-Disclaimer-

BoBoiBoy © Animonsta Studio

Ramadhan di Pesantren Pulau Rintis :D © Leila Scarlet Vanilla

.

.

Warning!

HUMOR GAGAL!, AU, Elemental Sibling, OC, OOC, Typo, Garing, Gaje, Abal, Cerita Ngelantur, Author ngetiknya Ngelindur.

Mangga, Nyanggakeun... (B. Sunda Halus dari: Silahkan, Saya persembahkan)

.

.

.

.

.

.

-Scene 1: Jam-

Di suatu malam, di salah satu kamar di Asrama Ikhwan (Putra) Pesantren Pulau Rintis, dua orang anak lelaki bermata Sapphire telah terbangun di Kamar Asramanya. Anak itu menguap lebar, lalu mengusap-ngusap matanya yang masih mengantuk. Mau tak mau, Ia harus bangun karena harus Makan Sahur. Sekarang kan lagi bulan Puasa.

Melihat Kakak kembarnya, yang sekamar dengannya masih tertidur, anak itu turun dari ranjangnya, dan menghampiri ranjang kakak kembarnya yang ada di samping ranjangnya.

"Kakak... Kak Hali... Bangun Kak... Dah Sahur nih..." kata anak itu sambil mengguncang tubuh kakak kembarnya yang bernama Halilintar itu.

"Nnnngg... 5 menit lagi lah Taufan... Ngantuklah.." Halilintar menutupi wajahnya dengan selimut merah miliknya, tak menghiraukan Alarm Adik Kembarnya yang bernama Taufan itu.

"Ish! Bangunlah Hali..! Dah Sahur nih! Keburu Imsak nanti!"

"Nnngg!... Emang sekarang jam berapa sih?"

Taufan melirik kearah jam yang tergantung di atas pintu.

Oh iya yah, Jam nya mati. Batrenya habis. Mau ngeliat jam Hape, kebetulan Hp Mereka berdua Isdet. Batrenya Habis juga. Tapi Taufan tak kehabisan Akal.

"Sebentar ya kak."

Taufan pun mengambil panci bocor dan sendok sayur di bawah tempat tidurnya, lalu pergi keluar jendela. Apa yang akan dia lakukan? Di luar jendela sana 'kan cuman ada pemukiman rumah warga sekitar pesantren.

Nanya jam ke warga yang lewat?

Tapi kan Kamar mereka ada di lantai 2? Gimana nanya nya?

Halilintar yang penasaran dengan apa yang akan dilakukan Taufan, Ia pun terduduk di tempat tidur.

TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG TRANG!

Taufan memukul-mukul panci itu dengan sendok sayur sekeras dan secepat mungkin. Mendengar suara Panci yang sangat bising itu, Halilintar menutup kedua telingannya rapat-rapat.

"WOOYY! BERISIK KAMPRET! INI KAN MASIH JAM DUA!" teriak salah seorang warga yang keluar dari jendelanya.

"Tuh. Masih jam Dua katanya kak! Hehehe.." Taufan Nyegir Kuda.

Sedangkan Si Halilintar menepuk jidatnya sendiri sambil menghela.

.

.

.

.

.

.

.

.

-Scene 2: Dengarlah Suaraku..!-

*Di Kamar lain Asrama Ikhwan...*

Ku Genggam Erat tanganmu..

Terasa dingin dan membeku..

Kau sudah terbaring lemah dihadapanku...

Aku yakin ini bukan waktuku untuk yang terakhir kali..

Aku tak peduli meski harus menangis..

Aku tak peduli meski harus meneriakkan namamu..

Aku hanya ingin kau membuka matamu..

Tapi nyatanya..

Tak peduli berapa lama aku menangis...

Tak peduli berapa kali aku meneriakkan namamu..

Kau masih terbaring lemah...

Diam membisu...

Jangan hanya diam saja..

Kumohon katakan sesuatu..

Sebut namaku..

Aku ingin melihat senyummu lagi..

Ingatlah.. Masa-masa Indah kita..

Ingatlah.. Masa-masa Bahagia kita..

Jangan biarkan itu semua lenyap begitu saja..

Jangan buat aku kesepian..

Jangan biarkan Air Mataku mengering..

