Menikah adalah sebuah upacara sakral yang hanya dilakukan sekali seumur hidup. Menjalin hubungan suci dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita tentunya. Karena sebuah pernikahan harus berdasarkan sebuah cinta, bukan hal yang lain. Terlebih bukan karena paksaan dan keterpaksaan, karena menikah adalah membangun sebuah keluarga yang berlandaskan cinta juga kasih sayang.


Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Pair : Itachi. U x Hinata. H

~Please Look At Me~

WARNING : AU, Typo bertebaran dimana-mana, EYD yang amburaul, Penempatan tanda baca yang tidak sesuai, OOC, Alur cepat, Gaje dan masih banyak kekurangannya.

PLEASE IF YOU DON'T LIKE DON'T READ

.

.

.

X0X0X0X0X0X0X0X

Itachi Uchiha seorang bisnisman muda yang sukses dan handal dibidangnya. Terlebih di usianya yang terbilang masih muda 30 tahun sudah meraih kesuksessan juga semua hal dalam hidupnya. Hal ini membuat banyak sebagian orang iri dan ingin menjadi sepertinya. Tak hanya itu, Itachi juga dianugerahi paras tampan dan kharisma yang luar biasa besar menambah nilai plus baginya.

Para wanita selalu berlomba-lomba mendekati dirinya, dengan berbagai cara. Namun tak ada satupun dari mereka, yang mampu membuatnya tertarik atau bahkan hanya sekedar meliriknya. Karena hal inilah banyak orang yang berpikir kalau Itachi adalah seorang gay dan tidak menyukai perempuan manapun, terlebih Itachi selalu pergi kemana-pun didampingi Deidara, sekretaris pribadinya mereka berdua diibaratkan ada semut ada gula, dimana ada Itachi pasti disana ada Deidara.

Banyak orang yang bergosip mengatakan kalau mereka adalah pasangan sesama jenis dan pria bersurai kuning panjang itu adalah kekasih dari Itachi. Tak tahukan orang-orang diluar sana kalau Deidara adalah pria sejati dan normal karena masih menyukai seorang gadis bukannya laki-laki, jika dirinya dekat dengan Itachi itu karena pekerjaan sekaligus mereka sudah berteman sejak lama tak heran jika mereka dekat dan akrab satu sama lain.

"Bos, sebaiknya anda cepat menikah. Biar gosip mengenai dirimu itu hilang." Ujar Deidara sekretaris pribadi Itachi sekaligus sahabatnya sejak SMA.

Itachi hanya tersenyum tipis menanggapinya dan tak mau ambil pusing dengan semua berita yang beredar diluar mengenai dirinya juga Deidara, lagi pula berita itu tidak benar sama sekali. Jadi buat apa Itachi harus ambil pusing dan memikirkannya, karena hanya akan membuang-buang waktu saja.

"Lama-lama, aku juga jengah digosipkan menjadi pasangan gay-mu." Dengus Deidara kesal.

"Aku akan pria normal, tak tahukah mereka kalau aku memiliki seorang tunangan yang sangat cantik." Tambah Deidara dengan wajah yang berapi-api.

Senyuman lebar menghiasi wajah tampan Itachi saat melihat kekesalan temannya itu saat membaca sebuah artikel disebuah majalah ternama.

"Mana laporan yang harus aku baca dan tanda tangani Deidara?!" Tanya Itachi yang mengalihkan pembicaraan. Karena dirinya sama sekali tak berminat untuk membahas hal-hal yang dianggapnya tak berguna terlebih sebuah gossip murahan.

Deidara memberikan amplop berwarna hijau, yang merupakan laporan Neraca keuangan bulan ini. Deidara tak habis pikir kalau Itachi selalu saja bersikap tenang-tenang saja, mendengar gosip yang beredar diluar mengenai dirinya yang dikatan menjalin hubungan dengannya.

Namun lain hal dengan keluarga dari Itachi, semua keluarganya sangat kaget mendengar berita yang beredar diluar mengenai Itachi. Terutama Mikoto Uchiha, ibu dari Itachi yang terlihat sangat syok sekali dan menangis histeris membaca sebuah berita murahan yang mengatakan anaknya adalah seorang gay.

