UCCHAN MEMPERSEMBAHKAN:

Our Lovely Maid

Chapter 1: Introduction


RATED: T


PAIR: WonSung/KiSung/KyuSung~?*Evil smirk*


Genre: romance, drama, family, humor


Disclaimer: God, Parents, SM, ELF, Self. Except Yesungie! HE'S MINE! #PLAK


Warn!: OOC, YAOI/BL(Boys!Love), Uke!Yesung


DLDR!

:::

Yemma pake kostum maid…*drool*/dihajar


"Maaf, kami tidak mempekerjakan orang dengan mata aneh sepertimu."

Yesung mengerang kesal. Lagi-lagi dia ditolak karena alasan konyol ini. "Tapi warna mataku memang begini dari lahir!" jelasnya kesal.

Ahjussi itu memandang Yesung curiga. Ia menggeleng. "Tetap saja, aku tidak bisa mempekerjakanmu. Pelangganku bisa kabur semua. Pulanglah."

Blam

Yesung menghela napas berat, lalu berbalik dan melangkah menjauhi toko yang telah menolaknya.

Btw, Yesung belum memperkenalkan dirinya, 'kan?

Perkenalkan, Kim Yesung, umur 20 tahun, single selama 20 tahun hidupnya (bahasa kasarnya jones seumur hidup), pengangguran.

Kurang? Yesung berkulit putih –walau tidak seputih tembok. Warna rambutnya merah marun(inget pas era SFS), hobi menggigiti kukunya, tinggi… cukuplah…(?)

Suka segala hal berbau kura-kura, dan paling benci kalau dikira mafia.

Hah? Masih kurang? Apa harus Yesung sebutkan warna celana dalamnya juga?/plak

Ehem, kembali lagi ke cerita. Kini tokoh utama kita ini sedang stress. Dia sudah berputar-putar berusaha mencari pekerjaan yang layak, tapi selalu saja ditolak karena faktor matanya. Apa salahnya memiliki mata berwarna merah begini? Yesung sudah terlahir dengan mata seperti ini! Dia tidak memintanya pada Tuhan! Kenapa mereka selalu menolaknya dengan alasan Yesung terlihat menyeramkan?! Padahal Yesung 'kan tampan! Seksi pula! Harusnya mereka merasa terhormat Yesung mau bekerja dengan mereka! (readerdeul: "…")

Uhum… oke, rasanya Yesung sudah terlalu banyak berimajinasi.

'Kenapa mencari pekerjaan sangat sulit...?' Batinnya frustasi.

"BERIKAN DOMPETMU!"

Yesung tersentak mendengar bentakkan yang berasal dari sebuah gang sempit tak jauh dari tempatnya berdiri. 'A-ada apa...?' Ia mengendap-endap, lalu mengintip sedikit. Mata rubynya membulat. Yang ia lihat seorang ahjussi tua sedang ditodong oleh beberapa namja berwajah sangar.

Yesung tanpa pikir panjang berlari menghampiri mereka. Jiwa pembela kebenarannya tersulut. "HOI!"

Para berandalan itu menoleh dengan wajah marah. "Apa sih-"

Dan yang mereka lihat adalah sesosok mahluk berwajah mengerikan, dengan kedua mata merah menyala, dan aura gelap yang kentara tengah berlari ke arah mereka.

Terang saja mereka berteriak.

"GYAAAAHHHH!"

Para berandalan itu kemudian kabur, meninggalkan Yesung yang mematung.

'DASAR TIDAK SOPAN!' batin Yesung kesal. Kurang ajar sekali mereka! Kabur hanya karena melihat Yesung?! Memangnya Yesung seseram itu?! (dicerita ini, iya/plak)

"Ahjussi! Gwenchanayo?" Tanyanya khawatir sambil membantu ahjussi paruh baya itu berdiri.

"Ah, ne. Gomawo," ahjussi itu tersenyum hangat. "Kau yang sudah menolongku, bukan? Aku berutang nyawa padamu."

Yesung tersenyum malu. "Ah, ahjussi bisa saja." Ia menggaruk tengkuknya malu.

"Nah, sebagai ucapan terima kasih ahjussi," ahjussi itu hendak mengeluarkan uang dari dompetnya, tapi Yesung sudah menahannya.