Tetaplah bersamaku..

Kumohon tetaplah bersamaku..!

Dengarlah Suaraku!..

Lalu bukalah matamu..!

Ku Genggam erat tanganmu..

Tuhan...

Aku hanya punya satu permintaan..

Permintaanku adalah...

.

.

.

"Hiks.. Hiks... AIIIIIIIIIRRR!... AYO BANGUUUUUN!.. NANTI KEBURU IMSAAAAAKK!" Api meneteskan Air Mata Kebenarannya (?) sambil meneriakkan nama Air.

"Zzzzzzzz..." Air yang masih terbaring di tempat tidurnya malah nambah keras aja Ngoroknya.

"Huaaaaaaaa DX... TUHAANN!.. Permintaanku hanya satu... Bangunkanlah adikku ini... nanti keburu imsaakk... Hiks.."

Yak, Api pun sampai berpuisi karena sudah sejam berlalu Ia berusaha membangunkan adiknya.

UDAH SEJAM API BERUSAHA NGEBANGUNIN AIR SODARA-SODARA! TAPI TUH ANAK MASIH GA BANGUN-BANGUN JUGA!

YA PANTESAN AJA SI API SAMPE NANGIS-NANGIS SAMBIL BACA PUISI!

NGOMONG-NGOMONG, LAMA-LAMA NI JEBOL JUGA DAH TOMBOL CAPSLOCK.

DAH! GANTI SCENE!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

-Scene 3: Tebak Buah-

Setelah Sahur dan melaksanakan Shalat Subuh, para Santri berkumpul di Ruangan Masing-masing, karena meskipun sedang Puasa, para Santri masih belajar msskipun tidak Full Day.

Sekarang, para Santri sedang menunggu kedatangan penyampai materi pelajaran yang berikutnya. Sudah lama sekali mereka menunggu, tapi si Penyampai materi tidak kunjung datang.

"Huuh.. Bosanlah.." keluh Gopal yang duduk di samping Gempa.

"Kayaknya sekarang ga akan ada Materi deh." balas Gempa.

"Mustahil.. Mana mungkin Seorang Pa Ustad Papa Zola tidak hadir.. Palingan telat.."

Hening untuk beberapa saat.

"Eh, Gempa. Kita tebak-tebakan yuk!"

"Tebak-tebakan apa?"

"Tebak Buah yang namanya dari Huruf A sampe Z! Kalo kamu bingung, berarti nanti giliranku untuk menebak!"

"Bolehlah.. Aku dulu yak." kata Gempa.

Dan Permainan pun dimulai.

"Buah dari huruf A?"

"Anggur"

"B?"

"Belimbing."

"C?"

"Cherry."

"D?"

"Durian."

"E?"

"Emm.. Apa ya? Uhh..."

"TE-TOOOTT! Kamu kalah."

"Haah.. Iyalah.. Giliran kau. Buahnya jangan sama!"

"Oke!"

Giliran Gopal di mulai.

"A?"

"Apel."

"B?"

"Buah Apel!"

"C..?"

"Cebuah Apel!"

"D..?"

"Dan Itulah Apel!"

"E...?"

"Eeeeehh! Aku bilang Apel lah!"

"F..?"

"Fukankah sudah kubilang Apel?"

"G...?"

"Gempa! Dah aku bilang Apel!"

"H..?"

"Huuh.. Jadi pengen makan Apel!"

"I..?"

"Iiiiihh! Dah kubilangin Apel!"

"J...?"

"Jajan Apel!"

Gempa Sweatdrop. "Woy! Kenapa Buahnya Apel Semua?!"

.

.

.

.

.

.

.

-Scene 4: Kuat-

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 Siang. Tentu saja kalau di Bulan Puasa ini jam 12 adalah jam yang paling kerasa laparnya setelah menjelang maghrib. Untung materi sudah selesai, jadi Otak ini tidak perlu menambah rasa lapar ini karena lelah. Para santri dibebaskan melakukan apapun asal tidak melanggar aturan.

Seperti Api dan Air. Mereka sedang terduduk lemas berdua di salah satu Saung di Pondok Pesantren.

"Huaaah... Laparlaah.. Hauslaah.." kata Api.

