Disclaimer : Naruto Bukan punya saya tapi: Masashi Kishimoto.
" Taiyo Kumogakure "
-5-5-5-5-5-5-
Pair: Naruto. U x Anko. M
Rating :T-M
Warning; Mungkin abal,typo,aneh,ancur,OCC, OC, AU. Bikin mata sakit dan perut mual. Strong Naru.
999999
99999
999
Sumarry: Meningalkan perang akibat kesalahan jutsu. Naruto Uzumaki kembali memulai debutnya di dunia elemental sebagai shinobi dari Desa petir, Kumogakure.
" GLORIA"
-5-5-5-5-5-5
5-5-5-5-
-5-5-5
5-5
5
Chapter 1: H ayai{ Awal}
Sunyi dan tenang.
Suasana damai malam mengihiasi sebuah pemukiman/Desa yang terletak di antara dua dinding-dinding curam yang saling berseberangan. Hembusan angin membuat pohon-pohon nampak seperti menari dengan dahan yang bergerak aktif melampai kesegala arah mengikuti irama udara berhembus, lampu-lampu berkilau aneka warna menarik yang berasal dari setiap bangunan atau tiang-tiang tinggi yang ada di Desa tersebut semakin menambah indahnya malam di bawah naungan langit gelap salah satu Desa terkuat di Negara Api.
Srak,,,srak,,
Ketenangan yang beberapa saat lalu mendominasi sekitar Desa sedikit terusik dengan adanya suara-suara gesekan dua benda yang saling bertemu. Beberapa sosok bayangan bergerak lincah melompat dari satu atap rumah penduduk ke tempat lainya dengan sangat mudah, seakan jarak yang mereka tempuh tak lebih dari beberapa langkah.
Sosok-sosok yang awalnya hanya berupa bayangan hitam mulai menunjukan wujudnya ketika tubuh mereka tersorot oleh terangnya lampu-lampu neon yang terpasang rapi di setiap sisi jalan setapak di tenga desa. Keseluruhan dari sosok bayangan itu memiliki tubuh tegap khas orang dewasa, mengenakan sebuah pakaian berwarna hitam, masing-masin dari sosok itu memiliki sebuah tanto yang tersemat gagah di belakang pungung. Tak hanya itu, mereka juga mengunakan pelindung tangan terbuat dari logam dan yang menonjol adalah sebuah topeng berbagai fariasai yang nagkring disetiap wajah sosok –sosok tersebut, menyembunyikan dengan rapat wajah yang mereka miliki.
" Bagaimana?" salah satu sosok hitam yang mengunakan topeng wajah Singa bersuara. Suara nya terdengar berat, menandakan bahwa ia seorang pria dewasa.
" Defisi satu beberapa saat lalu melapor, telah di temukan tubuh seorang remaja tergeletak pingsan di tempat sumber ledakan Chakra yang tadi sempat kita rasakan, Taicho." Sosok lain bertopeng Harimau berwarna putih ikut bersuara setelah sebelumnya menganguk pada sosok bertopeng Singa di depanya.
Sosok yang di panggil Taicho oleh si Harimau, diam. Ekspresinya tak terbaca akibat keberadaan topeng Singa yang menutupi seluruh wajahnya." Dog!". Tubuh kekar nya bergerak kesamping. Mata coklatnya memandang sosok lain bertopeng Anjing yang memang sejak awal berada disana. Merasa nick name nya di panggil, sosok bertopeng Anjing maju selangkah. Kepalanya sedikit mendongkrak agar bisa menatap langsung wajah bertopeng sang Taicho." Berikan informasi ini pada Raikage-sama,, Secepatnya!"
Si Anjing menganguk, kemudian melesat cepat kearah sebuah bangunan paling besar dan tinggi di tengah desa, langkahnya begitu ringan seakan-akan tubuhnya terbuat dari sehelai bulu yang mampu melayang jauh jika tertiup angin, dalam hitungan Detik sosok itu telah hilang dari pandangan. Melihat perintahnya telah di patuhi, sang Taicho bertopeng Singa kembali mengalihkan pandanganya kearah dua sosok berpakaian mirip seperti dirinya, di depanya.