"Itachi tak mungkin seperti itu." Ujar Mikoto dengan berlinangan air mata. Hatinya terasa sangat sakit sekali, saat mendengar orang-orang diluar sana mengatakan anaknya adalah penyuka sesama jenis, karena wanita paruh baya ini sangat yakin kalau anaknya masih laki-laki normal, mengingat dulu Itachi memiliki seorang tunangan yang cantik.

"Sudahlah sayang. Hentikan tangismu." Pinta Fugaku yang merupakan sang suami dan juga ayah dari Itachi.

Gara-gara gosip itu, keluarga Uchiha menjadi sedikit susah dan malu. Saat diacara pertemuan keluarga besar Fugaku atau Mikoto bahkan Madara selalu ditanya terus mengenai calon istri Itachi oleh kerabat mereka. Sedangkan Itachi yang menjadi bahan gossip malah terlihat sangat santai dan tenang-tenang saja.

Karena masalah ini, Madara sang kepala keluarga Uchiha berencana untuk menikahkan Itachi dengan cucu mendiang temannya. Mikoto dan Fugaku sangat mendukung dan setuju dengan ide sang ayah. Karena dengan begini gosip murahan itu akan berakhir dan mereka semua bisa bernafas lega terlebih dengan para kerabat yang tidak akan menanyakan lagi tentang calon istri Itachi.

Setelah makan malam, Madara meminta Itachi untuk menemuinya di ruang pribadinya. Kini keduanya tengah duduk saling berhadapan dan hanya dibatasi oleh sebuah meja kecil didepannya. Tiba-tiba saja Madara memberikan sebuah amplop cokelat pada Itachi.

"Apa ini, kakek!?" Tanya Itachi dengan bingung.

"Bukalah, nanti juga kau akan tahu." Ujar Madara sambil menyesap teh hijau kesukaannya secara perlahan.

Saat membukanya ternyata itu, sebuah foto seorang gadis SMA dengan mata berwarna lavender dan berambut indigo panjang tengah tersenyum hangat, hal ini menambah bingung dan penasaran pada sang kakek.

"Ini calon nenek baruku?" Tanya Itachi dengan polosnya sambil menunjukan foto tersebut kepada Madara. Ia berpikir boleh juga selera sang kakek yang ternyata menyukai anak kecil.

"Uhuk, uhuk, uhuk..." Madara tersedak minumannya dan sangat kaget mendengar perkataan Itachi. Madara menaruh cawan tehnya tersebut kemeja kecil dihadapanya lalu menatap sang cucu penuh arti.

"Namanya Hyuuga Hinata cucu dari mendiang teman kakek," Madara menjelaskan semuanya pada Itachi agar tak salah paham lagi seperti tadi.

Itachi terlihat diam membisu saat mendengarnya dan masih terlihat bingung dengan perkataan sang kakek juga maksud darinya, yang menujukkan foto ini padanya. Dari awal Itachi kira Hinata adalah calon nenek barunya, tapi ternyata bukan. Entah mengapa tiba-tiba saja Itachi menjadi bodoh dan tak mengerti maksud sang kakek yang ingin menjodohkannya.

"Hinata adalah calon istrimu dan bulan depan kau akan menikah dengannya." Ujar Madara dengan tegas yang menurut pendengaran Itachi itu adalah sebuah perintah darinya.

"Apa Menikah!? Apa aku tak salah dengar kakek?" Tanya Itachi tak percaya pada sang Kakek. Yang tiba-tiba saja menyuruhnya untuk menikah dengan gadis yang belum dikenal dan temuinya sama sekali. Madara terlihat marah sekali dengan perkataan Itachi, yang menurutnya sebuah penolakkan darinya.

"Dia cantik, manis, pintar, baik, lemah lembut dan asal usulnya pun jelas. Apa yang kurang darinya Itachi!?" Tanya Madara dengan dingin dan menatap Itachi dengan tajam dan mengintimidasi. Ia paling tak suka keinginannya ditentang oleh siapapun, termasuk cucunya sendiri.