"Kamu harus kuat kak." balas Air.

"Aku ini bukan kamu! Kamu kan enak bisa tidur kapan aja kamu mau! Jadi kamu puasanya kuat!"

"Lah! Aku kuat puasa bukan gara-gara tidur kok!"

"Lah terus? Kok kamu bisa sih tahan lapar pas siang-siang gini?"

"Sebenernya sebelum ini Air juga hampir batal kak. Untung aja tadi di ganjel Mie Rebus dulu. Jadi kuat deh sampe jam segini.."

"ASTAGHFIRULLAH AIR! JADI TADI KAMU...!"

.

.

.

.

.

.

.

-Scene 5: Halo...? Hali..?-

Le Lima Elemental Bersaudara lagi bantuin Mak Cik Kantin di Pesantren buat Nyiapin Takjil. Halilintar dan Gempa bantuin bersih-bersih Kantin Pesantren, karena semua Santri mau buka bersama. Terus, Taufan, Api, dan Air , pergi ke Toko Buah di Luar Pesantren buat beli bahan-bahan buat Takjil.

Untuk pergi ke toko itu memang harus menempuh jarak yang cukup jauh, apalagi kalau jalan kaki. Harus melewati Toko Daging, Pemakaman Besar, sampai ke Rumah Tahanan Pulau Rintis, barulah bisa sampai di Toko. Yaah, sekalian ngabuburit lah..

Setelah bahan- bahan dibeli, Taufan dan Api pun berjalan kembali ke Pesantren. Lama-kelamaan, Kakak beradik yang sama-sama Hiperaktif itu pun mulai merasa bosan.

"Haah.. Kak Taufan.. Aku bosan..." keluh Api.

"Iya sama, Aku juga.. Kan barusan udah Dibilangin sama Authornya."

Woi Woi! Jangan bawa-bawa Author!

"Eh, Gimana kalau kita kerjain Kak Hali?" usul Taufan dengan senyum jahilnya.

"Waah! Cakep tuh! Ayo!"

Taufan mengambil Hp miliknya dari saku celananya. Lalu Ia mulai menelpon Halilintar.

*At Pesantren Canteen*

KRIIIINNGG

"Halo Asalamualaikum? Taufan?" Halilintar mengangkat Hp-nya yang berbunyi.

"Halo?.. Hali..! Tolong aku kak! Aku lagi OTW sama si Api tapi disini banyak Penjahat!"

"Apa?! Oke, sekarang kalian dimana?"

"Di Rumah Tahanan."

3...

2...

1...

Twitch!

"GA USAH NGOMONG! DISITU KAN EMANG BANYAK PENJAHAT! NAMANYA JUGA RUMAH TAHANAN!"

Hush! Sabar Hali! Nanti puasa kamu batal!

.

.

.

.

.

.

KRIIIINNNGG *HP Hali bunyi lagi*

"Halo? Asalamualaikum?"

"Halo?.. Hali! Tolongin kita Kaak! Disini Banyak orang mati! Tolongin dong Kaaakk!" Suara Taufan terdengar lebih panik dari sebelumnya.

"Beneran?! Yaudah! Sekarang Kalian dimana?!"

"Di Kuburan."

Dengan Kekuatan Penuh, Hali mematikan HP-nya.

Oh! Lihat! Tombolnya jebol! O_o

.

.

.

.

.

KRIIINNGG! *HP Hali lagi-lagi Bunyi*

"Halo?!"

"Halo? Hali? Tolongin kaakk! Disini banyak yang lagi di mutilasi!"

"Kalau kamu bohong, Puasa kamu Batal! Sekarang kamu dimana?!"

"Di Toko Daging :V"

Hali pun membanting HP-nya karena Tombol buat matiinnya udah Jebol. :v

.

.

.

"BWAHAHAAHAHAHAHAHA!"

Taufan dan Api tertawa maksimal karena berhasil membuat Kakak Tua-nya /Eh! Umm.. Maksudnya.. Kakak Ter-tuanya Naik Darah.

"Eh! Kak Taufan! Gantian dong Ngejailinnya!"

"Wokeh! Nih."

Api mengambil Hp milik Taufan dan mulai menelpon Hali.

