Bungou Stray Dogs © Asagiri Kafuka


Nakahara Chuuya merindukan Dazai Osamu; pria pendek yang bersangkutan mengakuinya dengan enggan.

Bukan, bukannya Chuuya kini tidak membenci Dazai. Justru sebaliknya; Chuuya semakin membenci Dazai—tetapi, apalah salahnya merindukan musuh lama? Tidak ada, bukan? rasa rindunya sendiri juga, tidak seperti pungguk yang merindukan bulan.

Awalnya dia bahagia saat mendengar Dazai kabur entah kemana; kabur saat bermisi, meninggalkan Mafia Pelabuhan tempat mereka bekerja—menghilang, kilah bos coretloliconcoret Mafia Pelabuhan, Mori Ougai. Terserahlah, Chuuya sudah sibuk meminum wine dari merek yang harganya bisa membuat mata copot sekali lirik; Petrus. Tepatnya Petrus 1889.

Awalnya.

Hari-hari berlalu biasa; tenang, tanpa Dazai untuk disumpahi dan diajak berkelahi. Chuuya awalnya tidak terbiasa dengan ini, namun lama-lama terbiasa juga—dan itulah dimulainya kerinduan dalam miliknya.

Semakin terbiasa dia, semakin dirasanya ada yang hilang dari kehidupannya—lingkungannya, dirinya. Keterbiasaannya membuat rasa kesepian ditepis kuat-kuat, padahal rasa rindu itu ada.

Lari dari kenyataan tidak ada gunanya; dia kini mengakui kerinduannya. Diam-diam dia berpikir bahwa Dazai pasti akan berekspresi geli melihatnya mengakuinya, membuatnya diam-diam bertanya "Puas?" entah kepada siapa—mungkin kepada sosok fiksional Dazai di pikirannya.

Akan tetapi, meski benci—meski rindu ...

... apa yang dapat Chuuya lakukan?

Dazai pergi. Kabur. Hilang. Tiada. Pria itu sudah ditelan Bumi; atau setidaknya Chuuya pikir begitu, sampai terdengar kabar bahwa Dazai tertangkap Mafia Pelabuhan. Chuuya langsung sigap berlari dan bertanya, sebelum berlalu untuk bertemu Dazai setelah mendapat konfirmasi kebenaran kabar burung tersebut.

Chuuya membenci Dazai. Sangat, sangat membencinya.

Sampai mati akan terus membencinya.

Tetapi—

"Merencanakan sesuatu seperti biasanya, ya?"

—merindukannya bukan kriminalitas, 'kan?

(Bohong kalau Chuuya bilang, dia tidak senang bertemu Dazai setelah sekian lama.)


fin.


[a/n]

Apalah kerjaan saya bikin ff gaje lagi. Setelah sekian lama akhirnya ga bikin ff isi pairing mainstream lagi. Btw, ini platonik atau romantis, ya?

last, mind to review?