Itachi menghela nafasnya dengan berat dan sangat pusing dengan keinginan sang kakek yang memintanya untuk menikah. Terlebih jika dilihat dari baju yang dipakai Hinata, terlihat jelas sekali kalau gadis bermata lavender ini masih duduk dibangku SMA. Memangnya Itachi adalah paman genit yang masih suka menggoda para gadis remaja, usianya sudah terbilang cukup matang menikahi seorang wanita dewasa bukannya gadis belia yang usianya masih belasan tahun.

Itachi terus menolak keinginan sang kakek. Namun Madara terus saja memaksa Itachi untuk menikahi Hinata. Keduanya terlihat sangat keras kepala, karena memang ini sudah ciri khas dari keluarganya, selain paras mereka yang tampan dan menawan.

"Aku ingin kau tetap menikah dengan Hinata!" Teriak Madara yang menekankan kata menikah pada Itachi.

"Astaga kakek! Gadis itu masih SMA sedangkan aku adalah seorang pria dewasa. Kakek kira berapa perbedaan usia diantara kami? Apa jadinya kalau orang-orang tahu akan hal ini," Ujar itachi dengan penuh emosi karena sang kakek tidak paham dan mengerti juga akan situasinya kini. Itachi bisa saja dianggap seorang pedofilia oleh orang-orang karena menikahi anak kecil.

"Kalian hanya berbeda 13 tahun saja kok," sahut Madara santai.

Iris kelam milik Itachi melebar mendengarnya, "A-apa?! 12 tahun!"

Itachi menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya cepat, "Maafkan aku kakek, aku tidak bisa menikahinya dibandingan sebagai istri gadis itu lebih cocok dijadikan ponakan atau adik untukku," ucapnya jujur.

"Aku tidak peduli itu," Madara tak mau tahu alasan sang cucu.

"Tapi ka..."

"Kau tetap harus menikah dengannya dan aku tak suka ditentang. Camkan itu Itachi." Ancam Madara dengan menatap Itachi dengan sangat tajam dan menusuk. Ditatap seperti oleh sang kakek, Itachi hanya bisa diam terpaku mendengarnya.

Itachi sangat tahu dengan sifat sang kakek yang sangat keras kepala dan tak suka perintah atau keinginanya ditolak oleh siapapun karena hal itu akan berakibat fatal nantinya.

"Baiklah kakek. Aku akan menikahinya". Ucap Itachi dengan sendu. Akhirnya pria tampan ini menyerah dan mengikuti keinginan sang kakek.

"Bagus. Akhirnya kau mengerti juga." Madara tersenyum kemenangan menatap Itachi.

Setelah berdebat cukup panjang dengan sang kakek, walaupun ahkhirnya Itachi kalah juga, pria tampan ini kembali kekamarnya untuk beristirahat.

BRUK...

Itachi menghempaskan tubuhnya keatas ranjang king size miliknya seraya memijat keningnya yang terasa pusing karena perdebatan dengan sang kakek. Jika tahu dari awal dirinya dipanggil oleh sang kakek karena urusan ini lebih baik tadi Itachi tak menemui sang kakek tadi.

"Konan apa yang harus aku lakukan?" Gumam Itachi dalam hatinya seraya terus menatap langit-langit kamarnya yang didominasi oleh warna biru.

Baginya menikah bukanlah hal yang main-main. Itachi ingin menikah dengan wanita yang ia cintai dan membangun keluarga kecil yang bahagia. Tapi sayangnya impiannya harus lenyap begitu saja karena enam tahun yang lalu, gadis yang Itachi cintai sekaligus tunangannya meninggal dunia karena sebuah kecelakaan lalulintas. Konan yang merupakan tunangan Itachi tewas ketika dalam perjalan kerumah sakit, gadis cantik bersurai biru itu meninggal karena kehabisan banyak darah akibat luka yang dialaminya.

