Seruan dua anak laki-laki saling berseteru meriuhkan suasana malam yang hening, kala itu Kris sang kakak memantulkan bola oranye itu di sekeliling lapang memperlihatkan kepada sang adik – Baekhyun, tentang skill basket nya yang banyak di puji orang – katanya
"Baekhyun lihat ini" sang kakak berhasil memasukan bola bundar itu tepat pada ring basket, takjub melihat pemandangan yang tak biasa di depan matanya Baekhyun bertepuk tangan ricuh. Kursi roda yang dia duduki seakan hampir rubuh karena bokong nya yang tak henti-henti bergerak membobol kain bantalan nya. Kris segera berlari menghampiri sang adik sambil memegangi pegangan kursi roda, beberapa detik saja ia meninggalkan nya mungkin Baekhyun dan kursi roda nya akan pergi ke bawah tangga di belakang nya.
"Whoaa kakak hebat" ucap si mungil sambil mengangkat dua ibu jari nya di depan mata sang kakak. Kris pun hanya bisa tersenyum, ia mengacak-ngacak kepala sang adik gemas. Sebulan sudah ia dirawat di rumah sakit dan sang ibu sama sekali tak memperbolehkan Baekhyun untuk pergi keluar. Beliau hanya takut jika sesuatu terjadi pada Baekhyun. sesuatu yang sangat tidak di harapkan.
"Kau sangat suka hum ?"
"Tentu, kau hebat saat mendribble bola. Kalau aku sudah bisa setinggi dirimu aku ingin menjadi pemain basket juga"
Antusiasme Baekhyun yang tinggi membuat senyum Kris perlahan-lahan jatuh, ia melihat keadaan sang adik lebih dekat. Mungkin, tapi Kris tak ingin menjatuhkan mimpi Baekhyun. Dengan keadaan nya yang rapuh seperti ini ia ingin sang adik tetap memiliki impian itu.
"Baekhyun, apa ada cita-cita lain selain jadi pemain basket ?"
Baekhyun tercengang, ia menatap sang kakak heran.
"Maksud kakak, mungkin ada cita-cita lain yang lebih cocok untuk mu. Seperti, ah Koki bagaimana dengan menjadi koki? Kakak juga suka biskuit jahe buatan mu" yah meskipun sedikit hambar namun Kris hanya tersenyum ketika melahap nya sampai habis satu toples penuh demi melihat sang adik puas bahagia dan hasil jerih payah nya terbayarkan.
"Memang nya kenapa kalau aku ingin jadi pemain basket kak ?"
Kris gelagapan, beberapa kali ia menggaruk belakang kepalanya acak. Otak nya sudah kehabisan ratusan kata untuk tak membuat sang adik kecewa. Bahkan rasanya ingin mati saja untuk mencari kata-kata yang tepat.
"Sebuah cita-cita tak harus selalu sama dengan orang yang lebih unggul, bahkan jika cita-cita mu terlihat kecil tapi lebih mulia dari pada yang lain. Itu bahkan lebih baik"
"Tapi...aku suka basket. Seperti kakak menyukai nya"
"B-benarkah ?"
"Hum, Aku ingin seperti kakak yang sukses mendapat mendali emas dimana-mana. Bahkan membuat ibu bangga sampai ia tak berhenti untuk menceritakan kehebatan mu pada semua orang. Begitu juga dengan ayah, kita berlibur keluar negri karena kau berhasil memenangkan piala juara umum bergilir nasional. Aku juga ingin, tidak aku sangat ingin"
Leleh sudah air mata yang ditahan setengah mati, pada akhirnya sekuat apapun hati mu bahkan sekali nya terbuat dari baja perasaan tetap lah sebuah balon air yang sangat tipis dan mudah pecah. Kris merangkul segera sang adik dalam pelukan nya, masa bodo dengan pertanyan Baekhyun yang mengkhawatirkan keadaan nya sekarang.
Baekhyun akhirnya membalas pelukan sang kakak, meskipun tangannya sedikit bergetar. Dan sesuatu terasa menusuk sebelah dada kirinya, Kris masih menangis di bahu nya Baekhyun enggan untuk menyuruh sang kakak berhenti.
"Kak" suara lemah nya menderu, sang kakak akhirnya tersadar dan menjauhkan pelukan nya. tampak Baekhyun dengan wajah yang lebih pucat dari sebelumnya membuat kedua bola mata Kris melebar dari biasanya.
"Baekhyun, hei kau kenapa ? wajah mu – "
Seulas senyum seolah tanda terakhir bagi Baekhyun sebelum ia tak sadarkan diri di kursi roda nya. Kris panik bukan main, ia segera mengangkat tubuh lemah sang adik dari kursi roda untuk segera ia bawa ke ruangan. Barang kali adik nya masih bisa tertolong.
