Disclaimer : Naruto-Masashi Kishimoto

jika ada kesamaan cerita itu hanya unsur ketidaksengajaan saja, cerita ini murni dari imajinasi author

Rate : T

Genre : Friendship

Pair : SasufemNaru

Warning : TYPO, alur gaje, gaya bahasa hancur, AU, OOC, Author newbie, Don't Like Don't Read

.

.

.

Enjoy

.

.

.

Different Spring

Angin cukup kencang dimusim semi hari ini, membuat beberapa helai kelopak bunga sakura berterbangan memperindah langit Tokyo. Ia selalu mengagumi sang merah muda yang terlihat serasi dengan biru dan putihnya langit. Begitu lembut.

Tangannnya reflek mengadah langit, merasakan angin ataupun sang sakura yang menabrak halus jemari-jemari mungilnya. Helai pirang sebahunya tak mau kalah dengan kelopak sakura. Berkibar lembut menantang sang matahari cerah. Iris safir itu mengadah ikut menantang langit, menyelami warna biru menenangkan seperti miliknya.

Musim semi selalu jadi musim favoritnya. Awal kehidupan setelah lama tertidur suri. Ia mengembangkan senyum secerah mataharinya. Permulaan indah diawal musim semi.

"Naru-chan…"

Panggilan halus dibelakangnya membuat ia membalikkan tubuhnya. Perempuan berambut indigo yang memanggilnya berjalan anggun kearahnya.

"Ada apa Hina-chan?" Suaranya halus seperti kicauan burung gereja.

"Ayo kita ke kelas, teman-teman sedang melihat video festival kemarin." Naruto mengangguk dan menyambut tangan gadis itu. Sebelum melangkah pergi ia memotret pemandangan sakura indah itu lewat safirnya, membuatnya semangat menjalani hari ini.

-puzZy cat-

"Wah! Videonya bagus. Kelihatannya akan menjadi kenangan indah setelah lulus nanti." Ino menyerukan pendapatnya dengan sinar mata berbinar, terlihat puas.

"Kurasa aku akan merindukan kalian semua. Tinggal beberapa bulan lagi kita akan berpisah." Timpal Sakura melukis wajah sedih. Teman-temannya yang lain mengangguk setuju. Mereka hanyut dengan pikiran masing-masing. Mengumpulkan memori tiga tahun SMA. Sungguh masa remaja yang tak terlupkan. Hingga salah satu gadis mendongak dari lamunannya. Tersenyum dengan pemkiran yang melintas dikepalanya.

"Bagaimana kalau kita membuat buku tahunan?" Ucapnya antusias pada teman-teman gadisnya.

"Maksudnya?" Tanya Ino bingung.

"Kita akan buat biodata tentang teman-teman kita. Terus nantinya kita bagikan, supaya ketika terpisah nanti kita masih bisa saling mengingat. Bagaimana?" gadis itu berucap masih dengan antusias menggebu.

"Ah! Aku setuju Naru-chan!"

" Kita kumpulkan data umum dan juga pribadi seperti hobi, cita-cita, warna favorit, kesan masa SMA, ah… pokoknya sejenis itulah. Bagaimana?" Mereka mengangguk setuju dan mulai hanyut dengan diskusi yang mereka ciptakan.

-puzZy cat-

"Naru-chan… kita punya masalah." Naruto mendongak menatap iris hijau didepannya.

"Masalah apa Sakura-chan?"

"Aku tidak bisa menemukan data khusus apapun tentang Sasuke-kun. Fotonya pun tidak ada. Aku tidak berani memintanya." Naruto mengerutkan alisnya berpikir. Sasuke. Sasuke. Oh! Uchiha! Ia ingat sekarang. Bagaimana bisa ia lupa dengn teman sekelasnya itu.

"Kenapa?"

"Kau tahukan sifat Sasuke-kun. Dia itu dingin sekali. Tapi kalau tidak ada biodatanya, buku tahunan tidak akan lengkap." Naruto mengangguk mengerti.

"Baiklah biar aku yang memintanya."

.

.

.

"Sasuke-kun bisa kita bicara?" Suara halus miliknya terdengar sopan. Hari ini helai pirang sebahunya ia kuncir ekor kuda. Jepit rambut kelopak bunga sakura tersemat manis dirambutnya, memenjarakan poni menyampingnya. Terkesan manis dan kuat disaat bersamaan.

Lelaki yang ia ajak bicara tidak bergeming dari tempatnya. Sekedar menatapnya pun tidak. Sang blonde merengut kesal.

"Kita akan membuat buku tahunan. Hanya biodata dan fotomu saja yang tidak lengkap. Bolehkah aku memintanya?"

"…"

"…"

"…"

"Sasuke-kun."

"…"

"Hey! Kau tidak tuli kan!" Naruto berteriak tepat ditelinga kanan sang Uchiha. Membuat pemuda itu mendelik tidak suka kepada gadis disampingnya.

"Aku tidak mau." Ucapnya dingin, sedetik kemudian ia kembali memalingkan wajahnya. Onyx itu menerawang jauh keluar jendela kelasnya.

