Helai rambutnya yang begitu halus terbuai oleh lembutnya angin. Jemarinya yang begitu lentik, ia gerakkan untuk mengacak tatanan rambut peraknya itu. Terlihat begitu berkarisma, begitu gagah dan begitu angkuh.

Manik sewarna hazelnya begerak tak tentu arah menatap ratusan –mungkin ribuan pasang mata yang hanya melihat dirinya. Memuja dan memusatkan atensi mereka pada dirinya.

Ia adalah lelaki yang begitu dipuja. Dielukkan sedemikian rupa, layaknya dewa. Segelintir orang, meyakini ia adalah pribadi sempurna, tanpa cela.

Lelaki itu memiliki nama. Ia adalah Kim Taehyung, penyanyi bersuara madu yang dicintai semua kalangan di semenanjung Korea ini.

Mendapat begitu banyak cinta dan hormat, membuat seluruh orang mendambakan dirinya. Berharap bertemu dengannya, bertatap dengannya, merasakan jemari lentik itu, atau menjalin sebuah hubungan dengannya.

Tak jarang, penyanyi atau tokoh papan atas lainnya pun turut memujanya. Mencoba merebut atensinya dan menjadi seseorang yang berada dilingkup dimana mereka dapat meraih serta menggenggam seorang Kim Taehyung.

Begitu banyak cinta dan pujaan yang ia terima. Membuat ia semakin jatuh pada sebuah jurang. Semakin jauh dengan teman yang sesungguhya. Semakin jauh dengan seseorang yang membuatnya mendapat jutaan cinta dan puja tersebut.

Taehyung mendapati dirinya berada pad lingkup tingkat atas. Bisa dikata, strata teratas. Ia berteman dengan aktor senior, direktur acara besar, penyanyi asia lainnya. Ia telah berada pada level yang berada, dimensi yang berbeda. Dan ia … menyadari hal itu.

Terbuai akan ketenaran, itulah situasi dimana Taehyung terjebak didalamnya. Menjadi lebih populer itu telah menjadi tujuannya. Teman yang mendunia dan berdampak besar telah menjadi prioritasnya. Hal kecil yang dulu ia banggakan telah ia lupakan.

"Taehyung! Jo PD ingin bertemu denganmu. Ia akan menawarkan sebuah acara padamu," ucap sang manajer.

"Baiklah."

.

"Taehyung! Dalnim, seniormu. Mengajakmu makan malam!"

"Baiklah."

.

"Taehyung! Agensi ingin berbicara tentang album musim gugurmu. Sekarang!"

"Baiklah"

.

"Taehyung, ibumu kecelakaan! Bagaimana ini?"

"Kirimkan saja uang. Aku sibuk untuk sekedar mengunjunginya."

.

Keluarga, bukankah mereka harusnya menjadi prioritas setiap insan manusia.

Taehyung, si pria populer memilih mengabaikan keluarganya yang sangat biasa. Keluarganya yang tak akan pernah ada orang yang mau mendengarkan atau menyaksikan mereka. Keluarga yang tak pernah akan tersorot lampu ketenaran, atau jepretan kamera, Keluarga yang semakin lama, semakin ia hindari. Semakin ia benci.

TBC.

HALLO FFN.

ALEEYRA IS COME.

Ini slice of life, jadi semoga kalian bisa menikmati sekaligus mengambil makna dari fanfic ini.