Naruto bukan punya rikai
Author baru, mohon maaf bila banyak kesalahan
Rate : sementara T
Mengandung Yaoi, Kalau tidak suka selahkan klick back atau close
Selamat membaca
Different Fate
Seorang wanita dewasa berambut merah terang, terurai sepanjang ia berjalan. Dengan gaunya yang berwarna hijau tua, sepatu berhak 10cm berwarna hitam berjalan dengan anggun. Matanya yang berwarna coklat madu yang cantik manatap tajam arah didapannya, tubuhnya masih bersiaga, bahkan senjata laras panjang yang ia pegang masih tersampir erat dibahunya. Langkah demi langkah yang ia ambil, menyusuri lorong rumah mewah yang diyakininya sebagai tempat persembunyian target buruannya. Lorong rumah yang sangat megah ini terdapat begitu banyak oranamen keemasan yang indah. Wanita berambut merah itu terkesiap ketika merasakan dinginnya senapan hand gun itu berada di pipinya.
"Ternyata sang Uzumaki yang berani masuk kedalam kediaman kami ?" laki – laki berwajah tegas dengan surai hitam dan bermata hitam yang sangat terklasifikasikan kedalam daftar keluarga terkaya di Kota ini.
"Cih, Uchiha hanya bisa bersembunyi dibalik berlian dan bekerja di dalam got tikus." Wanita bersurai merah itu mendecih tak suka.
"Bukan urusanmu, Uzumaki. Klan pembunuh bayaran seperti kalian juga tidak lebih baik dari pada kami." Laki – laki itu menyeringai keji melihat wanita itu dalam jarak tembaknya. Mempersiapkan jari telunjuknya pada pelatuk hand gun miliknya, dan.
DORR
Suara letupannya memenuhi lorong mewah tersebut. Timah panas itu melesat dengan cepat menembus dinding lorong rumah mewah itu tanpa terlihat ada darah yang berarti wanita itu telah selamat.
"Hanya sebesar itu kekuatan Klan Uchiha ?" wanita berambut merah itu tersenyum bengis.
"Siapa targetmu Uzumaki Kushina?"
"Tidak, aku kemari bukan untuk membunuh seseorang dari klan kalian. Aku hanya diminta untuk mengirimkan surat ini." Kushina melepas senjatanya dan memberikan surat beramplop emas kepada laki – laki itu.
"Ingat Uchiha Fugaku, ini bukan berarti Klan Uzumaki dan klan mu berdamai." Kushina menghilang bersamaan dengan aning yang berhembus kencang. Sedangkan Fugaku termenung melihat surat itu.
Beberapa bulan kemudian
Rumah sakit bersalin Konoha
Laki – laki bersurai kuning keemasan berjalan ah tidak tepatnya berlari manuju ruang operasi dimana ia yakini bahwa istri tercintanya sedang mengorbankan nyawanya untuk membawa calon kedua putranya lahir kedunia. Wanita yang sangat – sangat ia cintai.
Bragg
Dobrakan pintu berwarna putih gading tempat ruangan bersalin berada kini sudah terbelah menjadi dua. Yah laki – laki itu bisa bertindak diluar dari sifatnya sehari – hari bila sudah berkaitan dengan wanita yang ia cintai. Laki - laki emm maksudnya Minato, Namikaze Minato. Seorang CEO dari perusahaan Rasenggan, perusahaan yang memproduksi tenologi – teknologi cangih untuk negaranya tercinta.
"Kushina – chan..." dengan berderai air mata Minato masuk keruang operasi.
"Maaf Tuan, jika anda mencari seorang pasien yang habis dioperasi, wanita itu kini sudah berada diruang perawatan VVIP" hanya tinggal seorang perawat yang kini sedang membersihkan ruang operasi ini, berarti Minato terlambat.
"Hm, Baiklah Terima Kasih Perawat – san" sweatdrop, yah sang perawat kini sedang sweatdrop melihat laki- laki yang dihadapannya, sebelumnya seperti kilat main masuk kedalam ruang operasi, dan kini sedang meminta maaf.
