CHEER UP ! Chapter 1 (1/2)
.
Main Cast :
Real King : Park Chanyeol (GS), Kim Jongin, Zhang Yixing/Lay, Do Kyungsoo (GS), Huang Zitao, Choi Sulli.
Baek Ho: Kris Wu, Oh Sehun, Byun Baekhyun (GS), Kim Junmyeon, Kim Jongdae/Chen (GS), Kim Minseok/Xiumin (GS).
.
Other Cast :
Xi Luhan
Kim Jaejoong/Park Jaejoong (GS)
Jung Yunho/Wu Yunho
Choi Siwon
Lee Donghae
Choi Soyoung, etc.
.
.
LET'S GET STARTED ^^
Peringatan: tulisan bercetak miring merupakan isi hati Chanyeol.
Park Chanyeol berjalan memasuki gerbang sekolahnya di tengah malam, sambil menikmati suasana sekolah di malam hari. Chanyeol memikirkan bahwa masa-masa SMA adalah masa romansa remaja.
"Percintaan remaja berawal dari sekolah."
Chanyeol masuk ke dalam perpustakaan, kemudian tertawa bahagia sambil berputar-putar melihat hasil rapornya yang sepertinya memuaskan. Ya, Park Chanyeol mendapat peringkat ke 4 dari 200 siswa di angkatannya, namun dari belakang. Tepatnya peringkat 196 dari 200 siswa. Park Chanyeol tertawa namun didalam hati menangis.
"Aku memang gila. Bagi seorang yang berada di urutan ke 196, romansa percintaan anak muda hanyalah sebuah omong kosong."
Chanyeol kemudian menghela nafas dan melanjutkan perjalanannya menulusuri lorong kelas, dan setiap kelas yang Chanyeol lihat masih banyak siswa yang berada di dalam untuk belajar. Kemudian Chanyeol masuk ke bagian laboratorium computer yang juga masih banyak siswa yang menggunakannya.
"Aku mulai menyadarinya saat belajar selama 15 jam perhari. Hidup memang tak adil. Mereka yang sudah sejak awal terlahir dengan otak brilian. Tak hanya itu, mereka juga jago olahraga dan sopan. Mereka cantik, tampan dan juga adalah kenyataan menyedihkan kalau seseorang tidak dapat dengan mudah berhasil. Berasal dari keluarga sederhana, aku berada di dasar piramida makanan, bisa dibilang begitu."
Chanyeol menghela nafas sekali lagi saat berhenti di depan sebuah ruangan atau bisa disebut markas berkumpulnya dia dan teman-temannya. Saat pintu terbuka Chanyeol dapat melihat teman-temannya, Jongin, Lay, Tao, Kyungsoo dan sulli sudah duduk mengelilingi sebuah meja.
"Chanyeol sudah disini, kenapa tidak kita mulai?" Teman laki-laki Chanyeol yang bernama Jongin bersuara.
Setelah jongin berbicara, tiba-tiba mereka semua memegang kertas rapornya dan melihat bersama-sama.
"Oke ini.." Tao meletakkan kertasnya diatas meja.
"196.." Chanyeol mengatakan sambil menaruh kertasnya.
"Oke, 196 ? Aku 198.." Lay berikutnya yang menaruh kertasnya diatas meja.
"Oh..Oh.. yang benar saja ?" Kata Jongin meremehkan, kemudian…"200…huhuhuhu" Jongin menangis saat mengatakan dia peringkat 200 dari 200 siswa.
"hehehehe…" Tao tertawa melihat Jongin, "Hey, bagaimana bisa kau mendapatkan peringkat 200?"
"Kenapa? Disini juga ada yang punya peringkat 198" Lay menyela ucapan Tao.
"Yaa.. ada orang lain di ruang ini juga yang peringkat 196." Chanyeol ikut menanggapi.
"Dan inilah seseorang di peringkat 200." Jongin mengatakan sambil melempar keatas semua hasil rapor teman-temannya.
"Hei, kau melakukannya dengan baik." Tao menyemangati Jongin.
"Ugh… betapa sulitnya" keluh Jongin.
BRAK
Chanyeol tiba-tiba memukul meja dan berkata kepada Jongin, "Hey, apa pun itu. Kau sudah melakukan yang terbaik. Bukankah itu yang penting?" sambil melihat kearah teman-temannya. "Lupakan ini. Ayo berlatih sampai pantat kita lelah. Bangun" Chanyeol berdiri dengan semangat diikuti oleh Tao.
"Ya, kita akan berlatih,.." Kata Tao ikut bersemangat juga.
Setelah itu mereka semua mulai berlatih dance untuk melupakan hasil rapor mereka. Chanyeol mempunyai Tim dance, yang mana anggota dari timnya itu rata-rata mempunyai kemampuan menengah ke bawah. Tapi mereka mempunyai bakat di bidang lain, yaitu dance. Dan mereka menamai Tim mereka "REAL KING"
"Tempat dimana peringkat 200 yang nyaman dan yang ada di peringkat 196 begitu panas, tempat pengap, kita semua bernafas bersama-sama."