Setelah kematian sang kekasih Itachi memilih menyendiri karena sangat merasa kehilangan sekaligus terpukul, untuk beberapa minggu keadaan Itachi jatuh terpuruk dan semua pekerjaan jadi berantakan juga terbengkalai. Semua keluarganya membantunya untuk bangkit kembali dari keterpurukannya dan melupakan kesedihan dihatinya, satu-satu orang yang berhasil membuat Itachi bersemangat kembali adalah Sasuke, sang adik yang menasehatinya.

Itachi memutuskan untuk tidak jatuh cinta lagi dan menutup diri dan hatinya rapat-rapat termasuk kepada Hinata nantinya.

"Pernikahan seperti apa yang harus kujalani dengannya." Batin Itachi lirih.

.

.

.

Beberapa hari setelah perdebatannya dengan sang kakek, kepala keluarga Uchiha itu membawa Hinata kekediaman Uchiha setelah menjemputnya dari desa. Saat Hinata pertama kali datang kekediaman Uchiha, gadis cantik bersurai indigo panjang ini langsung disambut hangat oleh Mikoto, calon ibu mertuanya.

"Selamat datang, Hinata-chan." Mikoto langsung memeluknya dengan sangat erat.

"Selamat siang bibi." Sapa Hinata dengan malu.

"Ayah, ternyata dia lebih cantik dari pada yang difoto," puji Mikoto yang membuat semburat merah tipi menghiasi kedua pipi chuby Hinata.

"Te-terima kasih bibi." Ucap Hinata malu.

"Pilihanku tidak salah kan Mikoto." Ujar Madara penuh bangga.

"Ya, pilihan ayah sangat bagus sekali." Tambah Mikoto yang semakin Hinata malu sekaligus senang.

Hinata tidak menyangka kalau dirinya akan disambut dengan baik oleh keluarga ini yang nantinya akan menjadi keluarga barunya.

Mikoto membawa Hinata kekamar barunya untuk beristirahat.

Wanita paruh baya ini sangat senang sekali dengan kedatangan Hinata dan merasa seperti bertemu dengan anak gadisnya yang sudah lama diimpikannya. Selama didalam kamar Mikoto terus mengajaknya mengobrol, agar ia bisa lebih dekat dan akrab dengan Hinata.

Madara berencana akan mempertemukannya dengan Itachi, saat makan malam. Namun sayangnya Itachi tidak bias mengingat ia harus pergi ke Korea selama satu minggu untuk mengurusi bisnis barunya disana.

Selama dikediaman Uchiha, Hinata menjalani pelatihan sebagai calon menantu dari Mikoto. Bagaimanapun gadis cantik bermata lavender ini harus belajar menjadi menantu dikeluarga di keluarga Uchiha, dan mempelajari silsilah dan semua tradisi keluarga ini yang sudah berlangsung selama generasi kegenerasi, agar tradisi keluarga ini tidak hilang dan terus terjaga.

"Selamat datang Tuan muda." Sapa para pelayan dengan ramah.

Hari ini Itachi pulang dari Korea, setelah hampir satu minggu tugas disana. Saat Itachi hendak pergi kekamarnya untuk berendam, tanpa sengaja saat melewati taman, pria tampan bermata kelam ini melihat sang ibu tengan bersama seorang gadis berambut indigo ditaman bunga. Itachi sedikit penasaran dengan gadis itu, yang menurutnya cantik saat wajahnya terkena sinar matahari.

"Kau sudah pulang Itachi." Ujar Mikoto dengan lembut dan langsung menghampiri.

GREP...

Mikoto memeluknya dengan erat, "Ibu merindukanmu."

"I-ibu, lepaskan pelukkanmu. Aku malu." Ucapnya pelan.

Mikoto tersenyum lebar mendengarnya dan memandangi sang anak dengan pandangan menggoda karena malu dipeluk didepan seorang gadis cantik. Hinata hanya diam menatap Itach dan belum sadar kalau pria tampan yang ada dihadapannya saat ini adalah calon suaminya.