Diruang VVIP
"Maafkan aku Kushi – Chan aku terlambat datang, maafkan aku." Kushina tersenyum manis melihat tingkah suaminya yang seperti anak kecil apabila berhadapan dengannya, dan itulah yang selalu membuatnya jatuh cinta.
"Tak apa – apa Minato – kun, yang terpenting kedua anak kita selamat." Senyumm manisnya tak menghilang dari paras cantiknya, rambutnya yang merah terang terurai diranjang tempat tidur rumah sakit itu.
"Dua..? jadi kita benar – benar dapat anak kembar ?" Minato hampir melompat kegirangan bila tak mengingat istri tercintanya berada didepannya.
"Benar Minato – kun. Yang bersurai jingga adalah kakaknya, dan yang bersurai pirang seperti Minato – kun adalah adiknya. Sekarang adalah tugas Minato – kun untuk memberikan nama bagi kedua anak kita." Kushina berbicara sambil melihat seorang perawat yang membawa 2 keranjang bayi menuju tempat tidurnya. Minato melihat kedua bayinya hasil cinta darinya dan istrinya, tangannya menjangkau tempat anaknya, anaknya bersurai jingga.
"Kita namai anak kita si jingga ini dengan Namikaze Kyuubi." Sambil meletakkan kembali putra sulunya ke ranjang bayinya. Lalu mengambil putra keduanya.
"Dan kita namai si blonde ini dengan Namikaze Naruto. Bagaimana Kushi – chan ?" Minato tersenyum melihat anggukan kepala istrinya yang sama – sama tersenyum
"Maaf tuan dan nyonya kedua bayi harus beristirahat, kami akan meletakannya di bangsal Bayi. Jika sudah waktunya bayi untuk menyusui kami akan membawanya kembali." Kushina mengangguk, sedangkan Minato hanya menatap kedua puteranya dibawa kembali.
Dilorong rumah sakit konoha bangsal bayi, dua orang anak laki – laki dan seorang pria dewasa sedang berjalan dilorong bangsal bayi. Ketiganya memiliki ciri – ciri yang sama, mata onyx, rambut hitam, dan jangan lupa wajah mereka yang terlihat datar tanpa emosi. Dua anak yang satu berumur 7 tahun yang bernama Itachi dan yang kecil berusia 4 tahun itu bernama Sasuke. Sasuke yang tidak memiliki banyak hal yang ia sukai hanya menurut mengikuti semua perintah yang diberikan oleh Ayah dan kelurganya, bahkan untuk anak seusianya seharusnya masih suka bermain, Sasuke suka membaca buku, melakukan apapun yang diperintahkan oleh keluarganya. Manik hitam Sasuke melihat keranjang bayi yang dibawa oleh seorang suster, manik hitamnya melihat ada dua bayi yang terlihat lucu didalamnya, terutama bayi bersurai pirang. Bayi bersurai pirang itu menyita seluruh perhatiannya. Tanpa dia sadari kedua tangannya sudah merentang dan menghalangi si suster untuk memasuksi ruangan bangsal bayi. Begitupun dengan si laki – laki dewasa aka ayahnya Uchiha Fugaku heran melihat anaknya yang perndiam bertingkah tidak seperti biasanya.
"Aku mau melihat bayi itu." Sasuke mengeluarkan suaranya.
"Buat apa Sasuke, itu tidak penting. Cepat jalan jangan ganggu suster itu bekerja." Fugaku berkeras 'anak ini tumben sekali bertingkah'
"Tidak mau, aku mau melihat bayi pirang itu, Ayah" Sasuke masih merentangkan tangannya menghalangi suster itu masuk.
"Ayo, Sasuke kita tidak boleh membantah ayah." Kini sang kakak lah yang berbicara Itachi memeggang pundak adiknya untuk menurunkan tangan Sasuke yang menghalangi jalan sang suster.
"Biarkan anakku melihatnya." Perintah tegas dari Fugaku membuat sisuster gugup untuk bertindak.
"Ta.. tapi Tuan i.. ini.."