-oOo-
Satu tahun kemudian…
(Park Chanyeol, SMA Tahun Kedua)
Dapat dilihat Chanyeol sedang berlatih dance dengan timnya, gerakan menari mereka sudah nampak lebih kompak dan lincah daripada tahun pertama mereka terbentuk.
Saat mereka sedang asyik latihan dance, ada seorang siswa yang tiba-tiba mencopot kabel listrik radionya. Sontak saja Chanyeol dan teman-temannya langsung menghentikan gerakan mereka.
"Sial… Si kunyuk itu!" umpat Kyungsoo saat lagunya berhenti.
Sedangkan Chanyeol hanya menghela nafas kesal.
Di sebelah ruangan tempat Chanyeol dan teman-temannya sedang berlatih, dapat dilihat seorang siswa memegang kabel yang digunakan Chanyeol cs untuk menyalakan radionya. Karena kurangnya fasilitas yang diberikan pihak sekolah untuk timnya akhirnya Chanyeol cs membuat lubang antara dinding ruangannya dengan ruangan disebelahnya untuk diam-diam menggunakan sumber daya listrik di ruangan tersebut.
Ternyata yang memegang kabel itu dan mencabutnya adalah Oh Sehun. Sehun dan teman-temannya sedang konsentrasi belajar di dalam kelas dan merasa terganggu dengan kegiatan Chanyeol dan teman-temannya.
"Akhirnya, damai dan tenang."Sehun membuang kabelnya dan kembali duduk sambil membaca bukunya.
Teman-teman Sehun yang lain juga mulai berkonsentrasi lagi dengan buku yang dibacanya.
Tidak kehabisan ide, Chanyeol cs masih mempunyai cara untuk menyalakan radionya lagi menggunakan energi manusia bukan listrik.
"Kayuh itu…" Chanyeol menunjuk sebuah sepeda diruangan tersebut dengan cengiran khasnya dan mengisyaratkan pada Jongin untuk mengayuhnya.
"Kenapa aku lagi ?" Protes Jongin.
"Hanya ada kau." Jawab Chanyeol dengan cengiran polosnya.
Jongin menghela nafas kalah dan mulai mengayuh sepeda yang sudah dipasang alat yang dapat menyalakan radio mereka dengan cara menyambungkan kabel antara alat tersebut dengan radio, alat tersebut mereka ambil dari sekolah atau bisa disebut mencuri fasilitas sekolah. Hehehehe…
Akhirnya setelah beberapa detik suara radio mulai terdengar lagi, Chanyeol dan teman-temannya mulai berlatih dance lagi meninggalkan jongin dengan kegiatannya mengayuh sepeda. Poor jongin…
Sedangkan diruangan sebelah mulai terusik lagi ketengan belajarnya dengan suara yang berasal dari radio Chanyeol cs.
"Ketua Kelas. Bukankah menjengkelkan ?" Ucap Chen merasa terganggu.
"Lakukan sesuatu." Tambah Xiumin pada sang ketua kelas.
"Ini tidak seperti yang mereka lakukan untuk masuk ke S University. Jadi apa yang mereka lakukan? Ketua kelas.." rengek Suho.
Sehun melihat protes teman-temannya kemudian melihat ke arah sang ketua kelas yang tidak lain adalah sahabatnya, Kris Wu.
Sedangkan Kris hanya diam saja tidak menjawab. Sebenarnya Kris tidak hanya diam melainkan memikirkan cara melawan Chanyeol cs.
.
Kemudian beralih ke ruang auditorium yang terlihat sedang mengadakan pertemuan orang tua yang dilakukan oleh guru dari sekolah SMA Sevit Choi Siwon.
Tim dari guru SMA Sevit itu menjelaskan kepada kumpulan orang tua murid bagaimana sekolah SMA Sevit berhasil meloloskan 43 siswa siswi mereka ke Universitas Seoul tahun lalu.
Pak Siwon menjelaskan bagaimana SMA Sevit sebagai salah satu SMA yang paling banyak meloloskan murid mereka ke Universitas ternama di Korea. Dan beliau menargetkan pada tahun depan yakni 2016 SMA Sevit bisa meloloskan murid mereka hingga 50% ke 3 Universitas SKY College (istilah yang dipakai buat 3 Universitas paling bergengsi di Korea Selatan yakni Universitas Seoul, Universitas Korea, dan Universitas Yonsei).
Orang tua pun bertepuk tangan atas program dari guru Choi Siwon.
Kemudian salah satu orang tua murid bertanya akan kegiatan klub di SMA Sevit, "Apa itu akan memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam klub?"
Pak Siwon menanggapi,"Untuk yang terbaik ujian Su Shi, aktifitas klub penting..".
Orang tua murid itu mengadu,"Anakku bilang salah satu klub sering membuat gaduh..".
