereka tidak akan kalah!"

"Lalu kapan kau akan mengatakan pada Kyouya tentang keadaanmu?"

"Entahlah—" Yuna melepaskan wig rambut panjangnya yang juga satu set dengan topi rajutan yang ia kenakan, menunjukkan rambut pendek miliknya yang terlihat lebih tipis daripada orang kebanyakan, "kalau aku mengatakan tentang penyakitku, bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana wajah Kyouya saat itu. Yah aku ingin melihat, tetapi sebagai kakak tentu aku tidak ingin membuatnya khawatir."

"Baiklah, ini adalah urusan kalian berdua," Fon menutup matanya dan menghela nafas berat, "kau ingin menonton pertandingan dengan Varia hari ini?"

"Tidak, kecuali kalau itu pertandingan Kyouya~ mengisi tenaga untuk pertandingan yang paling menegangkan."

"Kalau begitu, bagaimana jika membantu CEDEF untuk pertama kalinya setelah kau menghilang?" Fon menatap Yuna yang tampak menatap Fon tiba-tiba dengan wajah seriusnya, "bebasnya Xanxus dari penjara es milik Vongola Nonno tampaknya juga mengubah sikap dari Nonno. Ada yang aneh dengannya…"

"Jadi—yang kulakukan hanya memastikan kalau tidak ada yang terjadi saat ini di organisasi Vongola?"

"Begitulah—tetapi aku memiliki firasat yang buruk," Yuna menoleh pada Fon yang masih menghela nafas untuk kesekian kalinya, "kuharap itu hanya perasaanku."

.

.

"Ah ini dia."

Yuna sedang berada di atap sekolah saat ia memangku laptop dengan sebuah video yang terekam. Hibari Yuna adalah seorang hacker, dan juga seorang informan dunia maya yang cukup terkenal dengan "Fallen Angel" di dunia mafia.

Karena suatu hal, 2 tahun yang lalu ia menghilang—dan sepertinya akan ada kehebohan kalau semuanya melihat kehadirannya saat ini.

Sebuah Video rekaman dari markas Vongola terlihat dari ujung markas ke ujung lainnya. Sebenarnya jika ketahuan tidak masalah, karena Yuna sendiri adalah anggota CEDEF sebelum 2 tahun yang lalu menghilang dan dinyatakan tewas. Namun ia masih ingin menyembunyikan keberadaannya, karena adiknya dan semuanya tidak mengetahui kalau ia adalah anggota dari CEDEF.

Hanya Vongola Nonno dan juga Sawada Iemitsu yang mengetahui kalau ia adalah anggota CEDEF. Dan hanya Fon yang mengetahui kalau selama 2 tahun ini ia hanya bersembunyi dan tidak tewas. Artinya, baik Vongola Nonno dan Sawada Iemitsu tidak tahu kalau ia masih hidup sampai sekarang.

Bisa bayangkan bagaimana kegegeran kalau sampai ia diketahui masih hidup bukan.

"Baiklah, Xanxus bebas dari penjara itu pada tanggal—" menguasai sepenuhnya kamera pengawas tentu saja membuatnya bisa mengatur kapan ia bisa melihat dan menemukan apa yang ia cari. Seperti kegiatan setelah Xanxus bebas dan juga keadaan Vongola Nonno.

Terjadi keributan saat itu di markas saat Xanxus tampak keluar dari kurungan ayahnya. Dan saat itu juga, beberapa orang yang merupakan anggota Varia tampaknya juga menerobos dan menghancurkan serta membunuh semua orang yang menghalangi mereka.

Hingga mereka sampai di ruangan Vongola Nonno, Xanxus membukanya—namun ia menoleh ke belakang untuk menembak kamera pengawas satu-satunya yang ada di dekat ruangan Nonno yang bisa melihat jelas ke depan.

'Kalau begini sama saja aku tidak mendapatkan apapun,' Yuna berdecak dan mencoba untuk mencari beberapa bagian dari kamera yang ada di dekat sana. Sebuah kamera yang tampak berada di jendela—menampakkan sesuatu.