"Hanya sebentar, biarkan dia melihatnya." Belum selesai suster itu berbicara Fugaku sudah memberikan perintah selanjutnya. Tangan kekar Fugaku meraih bayi bersurai pirang dengan sangat hati – hati. Fugaku menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan anak bungsunya. Bayi berambut pirang itu terlihat menggerakkan tubuh mungilnya tangan kecilnya bergerak membuka menutup kecil. Sasuke anak yang tak memiliki sesuatu yang menurutnya menarik, kali ini terlihat tertarik dengan adanya bayi berambut pirang itu. Manik hitam Fugaku, Itachi, dan Sasuke melihat intens pergerakkan yang dibuat si bayi mungil itu, hingga tangan Sasuke meraih tangan mungil bayi pirang itu. Tangan mungil itu hanya mampu menggenggam jari telunjuk Sasuke, tanpa mereka duga bayi pirang itu membuka matanya, memperlihatkan Sapphire biru yag sangat indah, manik biru sebiru lautan yang dalam.
"Siapa namanya?" Sasuke bertanya, sebenarnya lebih seperti perintah kepada suster itu untuk memberitahukan siapa nama bayi pirang yang digendong oleh ayahnya.
"Ka..Kalau tidak salah namanya Namikaze Naruto, sedangkan si jingga kakanya bernama Namikaze Kyuubi." Sambil menunjuk keranjang bayi yang disebelahnya.
"Namikaze..." Fugaku mengulang.
"Ayah bolehkah Naruto buatku ayah, aku mau Naruto ayah." Suara Sasuke yang merenggek, kini ia benar – benar terlihat seperti anak kecil yang merenggek meminta mainnan kepada ayahnya.
"Tidak bisa Sasuke, Naruto bukan barang yang bisa kau ambil seenaknya." Fugaku meletakkan kembali Naruto kedalam keranjang bayi, menganggukan kepalanya memberikan signal buat suster rumah sakit itu untuk berlalu.
"Tapi kenapa ayah, Aku hanya mau Naruto, apa itu salah ? aku tidak pernah meminta yang lain sebelumnya ayah." Sasuke terpaksa diseret oleh Fugaku.
'Anak ini keras kepalanya bahkan melabihiku.' Fugaku membatin sikap anaknya yang terlihat kekanak – kanak
"Sasuke, Naruto juga memiliki ayah dan ibu, jika otouto mengklaimnya dan mengambil Naruto secara paksa ayah dan ibu Naruto akan sedih bukan. Seperti ayah dan ibu akan sedih jika kita kehilangan mu otouto." Sasuke nampak berpikir kembali akan penjelasan kakaknya Itachi
"Tapi aku akan Mengambilnya secepatnya, tak peduli aku harus memisahkan Naruto dari keluarganya atau pun aku harus merantainya untuk tetap dekat denganku, Aniki" manik hitam Sasuke berkilat, Fugaku melihat anaknya dari ketinggian tubuhnya hanya menyeringai. 'Sepertinya sifat dan sikap Madara menurun padanya.'
Dua tahun kemudian
Kediaman Namikaze, Konoha city
"Kejar aku... ayoo kejar Naru." Seorang anak laki – laki bersurai jingga bermata ruby yang sangat cantik berlari menjauhi anak kecil lainya bersurai pirang bermata biru.
"Kyuu – nii, jangan cepat – cepat. Nalu lelah Kyuu – nii." Naruto berlari kecil dipandang rumput yang luas di depan rumah utama kediaman Namikaze. Hingga kaki kecilnya tanpa sengaja menginjak batu yang mengakibatkan dirinya jatuh.
"Ittee..." Kyuubi yang melihat adiknya jatuh, wajahnya berubah panik dan khawatir. Yah meski kakinya juga terasa sakit ditempat yang sama dimana kini kaki Naruto terluka.
"Naru.. mana yang sakit." Surai jingga yang berpotongan sama dengan Naruto terlihat sangat cantik. Kyuubi membungkuk membuat adiknya untuk duduk.
"Naru sakit ?" Kyuubi memelankan suaranya
"Sakit kaki Nalu sakit Kyuu – nii." Tepat ditumit kakinya sebelah kiri ia terluka, Naruto menahan tangisnya, ia tidak ingin terlihat lemah didepan kakaknya.
