RADAR
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning: DLDR, Typo, mungkin tidak nyambung dengan judul, no conversation (full narasi).
Happy Reading! :)
.
.
.
I
Dari sekian banyak hal yang menyakitkan hati Haruno Sakura, adalah kata-kata Uchiha Sasuke yang paling menyakitkan. Kata-katanya terus berepetisi dalam benak Sakura, sekalipun itu hal kecil.
Menjadikannya sebagai orang yang Sakura hindari sekaligus dirindukan. Sulit untuk bersikap bijak, ketika Sakura merasa jatuh pada Uchiha bungsu itu.
.
.
.
II
Dari sekian banyak hal yang menjadi prioritasnya, prioritas utamanya adalah mendampingi Sasuke dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Sekalipun Sakura tahu ada tugas yang belum Ia kerjakan, Ia 'kan datang saat Sasuke menghubunginya.
Tanggungjawab Sasuke adalah kebaikan bersama organisasinya kini, dalihnya. Sakura tahu itu sangat bukan dirinya. Ah, Sakura merasakan perubahan yang signifikan jika terkait Sasuke.
.
.
.
III
Sakura sudah sering melihat Ino menertawakannya akhir-akhir ini. Ia hanya bisa tersenyum maklum, atau tidak berkutik. Menurut Ino, dunia Sakura bukan lagi milik Sakura melainkan Sasuke. Namun, betapapun Ino menertawakan dirinya, Sakura tahu Ino adalah orang pertama yang akan menopangnya jika dia merasa terpuruk. Karena perasaannya pada Sasuke.
.
.
.
IV
Sasuke itu, menurut Sakura, adalah orang yang sulit mengekspresikan perasaannya. Maka, ketika Ia melihat Sasuke menangis –bukan menangis seperti perempuan, hanya sebutir air mata turun dari matanya, sesaat sebelum organisasinya melakukan evaluasi, dia tanpa sadar mengucapkan kata, "tampan,"
Sakura hanya bisa merutuki mulutnya. Ia, hanya bahagia karena Sasuke tidak berpura-pura untuk terlihat kuat. Ia bahagia, karena Sasuke bisa terlihat manusiawi.
.
.
.
V
Sakura merasa harga dirinya terjun bebas. Sesaat setelah mendengar cerita Ino. Bahwa Sasuke mengetahui dirinya menyukai pemuda itu. Sesaat setelah Ino menjelaskan padanya bahwa Sasuke telah menunjukkan seorang perempuan dari masa lalunya, yang menjadi perhatian utamanya terkait lawan jenis. Sakura merasa kalah dan terluka.
.
.
.
VI
Sakura hanya bisa menundukkan kepalanya. Keheningan menyelimuti mereka. Ia dan Sasuke. Helaan napas berat tertangkap oleh telinga gadis itu. Ia tidak paham apa yang benar-benar dirasakan Sasuke, namun ini berat baginya. Keluar dari organisasi tempatnya bisa menjadi diri sendiri, tidak mudah untuk memutuskannya.
Namun, walaupun Sakura memohon pada Sasuke agar mengizinkannya pergi, Sakura tahu Ia akan kalah pada perkataan Sasuke yang meminta untuk mempertimbangkan lagi keputusannya.
Sakura tahu, Ia kalah, untuk kemudian akhirnya kembali. Ini seperti Sasuke yang memohon padanya untuk tetap tinggal, walau kenyataannya mungkin tidak demikian. Sakura tidak dapat berpikir jernih. Tepat seperti apa yang pernah Sasuke katakan, bahwa dirinya seharusnya bisa professional. Sayangnya, tidak lagi.
Di antara sekian banyak kebodohan yang pernah Sakura lakukan, bertahan dan memiliki perasaan pada Sasuke mungkin adalah yang terbodoh.
.
.
.
VII
Namun, Sakura menikmati kebodohannya. Hanya tinggal menunggu waktu untuk Sakura berhenti dari kebodohannya. Entah itu akan manis ataukah getir, Sakura belum tahu.
Hanya bertahan yang bisa Ia lakukan.
Saat ini.
E
N
D
.
.
Mind to review? :)
Thanks for reading
.
Sign,
Ash Shey
