Title : "Am I Too Possessive?"

Genre : Romance, General, possible to Hurt/Comfort, et-ce-tra…

Rating : T

Casts : KYUMIN!

Length : 1/3

Disclaimer : KyuMin MUTLAK milik Tuhan YME, dirinya sendiri, keluarganya, dan saling memiliki! But as usual, the story is MINE ^^

Summary : -

Warning : Yaoi-BL-BxB ,, CLASSIC Story ,, OOC ,, Typo(s) ,, MORE Weird ,, EY(T)D ,, de-el-el m(_ _)m *deep bow*

© This fanfict is a second story from "Who's More Possessive?" with Sungmin's Side! But if u want, u don't have to read a previous fanfiction of this story, okay? :3 *yaaaawn*

Just enJoY~~~^^

.

.

Don't Like Don't Read, Please…

.

Don't Copas Without Permission ^^

.

Happy Reading

.

.

SUNGMIN POV

Apakah kau pernah mengalami suatu keadaan dimana kau memiliki seseorang yang begitu berarti bagimu? Seseorang yang sangat susah untuk tidak berada didekatnya barang sebentar saja? Meskipun ia sudah mengatakan berulang-kali mengenai kesibukannya, namun kau tetap memiliki alasan kuat agar bisa berada disampingnya. Bahkan ia sudah memintamu dengan baik bahwa ia menginginkan waktu privasi sebentar, tapi kau selalu punya cara tersendiri yang membuat dirinya lagi-lagi hanya mampu menuruti setiap perkataanmu. Apakah kau pernah mengalaminya?

Bagaimana perasaanmu jika pernah mengalaminya?

Susah dijelaskan?

Kurasa begitu, karena aku sedang mengalaminya. Dan orang yang kumaksud diatas adalah namjachingu-ku, Cho Kyuhyun.

.

"Nado saranghae, Ming."

.

Aku masih bisa mengingat dengan jelas jawabannya atas pernyataan cintaku enam bulan yang silam. Lalu aku? Bukan main senangnya! Aku sudah lama menyukainya, dan mengetahui ia memiliki perasaan yang sama denganku tentu saja membuat kebahagiaanku menjadi tak terkira. Kukira ia adalah namja normal yang menyukai yeoja, mengingat ia adalah seorang idola sekolah yang tidak ada hari tanpa dikelilingi oleh yeoja-yeoja cantik dan seksi. Karena hal itu lah aku memberanikan diri untuk menyatakan isi hatiku, dengan kata lain ini akibat rasa cemburuku yang sudah setinggi gunung. Baik, aku memang berlebihan. Kembali pada permasalahanku…

Begitu terkenalnya seorang Kyuhyun disekolah membuat diriku menjadi ingin selalu berada disisinya, meskipun saat kami sedang berduaan ia jarang bersikap romantis padaku.. istilah kasarnya mungkin terlalu kaku, atau entahlah. Walaupun Kyuhyun terkesan cuek, tetapi ia namja yang sangat baik dan perhatian. Aku pasti akan merasa sangat senang saat berada disampingnya, rasanya ingin selalu lengket padanya seperti adonan kue Mochi…y-ya Henry-ah, itu cuma perumpamaan!

Ah, maaf.

Lalu…dimataku (mungkin dimata para penggemarnya juga?) Cho Kyuhyun itu adalah sosok yang diam namun menghanyutkan, sedikit jahil namun tak jarang ia perduli pada sekitarnya. Wajahnya tampan dengan struktur wajah yang sempurna, matanya hangat sekaligus tajam, alisnya lembut sekaligus tegas, hidungnya mancung, dan senyumnya…senyum smirking andalannya mampu membuat para yeoja maupun namja berstatus uke menekuk lutut mereka. Tubuh Kyuhyun tinggi semampai, meskipun agak sedikit kurus namun hal itu tidak mengurangi pesona Cho Kyuhyun. Kapan dan dimana pun ia melangkah, seluruh perhatian akan tertuju padanya. Setelah itu…

Ah sekali lagi maaf, aku keterusan menceritakan ciri-cirinya. Jadi.. begitulah keadaanku.