"Halo..? Hali?.."

ZAP!—BZZZZTTT!

Seketika Tubuh Bohay (?) Api pun Gosong, karena Halilintar menjawab Telponnya dengan Chidori—Eh! Maaf-Maaf! Maksudnya dengan sengatan Listrik.

Author sendiri Heran.. Kok Jurusnya nyambung ke Telepon yah? Yaudah! Lain kali Author gak akan berani-berani Nelpon Hali lagi! Nanti di Setrum lagi!

Taufan Sweatdrop ditempat, tapi merasa kasihan dengan adiknya itu. Ga salah apa-apa, tapi malah kena Setrum. O_o

.

.

.

.

.

.

KRIIIINNNGG

"APAAN LAGI SIH TAUFAN?!"

"Uhh.. Kak Hali.. Jangan marah gitu dong kak... Ntar puasanya Batal loh!"

"BODO! LAGIAN AING GINI GARA-GARA SIA JUGA!"

"Aduuhh.. Jadi merasa bersalah.. Maafin Taufan ya kak.. Sekarang Taufan mau bilang sesuatu ke Kakak.."

"Ketimpa Apa kamu sampe bisa ngomong kayak gini?"

"Yaah Kak Hali Jahat! Taufan mau ngomong nih."

"Iyaiya. Aing dengerin. Kenapa?"

"Tapi janji yah Kak Hali gak akan marah."

"Huh? Tergantung."

"Yaah Ga jadi deh! Tar aku malah di setrum lagi."

"Ayolah kamu tinggal bilang aja!"

"Beneran kakak harus janji kalau Taufan udah bilang, kakak gak akan marah!"

"Haah.. Iya-iya aku Janji. Nah, ngomong sekarang."

"Bener kakak gak akan marah?"

"Iya..!"

"Janji..?"

"Iya!"

"Ah takut bohong!"

"JADI SIA MAU NGOMONG GAK NIH?!"

"Tuh kan marah! Taufan gak akan ngomong nih!"

Hali kembali menghela, dan hanya mengelus dadanya sendiri dengan kesal. "Oke, Taufanku sayang, sekarang kamu ngomong ya.. Kakak janji gak akan marah."

"Oke! Gak panjang sih kak.. Taufan cuman ingin bilang..."

Hening beberapa saat, namun Halilintar sudah memasang telinganya baik-baik untuk mendengarkan Taufan.

"Hai :v"

ZAP!—BBBZZZZZZZTTTT!

Dan tibalah Giliran Taufan di Setrum Hali.

Siapa yang gak kesel coba udah siap-siap dengerin tapi si Taufan malah bilang 'Hai' doang!

.

.

.

.

.

KRIIIINGGG

"APA LAGI TAUFAN?!"

"Ih! Ini Air-lah! Bukan Taufan! Air pake telepon umum nih buat Nelepon kak Hali!"

"Oh, Kamu Air. Emang Hp Kamu kenapa?"

"Harusnya Air yang tanya! Kenapa pas Air nelpon kakak pake sendiri, yang nerima malah Cewek. Nah, pas Air pake Telepon umum, baru deh Kak Hali yang nerima. Kak Hali lagi pacaran Yaa?"

"Hah?! Cewek?! Asal kamu tau aja! Aku itu JOMBLO, dan kalo aku lagi pacaran, Sekarang Ustadz Papa pasti udah mukul aku 100 kali pake Rotan Kebenaran!" kata Hali menekankan suaranya pada saat bilang 'Jomblo'.

"Alaahh! Gak usah bohong! Palingan kalian Mojoknya di belakang Asrama Iya kan?! Udahlah kak Hali jangan bohong deh! Puasanya Batal loh!"

Halilintar menghela. "Emang Tuh Cewek bilang apa sama kamu?"

"Cewek itu bilang kayak gini: Maaf, Sisa pulsa yang anda miliki, tidak mencukupi untuk memenuhi panggilan. Silahkan Isi Ulang.. Padahal mah bilang aja weh atuh kalau kalian teh ga mau diganggu!"