"Lihat kaki Kyuu – nii juga memerah sakit. Jadi Kyuu – nii tau Naru sakit, Kyuu – nii gendong mau ? kita obati luka Naru." Kyuubi memposisikan dirinya untuk Naruto agar bisa meraih punggung Kyuubi. Kyuubi menggendong Naruto menuju kediaman yang luas dan besar. Luas dan mewah itulah yang tergambbarkan untuk pertama kali memasuki massion kediaman Namikaze ini.
"Okaa – san, Kaa – san. Naru jatuh Kaa – san." Kyuubi berteriak sepanjang lorong menuju dapur. Para maid yang melihatnya sudah mencoba untuk membantu Kyuubi untuk menggendong Naruto. Yah berhubung Kyuubi terlalu sayang akan adiknya jadi dia tak mau ada orang lain yang menggendong adiknya kecuali dia dan kedua orang tuanya. Kini bisa dilihat seorang wanita dewasa sedang berjalan a.k.a berlari menuju kedua anak laki – laki. Kushina rambutnya yang panjang berwarna merah itu terurai sangat cantik. Wajahnya terlihat khawatir, dan cemas.
"Naru kenapa, Kyuu?" Kushina mengambil Naruto dari gendongan anak tertuanya, melihat keseluruh tubuh anak pirangnya. Dengan teliti Kushina melihat setiap lekuk tubuh Naruto mencari luka dari ia terjatuh.
"Tumit Naru terluka Kaa-san. Ayoo kita obati." Kushina melihat tumit Naruto yang kini memerah, dan sedikit membiru. Wanita bersurai merah itu tersenyum lembut kearah Naruto yang kini menahan sakit, mata coklatnya melihat mata kyuubi yang berwarna ruby, tersenyum. Betapa ia memiliki anak – anak yang sangat pintar dan tentu baik hati.
"Baiklah, ayoo kita obati kaki Naru." Memberi jeda akan pembicaraannya "Dan Kyuubi." Mata ruby Kyuubi membesar mendengar ibunya akan mengobati kakinya. Lalu tersenyum.
"Kyuubi kuat kok Kaa-san" dengan telaten Kushina memberikan salep kepada kedua anaknya.
"Okeh, Selesai. Nah sekarang sudah jam ..." Kushina memutar kepalanya menuju jam dinding yang besar disebelah kanan menujukkan jam 12.30.
"Waktunya anak - anak Kaa-san untuk tidur." Menggendong Naruto dan menggandeng Kyuubi. Kushina berjalan menaiki tangga untuk sampai kekamar anak – anaknya. Kamar Naruto dan Kyuubi memang dijadikan satu alasannya karena Kyuubi yang meminta. Kamar bernuansa orange, dengan pernak – pernik bingkai photo keluarga menghiasi dinding. 2 meja elajar yang berdampingan. Kasur singel bed yang dipisahkan dengan meja nakas kecil untuk lampu tidur dan jendela berukurn sedang untuk fentilasi udara.
"Kyuubi jaga Naru, yaa. Ibu mau pergi mengantarkan makan siang untuk Otou-san kalian." Kushina membelai Rambut Kyuubi, mata ruby Kyuubi yang tampak lelah. Kepala kecilnya mengangguk kecil, mata rubynya kini menutup. Kushina hanya bisa tersenyum, mudah sekali untuk membuat Kyuubi tertidur, anaknya yang bersurai jingga ini memang paling mudah untuk tertidur, tidak seperti Naruto yang sulit tertidur. Bahkan terkadang anak itu suka sekali terbangun ditengah malam. Kini Kushina berpindah ketemat tidur Naruto.
"Naru, bobok yaa." Kushina membelai surai pirang anak bungsunya.
"Kaa-san, bolehkah Naru ikut Kaa-san ? ikut menemui Tou-san? Naru jarang sekali bertemuu Tou-san, Kaa-san ! Boleh kah ?" Kushina terkejut dengan kata – kata yang terlontar dari anaknya. 'Yah memang Minato-kun, sulit sekali untuk bertemu Naru. Tidak seperti Kyuubi, Naru jika saatnya Minato-kun pulang dia sedang tertidur, sedang pagi Naruto akan telat bangun( Ingat Naruto sering bangun malem). Apa aku ajak saja, yah hitung – hitung memberi kejutan kepada Minato-kun. Iya sudahlah. Minato-kun pasti akan terkejut.'