"Sebuah Klub hanya mengisi kekosongan waktu mereka. Apa itu benar-benar diperlukan?" Tambah orang tua murid yang lain, sambil tersenyum kearah sang Kepala Sekolah.
Tak ingin membuat sekolah SMA Sevit popularitasnya turun, maka Kepala Sekolah Choi Soyoung pun angkat bicara. Soyoung mengatakan,"Kebijakan sekolah kami adalah menghapus klub manapun yang menggangu kegiatan orang lain..".
Wali murid akhirnya merasa lega dengan penjelasan dari Kepala Sekolah Soyoung.
.
Kembali ke klub dance Chanyeol, mereka tetap berlatih dance. Meskipun jongin harus tersiksa mengayuh sepeda agar radio tetap menyala.
Namun klub anak cerdas besutan Kris Wu tak ingin kalah. Tim Kris pun memutar lagu klasik, sehingga hal itu menyebabkan latihan dance dari Chanyeol cs menjadi sangat terganggu.
"Sial,, Sialan…" teriak Kyungsoo frustasi.
Chanyeol tetap tidak ingin kalah. Untuk mengeraskan suara music dari radionya, Chanyeolpun membantu Jongin mengayuh sepeda dengan menggunakan sepeda pasangan agar bisa mengalirkan aliran listrik dalam jumlah besar ke radio, sehingga bunyi music radio mereka bisa mengalahkan tim Kris.
Chanyeol berteriak semangat, "Kita tidak akan pernah kalah" sambil terus mengayuh sepedanya.
"Ini adalah perang…" teriak Jongin tidak kalah semangat.
"Real King, Real King, Real King…" Sorak Chanyeol.
Tidak berbeda dengan Chanyeol, Kris tetap tidak ingin kalah. Kris bersama teman-temannya pun mengeraskan suara lagu klasik mereka.
"Besarkan lagi, besarkan lagi.." Ucap Suho pada Kris.
"Lagi, lagi, lagi, lagi…" Chen bersemangat.
Suara lagu klasik semakin keras terdengar. Namun Chanyeol cs tetap bertahan. Meskipun Jongin akhirnya terkapar karena kehabisan tenaga. Dengan bantuan dari Kyungsoo, Chanyeolpun tetap mengayuh sepeda dengan menggunakan tangan.
Chanyeol dan Kyungsoo terus berkata dan bersemangat, "Lets Go.. Lets Go..!"
Karena terlalu bersemangat inverter listrik sekolah sevit akhirnya meledak, akibat tidak bisa menahan arus listrik yang berlebihan.
"Oh.. Tidak…" teriak Chanyeol saat melihat inverter listrik mulai berasap.
"Ini sangat mahal…." Keluh Jongin.
"Ugh,.. Bau.." Kata Kyungsoo saat mencium asap dari alat yang terbakar.
Chanyeol pun marah, "Hey semua orang. Ayo kita pergi."
.
Sebaliknya Pak Siwon serta kepala sekolah Soyoung membawa para orang tua murid untuk memperkenalkan fasilitas dari sekolah Sevit.
"Dan lantai kedua adalah perpustakaan baru kami." Pak Siwon menjelaskan letak ruangan disekolah Sevit.
"Kami terus mencoba yang terbaik untuk memastikan kalau siswa memiliki buku-buku yang mereka ingin." Lanjut Pak Siwon.
"Kami juga berencana untuk membangun studi pribadi di asrama" Tambah Kepala Sekolah Soyoung.
Kemudian salah seorang orang tua murid meminta untuk melihat ruangan yang lain.
"Dan dimana ruangan cadangan ?"
"Sebelah sana" Tuunjuk Kepala sekolah sambil mengarahkan para wali murid untuk mengikutinya.
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan kalau itu adalah ruang dimana siswa dapat nyaman saat studi mereka tanpa gangguan. Mari kita pergi." Jelas Kepala Sekolah Soyoung.
.
Tanpa mengetahui keberadaan orang tua mereka,tim Chanyeol dan Kris saling berhadap-hadapan satu sama lain.
"Kenapa aku harus.." Suho mengatakan tapi langsung dipotong oleh Jongin.
"Tutup mulutmu." Bentak Jongin. "Yaaa… kenapa kau tidak menutupnya?" Jongin menunjuk Suho.
Sedangkan Chanyeol sedang menggunakan bahasa isyarat menggunakan matanya dengan Baekhyun yang berada di tim Kris. Chanyeol dan Baekhyun sama-sama menggelengkan kepalanya melihat keadaan sekarang.
"Ya ampun,, kunyuk ini.." terdengar teriakan Jongin lagi.
"Apa yang kalian katakan, kunyuk?" Tanya Suho.
"Apa? Apa? Huh?" Teriak Kyungsoo.
"Stop.. stop.. stop.. stop.." Chanyeol menghentikan temannya sebelum terjadi perkelahian. Melihat Chen yang siap memukul kearah Kyungsoo.