"Hinata, kemarilah." Mikoto meraih tangan Hinata lalu menariknya mendekat pada Itachi.

"Bibi ingin perkenalkan kau pada anak bibi. Namanya adalah Itachi dan ia adalah calon suamimu." Ucap Mikoto dengan tersenyum lebar.

Kedua iris lavender Hinata melebar begitu juga Itachi yang sama-sama kaget mendengarnya. Buru-buru Hinata memberikan salam serta hormat pada Itachi yang merupakan Tuan muda di keluarga ini.

Hinata tidak menyangka kalau pria tampan dihadapanya ini adalah calon suaminya karena wajah Itachi tidak terlihat tua seperti bayangannya selama ini. Begitu pula dengan Itachi yang tidak mengira kalau Hinata akan secantik ini tidak seperti difotonya. Dan keduanya sama-sama terihat kagum satu sama lain.

"Ehem...ehem..." Mikoto berdehem dengan keras.

Membuat keduanya terlihat sangat malu, terutama dengan Hinata wajahnya terlihat sangat merah sekali karena ketahuan terus memandangi wajah Itachi.

"Aku akan kembali kekamar untuk istirahat." Pamit Itachi seraya pergi meninggalkan sang ibu dan Hinata.

Tidak lama setelah kepulangan Itachi dan pelatihan selama beberapa minggu sebagai mempelai keluarga Uchiha, akhirnya upacara pernikahan digelar secara tertutup disebuah kuil suci milik keluaga Uchiha, karena Hinata dan Itachi akan melakukan upacara pernikahan secara tradisional bukannya disebuah gereja.

Upacara pernikahan ini hanya dihadiri oleh keluarga terdekat saja. Pernikahan ini juga dirahasiakan dari publik mengingat Hinata yang masih berstatus pelajar SMA juga pendapat orang-orang mengenai Itachi yang dianggap Lolicon atau Pedofilia karena menikahi seroang gadis belia.

Hinata mematut dirinya didepan cermin dan memandangi lamat-lamat penampilan serta wajahnya yang hari ini begitu berbeda atau bisa dibilang cantik juga mempesona dengan balutan Shiromoku dengan sebuah gambar kipas dibelakanganya yang merupakan lambang besar dari keluarga Uchiha, bagaimana-pun keluar Uchiha masih keturunan seorang bangsawan ternama di zaman dahulu.

Shiromoku yang dipakai Hinata termasuk warisan turun temurun yang sudah dipakai oleh Mikoto dan para wanita keturunan keluarga ini.

Tak ada raut wajah bahagia dari Hinata mengingat tak ada satu-pun keluarganya yang datang menghadiri pernikahannya serta kedua orang tuanya yang tak bisa melihatnya menjadi seorang pengantin, padahal dulu saat kecil Hinata selalu bermimpi ingin menjadi seorang pengantin yang cantik dan menggunakan gaun yang indah.

Tes...

Setitik air mata keluar diujung kedua matanya tak kala mengingat-ingat kedua orang tuanya.

"Ayah, ibu." Batinnya lirih.

SREK...

Pintu ruangan rias terbukan dan menampilkan seorang wanita paruh mengenakan kimono berwarna cerah dengan motif kipas dipunggunya.

"Kau sangat cantik sekali Hinata-chan." Puji Mikoto pada calon menantunya itu.

"Terima kasih ibu." Balasnya seraya menghapus jejak air matanya.

"Apa kau menangis?" tanya Mikoto cemas.

Gelengan pelan Hinata lakukan, gadis cantik ini tersenyum lebar menatap wanita paruh baya itu, "Ti-tidak bibi." Elaknya.

Mikoto duduk disebelah Hinata lalu memandang lembut, "Apakah kau sedang memikirkan keluargamu?"

Hinata diam dan bibirnya terkatup rapat namun air matanya menetes deras mendengarnya.

Mikoto menghapus lelehan air mata Hinata, "Jangan menangis dan bersedih Hinata. Mulai sekarang kita adalah keluarga dan panggil aku ibu jangan bibi lagi,"

GREP...