"Dimana anak itu?"
" Di Rumah Sakit!"
Si Singa mengangukan kepalanya. Sama sekali tak merasa tergangu dengan sosok bertopeng Harimau yang menjawab dengan singkat tanpa mengandung sedikit pun keformalan." Kalian berdua, Ikut dengan ku!" Tanpa menunggu respon dua orang di depanya, sang Taicho langsung melesat ketas, hal yang sama di lakukan oleh dua sosok yang bersetatus sebagai bawahan.
-0-0-0-0-0-
Seongok tubuh terbaring terlentang di atas sebuah kasur berbalut seprei putih. Sosok itu sedikit mengeliat ketika sang pemilik mulai menemukan kembali kesadaranya. Kelopak mata mulai mengerjam pelan, berusaha menemukan kembali fokusnya.
" Engg!". Naruto mengangkat tanganya sebatas wajah untuk menutupi matanya yang merasa tergangu dengan terangnya cahaya lampu yang memang berada tepat diatas tempat tidur yang saat ini ia tempati.
"Dimana aku?". Sosok pemuda berusia sekitar lima belas tahun ini perlahan mulai bangkit dari tidurnya, ia menyandarkan tubuhnya pada besi pembatas ranjang yang ada di belakang pungung ketika merasakan rasa lelah dengan cepat mengerogoti tubuhnya. Masih dengan gerakan sedikit malas khas orang linglung, pemuda itu kemudian menunduk dengan kedua tangan mencengkram kepalanya yang berbalut surai Kuning secerah mentari pagi.
"Bau ini?". Kepalanya kembali mendongrak dengan hidung mengendus-endus mirip seekor kucing, kedua matanya menyapu sekeliling dengan tajam, mencari informasi sedetail mungkin mengenai tempat di mana tubuhnya berada sekarang. Bau menyengat obat-obatan sedikit membuat pikiran pemuda pirang itu mengambil kesimpulan, namun itu sepertinya bagi pemuda pirang itu apa yang ia dapatkan dari idra penciumanya masih kurang, karena hanya dengan bau ia tak akan dapat menyimpulakan dengan keakuratan sempurna. Pandanganya ia edarkan dan menagkap sebuah pintu besi tertutup rapat di ujung ruangan, sebuah lemari putih penuh botol juga ada disana, sebuah tirai biru di sebelah kanan ranjang tempatnya berada dan ada juga jendela di sisi kanan yang anehnya tertutup oleh jeruji-jeruji besi yang terlihat permanen.
"Rumah sakit kah?" Naruto mengelang, kepalanya ia patahkan kekiri dan kekanan beberapa kali ketika merasakan rasa pegal di sekitar daerah leher." Tapi kenapa seperti penjara begini!" Gumam sosok itu dengan suara parau.
Merasa kurang puas dengan informasi yang ia peroleh, Naruto dengan kasar menyibak selimut putih yang sejak awal menutupi tubuhnya, membiarkan begitu saja kain panjang itu terongok dilantai dingin ruangan. Dengan perlahan kedua kaki pemuda itu menuruni ranjang, badanya bergetar pelan ketika telapak kakinya untuk pertama kali menyentuh lantai dingin dibawahnya. Rasa dingin menusuk yang sampai keubun-ubun ia hiraukan, hanya hal sekecil ini tak akan membuat sang Uzumaki yang terkenal akan tekat bajanya mengurungkan niatnya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, informasi. Setelah mengatasi sengatan sensasi dingin sesaat yang seakan menusuk telapak kaki pemuda itu mulai menegakan tubuhnya, menampakan seutuhnya penampilan dan rupa sseorang Uzumaki Naruto.
Tubuh tegap yang memiliki tinggi sekitar 165 cm, kulit tan berbalut pakaian serba putih dan surai pirang lumayang panjang. Dengan perlahan sosok itu berjalan menuju pintu besi yang tadi sempat ia lihat. Iris only kelam miliknya menajam waspada mengantisipasi akan adanya kejutan-kejutan lain diruangan mirip rumah sakit dan penjara tersebut.