Baekhyun merasakan getaran pada ponselnya kemudian melihat pesan yang berasal dari ibunya, "Aku disekolahmu, jangan lakukan apapun yang melanggar peraturan sekolah."
Setelah membaca pesan dari ibunya, Baekhyun mulai cemas dan melihat sekeliling untuk mencari keberadaan ibunya.
"Apa masuk akal kalau kita bahkan tidak bisa menggunakan listrik? Apa ini era joseon?" Chanyeol mulai angkat bicara sambil melangkah kedepan.
"Apa kita memutus aliran listrik kalian? Kalau begitu kalian akan belajar dengan baik." Jawab Kris dengan suara meremehkan dan melangkah maju berdiri didepan Chanyeol.
"Aku tahu, benar? Hmm.. kenapa kita tidak pandai belajar dan dibatasi akses menggunakan AC, Kulkas, filter air, dan listrik?" Chanyeol mengatakan sambil menggoyang-goyangkan kakinya, pertanda kalau Chanyeol sedang menahan emosinya.
"Wahh.. Sekolah ini benar-benar sesuatu" Kris mengatakan sambil tersenyum. "Pemenang mengambil semuanya,.." Kris menampilkan seringainya.
Chanyeol menatap Kris kesal, "Oke! Kita melakukan hal buruk pada ujian, apa maumu?"
"Benar. Yeahh.. itu sulit untuk melakukannya dengan baik karena kalian bodoh." Kris berkata dengan santainya.
Sehun dan tim Kris yang lain mendengar perkataan Ketua kelasnya hanya tersenyum kecil. Sedangakan tim Chanyeol tersulut emosi mendengar Kris mengejek mereka bodoh.
Melihat teman-temannya marah, Chanyeol merentangkan tangannya untuk menghentikan teman-temannya dari menyerang tim Kris.
"Apa kalian pikir kita ini lucu?" Tanya Chanyeol. "Kita hanya ingin berbagi listrik. Kalian bahkan tidak bisa melakukan itu?"
"Aku tidak punya alasan untuk itu." Jawab Kris.
"Cobalah untuk memahami situasi setidaknya, oke? Orang-orang seperti kalian dilahirkan dengan hak lebih menyebalkan daripada kami." Sungut Chanyeol penuh emosi.
"Menyebalkan?" Tanya Sehun dengan wajah kesal. "Bocah kecil…" Sehun sudah siap melangkah maju untuk memukul Chanyeol tapi di hentikan oleh Kris.
"Perhatikan, dunia ini lebih brutal daripada yang kalian pikirkan." Akhirnya Kris mengeluarkan wajah seriusnya."Kenapa? karena orang-orang seperti kalian tidak takut, jadi mereka tidak dapat mencapai apa-apa."
Kris tetap tidak ingin berbagi listrik dengan Chanyeol. Akhirnya baik tim Kris maupun Chanyeol melangkah lagi dan saling berhadap-hadapan.
Tim Chanyeol harus melawan tim Kris yang bernama Baekho. Mereka semua terdiri dari orang-orang pintar dari sekolah Sevit. Sementara itu tim Chanyeol bernama Real King yang terdiri dari para siswa-siwi yang memiliki peringkat paling bawah di SMA Sevit. Mereka boleh dikatakan adalah siswa-siswi yang memalukan SMA Sevit.
"Jika kalian tidak punya apa-apa, merendahkan. Atau tidak tahukah kalian, karena kalian begitu bodoh?" perkataan Kris terdengar menghina di telinga Chanyeol.
"Kau mati hari ini" tunjuk Chanyeol pada Kris kemudian melepas ikat rambutnya. Lalu berjalan kearah Kris sambil menubrukkan kepalanya kearah dada Kris. Namun sayang rambut Chanyeol malah tersangkut pada papan nama Kris yang dipasang di seragam sekolahnya.
Setelah Chanyeol menyerang Kris, anggota yang lain pun ikut memulai perkelahian.
"Kemarilah…" Sehun berkata pada Jongin.
"Kau kemarilah…" Kyungsoo menunjuk kearah Xiumin dan Chen.
"Sini.." Tantang Chen sambil menarik rambut Kyungsoo.
Kemudian terjadilah keributan antara Baekho dan Real King. Namun hanya satu siswi yang tak berkelahi dan melangkah mundur menjauh dari keributan yakni Baekhyun. Baekhyun hanya terdiam karena ibunya akan datang.
Mendengar keributan diluar kelas, siswa siswi yang berada di dalam kelas mulai berebut keluar untuk melihat siapa yang bertengkar.
Terlihat disana Chanyeol berusaha melepas rambutnya yang tersangkut di papan nama Kris yang dipasang didada sebelah kanannya.
Setelah berhasil melepaskan rambutnya, Chanyeol mencengkram kerah baju Kris, "Kau ingin mati?"
Hanya dibalas senyuman oleh Kris.
"Wow, lihat kesini..!" teriak sebuah suara yang menghentikan perkelahian dan membuat para siswa yang tadi berada diluar kemudian masuk kedalam kelas.