Aku senang berada didekatnya, dia selalu bisa membuatku merasa nyaman. Tapi, setiap waktu berada disampingnya tetap tidak membuatku mengerti bagaimana perasaannya. Kyuhyun adalah namja yang pandai menyembunyikan emosinya. Ia juga bukan orang yang pandai bicara, jadi terkadang aku bingung dengan keterdiamannya. Apakah ia benar menyukaiku, apakah benar ia mencintaiku, apakah ia senang aku berada didekatnya, apakah ia suka aku berada disinya…atau, sebaliknya..

Hahh, aku tidak pernah paham isi hatinya. Payah sekali diriku, padahal sudah hampir setengah tahun menjadi namjachingu-nya tapi yang bisa kulakukan hanya menyusahkan Kyuhyun. Apa ada yang salah dengan diriku? Maksudku eng, bagaimana menjelaskannya ya.. ahh, aku jadi pusing sendiri, semoga kalian paham dengan perkataanku yang bertele-tele ini..

Terus—

Drrt.. drrt..

Eh sebentar, ada panggilan masuk keponselku.

Kyunnie

Jangan aneh, memang banyak yang memanggil Kyuhyun seperti itu, dan benar…telepon ini dari Kyuhyun. Hanya dihubungi olehnya saja sudah membuat dadaku berdebar tidak menentu, apa saja yang ia lakukan padaku selalu bisa membuat jantungku berdegup. Mungkin sensasi ini yang sulit kuhilangkan darinya, ehm.. molla.

Fuhh..

Tenangkan dirimu, Lee Sungmin. Diamkan detak jantungmu dan jawab panggilan itu.

SUNGMIN POV END

.

.

.

Drrt.. drrt.. drrt…

Seorang namja berperawakan manis itu menjulurkan tangannya pada ransel putih yang ia taruh dikursi, membuka resleting bagian depan dan mengeluarkan ponsel berwarna pink dari sana. Getaran pada ponselnya menandakan adanya panggilan masuk. Ia membaca id caller yang terpampang pada layar touchscreen ponsel miliknya, dalam sekejap matanya membulat penuh rasa senang. Senyumnya melebar namun tangannya masih belum berkutik untuk menjawab panggilan itu.

"Ya hyung, kenapa malah tersenyum aneh begitu? Jawab teleponmu, aku tahu itu pasti dari Kyuhyun." Seorang namja berkulit seputih salju disamping Sungmin menyerngit heran, walaupun tidak terlalu kentara ekspresi bingung dari namja ini.

"Hehehe…" Sungmin hanya tertawa autis -menghasilkan gelengan maklum dari teman sebangkunya- dan Sungmin pun menekan pelan lambang 'answer' pada ponselnya.

Pik.

"Kyunnie~" Sungmin menekan lonjakan suaranya, kalau bisa ia ingin sekali memekik senang.. yah, tapi sebelum memikirkan konsekuensi dilempar buku setebal ensiklopedia dari namja snow white disebelahnya.

"Ming."

Ah, Ming adalah panggilan khusus yang hanya Sungmin dapatkan dari Kyuhyun!

"Ne?"

"Mianhae, hari ini aku tidak bisa mengantarmu pulang."

Sungmin menyerngit, "W-wae?"

"Aku ada tugas kelompok dari Han seonsaengnim, hari ini aku akan keperpustakaan kota sepulang sekolah dengan teman-temanku."

Sungmin terdiam, giginya sedikit menggigit permukaan bawah bibirnya.

"Ming? Gwaenchana? Tidak apa-apa kan?"

"Eh, ah…" Sungmin agak terlonjak dan menyiapkan senyumannya, meskipun tentu saja Kyuhyun tidak mungkin dapat melihatnya. "Gwaenchanayo Kyu, aku eng, aku akan pulang dengan Wookie saja hari ini."

Terdengar kekehan ringan dari line seberang. "Hem baiklah, aku akan menghubungimu lagi nanti."

"Eung!" kembali tanpa sadar Sungmin menganggukan kepalanya mantap.

"Saranghae."

"Nado, Kyunnie."

Pip—dan hubungan itu pun terputuskan.

Sungmin masih menempelkan ponsel merah mudanya pada telinga kanannya, keterdiaman Sungmin sedikit membuat namja teman sebangkunya -Kim Kibum- menolehkan kepalanya kesamping. Benar saja, dalam mata Kibum, ia bisa melihat Sungmin yang fokus pandangannya entah sedang melihat kearah mana. Alis Kibum pun naik sebelah dengan perlahan.

"Sungmin hyung, waeyo? Kenapa kau diam begitu?"