Brak,,,,
Tubuh Naruto berjengit kaget, jantungnya seakan mau melompat keluar dari tubuh seketika itu juga, langkah kakinya terhenti sebelum kemudia melompat mundur merapat pada tembok diujung ruangan,ketika tanpa di duga dan di sangka pintu yang awalnya berdiri kokok sebagi akses masuk dan keluar ruangan serba putih itu terjeblak terbuka dengan keras. Sesosok laki-laki tua berbadan kekar yang merupakan pelaku pendobrakan melangkah santai. Wajahnya yang tak menampakan ekspresi apapun menandakan kalau pria tua itu tak merasa bersalah sedikitpun dengan aksinya yang nyaris menjatuhkan jantung orang lain yang ketika itu berada dibalik pintu malang tersebut.
Iris kelam Naruto melotot selebar-lebarnya ketika mengenali betul siapa sosok pria tua di depanya. Sebagai tamu di rumah orang lain, ia harusnya tak melakukan itu{memelototi} pada tuan Rumah, namun untuk saat ini ia tak begitu perduli ketika sebuah fakta pasti meresap masuk kedalam otaknya. Sosok di depanya, adalah salah satu Shinobi terkuat dari Desa Kumo yang setahu Naruto telah meninggal beberapa tahun silam, ia bahkan pernah bertarung dengan orang tua yang merupakan Raikage ketiga dari desa berbatu itu dalam perang Dunia keempat ketika sosok itu di bangkitkan kembali oleh Kabuto dengan Edo Tensei. Jadi ini adalah sesuatau yang mustahil bagi Naruto ketika melihat Raikage ketiga berdiri layaknya manusia hidup di depanya.
' Edo Tensei kah?'. Masih berusaha tenang, Naruto terus memperhatikan fisik laki-laki kekar di depanya.' Bukan! Tubuhnya tidak ada retakan dan matanya juga berwarna coklat bukan kuning'. Opsi bahwa sang Raikage yang saat ini masih melagkah mendekatinya adalah mayat hidup segera Naruto eyahkan begitu tak mendapati tanda-tanda jutsu Original Nindaime Hokage tengah aktif.' Genjutsu? Bukan ini bukan genjutsu, aliran Chakraku masih normal kok'. Naruto mendongkrakkan kepalanya, seketika itu juga pandanganya beradu langsung dengan coklat madu sang Raikage.' Jika buka Edo Tensei dan Genjutsu berarti dia,,,h-hantu!'
Raikage menatap heran kelakuan bocah pirang di depanya, awalnya pemuda itu menatapnya mulai dari ujung kaki hinga ubun-ubun dengan pandangan menyelidik, detik berikutnya tubuh bocah itu bergetar dan tanpa ada angin maupun hujan sosok itu kemudian mengigil, sebegitu takutnya kah ia pada dirinya. Ia sadar kalau dirinya cukup terkenal di seluruh negara Elemental sebagai sosok yang Kuat dan kejam, jadi tak heran jika menemukan seseorang mengkerut takut ketika bertatap wajah denganya. Tapi, ketika melihat ekspresi wajah dan gerak tubuh pemuda yang baru pertama kali ia lihat, pemimpin Kumogakure yang satu ini cukup yakin kalau pemuda itu bukanlah takut akan kekuatanya ataupun setatusnya, melainkan sesuatu yang lain, sesuatu yang ia sendiri tidak yakini.
" Woe, bocah!"
Suara mengelegar Raikage ketiga dari Kumo semakin menambah serangan mental batin sang bocah Uzumaki. Jika tadi hanya badanya yang bergetar, sekarang ia sudah meringkuk di pojok ruangan dekat kaki ranjang. Mata sekelam malamnya berkaca-kaca, mulutnya terus nyrocos tanpa henti. Setidaknya Raikage menagkap kata.'hantu, Zetan dan jangan makan aku' dari beberapa gumaman-gumaman pemuda pirang itu.