Tim Chanyeol dan Tim Kris sama-sama melihat kearah asal suara masih dengan posisi mereka saat berkelahi.
"Wali kelas.." kata mereka semua dalam hati.
"Kalian semua, masuk ke dalam. Cepat. Sekarang!" perintah sang Guru. "Aku akan berikan waktu lima detik, dan pergi dari sini. Tambahan hukuman untuk setiap tambahan waktu. 5..4..3..2..1..! mulai..! cepat cepat.. satu point hukuman. Cepatlah. Satu point. Satu point untuk kalian dan kau juga."
Akhirnya kedua tim masuk ke dalam ruangan masing-masing. Dan tak lama para orang tua murid lewat. Orang tua murid pun tidak melihat perkelahian antara kedua klub tersebut.
Pak Guru Donghae yang tadi dipanggil wali kelas oleh tim Chanyeol dan Kris mempersilahkan para orangtua murid untuk melihat ruangan SMA Sevit yang lain.
Sebaliknya, Pak Siwon memeriksa ruangan Real King dan menemukan inverter listrik rusak, "Kalian merusak benda yang paling mahal di sekolah. Kalian semua.. 5 point hukuman!" teriak Pak Siwon.
"Apa?" Lay terkejut.
"Apa.. ini… masuk akal?" Tanya Chanyeol.
"Sekolah sialan ini…" teriak Kyungsoo. "Jadi kenapa kita tidak bisa memakai listrik setiap.." Jongin membungkan mulut Kyungsoo sebelum mengeluarkan kata-kata berbahaya.
"Apa yang kau katakan?" Tanya Guru Siwon curiga, tapi Jongin tetap membungkam mulut Kyungsoo agar tidak berbicara.
"Jika ini terjadi sekali lagi, klub kalian akan dibubarkan.. pasti" Lanjut Pak Siwon dengan mengancam. "Kalian tahu kepribadian kepala sekolah, kan?" setelah mengakhiri bicaranya, Pak Siwon mulai berjalan keluar dari ruangan Real King.
"Apa…?" Teriak Kyungsoo lagi tapi dibungkam lagi oleh Jongin, takut terdengar oleh Pak Siwon.
.
Kris keluar dari ruang belajarnya diikuti oleh Sehun.
Tiba-tiba Kris merasakan ponselnya bergetar, saat melihat nama ayahnya dilayar ponselnya.
Kris hanya melihatnya, kemudian mematikan panggilan dari ayahnya dan berbalik ke Sehun yang menatapnya.
"Ayo kita pergi." Ajak Kris.
"Nomor yang anda panggil tidak tersedia…" Itulah jawaban yang diterima Yunho saat mencoba menelpon anaknya. Yunho hanya dapat menghela nafas dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
.
Baekhyun berjalan menghampiri ibunya di pintu keluar sekolahnya.
"Apa kau mempersiapkan diri dengan baik untuk ujian tengah semester?" Tanya Sang ibu.
"Ya ibu. Aku sudah bekerja keras." Jawab Baekhyun menanggapi pertanyaan ibunya.
"Karena kamu berusaha keras, kamu tidak akan menjadi tempat kedua kali ini. Ibu tidak ingin melihat rapor seperti itu lagi" Ibu Baekhyun menginginkan Baekhyun berada diperingkat pertama bukan kedua. Ini membuat Baekhyun terdiam dan gelisah.
-oOo-
Kamar Asrama Putri
Chanyeol sedang berlatih bernyanyi bersama Baekhyun dikamar asrama mereka.
Kemudian Chanyeol berhenti bernyanyi dan menutup bukunya, lalu menendang apa saja yang ada di atas tempat tidurnya.
"Ini diskriminasi terang-terangan..!" Chanyeol mulai bercerita kepada Baekhyun. " Dia selalu mengancam untuk membubarkan klub kami!" Chanyeol rasanya ingin menangis, Baekhyun hanya tertawa melihat kelakuan Chanyeol.
"Kenapa kalian Baek Ho tidak ingin menggunakan fasilitas yang bagus seperti itu?" Tanya Chanyeol.
Baekhyun hanya mengangkat bahunya, kemudian berkata " Jangan seperti itu, kenapa tidak bicara antar ketua klub?" saran Baekhyun.
"Bicara? Dengan siapa? Dengan kunyuk itu, Kris Wu?" Tanya Chanyeol tiba-tiba kesal menyebut nama itu.
"Jika seperti ini, kalian adalah satu-satunya orang yang akan menderita." Jawab Baekhyun.
"Apa kau pikir aku bisa berbicara dengan orang itu?" Chanyeol bertanya lagi.
"Hanya temui saja, buat dia takut juga dan mengalah."
"Haruskah?"
Baekhyun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Terdengar bunyi pesan masuk dari ponsel Baekhyun, setelah membaca pesannya baekhyun menoleh kearah Chanyeol.
