Pulang. Karena setiap hal akan kembali. Pergi meninggalkan zona ini.
Standard disclaimer applied.
Non-profit content.
Nyaman, dengan pembatas yang dipatok sendiri. Jadi ketika sudah sampai di tepi, ia akan memejamkan mata sebentar dan menghembuskan napasnya perlahan. Lalu dengan lirih bersyukur, terima kasih. Karena waktunya masih cukup untuk berada di sini.
Untuk berjalan mengejar mimpi. Terkadang berlari karena saking semangatnya atau terlalu mepet waktu yang dipunya. Ngos-ngosan dengan peluh yang turun sambil mengeluh, gila! Meskipun akhirnya tetap tersenyum dan merasa puas akan hasil yang dikerjakannya.
Jadi sekarang saat ia ingat tujuan awalnya, ia berputar ke belakang untuk melihat seberapa jauh ia berjalan. Lumayan. Walau ia pikir jarak sekian ini terlalu pendek untuk sekedar tahu jalan. Dan ia kembali menghadap depan, sadar bahwa sekarang benar-benar di tepian. Satu langkah lagi menuju seberang.
"Hari ini hari terakhir saya bekerja di sini. Terima kasih atas segala kerjasamanya selama ini."
Dengan begitu ia keluar. Kembali berjalan menentukan arah dan melihat peta. Karena salah satu mimpinya menjadi nyata. Yaitu untuk pulang, kembali ke tempat asal. Ketika dulu pernah menjadi cita dan sering diangan-angan. Rumah.
Karena dulu ia tidak pernah merasakan bagaimana punya rumah, disamput orang-orang di rumah atau menanti orang pulang ke rumah. Waktunya untuk istirahat sejenak dan melihat anak-anaknya membawa cucu yang akan segera ia lupa siapa namanya. Lalu melihat cucu-cucunya yang tumbuh dengan cepat dan tiba-tiba siap nikah. Dan melihat cicitnya berlari ke arahnya serta memeluknya, yang seingatnya tidak pernah diperkenanalkan padanya. Seingatnya. Seterusnya. Dan segalanya berputar dalam kenangan yang akan terus ia simpan. Selamanya. Sampai zona ini akan tiba saatnya untuk ditinggalkan.