Sungmin menurunkan genggaman tangan pada ponselnya, menengok pada sumber suara bernada tanya itu. Ia sedikit lama memperhatikan Kibum, sampai akhirnya bola lampu seakan menyala dari atas kepalanya. Sungmin hampir saja lupa, bukankah Kibum itu adalah tetangga Kyuhyun? Kalau begitu akan semakin mudah menjalankannya.

Grep.

"Kibummie!" Sungmin mencengkeram pundak atas Kibum, menghantarkan lonjakan kaget dari siempunya pundak.

"M-mwoya?" Kibum mengerjapkan matanya.

"Aku minta tolong padamu ne?" dengan aegyo satu juta watt-nya, Sungmin melancarkan kedipan puppy eyes pada Kibum.

Kibum yang paham apa makna kedipan Sungmin hanya bisa menghela napas. Pasti ada hubungannya dengan setan magnae itu, batinnya.

.

.

.

_SKIP TIME_

.

"K-kenapa Sungmin bisa disana?"

"Sudahlah, cepat kau kesini. Aku harus pergi dengan orangtua-ku."

Pip!—panggilan diputus secara sepihak.

Si pemutus panggilan bernama Kim Kibum itu, menolehkan kepalanya pada namja imut yang sedari tadi memperhatikannya saat menelepon. Sedangkan namja imut yang kini bertatap muka dengan Kibum membuat raut yang seolah berkata 'bagaimana, apa berhasil?' sambil menangkupkan kepalan tangannya didada. Sedikit tidak tenang juga sebenarnya. Hey, barusan seorang Lee Sungmin baru saja berbohong. Yah meskipun yang mengatakannya adalah Kibum, tetap saja yang merencanakan hal ini adalah dirinya.

Kibum mengangguk. "Aku berani jamin, Kyuhyun pasti akan datang kesini."

"Jeongmal?" bola mata Sungmin berbinar penuh harap.

"Kau tahu sendiri sifat namjachingu-mu itu bagaimana kan, hyung?"

Sungmin mengulum senyumnya dengan perasaan senang, ia memang tidak bisa tidak merasa bahagia terhadap apapun menyangkut Cho Kyuhyun. Sedetik kemudian ia teringat sesuatu,

"Bum-bum."

Kibum terlonjak pelan. "Panggilan apa itu? Aneh sekali."

"Hehehe mian, maksudku Bummie…"

"Apa?" Kibum kembali menatap pada buku yang sempat terhenti ia baca saat menghubungi Kyuhyun.

"Kapan Bummie akan pacaran dengan teman sekelas Kyunnie itu? Siapa namanya, Choi Siwon ya?" ucap Sungmin dengan nada agak menggoda.

"Hah?"

"Ayolah Kibummie~ kau pasti suka padanya kan? Makanya kau rela sekali setiap kumintai tolong untuk menemaniku kekelas Kyunnie. Setiap bertemu dengannya Bummie pasti tidak menatap wajahnya, benar kan?"

Blush!~

Sungmin dapat dengan jelas melihat rona merah dikedua pipi tembam Kibum. Tentu saja hal tersebut membuatnya semakin ingin meledek namja berjuluk es berjalan ini. Setelah cukup lama Kibum terdiam, akhirnya sang snow white dengan perlahan mengangguk pelan sambil sedikit mengulum bibirnya. Tampangnya saat ini kelihatan manis sekali dibalik sifat dingin Kim Kibum sehari-hari saat disekolah.

Senyuman diwajah Sungmin pun semakin merekah.

.

.

KyuMin

.

.

Brush~

Sesuai prediksi Kibum, Kyuhyun benar-benar mendatangi rumah keluarga KIM untuk membawa Sungmin yang -pura-pura- tertidur dikamar Kibum. Untunglah keluarga Kibum memang benar ingin pergi, tidak terlalu bisa disebut berbohong juga kan tindakan mereka berdua. Ah lalu, berterima-kasih lah pada Kibum, berkat perkataan si sulung KIM itu, Kyuhyun pada akhirnya membawa Sungmin kedalam rumah keluarga CHO.. dan merebahkan tubuh mungil berbalut seragam milik Sungmin dikasur empuk milik Kyuhyun.

Deg!