"Ugh.. Ini pertemuan mahasiswa" Baekhyun mengatakan. "Tapi aku harus membersihkan kamar."
"Pergilah. Aku akan mengurus semuanya."
"Tetap saja… aku selalu merasa tidak enak." Baekhyun menampakkan wajah menyesal.
"Tidak apa-apa" Jawab Chanyeol sambil tersenyum. "Kau juga pernah membantuku sepanjang waktu."
"Terima kasih. Aku akan kembali" kata Baekhyun kemudian melangkah keluar.
"Oke, pergilah" Chanyeol melambaikan tangan sambil tersenyum kearah Baekhyun.
Setelah kepergian Baekhyun, Chanyeol kembali berguling-guling di tempat tidurnya sambil menendang apa saja yang ada disana saat mengingat permasalahannya dengan klub Baek Ho dan ancaman dari Guru Siwon.
"Ini menyebalkan."
.
Saat Baekhyun keluar dari kamarnya, dia menerima panggilan dari ponselnya.
"Ya, Kepala ?" Jawab Baekhyun.
"…"
"Aku memiliki sekitar satu jam waktu, jadi hubungi aku segera…"
Ketika Baekhyun akan menutup panggilan telfonnya, Chen berlari kearahnya dengan raut cemas.
"Baekhyun. Masalah besar!"
Semua anggota Baek Ho memasuki ruangannya dan mendapati ruangan tersebut sudah hancur berantakan.
"Apa ini?" Teriak Suho. "Siapa yang melakukan ini?"
"Ketua kelas. Kau tidak akan melakukan apa-apa?" Baekhyun bertanya pada Kris.
"Anak ini benar-benar kreatif" Jawab Kris sambil tersenyum.
"Mereka idiot dari Real King…" Kata Suho kesal.
"Arrgghhh…" Sehun berteriak kesal kemudian menendang bangku didepannya.
Sama halnya dengan anggota Real King saat memasuki ruang latihannya. Mereka melihat ruangannya sudah penuh dengan coretan. Coretan itu bertuliskan, "Real King, keluar.." tidak hanya tulisan tapi barang-barang mereka juga dihancurkan.
"Kunyuk itu.." teriak Kyungsoo berjalan keluar, segera disusul oleh Jongin, Lay, Tao, dan Sulli.
.
Akhirnya Chanyeol dan Kris bertemu sebagai pemimpin masing-masing tim. Mereka bertemu di ruang latihan Real King, sekarang tempat mereka yang lebih layak dari pada ruangan Baek Ho.
Chanyeol menarik sebuah bangku untuk dibuat duduk tapi Kris lebih dulu menempatkan kakinya disana sambil duduk bersandar di sofa. Chanyeol yang melihatnya hanya diam, sabar.
"Sebuah perjanjian damai?" Tanya Kris pada Chanyeol.
"Hanya untuk sekarang, jika kita tetap bertengkar, kita mungkin akan dibubarkan."
Kris tersenyum kearah Chanyeol sambil melipat tangannya didada, "Kau tidak bisa ramah untuk seorang tamu yang ada disini."
"Ini karena kita miskin, pak!" Chanyeol menjawa sambil tersenyum kearah Kris.
Akhirnya Chanyeol berusaha menjadi tuan rumah yang ramah sembari kesal.
"Ya, Pak! Apa yang ingin kau minum? Air? Cola?"
"Colaaaa…"
"Ya, Pak!"
Chanyeol mengambil Cola untuk Kris, tapi sebelum memberikannya pada Kris, Kaleng Cola tersebut dikocok-kocok terlebih dahulu oleh Chanyeol.
"Ini.." Chanyeol melemparkannya begitu saja kearah Kris. Dan berhasil ditangkap oleh Kris.
"Hey, bukankah ini sedikit tidak adil?" kata Chanyeol. "Klub kita cukup mirip, namun hanya kami yang selalu dikutuk dan didiskriminasikan.."
Kris mengangguk-anggukkan kepalanya sembari mendengar perkataan Chanyeol, kemudian menanggapi, "Apa kau tahu Bill Gates pernah berkata? 'Hidup ini tidak adil seperti itu.' Jadi kita harus cepat terbiasa dengan kebenaran itu." Kris tersenyum kearah Chanyeol.
Chanyeol yang marah dengan ucapan Kris, akhirnya menendang Kris yang saat itu akan membuka kaleng colanya dan meletakkan satu kakinya diatas bangku yang dibuat Kris meluruskan kakinya. Karena terkejut Kris reflek menendang bangku yang ada di depannya dan menyebabkan Chanyeol terjatuh kearah Kris karena kehilangan keseimbangan.
Posisi Chanyeol sekarang berada diatas Kris dengan tangan Kris disekitar pinggangnya.
Keduanya terdiam dan salah tingkah. Tapi kemudian Kris tersenyum kearah Chanyeol.
"Kau merasa terbebani, kan?" Tanya Kris.
"Satu.. kau yang pertama." Chanyeol terus diam mendengarkan ucapan Kris.