Hinata menubrukkan dirinya memeluk erat tubuh Mikoto, "Te-terima kasih, i-ibu." Isaknya pelan.

"Sama-sama. Hentikan tangismu karena kau merusak make up diwajahmu," ucap Mikoto seraya melepaskan pelukkan Hinata.

SREK...

Tiba-tiba seorang pelayan datang menghampiri Mikoto, "Nyonya semuanya sudah menunggu," ucapnya sopan seraya membungkukkan tubuhnya.

"Suruh semua pelayan untuk bersiap-siap mengantarkan mempelai kealtar kuil." Ucap Mikoto.

"Baik, Nyonya."

Mikoto membantu Hinata berdiri mengingat Shiromoku yang dipakai Hinata cukup berat dan membuatnya agak kesulitan berjalan.

Hinata berjalan diringi dan ditemani oleh Mikoto ke dalam kuil, wajahnya ditundukkan hanya lantai kayu yang menjadi pemandangannya selama menuju kuil. Entah apakah yang dilakukannya saat ini benar atau tidak mengingat ini menyangkut masa depannya.

Saat Hinata masuk kedalam kuil, Itachi tampan juga gagah Hakama hitam yang dipakainya. Setelah Hinata dan Itachi duduk didepan pendeta kuil, upacara pernikahan langsung digelar. Keduanya mengikuti semua ritual suci pernikahan dengan khidmat dan tenang, setelah semua ritual dilakukan pendeta-pun mensahkan mereka sebagai suami istri.

Dalam langkahnya menuju altar Hinata berdoa pada tuhan semoga saja ia bisa hidup bahagia bersama dengan orang yang ada dihadapanya ini.

Setelah upacara pernikahan selesai Mikoto menangis bahagia menyaksikkan pernikahan putranya, akhirnya keinginannya bisa terwujud melihat putranya menikah dan membangun sebuah keluarga.

"Sudah-lah Mikoto kau jangan menangis terus. Ini bukan upacara kematian anak kita." Pinta Fugaku pada istrinya yang saat ini duduk disebelahnya.

"I-ini ta-tangis...hiks..ba-bahagia..." ucap Mikoto sesenggukkan.

"Aku tahu, tapi bisakah kau menghentikan tangismu." Ujar Fugaku pada istrinya karna tangisan darinya cukup menggangu upacara pernikahan.

"Ba-baik sa-sa-sayang." Mikoto berusaha menghentikan tangisannya.

Sedangkan Madara terlihat menghela nafas panjang, melihat kelakuan anak dan menantunya itu, yang ribut dan sibuk sendiri. Upacara akhirnya selesai dan keduanya telah resmi menjadi suami istri. Itachi mencium Hinata tepat dibibirnya, walupun ini bukan sebuah ciuman yang mesra.

Itachi hanya sekedar menempelkan bibirnya saja. Namun tetap saja hal ini membuat wajah Hinata merona merah dan malu karna bagaimanapun ini adalah ciuman pertama dalam hidupnya.

"Selamat atas pernikahannya." Teriak Mikoto dengan penuh semangat dan kegembiraan.

Fugaku mengahampiri Itachi dan memberinya selamat atas pernikahan putra pertamanya itu.

"Selamat Itachi akhirnya kau menjadi suami. Jaga istrimu dengan baik dan jangan sampai kau sakiti dia." Fugaku memberi wejangan dan nasehat pada Itachi.

"Baik ayah." Ucap Itachi penuh hormat pada sang ayah.

Sang kakek meminta Itachi untuk selalu menjaga dan melindungi Hinata dengan segenap jiwa raganya. Jika sampai Itachi melukai dan menyakiti Hinata maka ia tak segan-segan untuk member Itachi hukuman.

Itachi hanya bisa tersenyum mengangguk pada sang kakek menanggapi permintaannya. Karena ia tak bisa berjanji tak akan menyakiti dan membahagiakan Hinata karena dari awal pernikahan ini tak berlandaskan cinta sama sekali.