Sungmin dapat merasakan sentuhan pada pipinya, dan sentuhan itu pun berubah menjadi belaian lembut disana. Sungguh, jika sedang tidak berpura-pura tidur, Sungmin ingin sekali menggenggam tangan yang sedang menyusuri wajahnya. Sabar Sungmin, sabar…

"Pulas sekali tidurnya."

Sungmin dapat mendengar kekehan halus dari Kyuhyun, sebelum akhirnya sebuah getaran ponsel membuat Kyuhyun mengangkat tangannya dari pipi Sungmin. Sungmin sedikit merasa kehilangan, meskipun tak terpungkiri juga bahwa ia merasa sedikit lega.

Cklek.

Blam!

Setelah bunyi debuman pelan pintu, kini tak terdengar lagi suara Kyuhyun disana.

Sepersekian detik setelah pintu coklat itu tertutup, namja yang terbaring dikasur berbalut sprai biru laut itu mulai menggerakan kepalanya. Sedikit-demi-sedikit kedua kelopak tipis miliknya tertarik keatas, memperlihatkan fox-like eyes milik namja bernama lengkap Lee Sungmin itu.

"Kyunnie sudah keluar, syukurlah.."

SUNGMIN POV

Dengan perlahan aku membuka kedua kelopak mataku, agak sulit menyesuaikan lampu kamar Kyuhyun setelah sebelumnya aku sempat menutup mata. Begitu mataku terbuka sempurna, aku menengok pada sekeliling kamar.

"Kyunnie sudah keluar, syukurlah.."

Aku mendudukan tubuhku pada hamparan kasur empuk berlapis sprai biru laut ini, menyingkap selimut yang baru lima menit lalu dipasangkan oleh Kyuhyun. Ah, bahkan Kyuhyun juga membukakan sepatu serta kaus kakiku sebelum merebahkan tubuhku dikasur. Ia memang namja yang perhatian, dan setiap perhatian yang kadang ia tunjukan padaku selalu berhasil membuatku ingin sekali menghambur kepelukannya. Mungkin memang benar-benar ini salah satu alasan yang membuatku tidak bisa jauh darinya.

Kualihkan pandanganku pada seluruh penjuru kamar. Meski aku sering mengunjungi kamar Kyuhyun, aku selalu merasa nyaman saat berada disini. Seluruhnya yang berada disini adalah barang-barang milik Kyuhyun, dan wangi khas yang menguar diseluruh penjuru kamar ini selalu bisa membuatku merasa seperti didekap erat olehnya.

"Omo~ pipiku jadi panas." Aku menangkupkan kedua pipiku yang entah kenapa terasa hangat, ahh membayangkan Kyuhyun selalu sukses membuatku mabuk sendiri. Tanganku mengusap bagian pipi yang tadi sempat disentuh Kyuhyun, masih terasa helusan telapak tangan namja itu.

Fuuh..

Aku membuang napas pelan, menetralkan jantungku yang semakin menggila. Sepertinya aku terlalu ceroboh mengkhayalkan Kyuhyun setiap waktu, pantas saja aku lebih suka berada tepat disisinya.. karena membayangkannya saja bisa membuat kesehatan jantungku memburuk, lebih baik aku melihat langsung paras tampan nan mempesona itu ketimbang sekedar membayangkannya.

"…" aku terdiam.

Lalu? Sekarang apa?

"Sampai kapan aku harus pura-pura tidur?" aku menggembungkan kedua pipiku, "Ya sudahlah, aku tidur saja. Kalau memang aku tidur sungguhan, berarti aku tidak bohong banyak-banyak kan hari ini?" omonganku semakin ngelantur.

Kulangkahkan kakiku menuju saklar lampu yang terdapat disampung pintu, kurasa mematikan lampu terlebih dahulu boleh juga.

Clak.

Setelah lampu kamar Kyuhyun padam, aku pun kembali merebahkan diri pada kasur empuk milik siempunya kamar. Menarik selimut untuk kembali membungkus tubuhku, dan mulai memejamkan mata…

.

Tik tok. Tik tok. Tik tok.

Suara dentingan pada weker yang berada disamping kasur terdengar oleh gendang telingaku. Ugh..

Srak.

Kembali aku membuka kedua mataku dan mendudukan diri. Aku tidak bisa tidur. Aku benar-benar tidak ada perasaan mengantuk sedikit pun, kupaksa seperti apapun aku akan tetap terjaga. Padahal aku sudah menghitung domba untuk menimbulkan rasa kantuk. Kuno? Benar sekali.