"Dua.. aku yang pertama" sekarang Chanyeol semakin bingung dengan ucapan Kris.
"Tiga,…" Kris menggantung ucapannya dan membuat Chanyeol gugup karena Kris memajukan wajahnya semakin dekat dengan wajah Chanyeol. "Karena kita sudah dalam situasi ini, kita akan lakukan.."
Entah kenapa Chanyeol tidak bisa melawan dengan perlakuan Kris. Kris semakin mendekatkan wajahnya. Tapi kemudian terdengar suara kamera.
KLIK
Kris menolehkan kepalanya kearah pintu dan melihat seseorang, sedangkan Chanyeol langsung berdiri menjauhkan tubuhnya dari tubuh Kris.
.
Terlihat seorang siswa sedang berdiri di tangga darurat sambil memegang ponselnya sambil melihat foto hasil jepretannya barusan.
Kemudian menuliskan pesan pada foto tersebut yang berisi, "Aku melaporkan Kris Wu dan Park Chanyeol Tahun Kedua, atas perilaku yang tidak bermoral." Dan mengirimkannya pada Pak Donghae selaku wali kelas Kris dan Chanyeol.
.
Pak Donghae berjalan kearah tempat duduknya, "Ya Ampun.." keluhnya sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.
Saat melihat pesan di ponselnya, Pak Donghae terkejut, "Wow.. lihat ini.. mereka melakukan.. Ya ampun" komentarnya saat melihat foto Kris dan Chanyeol seperti akan berciuman.
Tiba-tiba Pak Siwon mendekatinya, "Apa laporan masuk?" kemudian melihat kearah ponsel Guru Donghae, "Wow.. mereka berdua. Aku tidak percaya ini. Kirim itu padaku cepat. Mereka anak-anak dari Real King, kan ?"
"Anak-anak yang bersatu karena nilai mereka dan guru yang mengadukan ke kepala sekolah demi kelangsungan hidupnya sendiri, sekolah kita hanya mesin yang diminyaki. Benar-benar." Pak Donghae mengatakan sambil mengirim foto tersebut kepada Pak Siwon.
"Apa kau mengatakan itu untukku?" Pak Siwon merasa tersindir.
"Tidak, tentu saja tidak." Pak Donghae mengelak, "Itu hanya untukku. Karena itu memalukan."
"Oh"
"Yeah" Pak Donghae tersenyum kearah Guru Siwon.
.
Keesokan Harinya…
Foto pose ciuman ala Chanyeol dan Kris itu dipampang di mading sekolah.
Karena hal itu klub tim Yeon Doo yakni "Real King" akhirnya dibubarkan oleh pihak SMA Sevit.
"Apa ini?" Teriak Jongin saat melihat pengumuman di mading.
Chanyeol yang baru tiba disekolah, melihat keributan di depan mading sekolah. Karena penasaran akhirnya dia menerobos masuk dan melihat pengumuman bahwa klubnya Real King telah dibubarkan. Chanyeol merasa sangat marah dengan keputusan itu.
"Mereka sudah gila. Apa ini ? apa yang terjadi ?" Lay mengatakan sambil melihat kearah Chanyeol.
"Kunyuk itu…" Chanyeol memejamkan matanya sambil mengepalkan tangannya.
"Aku yakin Baek Ho berada di balik ini. Kita harus menjambak rambut mereka biar mereka jerah." Kata Kyungsoo.
Jongin heran,"Siapa yang mengambil foto ini? Dan orang itu Kris Wu bebas dari hukuman karena dia anggota baek Ho."
"Kalian pikir Baek Ho adalah Baek Ho? Mereka semua anak-anak orang kaya yang memiliki koneksi. Kau pikir siapa yang berani menyentuhnya?" Tao mengingatkan teman-temannya.
Akhirnya Chanyeol yang sudah emosi berjalan kearah ruang ke kepala sekolah Sevit untuk protes. Chanyeol merasa adanya ketidakadilan karena hanya klubnya yang dibubarkan.
Namun saat di depan ruang kepala sekolah Chanyeol malah dilarang masuk oleh Pak Siwon.
Sementara itu, di dalam ruangan kepala sekolah sudah ada Kris dan kepala sekolah Soyoung yang duduk berhadapan di sofa. Mereka mendengarkan teriakan Chanyeol yang berada diluar.
"Kepala sekolah! Anda berada di dalam kan ?" Teriak Chanyeol dari luar. "Kepala sekolah, heeeyy.."
Kris kemudian tersenyum, "Dia merasa ini tidak adil. Kita berciuman bersama-sama, tetapi hanya klubnya yang dibubarkan."
Kepala Sekolah Soyoung melihat kearah Kris.
"Yah, dia seharusnya memiliki seorang ayah yang kaya atau belajar lebih keras. Kalau saja itu terjadi, itu akan baik-baik saja. Seperti aku" Kris mengatakan sambil melihat kearah Kepala Sekolah Soyoung.