-puzZy cat-

Naruto tidak habis pikir, bagaimana bisa lelaki zombie disampingnya ini begitu dikagumi oleh gadis-gadis disekolahnya. Sikap dingin dan wajah minim ekspresi itu menurutnya sama sekali tidak menarik. Apalagi dengan rambut pantat ayamnya itu, selalu berhasil membuat Naruto ingin menjambaknya, sekedar pelampiasan terhadap sang pemilik yang begitu mengesalkan.

Beberapa bulan lagi akan diadakan perpisahan dan buku tahunan harus sudah rampung dalam dua bulan ini. Sudah tiga minggu ia mendekati pemuda raven itu. Tapi hanya kata-kata dingin yang ia dapatkan. Bahkan ia sudah rela menukar bangkunya dengan Chouji agar dapat mengamati sang Uchiha.

"Dasar zombie." Suaranya tidak terdengar mengejek namun lebih terdengar depresi. Pusing menghadapi lelaki disampingnya.

"Hn."

"Haahhh~ Teme tidak bisakah kamu mengeluarkan kalimat lain. Dan tatap lawan bicaramu, kau membuatku tersinggung." Naruto menggembungkan pipinya melihat pemuda itu tetap tak bergeming dari posisi rutinnya, menatap keluar jendela. Ia heran bagaimana bisa Sasuke tetap bertahan dengan posisi tersebut selama seharian. Haahh~ memikirkan pemuda itu membuat kepalanya pengang.

"Oi, Sasuke, bagaimana tugas fisika kita? Kau sudah mengerjakan bagianmu kan?" Inuzuka Kiba, pemuda yang tepat duduk didepan Sasuke bertanya dengan enggan. Naruto mengerti pasti apa yang tengah dirasakan sang pemuda pencinta anjing itu. Berbicara dengan Sasuke sama saja berbicara dengan patung atau benda mati lainnya. Tanpa respon dan minim reaksi.

"Hn." Nah benarkan! Hanya bahasa alien yang akan ia keluarkan.

"Eh?" Kiba mengerutkan alisnya, tidak mengerti dengan ucapan sang Uchiha.

"Sasuke bilang, sudah, Kiba. Benarkan?" Sasuke mengernyit heran pada blonde disebelahnya. Sedetik kemudian ia mengangguk mengiyakan.

"Oh begitu, baiklah. Jangan lupa hari senin nanti dibawa." Ucap Kiba sebelum kembali fokus dengan komik dimejanya.

"Ya ampun! Tugasku belum selesai. Hina-chan~" Naruto bangkit dari duduknya, berjalan tergesa menuju Hinata yang ada didepan kelas. Menyisakan onyx yang menatapnya berbeda.

-puzZy cat-

Naruto merengut diperjalanan pulangnya. Akibat rapat dadakan yang membahas tentang buku tahunan membuatnya harus pulang senja.

"Dasar zombie! Apa susahnya sih memberi biodata dan foto." Ia bermonolog dalam langkah terseretnya. Sedetik kemudian menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Merah kekuningan sang senja bersentuhan dengan jalan setapak dan rumah-rumah disekitarnya. Matahari yang selalu hangat dan cerah itu kini mulai tenggelam. Naruto tersenyum melihat pemandangan senja yang begitu indah. Bunga musim semi yang bermekaran terefleksi sempurna disafirnya. Kesal yang sempat menghampirinya menguar melihat sisi lain sang matahari. Ia tersenyum, mulai menendang-nendang kerikil yang ada didekat kakinya, mengusir bosan.

"Berjuang Naruto!" Ucapnya menyemangati dirinya yang sempat down. Tangannya terkepal diudara. Sedetik kemudian safinya memicing, memfokuskan hal yang menarik perhatiannya disalah satu gang sempit diujung jalan. Siluet orang itu seperti ia kenal.

"Sasuke?" Gumamnya ketika menyadari siapa pemuda yang ada diseberang jalan itu. Model rambut sang pemuda sungguh tidak mudah dilupakan, membuatnya mudah mengenali laki-laki stoic itu.

Pemuda itu sedang berjongkok meghadap sesuatu. Tangan pemuda itu mengadah dan seperti mengelus sesuatu didepannya.

Naruto terperanjat dan membeku. Bukan wajah tampan sang Uchiha yang bersanding dengan kemerahan senja yang membuatnya membeku. Uchiha Sasuke tersenyum. Membuat sesuatu menyusup hangat kedalam hatinya.

Pemuda itu melukiskan sesuatu yang sangat asing diwajah dinginnya. Kucing hitam didepannya mendengkur keenakan akibat elusan tangan sang pemuda raven. Sang Uchiha tertawa melihat perilaku anak kucing itu. Dan hal itu nyaris saja membuat Naruto lupa cara bernafas.

Sepertinya hari ini ia tidak hanya menemukan sisi lain sang matahari, ia juga menemukan sisi lain sang pemuda zombie. Uchiha Sasuke.

TBC

A/N:

Bagaimana menurut kalian? Zy menerima segala bentuk saran dan kritik. Silahkan direview. Respon kalian akan jadi semangat Zy dalam menulis :)