"Sebenarnya ahjussi, saya sedang mencari pekerjaan. Apa ahjussi bisa membantu saya?" Tanya Yesung dengan wajah penuh harap. Ahjussi di depannya ini tampak kaya. Mungkin dia akan berbaik hati memberi Yesung pekerjaan yang menghasilkan banyak uang dalam waktu singkat.

Ahjussi itu tersenyum lebar. "Pas sekali, ahjussi sedang mencari maid untuk anak-ana-"

"AKU NAMJA!" pekik Yesung esmosi.

"A-ah, jeosonghamnida! Maksud ahjussi butler! Butler!" ralat ahjussi itu panik.

Yesung menghela napas berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Ahjussi punya anak?" tanyanya penuh selidik.

"Ne, mereka ada tiga. Namja semua." Jawab ahjussi itu sambil tersenyum ramah.

Yesung mengangguk. "Berapa umur mereka?"

"Sekitar 15-17 tahun." Ahjussi itu tersenyum. "Kau mau?"

Yesung mengangguk senang. "Ne! Kamsahamnida, ahjussi! Saya akan bekerja keras!" pekiknya dengan mata berbinar-binar.

Sang ahjussi tertawa geli. Iapun merogoh saku coatnya, dan mengeluarkan sebuah kartu nama. "Namaku Tan Hangeng. Ini kartu namaku. Besok datang ke kantorku pukul Sembilan. Aku akan memberitahu alamat rumahku, dan mulai besok kau sudah bisa mulai bekerja."

Yesung menerimanya dengan gembira. "Arraseooo! GOMAWO AHJUSSIII~!" pekiknya sambil memeluk ahjussi itu erat.

Ahjussi itu hanya tertawa kecil sebagai balasan.


-Yesung's House…

"AKU PUNYA PEKERJAAAANNN~!" pekik Yesung di depan aquarium kura-kuranya. "KAU DENGAR, DDANGIE?! APPA PUNYA PEKERJAAAAANNN~!XD" pekik Yesung lagi sambil melompat-lompat girang.

Sang kura-kura yang –dengan seenaknya– dipanggil Ddangiepun hanya menatap Yesung bosan.

"Aku harap anak-anak ahjussi nanti akan menyukaiku… yah minimal mereka tidak takut dengan matakulah. Heuh… aku harus berjuang!"


-Next Day…

Yesung melangkah dengan mantap ke arah resepsionis sebuah perusahaan ternama di kota Seoul. Ternyata dia memang tidak salah! Ahjussi yang bernama Tan Hangeng itu orang kaya!

"Annyeong!" sapa Yesung ramah pada seorang yeoja cantik yang bername tag 'Luna'.

Yeoja itu tersenyum kaku. "A-ah ne, annyeong." Ketahuan sekali takutnya.

Yesung mencebikkan bibirnya. Hei! Dia sudah berdandan habis-habisan hari ini! Ia memakai kemeja putih yang dibalut jas berwarna abu-abu serta celana panjang dengan warna senada. Ia juga meminjam sepatu kulit tetangganya untuk hari spesial ini. Surainya juga ia tata acak tapi tetap terkesan rapi! Ia ingin tampak professional dan gagah di pekerjaan pertamanya ini!

TAPI APA ITU TADI?! YEOJA ITU MELIHATNYA DENGAN TATAPAN TAKUT! MEMANGNYA YESUNG MAFIA ATAU SEMACAMNYA APA?!

Yesung emosi.

Resepsionis itu menunduk, panik karena ekspresi wajah Yesung. "A-ada yang bisa saya bantu?"

Yesung kembali menghela napas. Berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Nama saya Yesung. Saya ada janji dengan Tan Hangengsshi. Dimana saya bisa menemuinya?" tanyanya sambil –berusaha– tersenyum ramah.

Yeoja itu mengernyit. Memandangi Yesung dari ujung rambut sampai ujung kaki. Iapun beralih menatap Yesung serius. "Apa anda mau memeras sajangnim?"

"SAYA KE SINI MAU MELAMAR PEKERJAAN! DAN LAGI, SAYA BUKAN MAFIA!" bentak Yesung lagi sambil kembali menggebrak meja resepsionis.

"A-ah, jeosonghamnida!" yeoja itu buru-buru meraih gagang telepon yang tergeletak di atas mejanya. "A-annyeong, sajangnim. Ada seseorang mencari anda. Namanya Yesung. Dia bilang dia ada janji dengan anda."