"Hmm, baik. Tapi Naru tidak boleh berisik yaa, Kak Kyuubi kan sedang tidur. Kassian kakak Naru sedang kelelahan. Okee." Kushina berbisik
"Okee" Naruto tersenyum perlahan meninggalkan kamar.
Mobil Ferrari merah itu melesat dijalanan Kota Konoha. Naruto melihat dikaca mobil ibunya itu. Mata birunya berkilat senang, bibirnya terus saja menghadirkan senyuman, ia terlalu senang. Sedang Kushina hanya tersenyum melihat anaknya yang terlihat senang.
Ning naaa(suara ringtone hp Kushina)
"Iyaa, ada apa Minato-kun" Handphone itu Kushina alihkan menjadi speaker yang terhubung dimobilnya. Sehingga Kushina hanya perlu berbicara sedikit lebih kencang.
"Kushi-chan, kau sudah dijalan sayang ?" Tersirat nada khawatir didalam ucapan CEO perusahaan besar itu.
"Iyaa aku sudah dijalan, Minato-kun."
"Otou-san, Otou-san." Suara Naruo kecil memanggil ayahnya.
"Naru, itu Naruto Kushi-chan ?" suara Minato terlihat senang
"Hemm, tadinya aku berniat memberikanmu kejutan Minato-kun, dengan mengajak naruto pergi bersamaku kekantor."
"Lalu Kyuubi juga ikut ?"
"Kyuu-nii, tidak ikut tou-san, Kyuu-nii bobok" Kushina hanya tersenyum mendengarkan anaknya bercerita.
"Kyuubi, tidur Minato-kun. Kau tau sendiri Naruto kita ini selalu memiliki masalah dengan tidur, bukan."
"Yah benar, pangeran bungsu kita ini benar – benar perlu kita periksakan segera." Mereka asik dengan kegiatan mengobrol santai mereka, tanpa diketahui Kushina ada sebuah truk besar dengan kecepatan diatas normal yang melaju kearahnya. Jalan dua arah itu memang hanya beberapa mobil saja yang melewatinya. Truk besar yang berkecepatan penuh itu melaju kearah Kushina dan Naruto. Dapat kita lihat pengemudi truk itu memperlihatkan seringaiannya. Mata biru Naruto melihat dengan jelas semua itu, matanya dengan tajam memperhatikan pengemudi truk itu, bibir mungilnya bergumam pelan bahkan Kushina pun tak dapat mendengarnya.
"Kaa-san, truk itu membuat Naru takut." Nadanya bergetar lemah, menandakan ketakutan. Mata coklat Kushina seketika memperhatikan pemandangan sebuah truk besar menerjang mobil Ferrari merah itu.
"Kushina-chan, ad..." ucapan Minato terputus seketika, setelah hantaman keras yang diberikan truk besar itu kepada mobil Kushina.
Bragg... Kriieeett...
Mobil Kushina terseret laju truk itu, Kushina sudah tak sadarkan diri, dengan wajahnya dipenuhi darah yang mengalir dari kepalanya, tangannya bahkan terlihat tulangnya yang patah. Naruto melihat itu semua, mata birunya melihat betapa banya darah ibunya yang keluar. Bahkan kondisi tubuhnya tidak bisa dikatakan lebih baik. Naruto hanya mengerang kesakitan dibagian kaki dan tubuhnya.
Laju mobil dan truk itu berhenti, sang supir truk yang merasa tak bersalah keluar dari truknya, mengambil pematik korek api, ia terus memasang seringainya yang menakutkan. Mata biru Naruto terus melihat kedepan, melihat wajah dari pelaku kejahatan yang telah menabraknya dan ibunya. Melihat bagaimana si supir truk itu membuang korek apinya kearah mobil yang kini ia tumpangi. Melihat bagaimana si supir jahat itu mengucapkan sesuatu.
Dan...
TBC
Please tinggalkan Review yaa...