Alis sang Raikage berkedut, sekarang ia tahu apa yang membuat pemuda itu takut pada dirinya. Apa wajahnya begitu pucat menakutkan hingga membuat bocah pirang itu berasumsi kalau ia adalah mahluk gaib. Memang, saat ini kondisi tubuhnya sedang dalam keadaan kurang prima, tapi tetap saja wajahnya sama sekali tak ada mirip-miripnya dengan hantu bukan? Sial, dari sekian banyak julukanya, kenapa bocah itu malah menakutinya hanya karena wajahnya dan bukan karena kekuatan atau kharismanya!.
" HWAAAAA,,,AMPUN!"
Naruto memaksakan pita suara yang ia miliki untuk berteriak sekeras yang ia bisa. Badanya dengan cepat melesat kesisi lain ruangan dengan melewati bawah tempat tidur saat sang Raikage sudah berjarak kurang lebih satu meter di depanya. Bocah pirang itu terduduk lemas, entah mengapa segala kekuatan dan jutsu yang ia miliki seakan hilang dari ingatan begitu berurusan dengan sesuatu yang menurutnya berbau gaib.
' Bocah semprol'
Brakkk,,,
Dengan sekali hempasan, ranjang satu-satunya di dalam ruang perawatan itu hancur berkeping-keping setelah satu tangan sang Raikage menghempaskanya ke arah dinding dengan gerakan lemah namun bertenaga.
Keganasan sang Raikage semakin membuat getaran di tubuh sang Uzumaki semakin menjadi. Pemuda itu kini bahkan sudah mulai mencakar-cakar lantai yang ia pijak demi melampiaska rasa takutnya.
' Sebenarnya apa yang terjadi, tattebayo!' Setetes air mata sudah keluar dari kedua iris kelam Naruto, pikiranya sepenuhnya di isi oleh rasa takut dan binggun. Seingatnya, ia beberapa saat yang lalu masih berada di medan perang dengan kedua rekan setimnya dan Kaguya. Naruto masih ingat betul kejadian itu, dimana ia tengah membuat sebuah pintu dimensi dari mata Sharingan milik Kakashi-sensei dan Uchiha Obito yang baru saja di donorkan padanya saat kedua orang itu akan menemui ajal.
Sebenarnya apa yang terjadi, bukanya tadi ia berniat untuk menyerap jutsu gabungan Bijjudama berbalut api Amaterasu milik Sasuke kedalam dunia Kamui untuk ketiga kalinya, sebelum akhirnya akan ia keluarkan lagi tepat di belakang Kaguya, dimana tempat itu merupakan titik buta dari Byakugan sang Dewi kelinci. Tapi kenapa sekarang dia berada disini?.
" Sapa sebenarnya kau, Gaki?". Raikage terus melangkah, matanya menyipit tajam begitu mendapati mata pemuda di depanya menatap kosong dirinya, seakan-akan sosok Asing itu tak mendengar ucapanya.
"..."
Masih diam, Terlalu Asik dengan pikiranya sendiri sampai-sampai suara sang pemimpin Desa Kumo seakan tak menyentuh indra pendengaranya. Segala Asumsi, masih terus berseliweran saling tumpuk didalam otak berkapasitas kecil milik putra tunggal pasangan Uzumaki Kushina dan Namikaze Minato, tak menyadari diamnya dirinya telah membuat sosok tinggi kekar di depanya jengkel karena merasa tak dihargai, sesuatau hal sederhana namun berakibat fatal.
Kilatan-kilatan listrik tercipta di tangan sang Raikage ketiga yang sudah mengepal dengan sangat kuat, giginya saling bergemletuk. Diabaikan bukan gayanya, ia adalah pemimpin Desa bergelar Raikage, orang terkuat dan paling berkuasa di Desa, setiap orang tahu itu, dan kenapa Bocah pirang didepanya masih berani-beraninya tak membalas ucapanya. Dia pikir siapa dia, anak Rajah kah, anak Daimyo kah, atau mungkin anak Dewa, persetan dengan semua itu. saat ini, pemuda pirang yang belum ia ketahui namanya berada di Desanya, wilayah kekuasaanya, jadi sah-sah saja bukan kalau ia memberi sedikit hukuman pada bocah tak sopan itu?.
Slap,,,
DUARRRRRRR...