"…"

Yeoja itu merengut. "Apa tidak sebaiknya saya melaporkan polisi? Mungkin saja dia bermaksud buruk pada anda dan-"

"SUDAH SAYA BILANG, SAYA INI BUKAN MAFIA!"

"A-ah, ne…" yeoja itu menunduk gugup. "Baik, sajangnim." Ia mengembalikan gagang telepon keasalnya, lalu menatap Yesung dengan senyum sopannya. "Sajangnim sudah menunggu di kantornya di lantai 29. Silahkan, tuan."

Yesung mengangguk. Ia membungkuk sedikit sebagai basa-basi ke arah si resepsionis, lalu mulai melangkah ke arah lift. Mengantri di belakang beberapa orang lain. Menunggu liftnya tiba. Sesekali Yesung memeriksa pakaiannya, memastikan penampilannya sudah sangat sempurna. Ia tersenyum lebar. "Yosh! Aku pasti bisa!"

Zing~(?)

Pintu lift terbuka, namun baru saja Yesung hendak melangkah masuk, tubuhnya ditubruk dari belakang, dan mengakibatkannya terjatuh dengan tidak elit. Yesung mengaduh. Ia mengangkat wajahnya yang sudah digarang-garangkan. "HEI KAU!" bentaknya kesal.

Namja yang menubruknya meliriknya sedikit. "Oh, ternyata ada orang toh."

Sudut siku-siku mulai Nampak dipelipisnya. "Apa masalahmu, eoh!"

Namja tampan bersurai cokelat itu mendengus dengan seringai meremehkan. "Hmph, dasar cebol."

"C-CEBOL?!"

Yesung yang murka sontak bangkit dan menarik kerah namja yang –ehem- tinggi itu. "BICARA APA KAU TADI?!"

Namja itu menatapnya bosan. "Cebol."

Yesung speechless. Padahal biasanya orang yang dia teriaki akan langsung menangis sambil memohon maaf padanya. Tapi ini…

"Sudahkah? Leherku bisa sakit kalau harus terus menunduk ke bawah begini."

"MWO?!"

BUAGH

:

:

Hangeng menatap Yesung. Namja itu masuk ke ruangannya dalam keadaan berantakan. Seperti habis berkelahi.

"Gwenchanayo, Yesungsshi?" tanya Hangeng prihatin.

Yesung berusaha memasang senyum terbaiknya. Sialan, gara-gara namja tampan dan tinggi itu, penampilan Yesung jadi seperti ini. Mereka berkelahi hebat di lantai bawah. Dan Yesung berhasil keluar sebagai pemenang setelah berhasil menumbangkan namja itu.

"Ne, gwenchanayo, Hangengsshi."

Hangeng mengangguk –walau tidak terlalu yakin dengan jawaban Yesung. "Baiklah, silahkan duduk." Yesung duduk di kursi di hadapan Hangeng. "Beritahu aku soal dirimu, Yesungsshi"

Yesung mengernyit. Apa ini semacam wawancara kerja? Well, Yesung dapat memahaminya. Tidak mungkin Hangeng dengan gegabah memungut(?) seseorang yang baru dikenalnya di jalan menjadi pengasuh anak-anaknya.

"Nama saya Kim Yesung." Setelah Yesung pikir-pikir lagi, dia memang belum memberitahu namanya pada Hangeng. Ikh, terlihat sekali ketidak profesionalannya. "Umur saya 20 tahun. Saya bisa melakukan semua pekerjaan dengan baik, saya juga cepat belajar hal baru!"

Pertama-tama, mari kita rayu Hangeng dulu, meski harus 'sedikit' berbohong. Kalo Cuma dengan sedikit bumbu penyedap, tentu tidak akan melukai siapapun 'kan?

"Saya sangat suka anak-anak, dan sepertinya anak-anak juga menyukai saya (bohong). Saya sangat pandai memasak, seperti chef di restoran bintang tiga (bohong)! Lalu, lalu, saya juga orang yang cerdas, sehingga bisa sekalian mengajari anak-anak pelajaran (sd), apalagi matematika (sd)! Saya sangat jago! Jadi ahjusshi tidak perlu khawatir dengan nilai anak-anak ahjusshi (kalo mereka anak sd)! Saya juga bisa beladiri! Saya sudah sabuk hitam karate dan judo 4 dan!(tapi bohong, deh)"

Ups… sepertinya Yesung terlalu bersemangat 'mempromosikan' dirinya sendiri.