"BAEKHYUN BANGUN !"
Tapi bahkan jeritan yang kuat memanggilnya tak berpengaruh apapun untuk kesadaran nya. seolah dunia nya sudah bukan lagi disini.
TENDER LOVE
Chanyeol & Baekhyun
Romance, School Life, YAOI
M
Story line by SYIFASOO
.
.
Kau tahu dari mana datang nya cinta ? ketika kau membenci nya
.
.
6 orang saling menggunakan ruangan yang sama, tubuh-tubuh atletis mereka yang saling terpampang bebas ditutupi oleh baju tipis berwarna putih gold kemudian. 15 menit sudah waktu yang mereka punya untuk berganti pakaian, sang pelatih sudah menunggu di tengah lapang. Berbadan tinggi dan otot lengan yang begitu berkilau, anak laki-laki yang mulai berjajar rapi di sisi lapangan saling membandingkan otot milik sang pelatih dengan yang mereka punya.
Tapi tidak dengan satu orang yang berdiri paling ujung, mereka bahkan beralih untuk jauh lebih iri pada tubuh si anak jangkung itu. Park Chanyeol, anggota baru basket kelas 10 merasa percaya diri dengan tubuh atletis yang ia punya.
Sang pelatih mulai memberi aba-aba untuk acara pembukaan, seharusnya ada beberapa senior yang datang sore ini. Tapi sepertinya salah satu dari mereka tak muncul satu pun.
"MAAF SAYA TERLAMBAT"
Suara yang datang tiba-tiba itu membuat sang pelatih tak dapat melanjutkan pidato singkat nya. Seorang anak laki-laki dengan pakaian rapi dan lengkap itu datang begitu terburu-buru hingga lupa merapikan dasinya yang amburadul. Oh sudah tidak rapi lagi ketika ia baru saja sampai di gedung olahraga.
Orang-orang yang berada disana saling melirik ke arah nya.
"Siapa kau ?" tanya sang pelatih
"Baekhyun, Byun Baekhyun kelas 10 – A mohon ban – "
"Siapa yang menyuruh mu datang kemari ?"
Anak laki-laki itu nampak terkejut ketika ucapan nya langsung di potong.
"A-anu itu s-saya mendengar dari banyak orang kalau hari ini anggota basket sedang berkumpul di gedung olahraga"
"Lalu ?"
"Saya ingin ikut bergabung"
Gelak tawa langsung menggila seolah ada pertunjukan lelucon di depan mereka, bahkan sang pelatih yang tegas kelihatan nya sedari tadi pun tak kuasa menahan tawanya.
"Apa ? kau mau bergabung ?"
"NE" jawab Baekhyun lebih cepat dengan sedikit tekanan paling keras, begitu semangat dan terbakar api antusiasme.
"Kalau begitu tubuh mu tak boleh sependek itu"
"T-tapi saya bisa melompat tinggi"
"Buktikan"
Tangan Baekhyun bergemetar kuat, rasanya seperti ada dikriminasi tak kasat mata. Bagaimana bisa seseorang langsung dibedakan seperti ini hanya karena penampilan fisik nya. Baekhyun mengambil bola yang menganggur dari keranjang di sudut lapangan. Menggiring bola itu perlahan ke tengah lapang. Sementara yang lain nya masih menunggu untuk sebuah penampilan yang menakjubkan.
Baekhyun memegang erat bola basket itu bahkan sampai jari-jari nya memutih. Ketakutan melanda nya dua kali lipat. Ia melihat ke samping, sang pelatih masih bersabar di tempat. Dan anak-anak sepantar nya yang tak ingin berhenti membicarakan nya.
Dan
One
Two
Three
JUMP
SHOOT
Semua tercengang , Baekhyun benar-benar terbang. Hentakan kaki nya yang kuat sebelum aba-aba yang di lakukan nya sendiri terdengar jelas. Bahkan ia mengapung seakan mengepakan sayap nya. Baekhyun berhasil bergelantungan seperti kelelawar di ring basket, kemudian menjatuh kan diri ketika bola basket tadi sudah ia masukan.
Ia mengambil nafas pendek kemudian berdiri sempurna.
"Apa aku lulus tes ?"
Sang pelatih hanya menatap nya takjub sambil bertepuk tangan, di ikuti dengan anak-anak sepantaran nya. Tapi lagi-lagi tidak dengan seorang Park Chanyeol. Ia seperti diam menatap ke arah nya enggan.
"Kalau begitu aku juga bisa" ucap si manusia tinggi yang sedari tadi terus bertatapan dingin. Baekhyun mengangkat sebelah alis nya heran – Kenapa dengan anak itu ?
"Berikan bola nya"
Baekhyun langsung menendang bola itu langsung, untuk hari pertama ia sudah mendapatkan makhluk paling menyebalkan seperti Chanyeol apakah ini sungguh luar biasa ?