Halilintar menepuk Jidatnya sendiri sekuat tenaga. Si Jago Merah (?) itu pun mulai terisak dengan OOC-nya menangisi kehidupannya yang Nista ini. TAT

"Itu tandanya No. Kamu tuh Ga ada Pulsanyaaaa—! Astaghfirullaaaahh! Kacau dah Puasa Aing Hari iniiiii! Hueeeee!"

"Oh.. Gitu.." jawab Air dengan datarnya.

"Dah, Kamu, Api sama Taufan dah Cukup bikin Puasa Aing batal Hari ini! Cepetin Kesini! Bentar Lagi Buka! Assalamualaikum!"

"EH! Tung—!"

.

.

.

.

.

-Scene 6: Buka Puasa-

Allahuakbar Allahuakbar—

LaaIlaahaillallah—

Semua santri sudah berkumpul di Kantin Pesantren untuk berbuka Puasa bersama. Mereka semua berdoa dipimpin oleh salah satu Ustadz yang mengajar mereka. Ustadz yang memegang teguh prinsip kebenaran. Ustazd Papa Zola.

"Nah, Wahai Santri dan Santriwati sekalian, Makan dulu yang manis-manis. Ingat! Berbuka dengan yang manis itu Sunah Rasul!" ucap Sang Ustadz.

"Siap Pak Ustadz!" kata Taufan penuh semangat, lalu memeluk Halilintar yang duduk di sampingnya.

"... Aing ga termasuk menu Takjil hari ini. PLIS!" terlihat Sengatan-sengatan Listrik terkumpul di pipinya.

Eh! Maaf, Dia Halilintar, bukan Pikachu. Author ulangi.

terlihat sengatan-sengatan Listrik terkumpul di kepalan tangannya, siap menyetrum Taufan kapan saja.

Ihihihi... Hali Cundele~ manis-manis nyeremin~ XD

Awas kamu! Besok-besok Author jadiin kamu menu Takjil Author. XD

*Le Author Disetrum Hali*

.

.

.

.

.

.

.

-Scene 7: Santri Baru-

Setelah melaksanakan Shalat Tarawih bersama, semua Santri pun kembali ke Asrama-nya masing-masing. Setelah Shalat, seperti biasa, BoboiBoy bersaudara mengganti Peci mereka dengan Topi Dinosaurus kesayangan mereka.

BOOOMMM!

Namun, semua langsung gempar dan panik begitu ada ledakan di Taman Pesantren. Semua Santri berlarian tak kenal arah karena Panik. Tidak termasuk Halilintar, Taufan, Gempa dan Api. Mereka sudah tau siapa yang sudah melakukan ini.

Pelakunya ada di langit sedang terbang menaikki Robot Ungunya.

"ADU DU!"

"MuaHahahahahahahaha! Kali ini akan kuhapuskan kau BoboiBoy!"

"Ooh.. Kau nak main rupanya! Hooverboard!" Taufan langsung menaiki Hooverboardnya, dan terbang mendekati Adu Du dan Super Probe. "Gerudi Taufan!"

Dengan Cepat, Probe menghindari serangan Taufan. "Hehehe! Tak Kena lah~ Hii—Yah!"

"UAAAAAA!" Taufan langsung terpental begitu menerima pukulan Probe, lalu mendarat dengan tidak mulus ke Tanah.

"Tak Guna! Berani kau sakiti Taufan?! Pedang Halilintar! Gerakan Kilat!"

"Hah?!" Adu Du tersentak begitu Halilintar tiba-tiba berada di depan Wajahnya.

"HIYAAAA!"

"WAAAA— Tendang dia Probe!"

"Baik Encik Boss! Hiyaaa!"

BUKKK!

"UAAAAH!" Seperti Taufan, Halilintar terpental dan mendarat dengan keras ke tanah, menindih Taufan yang barusaja bangkit. Pada akhirnya Taufan pun terjatuh lagi bahkan tertindih tubuh Halilintar.

Owalah O_o

"Awas Kau Kepala Kotak! Bola Api!"

Dengan lihai, Super Probe menghindari serangan Api.

"Hahahaha! Kalau kau nyerang dari bawah, ya ga akan kena! Tembak dia Probe!"

"Baik Encik Boss! Rasakan ni!" Tangan Robot itu berubah menjadi sebuah senapan besar dan menembakan puluhan peluru ke Arah Api.