"Eottohkae? Aku tidak mengantuk." Rengutku.

'Ah, apa lebih baik aku mengubungi Kibummie?'

Aku pun beranjak dari kasur dan menuju tas yang bertengger dengan tenang diatas meja belajar. Membuka resleting depan dan merogohnya, mencari gadget merah muda dari dalam sana. Ketemu!

Pip pip pip.

Kutekan nama 'Kim Kibum' pada phonebook dan langsung menekan icon 'call'.

Tuuutt…

Pik.

"Yeoboseyo?"

"Bummie~" panggilku langsung.

"Sungmin hyung, waeyo?"

"Aku dirumah Kyuhyun." Aku berjalan menuju ranjang dan mendudukan tubuhku pada tepiannya.

"Aku juga tahu. Maksudku kenapa menghubungiku?"

"Aku tidak bisa tidur."

"Hyung, kau itu kan cuma perlu agar terlihat seperti berpura-pura tidur saja."

"Lalu sekarang bagaimana, Bummie?"

"Kau teruskan lagi saja tidur pura-puramu, akan lebih bagus kalau tertidur sungguhan."

"Eeh, meneruskan tidur? Tapi aku benar-benar tidak mengantuk, Kim Kibum~"

"Bagaimana lagi.. aku kan hanya bisa memberikan alasan pada Kyuhyun, hyung. Selebihnya, yah itu terserah padamu.."

"Ne, maafkan aku, memang aku yang salah.. seharusnya aku tidak meminta hal konyol seperti itu."

Aku hanya mendengar helaan napas dari line sebrang, aku menduga Kibum sedang menggelengkan kepalanya saat ini.

"Jadi bagaimana sekarang? Aku benar-benar tidak mengantuk, apa aku harus memaksakan diri untuk pura-pura tertidur terus?"

"…baiklah, kalau begitu hyung berhentilah berpura-pura tidur dan segera menemui Kyuhyun. Eotte?"

"Jadi aku sudah boleh bangun kan?"

"Iya, hyung."

"Ne, Bummie~ gomawo sudah membantuku membuat alasan untuk ini. Annyeong~"

"Annyeong."

Pip.

Begitu kontak kami tidak tersambung lagi, aku pun langsung menaruh ponsel miliku pada saku celana kainku. Segera saja aku malangkahkan kaki dengan riang, sesekali aku sedikit bernyanyi dari gumaman suaraku. Aku sungguh tidak sabar ingin bertemu dengan Cho eommonim, terlebih aku sudah tidak sabar ingin bermanja dengan namjachingu tercintaku…Cho Kyuhyun.

Cklek.

Deg!

Sekejap aku langsung terlonjak saat pintu didepanku terbuka lebar. Diluar aku bisa melihat dengan jelas siapa yang berada disana, namja yang paling kusukai…yang matanya.. matanya menatapku dengan pandangan yang lain dari biasanya. Sorotnya begitu nampak dingin. Tanpa sadar aku mengepalkan tanganku pada handle pintu. Dadaku berdentum cepat, bukan karena perasaan senang ataupun antusias.. tapi takut.

"Bisakah kau berhenti melakukan itu, Ming?" suara yang kudengar dari balik bibir tebal itu bernada rendah dengan intensitas pandangan yang tidak berubah.

"Eh?" aku sedikit mengerjapkan mata bulatku. Apa maksudnya?

Kulihat ia mulai menutup kedua matanya dan menghembuskan napas dengan pelan, "Aku sudah katakan padamu hari ini kalau aku sedang mengerjakan tugas kelompok, bukan?"

Apa jangan-jangan…

Aku menundukan kepalaku, "N-ne…" dan membuat nada suaraku menjadi agak teredam.

"Lalu, tidak bisakah kau memberiku waktu bebas sedikit saja?!"

DEG!

Meski namja didepanku tidak mengeluarkan suara keras, bentakan, ataupun berteriak padaku. Tapi tetap saja, nada suaranya terdengar begitu mengintimidasi dan…menyeramkan ditelingaku.

"…" aku tidak mengeluarkan suara apapun, karena saat ini aku sedang setengah mati menahan hembusan tertahan yang hampir lolos dari mulutku.

Puk.

Dapat kurasakan tangkupan tangan yang membimbingku untuk mendongak pada kedua pipiku, dan iris obsidian itu pun tampak jelas dikedua mataku yang mulai membaur dengan air. Kembali kutahan tangisanku dengan menggigit pelan bibir bawahku yang bergemeletuk.