Satu terjangan tinju sang Raikage berhasil melubangi tembok tempat dimana kepala Naruto beberapa detik yang lalu berada. Dengan Nafas tersengal dan mata membelalak, Naruto menatap pungung lebar sang Raikage ketiga yang saat ini tengah membungkuk di ujung Ruangan, kilat listrik berwarna kuning emas kadang masih memercik dari tubuh sang Raikage, menandakan kalau sang pemilik mulai menonaktifkan Justunya.
' Gila,, telat sedikit saja mati aku' Naruto meneguk ludahnya sendiri dengan susah payah, entah mengapa kerongkonganya terasa kering saat ini. Mata sekelam malam yang awalnya memancarkan ketakutan kini menajam ketika tubuh tua sosok dewasa didepanya dengan kasar menarik tangnya yang tersangkut di lubang yang dibuat sendiri. Saat tangan kekar itu berhasil lepas, tembok putih itu langsung runtuh seperti kaca yang baru saja berbenturan dengan batu dengan keras, kondisi memprihatinkan susunan batu bata itu seakan memberitahukan pada pemirsa, seberapa kuat dan berbahanya-nya pukulan seorang pria bergelar Raikage.
Untuk sesaat pupil Raikage membelalak, ia tak menyangka pemuda yang ia angap tidak mempunyai kesopanan bisa mengelak dari kecepatanya. Meski ia tak mengunakan kemampuan berlari penuhnya, namun sang Raikage yakin bahwa kecepatanya barusan hanya bisa di hindari oleh Shinobi sekelas Joonin keatas, itupun belum tentu. Meliat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sosok itu menunduk dan berlari kebelakangnya melalu bawah lenganya dengan gesit sudah cukup bagi pemimpin Desa Kumo untuk mengambil kesimpulan, bahwa pemuda itu bukanlah warga sipil, melainkan seorang Shinobi.
Masih dengan postur santai Raikage membalik badanya. Begitu mendapati pemuda pirang di depanya telah memasang kuda-kuda bertarung sang Raikage langsung mengaktifkan kembali armor petirnya, membuat tubuh kekar berbalut jubah pitih yang ia kenakan terselimuti percikan listrik bertegangan tinggi berwarna kuning.
" Siapa kau sebenarnya, Gaki?"
Naruto semakin waspada ketika mendapati nada menuntut dari pria dewasa yang beberapa waktu lalu berniat memecahkan kepalanya." Dimana aku sekarang?" Bukanya menjawab, Naruto malah berbalik bertanya.
Raikage mengeram, wajah tuanya berkerut menandakan bahwa sosok itu semekin kesal dengan kelakuan si bocah." Jawab pertanyaanku,,dan jangan mengalihkan pembicaraan".
Naruto diam, mulai menimbang-ninbang apakah ia akan menuruti atau tidak kemauan sosok yang ia kenal sebagai pemimpin desa Kumo generasi ketiga. Saat ini ia mendapati jalan buntu. Naruto tak mengerti situasi dan keadaanya saat ini, jangankan situasi Dirinya sekarang berada pun dia sendiri tidak tahu. Ini bukan Genjutsu, tapi kenapa Orang yang seharusnya sudah mati bisa berada di depanya, apa kah ini mimpi atah hanya bayangan saja?. Benar-benar deh,, apa yang sebenarnya telah terjadi pada dirinya.
" Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, apakah Jii-san mau memberitahukan ku, dimana aku berada sekarang?". Naruto sedikit menurunkan nada suaranya, berharap bisa terdengar lebih bersahabat di telinga Raikage ketiga. Selain mengubah nada bicaranya, Naruto juga mulai melepas kuda-kuda bertarungnya.
Alis Raikage menukik turun ketika mendengar pemuda pirang didepanya memangilnya 'Jii-san'. Apa aku setua itu'. Raikege mengelengkan kepalanya dalam batin, memilih tak mempermasalahkan pangilan barunya. Saat ini yang lebih penting adalah mengetahui identitas dan tujuan sosok itu.
" Kau berada di Kumogakure, salah satu Desa ninja terkuat di negara Hi. Dan aku adalah pemimpin disini."Layaknya seorang Raja, Raikage menyilangkan tanganya didada, kepalanya mendongkrak, terlihat benar bahwa sosok itu begitu bangga dengan apa yang baru saja ia katakan.