"Hinata semoga kau bisa bahahagia dan senang menjadi bagian dari keluarga ini." Ucap Madara dengan lembut sikap dan perkataan jauh berbeda dengan Itachi tadi membuat Mikoto heran dan bingung pada sikap sang ayah mertua.

Tiba-tiba seorang pria tampan dengan rambut hitam raven dibalut kemeja biru dongker dan celana hitam panjang menghampiri Itachi dan meninju pelan pundaknya.

"Selamat atas pernikahannya, baka Aniki." Ucap Sasuke memberi selamat pada sang kakak yang terlihat kaget saat melihatnya kedatangannya diupacara pernikahannya.

Karena setahu Itachi adik kecilnya itu tengah bersekolah di Inggris. Sudah lama mereka berdua tak bertemu semenjak kejadian waktu itu. Itachi sangat senang sekali melihat adik kesayangannya itu.

GYUT~~

Itachi segera memeluk Sasuke erat, dirinya benar-benar rindu pada adik kecilnya yang kini telah terlihat dewasa dan semakin tampan.

"Lepaskan aku, baka Aniki." Ujar Sasuke yang berusaha melepaskan pelukkan sang kakak.

Melihat kelakuan mereka berdua mengundang tawa Mikoto saat melihatnya.

"Apa kabar adik kecilku?" Tanya Itachi sambil mengack-acak rambut Sasuke.

Pemuda tampan berambut raven ini mendengus kesal karena kebiasan Itachi mengacak-acak rambutnya belum juga hilang terlebih sang kakak melakukannya didepan banyak orang. Bagi Itachi sendiri Sasuke akan selalu menjadi adik kecilnya walupun kini pemuda tampan bermata kelam itu sudah dewasa dan terlihat gagah berbeda dari 3 tahun yang lalu.

"Aku bukan anak kecil lagi baka Aniki." Dengus Sasuke dengan sebal karena perlakuan Itachi yang selalu menganggapnya sebagai anak kecil.

Padahal kini Sasuke sudah berusia 24 tahun dan bukan lagi anak kecil.

"Sudahlah Itachi jangan menggoda Sasuke terus. Oh ya, Sasuke ini adalah Hinata, istri kakakmu." Mikoto memperkenalkannya pada Sasuke.

"Uchiha Sasuke." Ucap Sasuke dengan dingin sambil mengulurkan tanganya dan terus menatap tajam kearah Hinata.

"Hyu...Uchiha Hinata sa-salam ke-kenal Sa-Sasuke-san." Balas Hinata dengan gugup dan wajah yang terus menunduk, karena takut dengan tatapan mata Sasuke yang terasa menusuk.

Sasuke tersenyum kecil melihat Hinata yang sedikit takut padanya dan tanpa diduga sama sekali kalau pemuda berambut raven itu mengacak-acak poni hinata, karena gemas melihat reaksi Hinata padanya.

Rona merah menghiasi wajah cantik Hinata karena perlakuan Sasuke padanya.

Pesta perayaan pun digelar meriah dikediaman Madara, banyak kerabat yang dating memberi ucapan selamat pada kedauanya. Namun dari raut wajah keduanya tak terlihat bahagia dan hanya menampilkan senyuman palsu.

Karena merasa bosan dengan pesta ini Itachi mengajak Sasuke keluar untuk menghirup udara segar. Mereka berdua duduk untuk dibalkon menikmati pemandangan malam yang terasa sangat indah dengan berhiaskan banyak bintang juga sebuah bulan sabit ikut mempercantik langit malam ini.

"Aku tak menyangka. Ternyata kau penyuka anak kecil. Apa aku menyebutmu, Lolicon atau Pedofilia?!" Ledek Sasuke sambil meminum winenya.

Itachi hanya diam membisu sambil terus memandangi langit malam dan tak menjawab atau menggubris ledekan dari Sasuke, yang menurutnya tak penting untuk dijawab terlebih dibalas.

"Kukira hanya Konan yang kau cintai." Sindir Sasuke yang mampu membuat Itachi menoleh dan menatap dirinya.

