Halo semuanya, Rowena di sini!

Ini fanfic Hirumamo pertamaku!

Akan ada 3-4 chapter untuk judul ini.

Mohon maaf jika alur ceritanya geje, gapen, membuat *alis mengkerut*, *menghela nafas*, ataupun *tertawa prihatin*. Karena itu, review sangatlah dibutuhkan untuk pemula.

"Life Goes on"

Written by: Rowena N.

Disclaimer: Inagaki Riichiro and Murata Yuusuke

Pairing: Hiruma Y. x Mamori A.

"Hi- Hiruma-kun aku punya sesuatu untukmu."

Mamori akhirnya berhasil memanggil kapten klubnya setelah berpuluh-puluh kali mencoba tetapi kata-katanya menghilang dalam perjalanan ke mulutnya. Mamori tidak bisa menyembunyikan ketegangan yang menjangkitinya saat ini.

Dan seperti biasanya Hiruma hanya menanggapinya dengan gumaman, "hnn."

Mamori masih mematung di belakang punggung Hiruma yang sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya berkutat dan sesekali mengumpat di depan laptopnya. 'Sesuatu' yang ingin diberikan Mamori basah oleh keringat karena menggenggamnya lebih dari 1 jam dalam usahanya mengumpulkan keberanian, keberanian untuk bertatap muka dan berusaha untuk terlihat bahagia.

"Mematung sambil memasang wajah idiot, jangan-jangan kau buang air di celana manejer sialan? Kekeke."

"Tidak begitu kok!" potong Mamori gusar, bertahun-tahun ia mengenal Hiruma harusnya ia sudah tahu respon pria ini akan jadi seperti itu, "Aku berfikir kau pasti tidak tertarik dengan hal semacam ini, tapi kita sudah kerja bersama sejak SMA," ia berhenti untuk menarik nafas, "Jadi aku akan merasa tidak enak jika tidak memberikannya langsung."

Mamori kini berada di sebelah meja hiruma, ia bisa melihat Hiruma dengan jelas sekarang. Mata tajam menyorot layar laptop, beberapa bagian rambut blonde sudah tidak setegak pagi tadi, mulutnya sibuk mengunyah permen karet, dan walaupun Hiruma tampak tidak terpengaruh sama sekali dengan tatapan Mamori, ia tahu Hiruma tetap mendengarkan.

"tch." desis Hiruma detik kemudian, "cepat berikan hal sialan itu manajer sialan, lalu menyingkir dari hadapanku."

Mamori berusaha tersenyum sembari meletakkan sebuah amplop berwarna pastel ke sisi laptop Hiruma. Suara tektektektek keyboard terhenti sejenak, Mamori melihat Hiruma melirik sekilas ke arah amplop sebelum melanjutkan ketikannya.

"Apa ini manajer sialan?"

"I'm getting married." suara ceria yang coba ia perdengarkan malah terdengar seperti mencoba bicara disaat seseorang mencekiknya.

Hening, Mamori merasa lega Hiruma tidak menyadari suara anehnya barusan. Mungkin Hiruma lebih tertarik untuk mencerna kata-katanya dibandingkan menertawai vokalnya. Suara bertemunya jari-jemari dan keyboard kembali terhenti, kali ini cukup lama. Mamori mencoba melihat lebih seksama ekspresi Hiruma. Walaupun ia selalu menepis pikiran ini, tapi Mamori menyadari jauh di dasar hatinya ia ingin melihat semburat kekecewaan di wajah Hiruma. Walau hanya sepintas lalu. Mamori ingin Hiruma, kau tahu, sedikit merasa kehilangan.

"5 hari lagi."

Suara ketikan kembali terdengar, "Terserah." Hiruma membuka mulut akhirnya.

Dada Mamori sesak, "Apa yang sebenarnya aku harapkan?" batinnya, "Tentu saja dia tidak peduli, tidak akan pernah peduli. Pada akhirnya pun, hanya akulah satu-satunya yang merasa kecewa."

Hiruma mendengar pintu ruang klub tertutup di belakangnya, kata-kata terakhir Mamori seperti bergema di seluruh ruangan, "BAIKLAH, kau mau datang atau tidak juga TERSERAH, toh aku juga tetap akan menikah TANPAMU!"

"Cih!" tiba-tiba saja darah di otaknya terasa membeku, ia bernafas dengan berat. Jari-jari di atas keyboard terkepal sangat erat hingga berubah kemerahan dan urat-uratnya berkedut. Sedetik kemudian tanpa berfikir panjang, tanpa memikirkan data-data dan segala macam hal yang selama ini ia kumpulkan, ia menyambar laptopnya yang masih terbuka dan melemparkannya dengan kasar ke lantai.

Merasa belum puas melihat laptopnya hancur, amplop pastel yang masih tergeletak di seberang meja juga disambarnya.

"Sampah sialan tempatnya di sini!" gumamnya seraya memandangi sinis undangan pernikahan Mamori di tempat sampah, terkoyak oleh kemarahannya.

to be continued

Sekian chapter pertama yang sangat-sangat singkat dan geje ini. XD

Tolong review-nya, gak usah malu-malu

Hiruma : satu-satunya yang terlihat malu hanya kamu sendiri author sialan ! kekeke

EH HIEEEEEEE