Naruto menganguk.' Sudah kuduga'. Informasi ini sesuai dengan apa yang berada di kepalanya, mengingat disina ada Raikage yang mengunakan baju kebesaranya. Dari awal lebih tepatnya, setelah merangkak melewati kolong tempat tidur Naruto sudah berasumsi kalau ia sekarang berada di Desa ninja tempat sang konteiner Gyuuki dan Ninbi di lahirkan, namun karena kurangya bukti ia menelan kembali hasil pemikiranya itu. Dan sekarang, kesimpulan itu ternyata benar serta semakin diperkuat oleh jawaban Raikage.
' Mengingat ini bukan Genjutsu ataupun Jutsu aneh lainya, ada kemungkinan kalau sekarang berada di dunia Kamui atau-"
" Apakan hanya itu yang ingin kau tanyakan, Gaki?"
Naruto tersentak, mendongkrak dan memandang wajah tegas sang pemimpin Desa yang masih mempertahankan pose kerenya." Tunggu, ada satu hal yang ingin aku pastikan!" mendapati sosok itu hanya diam, mebuat Naruto beragapan bahwa Raikage mengabulkan permintaanya." Tahun berapa sekarang?"
",,,"
Naruto memiringkan kepalanya, binggung dengan kelakuan sang Raikage yang bukanya menjawab pertanyaanya dengan lisan malah mengerak-gerakakan kepalanya kekanan, membuat Naruto semakin binggung." Apa?"
Raigake menahan diri untuk tidak mengeram atau menghadiahi wajah polos bocah di depanya dengan tinju. Apa bocah itu sama sekali tidak mengerti kode sederhana yang ia berikan. Melihat mata hitam remaja tangung di depanya yang mengkilat polos membuat sang Raikage semakin yakin kalau bocah itu memang tidak mengerti alias, Bodoh." Lihat disamping mu"
Naruo mengangguk. Lehernya ia putar kesamping hingga pandanganya menagkap secarik kertas berwarna putih dengan berbagai gambar angka tercetak disana.
"5 Mei tahun XXXX.". Naruto terdiam, satu tanganya ia angkat untuk mngelus dagunya. Melihat tahun pada kalender yang nyatel didinding ruangan itu membuat Otak sang Uzumaki perlahan mulai berputar ketika merasa mendapati sesuatu yang jangal berada disana." 5 Mei XXXX, hemmm". Sepertinya memang ada yang jangal, sesuatu yang seakan terhapus oleh otaknya.
Sudah satu menit Raikage masih terdiam, melihat bocah pirang didepanya tengah menatap tajam benda mati didepanya seakan-akan kertas ber angka itu menyimpan sesuatu yang sangat penting.' Ada apa dengan bocah itu?"
" 5 Mei XXXX,,,berarti enam tahun sebelum perang Dunia Shinobi Keempat pecah.?" Naruto menganguk-angukan kepalanya. Belum sadar sepenuhnya dengan apa yang sebenarnya telah terjadi.
Kesunyian tiba-tiba menyerang, suara angin malam terdengar keras dimasing-masing inrda pendengar dua orang berbeda Usia di dalam ruangan serba putih itu melalui lubang yang tadi sempat Raikage buat, matinya tanya jawab keduanya juga semakin membuat sepi ruang persegi bedekorasi warna putih polos tersebut. Naruto tengah sibuk mengolah data yang baru saja memasuki otaknya sedangkan sang Raikage menunggu reaksi dari pemuda pirang yang sampai saat ini menyampingi dirinya.
"UAPAAAAAA" Ludah muncrat dari bibir sang Uzumaki ketika pazel-pazel data telah tersusun rapi dalam otaknya. Pria berusia lanjut namun masih memiliki tubuh tegap tak jauh darinya sampai di buat berjengit begitu mendapati suara cempreng yang tak ada bagus-bagusnya sama sekali menghambur kedalam telinganya tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.