"Akan ku tunjukan padamu bahwa tim kami tak terlalu membutuhkan orang seperti mu, untuk apa menambahkan apa yang sudah ada"
Baekhyun memicing tajam, ia sudah mencap makhluk itu sebagai rival abadinya. Bahkan mereka belum saja bertanding, tapi hari ini akan.
One
Two
Three
JUMP
SHOOT
Untuk kedua kali nya suasana tercengang bersama itu terjadi lagi, loncatan Chanyeol pun juga bukan main bagus nya.
"Kau pasti Park Chanyeol kan ? loncatan mu sempurna karena tubuh mu tinggi, aba-aba yang kau lakukan sangat buruk sepertinya kau tak ahli dalam jump shoot. Kita masih membutuhkan siswa ini untuk menjadi anggota basket"
Seolah tak percaya dengan ucapan sang pelatih Chanyeol tambah kesal dengan mengepalkan kedua tangan nya. sementara manusia bernama Byun Baekhyun itu meleletkan lidah nya mengejek kesialan nya hari ini dengan puas.
Makan itu brengsek , wlee :p
"Sial"
...
Hari pertama sesi latihan basket begitu buruk, Baekhyun terus-terusan berhasil merebut bola dan kadang ia terjatuh hanya dengan didorong kecil oleh anggota yang tubuh nya lebih besar. Ia selalu mencoba mencekik siapa saja yang membuat nya jatuh, padahal bukan salah mereka hanya tubuh mungil nya saja yang terlalu ringan.
"A-ack Baekhyun-ssi lepas Ack"
"Kau mendorong ku keras, makan ini" Baekhyun bergelantungan seperti anak kukang pada salah seorang anak yang memakai baju seragam 94.
"Hey hentikan !" suara bass yang menggema membuat Baekhyun segera turun dan anak yang hampir kehabisan nafas itu berhasil melarikan diri walaupun tubuh nya sedikit linglung.
"Kenapa ?"
"Apa kau serius atau tidak ? jangan ikut latihan kalau kau hanya main-main"
Si jangkung itu – gumam Baekhyun
"Kita sudah berlatih dua jam yang lalu, apa salah nya bermain sejenak lagi pula aku tak benar-benar mencekik mereka"
Baekhyun menunjuk pada si nomor 94, BRUG si nomor 94 itu sudah terkapar di lantai.
"Ehhh dia pasti hanya akting" bantah Baekhyun sambil terkekeh
"Dasar tidak berguna"
APA ?!
Beberapa anak yang lain nya menghampiri si nomor 94 itu langsung, Baekhyun dan Chanyeol yang sedari tadi terus mengirim tatapan tajam akhirnya beralih untuk ikut menghampiri kerumunan.
"OH SEHUN ! HYA DIA PINGSAN"
Baekhyun mengelus dada, setidaknya dia belum mati kan ?
Baekhyun menyingkirkan beberapa orang yang duduk di samping siswa itu, ia pikir anak ini memang pingsan karena ulah nya. Jadi Baekhyun berinisiatif untuk memberikan pertolongan pertama. Setidaknya ia sudah bertanggung jawab, padahal cekikan nya belum seberapa.
"Oh Sehun-ssi, bangun"
"Oh Sehun-ssi" beberapa kali mencoba dibangunkan anak itu belum juga ingin membuka matanya. Baekhyun gugup setengah mati. Apalagi ketika ia menatap si anak jangkung yang terus mendoakan kesialan untuk nya.
"YAK OH SEHUN !" teriakan yang membahana membuat siswa si no 94 itu akhirnya terbangun dengan keadaan menutup telinga. Tak hanya dia, anak-anak lain pun ikut menutup telinga nya. Bahkan Chanyeol menutup matanya rapat-rapat, telinga terus berdenging padahal Baekhyun sudah menutup mulut nya.
"Yaaaa, bagaimana laki-laki seperti mu punya suara nyaring seperti itu huh ? ouch kuping ku" protes Oh Sehun. Baekhyun rasanya ingin menjitak anak itu namun sayang ia tak ingin terlibat masalah lagi jika dia pingsan.
"Makanya jangan pingsan lagi kalau tak ingin mendengarkan teriakan ku barusan, kau tahu kaca jendela tetangga miliku saja pecah jika aku sudah berteriak"
"Seharusnya kalau ada orang lain yang pingsan kau bantu buat nafas buatan, isch kalau saja tadi kau lakukan itu pasti aku berhasil mencium mu"
"APA?!" Baekhyun lagi-lagi berteriak, padahal baru saja teman-teman nya menyuruh nya berhenti.
Mendengar kegaduhan di ruang latihan sontak membuat sang pelatih akhirnya terjun kelapangan.