"Mianhae."

Eh? Kenapa ia yang meminta maaf?

Aku membulatkan kedua mataku. "Kyu—"

"Sudah, lebih baik kau kebawah. Eomma sudah menunggumu, ia ingin mengajakmu makan bersama disini Ming." Ia memotong perkataanku dan melepaskan rengkuhan tangannya pada pipiku. Sebelum aku kembali ingin mengeluarkan suara, Kyuhyun segera beranjak dari sana tanpa banyak bicara lagi.

Kutatap punggungnya yang kian menjauh dari sana.

Apa Kyuhyun…membenciku?

Dan satu sugesti itu membuatku harus menahan nyeri pada jantungku.

.

.

Aku mendudukan diriku dikasur Kyuhyun, rasanya sulit sekali untuk turun kelantai bawah dan menemui Cho eommonim. Aku sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menatap wajah Kyuhyun saat ini. Kyuhyun sedang sangat marah padaku, ia sangat marah pada kebohonganku. Menjadi namjachingu-nya selama enam bulan harusnya sudah membuatku paham kalau Cho Kyuhyun adalah seseorang yang paling benci dibohongi. Pabboya Lee Sungmin!

Cklek.

"Ming?"

Hegh!

Blam!

"Hiks."

Ah.. satu isakanku akhirnya lolos juga. Padahal aku sudah menahannya sejak tadi. Aku memang sulit untuk menyembunyikan tangisanku, entah sudah berapa kali aku menangis dihadapan Kyuhyun. Bahuku kembali bergetar, kuhapus lelehan beningku dengan pelan. Namun memang sialnya, air mataku malah semakin bertambah.

Grep.

Kembali kurasakan kungkungan lembut pada kedua pundakku. Kyuhyun terduduk dihadapanku, merendahkan tubuhnya dilantai dan mendongakan kepalanya.

"Ming.."

"Mian-hiks! Mianhae, Kyu…" aku mengusap mataku dengan kasar, lengan Kyuhyun pun terjulur untuk menghentikan usapan kasarku.

"Berhenti menggosok matamu seperti itu, Ming." Kyuhyun mulai mengarahkan tangkupan kedua tanganku menuju kedadanya, tatapan kami pun kembali bertemu.

"Mianhae.. hiks! Mian.. aku cuma ingin berada disisimu…" aku menatapnya sayu, sedangkan matanya memandangku dengan lembut. Teramat lembut.

"Hei, aku tidak marah padamu."

"Tetap saja aku sudah-hiks!…sudah berbohong pada Kyunnie.. aku jahat…hiks!"

"Sudah kubilang aku tidak marah, Ming chagi."

Kenapa ia bisa selembut ini, membuatku semakin susah untuk jauh darinya. Lebih baik aku dimarahi habis-habisan olehmu, Kyunnie.

"Tap—"

"Aku tidak marah, Ming, hanya agak…tidak suka dengan kebiasaanmu."

Mwo? A-apa?

Aku membelalakan kedua mataku, tentu saja aku kaget.. ini pertama kalinya Kyuhyun mengatakan itu. "Eh?"

"Ne, aku agak lelah Ming. Kebiasaanmu yang tidak bisa jauh dariku, aku tidak terlalu suka dengan itu."

Benar kan.. Kyuhyun memang membenciku…

"Kyun-kyunnie benci aku?" aku semakin mengepalkan kedua tanganku dalam tangkupan didadanya.

Kulihat ia menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Ani! Kau salah paham, chagi."

"L-lalu?"

Ia mulai menghembuskan napasnya perlahan, "Aku hanya ingin sedikit memiliki waktu bebas."

Aku masih belum mengerti.

"Berkumpul dengan temanku, sedikit hiburan seorang diri, dan mengerjakan suatu hal lain dengan tenang. Aku menyukaimu, menyukai kebersamaanku denganmu, hanya saja aku takut jika terlalu sering bersama nantinya akan tercipta perasaan bosan."

Jadi…Kyuhyun mulai bosan padaku?

"Kyunnie bosan…hiks!…padaku?"

Kyuhyun menyentuh pipiku yang mulai mengering lalu mengusapnya. "Ani chagiya, bukan begitu. Apa kau tidak akan merasa bosan jika terus-terusan berada disampingku hem?"