" Ada apa, Gaki?" tanpa sadar sang Raikage ikut-ikutan binggung ketika mendapati tamu tak diundangnya dalam gerakan kilat telah kembali membalik badanya. Mendapati wajah pucat dan rahang mengantung bocah pirang itu semakin menambang kebingungan sang pemimpin Kumo.
Naruto menatap Pria kekar di depanya dengan mata berkaca-kaca, mulutnya terbuka lebar dan kulit tanya tiba-tiba memucat. Ekspersi menyedihkan nangkring diwajah Naruto ketika sebuah fakta baru mengisi otaknya. Sekarang ia paham kenapa ia bisa bertemu dengan Raikage ketika yang masih hidup. Berbagai macam pertanyaan yang awalnya begitu sulit ia terjemahkan saat ini begitu gampang terselesaikan hanya karena sebuah kalender, layaknya sebuah gembok bertemu kunci, tanpa usaha berarti akan sangat mudah terbuka.
Rasa Geram, bingung dan penasaran karena tak kunjung mendapat jawaban dari bocah pirang itu membuat sang Raikage murka. Dia memutuskan untuk melangkah mendekati pemuda pirang didepanya yang masih saja memasang tampang mengenaskan, setelah sampai di depan tubuh kaku Naruto, dengan gerakan brutal tanpa tahu keadaan. Kedua tangan miliknya mencengkram pundak Naruto dan langsung saja mengoncangnya, hingga mampu membuat tubuh pemuda berperawakan tegap itu bergerak hebat.
"SEBENARNYA ADA APA, GAKI.!"
Naruto sama sekali tak mengubah ekspresinya meskipun teriakan dan ludah sang pemimpin Kumo telah singah di wajahnya. Ia bahan seakan tak merasakan kalau cengkraman kuat Raikage ketiga telah menghasilkan bunyi 'gletuk' di pundaknya.
"A-aku,,,"
"APA?" Raikage menghentika goncanganya dan menunduk untuk mendengar lebih jelas suara kecil remaja yang masih berada di dalam gengamanya.
"A-aku,,,,"
"APA?"
Naruto akhirnya mendongkrak. Sekarang Raikage semakin di buat bingung dengan tingkah tamunya. Pasalnya ia mendapati mata hitam itu kini telah di banjiri air mata dalam jumlah banyak, sangat banyak.
"BERHENTI MENANGIS,,HARAM BAGI SEORANG SHINOBI MENITIKAN AIR MATA! MESKIPUN HANYA SETETES!"
" Hik,,HUWAAAAAAA,,,,,"
"APA-APAAN KAU INI?" Dengan sekuat tenaga, Raikage menahan tubuhnya untuk tidak terjengkang kebelakang saat pemuda cengeng didepanya secara mendadak menubruknya, mendekap kuat tubuhnya dengan disertai tangis mengelegar.
"AKU MAU PULANGG,,,HWAAAA!"
"TBC"
AN: hoy mina! Ketemu lagi dengan autorkuang inspirasi yang satu ini. Meskipun anime Naruto dah tamat, buka berarti segala ide gw mati. Gw datengin lagi fick baru nih,, semoga bisa sedikit menghibur kalian yang pada galau hehehehehe,,,,,
Sedikit penjelasan.
Disini fict ni Naruto terdampar ke dimensi lain, kejadianya terjadi akibat tubuhnya tersedot oleh jutsu kamui abito yang ada dimata barunya.{ Sharingan Obito ada pada Naruto!}.
Naruto terdampat bukan dikonoha melainkan di Kumo.
Fisik Naruto sama kaya ketika ia baru pulang kekonoha setelah pelatihan dengan Jiraya,{ Cuma entar pakaianya akan gw ganti}
Masalah apakah Naruto punya biju pa gak, akan gw bahas Nanti.
Disini juga ada Naruto versi dimensi ni yang hidup di konoha.
Raikage ketiga masih hidup.
Naruto akan menjadi Shinobi Kumo.
Segini dulu infonya, kalo masih ada yang binggung, tanyain aja lewat Review atau yang lainya.
Berikan pendapat, saran atau bahkan Flame anda jika cerita ini begitu menyakitkan mata kalian.
Cukup sekian dari gw.
Karasumaru.666, MABORRRRRRRRR!
.