Hangeng mengerjap-erjap bingung. Ia lalu tersenyum simpul. "Tak perlu terlalu tegang Yesungsshi. Aku tidak perlu kelebihan-kelebihan yang tadi kamu sebutkan. Yang penting kamu jujur, itu saja."

Wajah Yesung memerah. Apa kebohongannya terungkap? Rasanya malu sekali, arrrggghh!

Hangeng berdehem. "Jadi Yesungsshi… apa motivasimu bekerja?" tanya Hangeng.

Yesung baru mau membuka mulut dengan berjuta kata-kata yang tersusun rapi dan indah di otaknya, tetapi Hangeng memotong. "Tidak perlu tegang, Yesungsshi. Santai saja. Aku tidak sedang mewawancaraimu kok. Aku hanya penasaran saja." Lalu dia tersenyum manis, membuat Yesung mati kutu.

Oke. Mungkin berbohong pada ahjussi baik hati ini bukan ide bagus. "Ehh… saya bekerja agar bisa membiayai hidup… dan…" Yesung diam, haruskah dia membahas kehidupannya…? "Umm…"

Hangeng tersenyum. "Gwenchana, Yesungsshi, kalau kau tidak nyaman menceritakannya, jangan ceritakan. Bagaimanapun itu privasimu. Aku tidak punya hak untuk memaksamu cerita." Dia menyandarkan punggungnya di kursi. "Kalau kau ada masalah, jangan segan memberitahuku, aku pasti akan membantu. Bagaimanapun juga, kau adalah orang yang sudah menyelamatkanku."

Yesung terhenyak. Apakah Hangeng malaikat? "N-ne, gomawo ahjussi~!" Yesung tersenyum ceria.

Hangeng ikut tersenyum. "Baiklah, Yesungsshi, kau sudah bisa bekerja besok, ini alamat rumahku." Dia menyodorkan kertas dan disambut Yesung. "Ah ya, bolehkah aku meminta nomor ponselmu?"

Yesung tersentak, dengan panik ia mengeluarkan ponselnya. "A-ah iya!"

Hangeng terkekeh. "Tidak usah gugup. Bukankah sudah kubilang? Santai saja."

Yesung tersenyum canggung. "N-ne! kamsaham-"

BRAK

"APPA! KAU TAHU, ADA NAMJA BAR-BAR TADI DI LOBBY! DIA BERNIAT MEMBUNUHKU! KAU HARUSNYA LIHAT TADI! DIA KASAR SEKALI! PADAHAL DIA NAMJA PENDEK BERMUKA SERAM YANG- … sedang duduk di depanmu…"

Rasanya semua berjalan terlalu cepat.

Yesung hendak berterima kasih, saat pintu kantor terbuka, dan seorang namja yang sudah Yesung kenal benar, masuk sambil membentak kasar dan memegangi pipinya yang membengkak akibat bogeman seseorang –uhuk.

Kabar baiknya lagi, namja itu melihat Yesung yang sedang dalam posisi hendak menjabat tangan Hangeng.

Horror.

Tapi sejurus kemudian dia menyeringai. Dia menatap Hangeng, lalu dengan entengnya berkata,

"Pecat dia."

WHAAATT?!


TBC


Gyahahah! Baru dapat kerja, langsung dipecat! Gyahahah!/plak/

Sebenarnya fic ini udah lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget di laptop Ucchan. Sampai usang. Jadi Ucchan putuskan untuk setidaknya publish chap awalnya dulu, nambah utang./plak

Ucchan telah melewati UN dengan selamat (ahahah). Ucchan rencana kuliah di Bandung. Supaya sekalian gampang kalo Suju gelar konser lagi./plak

Oke, itu ajahlah, Ucchan tak tahu harus curhat apa lagiXD. Kalo ada komentar atau saran, maupun kritik, silahkan ke kotak di bawah~! Nyahahah~~! Ucchan bai dulu neee~~! Ahahahah~~~! Mau kencan sama buku SBMPTN~! NYAHAHAH!*stress*

Singkat kata,

Review Please~?