"Waaaaahh! Tolooooong!" Api terbirit-birit berlari menghindari peluru itu.

"Jangan Risau! Hiyaaa!"

Sriiiing!

Semua peluru tiba-tiba berubah jadi Donat beraneka Rasa. Namun Itu semua tak cukup untuk menghentikan peluru-peluru yang malah semakin banyak ditembakkan ke Arah mereka.

"Usaha yang sia-sia! Hahahahahahaha!"

"Golem Tanah!"

Tidak Terima Adu Du menyerang teman-temannya, Gempa langsung menggunakan Kuchiyose no Jutsu /Woy! untuk memanggil Golem Tanah.

Makhluk besar itu pun mengarahkan tinju-nya kearah Dua Alien yang terus berusaha mengalahkan BoboiBoy Bersaudara.

Sialnya, lagi-lagi Robot itu bisa menghindari serangan Golem Tanah. Raksasa itu tak menyerah, terus berusaha menyerang Musuhnya.

"Tumbukan Padu!"

Tiba-tiba Super Probe terpental karena tiba-tiba seseorang menyerangnya dari belakang.

"Yaya!" Gempa tersenyum lebar, senang bisa melihat Yaya disini.

"Eerrggh! Tak Guna! Tembak mereka Probe pake Laser Probe!"

"Oke! Hiyaaah!"

"Alamak!"

"Lari-lari Laju!"

Taufan, Halilintar, Api dan Gopal hampir terkena laser Adu Du, beruntung seseorang datang membawa mereka ke tempat yang aman dengan kecepatan yang lebih cepat dari laser. Mereka selamat.

"Ying!"

"Meleset?! Errgh!"

"Jari Bayang!"

Tanpa diduga-duga pula, sebuah bayangan berbentuk tangan menahan Adu Du dan Probe.

"Fang!" Sekarang Gempa terlihat lebih senang lagi begitu Fang muncul. *Ehem* dan Author pun curiga :v

"Gempa! Habisi dia sekarang!"

"Oke! Hiyaaa!"

Gempa menggerakkan Golem Tanah untuk memukul Super Probe, namun ketika tinggal 1 cm lagi Bogemnya mendarat di muka Probe, tiba-tiba...

STAK!

STAK!

STAK!

STAK!

STAK-STAK-STAK-STAK!

"ADUHH!"

Mereka Berdelapan (Termasuk Golem Tanah) meringgis kesakitan bersama begitu mendapat serangan pukulan Rotan Kebenaran di Kepala Mereka. O_o

"ASTAGHFIRULLAHALADZIIIIM! APASAL KORANG SEMUA NI?! MEMBUAT KERIBUTAN DI PESANTREN ADALAH KESALAHAN YANG SALAH! LAGI DIPERSALAHKAAAANN!" *Le Lagu Papa Zola di Puter*

Mereka semua langsung terdiam begitu mendengar Ustadz mereka berteriak.

"Siapakah Orang yang pertama membuat keributan?!"

Para Santri dan Golem Tanah Reflek menunjuk Adu Du dan Probe. Otomatis kedua Alien itu dapat Death Glare Dari Sang Ustadz Kebenaran.

"Kalian Dihukum! Beresin Taman Ini SEKARANG JUGAAAAA!"

"Eh?! Aku bukan Santri Kat sini lah!" bantah si Kepala Kotak.

"Hohoho! Kebenaran, tak kenal apa kau Santri kat sini atau bukan! Kalian Salah, berarti kalian harus dihukum!"

STAKKK!

Semuanya kembali tersentak begitu Ustadz Papa memukulkan Rotannya ke Tanah.

"Dahlah! Cepat Kalian Beresin Taman Ini Sampe Bersih! Cepetan! Biar kalian cepat tidur, dan ga kesiangan bangun Sahur!"

"Baik Pa Ustadz!"

Semua pun langsung Sigap membersihkan Taman yang sudah sangat berantakan karena pertarungan tadi. se-berantakan perasaan Juliet begitu melihat Romeo mati dipangkuannya. /Plakk

Cerita ini pun berakhir dengan kesibukan mereka membersihkan Taman Masjid Pesantren.

