/Prolog/

BRAKK..

Terdengar debuman keras dalam sebuah ruangan kerja. Meja kayu itu harus hancur akibat tendangan ringan kaki kecil seorang pemuda. Matanya memanas syarat akan kemarahan yang tertunda. Kedua tangannya mengepal erat, hingga baku-baku jarinya terlihat memucat. Kertas-kertas dan beberapa peralatan tulis yang tertata di atas meja juga berserakan di lantai. Pemuda itu tidak sendiri, ada sekitar tujuh orang berjas hitam –Bodyguard- yang setia berdiri dihadapannya seakan menunggu keputusan selanjutnya.

"Tuan tenanglah.. kami akan mencari siapa orangnya"

Seorang lelaki yang lebih tua diruangan itu angkat bicara, terlihat seperti pemimpin orang-orang berjas hitam tersebut. Dengan berani dia melanjutkan ucapannya karna belum adanya respon.

"Anda tidak perlu khawatir, saya yakin kalau ..."

"DIAM!"

Semua orang disana tersentak dan langsung menundukkan wajah. Suara nyaring, keras dan tiba-tiba membuat lelaki tua itu langsung terdiam. Pemuda itu berjalan menghampiri lelaki tua tersebut. Dengan pelan dia mengusap-usap pundaknya berharap menghilangkan debu yang menempel dengan diakhiri sedikit remasan terkesan ringan mungkin, tetapi efeknya membuat lelaki tua itu meringis.

"Cari dan temukan secepatnya mengerti," pemuda itu berbisik penuh penekanan dan ketegasan disetiap kata-katanya. Memberikan tatapan tajam dan menusuk meski terlihat normal dan tidak menakutkan, tapi gejolak kemarahan itu masih ada dan semakin berkobar. Hanya lelaki tua itu yang mengerti bagaimana tidak normalnya jika Tuannya akan marah.

"Baik Tuan" dengan kepala menunduk lelaki tua itu mengangguk mengerti. Dua perintah yang memiliki arti sama 'cari dan temukan' tetapi dengan maksud yang berbeda, membuatnya harus cepat berfikir agar tidak melakukan kesalahan.

"Bagus"

Tanpa banyak berkata lagi, pemuda itu langsung keluar dari ruangan kerjanya. Dengan santai dia berjalan sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Memasang muka dingin sesuai dengan hati dan pikirannya sekarang. Dia harus keluar menenangkan pikirannya dulu untuk rencana selanjutnya. Sedikit hiburan malam, itu cukup.

Tetapi tidak untuk nanti.

.

.

.

Di sebuah ruangan unit gawat darurat, KyungHee Medical Center terjadi sedikit keributan. Pasalnya baru saja terjadi kecelakaan hebat di daerah Dongdae-mun, Seoul yang mengakibatkan sebuah truk pengangkut barang menabrak pagar pembatas dan sebuah mobil terguling sejauh 300m dari kejadian.

Tiittttttt...

Tiittttttt...

Bunyi detak jantung itu berhenti berdetak secara bersamaan sesuai yang ditunjukkan alat pendeteksi tersebut. Mereka sudah berusaha, tetapi takdir berkata lain.

"Dok, kedua pasien sudah tiada.." panik salah seorang perawat.

Dokter itu terdiam sejenak memperhatikan bagaimana genggaman kedua tangan pasien itu saling terkait, seakan saling menguatkan satu sama lain untuk bertahan. Pasangan suami-istri itu kini telah pergi ke tempat yang lebih indah. Hal tersebut tak ayal membuat sang Dokter tersenyum kecil penuh arti.

"Segera pindahkan ke kamar khusus,"

"baik Dok"

Setelah menutupnya dengan kain, mereka langsung memindahkan kedua pasien yang telah tiada ke ruang jenasah, sedangkan sang Dokter yang diketahui bername tag 'Kim Heejong' melanjutkan pemeriksaan ke ruangan lain.

.

Pasien ini cukup beruntung bisa selamat dari kecelakaan maut tersebut. Ya cukup, karena pasien dengan luka di sekujur tubuhnya dan kepala yang diperban membuatnya harus terbaring lemah di atas ranjang tak sadarkan diri. -koma-

"Semoga kau cepat sadar, aku tidak tau apa yang terjadi tapi kurasa sesuatu yang berbahaya sedang menantimu," dengan telaten Dokter Kim mengecek kembali keadaan pasiennya, seorang pemuda tampan terlihat masih terlelap dengan nyaman dalam tidurnya, tidak merasa terganggu sedikitpun dengan keadaan sekitar.

"Maafkan aku, mulai sekarang kau akan berteman dengannya," lirih Dr. Kim menatap pemuda itu sekali lagi. Setelah menyelesaikan tugasnya, dia bergegas keluar ruangan.

Malam ini adalah awal dari segalanya.

Flasback

Dokter kim baru saja akan menuju kamar 461, untuk mengecek salah satu korban selamat kecelakaan maut yang baru terjadi. Saat melewati lorong rumah sakit sebelah timur, dia berhenti. Secara spontan dia menyembunyikan tubuhnya disalah satu sisi dinding.

Ada banyak bodyguard sedang berjaga di depan kamar jenasah, lalu muncul salah satu dari mereka baru saja keluar dari dalam ruangan. Orang itu tersenyum puas pada semua orang yang berbaris rapi didepannya. Dia merogoh sesuatu dalam sakunya dan menghubungi seseorang.

"Halo tuan.."

"Keluarga itu telah mati semua,"

"Baik, akan saya lakukan,"

Setelah mengakhiri telepon, dia memperhatikan keadaan sekitar. Lorong ini sepi. Lalu orang tersebut menatap semua bodyguard itu.

"Tuan ingin semua masalah ini tidak diketahui oleh orang lain dan juga urus semua kejadian kecelakaan hingga tidak menimbulkan kecurigaan. Kalian mengerti,"

"Baik,"

Tidak berapa lama mereka pergi, tanpa tau ada seseorang yang mendengarnya. Ya Dokter Kim masih setia bersembunyi di salah satu sisi dinding lain.

.

.

.

Ini ff pertama saya

riview juseyo^^