Itachi tersenyum kecil padanya lalu meminum sedikit wine putih ditangannya dan meletakkannya kembali kemeja.

"Memang, hanya Konan gadis yang kucintai tidak ada yang lain." Sahut Itachi sendu.

"Malang benar nasib gadis itu, karena menikah denganmu," Sasuke meminum habis wine ditangannya.

"Lalu mengapa kalian menikah?" Tanya Sasuke dengan penasaran.

Jika memang benar kakaknya tak mencintai Hinata mengapa Itachi mau saja menikahinya. Bukankah itu akan membuat mereka berdua menderita dan terluka terlebih untuk Hinata.

"Kami berdua menikah karena dasar keterpaksaa dan piksa. Aku juga bingung bagaiman hubungan kami depannya." Ucap Itachi seraya menerawang jauh memandangi pemandangan yang terhampar didepan matanya.

"Aku harap kalian bisa berdua bisa bahagia dan segera berikan aku keponakan yang cantik." Goda Sasuke yang hanya ditangapi senyuma kecil dari Itachi.

Keduanya masih asik berbincang didepan balkon tanpa menyadari kalau malam semakin larut dan semua tamu sudah pulang meninggalkan pesta. Hinata sudah berada didalam kamar satu jam yang lalu, semua pakaian serta make-up diwajahnya dibersihkan kini gadis cantik itu telah berganti mengenkan sebuah yukata tidur berwarna putih tanpa mengenakan pakaian dalam.

Sungguh Hinata sangat malu dengan penampilannya saat ini, dirinya tahu kalau malam ini adalah malam pertamanya dimana ia akan menyerahkan semuanya pada Itachi, suaminya.

CKLEK...

Pintu kamar terbuka dan menampilkan Itachi yang masuk kedalam kamar dengan dipapah Sasuke, sepertinya pria tampan itu mabuk dan harus dibantu oleh sang adik untuk kembali kedalam kamar.

"Ada apa dengannya Sasuke-san?" tanya Hinata cemas.

"Dia hanya sedikit mabuk." Jawab Sasuke seraya merebahkan Itachi keatas kasur.

Setelah urusannya selesai Sasuke pergi dari kamar pengantin dan meninggalkan mereka berdua, bisa Hinata cium dengan jelas aroma alkohol yang sangat menyengat dari mulut Itachi entah apa yang diminum oleh sang suami hingga membuatnya mabuk seperti ini.

"Ko-nan." Gumam Itachi tanpa sadar.

Iris lavender milik Hinata melebar sempurna mendengarnya dan tak lama air mata menetes membasahi pipinya akan tetapi dengan cepat Hinata menghapusnya dengan cepat karena buat apa dirinya harus menangis terlebih terluka bukankah dari awal Hinata tahu kalau pernikahan ini memang tidak berlandaskan cinta mengingat Itachi yang tak bisa melupakan mendiang tunangannya, Konan.

Entah pernikahan dan rumah tangga seperti apa yang akan mereka berdua jalani. Itachi yang masih terus mencintai Konan dan Hinata yang terpaksa harus menikah dengan Itachi demi keluarganya. Suka atau tidak kini Hinata sudah menjadi istri dari Itachi, pria dingin yang selalu menutup rapat-rapat hati dan dirinya dari siapapun.

Mampukah Hinata merobohkan gunung es dihati Itachi dan meruntuhkan semua tembok pertahan didalam hati Itachi. Walaupun sulit bahkan tak mungkin untuk mendapatkan hati sang suami, Hinata akan mencobanya dan berusaha sekuat mungkin karena hatinya sudah terlanjur terpaut pada Itachi sejak pertama kali mereka bertemu.

TBC

A/N: Ini adalah Fic pertama saya di Fandom ini dan mohon maaf kalau jelek dan tak menari ceritanya.

Fic ini jauh sekali dari kata bagus apalagi sempurna, tapi saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada siapapun yang sudah mau membaca Fic ini.

Jika berkenan Read and Riviewnya.

Inoue Kazeka.