"Ada apa ini?" tubuh nya yang tegap semakin terlihat besar jika otot-otot nya sudah di kembangkan. Anak-anak basket itu kemudian saling ribut untuk berdiri. Yah terkecuali Chanyeol yang memang sudah berdiri sedari tadi.
Sang pelatih hanya menatap anak-anak didik nya, dari pertanyaan yang ia layangkan seperti nya tak satupun yang ingin menjawab.
"Baiklah kita sudahi latihan pembuka hari ini, setiap hari selasa dan juma't kalian harus datang lagi. Senior kalian juga akan membantu mu ingat itu"
"NE!"
"Bubar"
Sehun masih menggumam soal rencana nya untuk mencium Baekhyun yang disambut dengan pukulan perut yang brutal. Hanya saja tidak terlalu kasar karena tangan Baekhyun itu sangat kurus. Jadinya mereka hanya bercanda di sepanjang perjalanan menuju ruang ganti.
Baekhyun yang baru menyadari bahwa dirinya masih memakai seragam sekolah langsung panik, bau apek dimana-mana keringat membasahi semua nya. ia bisa mati kutu jika ibu mengetahui dirinya habis main basket. Atau mungkin ia benar-benar akan dipindah sekolahkan lagi.
"Oh Sehun"
"Kenapa ?"
Dua anak itu semakin dekat sejak kejadian barusan, dan rasanya Baekhyun tak canggung sama sekali. Ia tahu Sehun itu hanya bercanda. Mungkin
"Boleh kita tukeran baju ? please punya ku bau apek"
"He? Jadi aku harus pulang dengan baju seragam dekil mu itu sementara kau pakai punya ku yang bersih dan harum ini ? no"
"Sehuna, yah ? pleaseeee kalau ibu ku sampai tahu aku habis ikutan group basket kemungkinan besar beliau akan memarahi ku"
"Yasudah terima saja" balas Sehun santai sambil menutup loker nya, Baekhyun masih tak henti-hentinya untuk merayu si anak albino itu. Yah sekarang Baekhyun beri julukan baru untuk Oh Sehun.
"Unless you wanna kiss me" Sehun menekan-nekan pipi kanan nya, menunjukan kepada Baekhyun bahwa ia harus melakukan itu tepat disana.
GILA !
"Yaa aku mana – "
"Yasudah"
" oke oke baiklah, hanya satu kali kan ?"
Mata sehun berbinar, mengembangkan senyum jahil.
"Kau mau ratusan kalipun aku terima"
Baekhyun melayangkan deathglare namun ia segera menurunkan tangan nya sebelum anak itu mengancam nya lagi.
"Hey kau lama sekali ayo cepat"
Baekhyun berusaha untuk masih bisa bernafas, ia mungkin akan memaki dirinya sendiri di kamar mandi setelah ini. Menyuci mulut nya dengan sabun cuci baju milik ibunya.
"1 2 3.." hitungan Sehun terhenti, sebab ia sudah melihat sendiri Baekhyun akan bersiap memajukan bibirnya untuk menyentuh pipi sebelah kanan.
BUMPS
Sekantong plastik besar berwarna abu-abu menjadi pendaratan bibir Baekhyun yang sempurna. Baekhyun membuka mata pelan-pelan dan benar saja, bukan wajah Oh Sehun yang sedang ia cium sekarang.
Punya siapa ini ?
"Menjijikan, kalian seharusnya punya etika untuk tak melakukan itu didepan umum" suara si anak jangkung. Baekhyun hanya terdiam, ucapan nya tadi memang sangat mengesalkan karena seolah-olah ia sedang menghakimi nya. Tapi berterimaksih juga, karena dia Baekhyun tak jadi mencium pipi Sehun.
"Yaaaa PARK CHANYEOL! Kau apa-apaan huh ?"
"Kau yang apa-apaan"
Sehun terus merutuki si anak jangkung itu, sementara Baekhyun sibuk sendiri untuk menghembuskan nafas lega. Ia penasaran untuk membuka kantong plastik yang sekarang di pegang nya. Entah kenapa si anak jangkung itu malah menjatuhkan kantung ini di hadapan nya.
Baju...seragam ? dia...
"Park Chanyeol, ini – "
"Pakai saja punya ku, tapi kau harus kembalikan lagi dengan keadaan bersih ingat itu"
"OK THANKS CHANYEOLA"
Teryata anak itu tak semenyebalkan yang Baekhyun kira, hari ini ia akan selamat berkat bantuan nya.
TBC
Haaaaaaaaa apa-apaan ini
Baekhyun berteriak di depan cermin kamar mandi sekolah, ia benar-benar kaget saat kemeja milik Chanyeol seperti baju karung untuk nya.
Baiklah ini jauh lebih baik dibanding harus memakai baju apek ku sendiri -_-