Halilintar kembali menanamkan bunga-bunga yang tercabut dari tanah dengan bantuan Cangkul Halilintarnya.

Sedangkan Si Taufan, Gopal, sama Si Api malah saling lempar melempar tanah. Hmh.. Dasar Bocah -_-

Lain lagi dengan Gempa, dia masih sibuk berusaha menghibur Golem Tanah yang Pundung. Katanya sih gara-gara dipukul Ustadz Papa pake Rotan. "CupCupCup.. Ayolaah, Masa badan segede itu kalah sama Rotan Kecil?" hibur Gempa pada si Golem.

"Iya bener! Liat! Si Gempa aja kuat kok kepalanya di pukul juga! Liat?" Fang langsung mengusap-ngusap kasar kepala Gempa yang tertutup Topi Ungu Gelap.

"A-Adoi! Sakitlah! Pala aku benjol Tau!"

"Eh, Maaf-maaf! Chukit Yaa? Uuu~ Kasihan~" usapan di Kepala Gempa pun Ia pelankan.

Yaaah.. Si Fang malah ngemodusin si Gempa terus. Author kan makin curiga. o_O

Cuman Yaya-Ying doang yang becus ngeberesin Tamannya.

Si Adu Du sama si Probe malah bisik-bisik berdua. Mikirin Rencana berikutnya buat ngalahin BoboiBoy DKK.

.

.

.

.

-TuBerCulosis- /EH! Ralat!

-To Be Continue-

.

.

.

.

Da-Tadaaaaaaahhh~

Ahahaha! Leila datang lagi dengan Cerita Gaje-nyaaa :v ...!

Lagi Bulan Puasa nih Readers! Selamat Puasa Yaa.. ^_^ Marhaban Yaa Ramadhan..

Cerita ini adalah Fanfic Special Ramadhan. Semoga kalian suka. Maaf kalau Jelek, Gaje, Garing dan Sebagainya.

Author gak bisa membuat Fic yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah Swt. ^^ /TumbenSiAuthorAlim?

Oke, Sampai Jumpa di Chap Berikutnya~

Dadaaaah! :D

.

.

.

-Scene Bonus Chapter 1-

Setelah selesai merapikan Taman, Halilintar, Taufan, Gempa dan Api kembali ke Asrama mereka masing-masing. Tentu saja mereka ingin mengistirahatkan tubuh mereka yang serasa Rapuh ini gara-gara ngeberesin Taman Pesantren.

Ketika hampir sampai di depan pintu kamar masing-masing, langkah mereka terhenti.

"Eh, Kayaknya kita lupa sesuatu deh.." kata Gempa tiba-tiba.

Hali, Taufan dan Api saling berpandangan.

"Ah, Engga kok! Perasaan kamu aja kali!" sahut Hali.

"Sumpah! Kita tuh bener-bener ngelupain sesuatu!"

Mereka berempat pun berpikir sejenak. Lalu, tiba-tiba mata mereka membulat.

"AIR!" mereka berteriak berbarengan.

"IYA BENER! KITA GAK NYADAR DARI TADI KITA KAN BEREMPAT TERUS!"

Salah sendiri. Kan dari tadi tiap Author bacain Narasi, gak nyebut-nyebut nama Air. Wong orangnya juga ga ada.

"ALAMAK! KAYAKNYA KITA NINGGALIN DIA DI PASAR TADI!" kata Api panik.

"KITA LUPA BUAT BANGUNIN DIA PAS NGANTRI BELI BUAH! ALAMAAAAKKK!" Taufan menambah Panik suasana.

"JADI TADI DIA NELPON AKU GARA-GARA DI TINGGAL SAMA KALIAN?!" teriak Hali.

"HADUUUHH! MANA SEKARANG UDAH MALEM LAGI! KITA GA AKAN DI IZININ KELUAR PESANTREN BUAT NGEJEMPUT AIR SEKARAAANNGG!" lengkaplah sudah kepanikan mereka dengan kekhawatiran Gempa.

Dan Cerita Ini pun Berakhir dengan Paniknya BoboiBoy Elemental Bersaudara yang disebabkan Hilangnya Adik Bungsu mereka. O_o

.

.

.

-Beneran Udahan-

Review Please. ;3