'Tunggu—apa tadi…'

"Yuna?" Dengan segera Yuna menutup laptop yang ada dipangkuannya saat ia mendengar suara itu. Menoleh, menemukan Dino yang tampak tersenyum dan menatap kearahnya, "kau mirip dengan Kyouya ya. Sangat suka dengan atap sekolah."

"Disini lebih enak karena aku bisa mendapakan udara yang segar dan tidak diganggu siapapun," Yuna tersenyum dan mempersilahkan Dino untuk duduk disampingnya, "lalu, hari ini juga berlatih Dino-san?"

"Begitulah, Kyouya benar-benar tidak bisa diajak berkompromi soal ini," Yuna tertawa dan mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan oleh Dino, "apa yang sedang kau lakukan?"

"Etto—mendata nilai murid-murid, dan melihat beberapa informasi tentang murid Namimori," yah, Dino sendiri berbohong sedikit dan tidak mengatakan tentang mafia. Tidak ada masalah kalau ia sedikit berbohong juga.

"Guru baru yang sibuk—" Dino tampak tertawa dan menyenderkan tubuhnya di dinding belakangnya, "—kau suka sekali menggunakan wig ya?"

"Eh?"

"Kemarin kau menggunakan wig, dan sekarang kau gunakan warna dan bentuk yang lainnya," Dino menunjuk pada rambutnya untuk memberitahu tentang wig yang dimaksud, "ah maaf kalau pertanyaanku membuatmu tersinggung!"

"Ah tidak apa-apa, aku yang minta maaf kalau kau menganggap ini aneh."

"Tidak apa-apa, tetapi kuharap suatu saat aku bisa melihat bagaimana rambut aslimu."

"Eh?" Yuna mengerti kalau Dino hanya akan berada didekat Hibari saat pertarungan Varia. Entah kenapa rasanya Dino mengatakan seolah ia ingin atau akan bertemu dengan Yuna lebih sering lagi. Entah kenapa wajahnya memerah, dan Dino yang menyadari kalimatnya yang aneh juga tampak membulatkan matanya dengan wajah yang ikut memerah.

"Ma—maaf kalau perkataanku terdengar aneh!"

"Ti—tidak apa-apa…"

DHUAG!

"Ittei—" Dino memegangi kepalanya yang terkena pukulan tonfa. Menoleh untuk menemukan Kyouya yang sudah memegang kedua tonfanya dan menatap Dino dan juga Yuna didepannya.

"Jangan berkerumun Herbivore, dan kalau kau tidak ingin bertarung jangan mengganggu tempatku," Hibari menatap kearah Dino yang masih memegangi kepalanya dan tampak berfikir sejenak sebelum tersenyum penuh arti.

"Oh, apakah Kyouya cemburu karena aku berbicara pada kakakmu?"

"Kamikorosu!" Dan dengan segera Hibari melancarkan serangan yang mengarah pada Dino. Tentu Dino tidak akan bisa tinggal diam apalagi ada seseorang di belakangnya. Namun sayangnya, Dino tidak pernah sadar kalau ia akan menjadi ceroboh saat tidak ada anak buahnya.

Dan dengan segera Hibari menepis cambuk Dino yang segera terlempar. Dan Yuna yang menyadari kalau Dino sama sekali tidak bisa bertahan kalau tidak ada keluarganya segera bergerak dan merentangkan tangannya di depan Dino.

"Kyouya!"

Baik Dino dan juga Hibari tampak membulatkan matanya saat Yuna tiba-tiba saja sudah ada diantara mereka dan serangan Hibari tidak bisa dihentikan saat sebuah pukulan yang sangat keras mengenai kepala Yuna membuatnya tumbang begitu saja.

.

.

"YUNA!"

Dan teriakan Dino yang menjadi hal terakhir yang didengar gadis itu sebelum kegelapan tampak menyelimutinya.

.

.

To be Continue

.

.

This is my first ffic ^^ I like D18, 8059, and 6927, also the other Yaoi Pair, but I also like canonxOC. So, I want to make DinoxOC for my first ffic.

Hope you enjoy it, and don't forget to leave the review C= Tell me if Hibari Yuna is Mary Sue ^^