"Aku tidak akan pernah bosan pada Kyu!" tentu saja aku menggeleng yakin.

"Haha.. aku juga tidak akan pernah bosan padamu, tapi tetap saja aku takut perasaan itu suatu saat akan tumbuh dengan sendirinya." Kyuhyun terkekeh pelan.

"…" aku menundukan wajahku.

"Kau mengerti maksudku kan, Ming?" kembali kurasakan tarikan halus pada wajahku, mataku lagi-lagi menghadap padanya. Jujur saja…aku masih sedikit bimbang.. namun akhirnya aku hanya menganggukan kepalaku.

"Ne, arraseo."

Cup!

Dapat kurasakan bibir tebal nan lembut itu menangkap penuh kelopak bawah mataku.

"K-kyunnie, apa yang—"

"Mmhh.. menghapus air matamu, anggap saja begitu.. mmmhh…" ia terus melayangkan bibirnya pada kelopak mataku yang mulai basah lagi, namun bukan karena air mataku tapi karena lidah tak bertulang milik Kyuhyun perlahan mulai keluar dari gua hangatnya.

Ia menyesap seluruh air mataku dengan seduktif. Membuat bulu kuduk ditengkukku sedikit meremang. Baru pertama kali aku merasakan sensasi menggeleitik pada perutku, rasanya geli sekaligus nikmat.

"Kyuuhh…"

Kyuhyun menjauhkan wajahnya dari wajahku yang mulai memerah. Aku memandangnya dengan pandangan sayu, napasku pun mulai sedikit memburu. Hawa disekitarku entah bagaimana menjadi agak… panas.

"Kau manis sekali, chagi."

"Kyaaa!"

Brush~

Tanpa aba-aba siapapun, Kyuhyun langsung mendorong tubuhku kekasur. Mataku kian membulat sempurna saat tiba-tiba ia menindih ringan diriku. Kyuhyun menopang tubuhnya dengan kedua lengan miliknya. Aku baru pertama kali melihatnya melakukan hal ini, selama setengah tahun menjadi namjachingu-ku Kyuhyun lebih banyak melakukan hal-hal kecil namun tetap mendebarkan.. pelukan serta ciuman yang Kyuhyun berikan padaku pun biasanya sangat terkesan ringan dan hati-hati. Tapi kali ini tindakannya sedikit…

"K-kyu?" aku memberanikan diri untuk bersuara.

Ia hanya tersenyum simpul, lalu—

"Mmmmmmpph—!"

…menubrukan bibirnya pada bibir bershape-M milikku. Ahh.. masih terasa manis, bibir Kyuhyun masih tetap terasa seperti buah strawberry kesukaanku yang telah ranum. Sangat manis dan lembut. Eh? Rasanya ada sesuatu yang mengetuk dinding bibirku. Sesuatu yang lunak dan basah nampak menggeliat disekitar permukaan bibirku.

Apa? Aku tidak tahu harus melakukan apa-apa selain,

"Nnnggggh~ hh Kyuuhh…"

.., membuka kedua belah bibirku dan membiarkan benda tak bertulang itu merengsek masuk kedalam rongga mulutku.

.

.

.

Ingin selalu berada disinya. Ingin selalu berada didekatnya.

Itulah diriku jika sudah menyangkut pada seseorang bernama Cho Kyuhyun. Aku paham kalau hal tersebut sangatlah terkesan egois, tapi sungguh, semua itu karena aku begitu mencintainya. Tidak mau lepas darinya, aku benar-benar tidak bisa jauh dari Kyuhyun.

Dan pada akhirnya? Akan selalu diriku lah yang terjerat semakin dalam pada seorang Cho Kyuhyun?

Apa aku memang begitu posesif padanya?

SUNGMIN POV END

.

.

.

.

TBC

.

.

A/N ::

Anehkah?

MEMANG!

Jujur, bagian Sungmin's Side ini bener-bener bukan bagian dari mimpiku. Mimpiku FULL with Kyuhyun's Side, tapi rasanya aku tetep pengen membuat bagian cerita yang diambil dari sisi Sungmin. Kalau misalnya malah jadi aneh, mohon dimaafkan ya~~

I'm just an amateur, really amateur -_-V #piss

Okelah, bagitu saja ocehan membosankan saya di Author's Note ini~~ :3

.

.

Jja, wanna R-E-V-I-E-W? ^O^/