"Pelanggaran itu terlalu parah, tapi kami akan membiarkanmu pergi dengan hukuman ringan."
Kris hanya menganggukan kepalanya acuh saat mendengar penjelasan Kepala Sekolah Soyoung.
"Karena kau memiliki nilai terbaik di sekolah dan ayahmu orang yang kuat. Aku harus memberikan setidaknya pertimbangan ini, kan ?" Tanya Kepala Sekolah Soyoung pada Kris.
Kris tersenyum meremehkan, "Pertimbangan? Wow mengagumkan. Mendengar kata seperti itu dari sekolah ini." Kris mengatakan sambil menyandarkan tubuhnya pada sofa.
"Aku melakukan yang terbaik untuk tidak bertele-tele. Kau tidak mengerti yang kukatakan?" Kata Kepala Sekolah Soyoung.
Mendengar itu, Kris akhirnya menampakkan wajah seriusnya sambil berkata "Jangan khawatir. Setidaknya aku akan lulus."
Kepala Sekolah mengernyitkan alisnya mendengar jawaban dari Kris.
"Biarkan aku masuk!" Terdengar lagi teriakan dari Chanyeol.
Chanyeol melihat kearah Pak Siwon, "Dia di dalam! Kenapa aku tidak dapat masuk? Aku akan bertanya secara pribadi kenapa hanya aku yang mendapatkan hukuman."
Pak Siwon melotot kepada Chanyeol, "Apa kepala sekolah akan melihat sembarang orang?"
"Sembarang orang? Kenapa siswa disebut sembarang orang?" Chanyeol balik melotot pada gurunya.
"Bocah kecil… kau benar-benar ingin dihukum?" Teriak Pak Siwon pada Chanyeol. "Kau ingin aku mentransfer semua anggota klubmu keluar dari sekolah ini?"
"Setidaknya beritahu aku siapa yang mengambil foto itu. Jadi kita bisa mengkonfirmasi kalau mereka salah paham. Jadi klub kami tidak akan dibubarkan." Chanyeol tetap tidak menyerah.
"Ya ampun. Kau membuatku frustasi. Jika aku memberitahumu semuanya, apa kau akan melaporkan mereka? Melaporkannya?" Bentak Pak Siwon.
"Setidaknya, biarkan aku bertemu kepala sekolah! Lalu siapa sebenarnya yang diizinkan untuk bertemu dengannya?" Teriak Chanyeol frustasi.
Guru Siwon menghela nafasnya kemudian menyandarkan tubuhnya ke pintu ruang Kepala Sekolah, namun tiba-tiba pintu dibuka oleh Kris yang menyebabkan sang guru hamper saja jatuh kebelakang.
"Hallo, pak" sapa Kris kepada Pak Siwon.
Chanyeol terkejut melihat Kris, "Apa? Kenapa dia bisa bertemu dengannya tapi aku tidak bisa?" Tanya Chanyeol kepada guru Siwon sambil menunjuk Kris.
"Apa kau selevel denganku?" Kata Kris.
"Aku ingin bicara denganmu. Ikuti aku, bajingan."
Chanyeol siap menyeret Kris tapi berhenti karena melihat sang Kepala Sekolah.
Saat Chanyeol akan berbicara kepada kepala sekolah Soyoung, Kris terlebih dahulu menarik Chanyeol sehingga membelakangi Kepala sekolah dan Guru Siwon kemudian meletakkan tangannya di pundak Chanyeol dan berbisik, "Kau tidak bisa tertangkap lagi." Chanyeol berusaha melepaskan tangan Kris, tapi Kris menahannya dan terus berbicara, "Guru bahkan tidak bisa menolongmu."
Setelah itu Kris menyeret Chanyeol sambil terus memeluk pundak Chanyeol.
"Yaaaa,,, ya ya ya… lepaskan aku! Lepaskan aku.." Chanyeol berteriak saat dia dibawa pergi oleh Kris.
.
"Apa kau ingin mati?" Chanyeol berkata pada Kris.
Setelah menyeret paksa Chanyeol, Kris akhirnya membawa Chanyeol keatap sekolah.
"Kita tidak benar-benar berciuman. Jadi beritahu kepala sekolah kalau kita tidak berciuman. Jadi klubku tidak punya alasan untuk dibubarkan." Lanjut Chanyeol.
"Apa kau pikir dia akan percaya? Ya ampun kau begitu bodoh."
"Tidak peduli apa itu percaya atau tidak. Itu adalah kebenaran!"
"Kebenaran?" Kris tersenyum. "Hal yang penting untuk kepala sekolah adalah menyingkirkan kalian. Tidak peduli kita benar-benar berciuman atau tidak."
"Apakah kau bahkan tidak penasaran siapa yang mengambil foto kita?" Tanya Chanyeol.
"Seseorang yang ingin membuatmu dalam kesulitan dan membuat dirinya terlihat baik. Saingan yang ingin membuatmu dihukum. Atau salah satu dari banyak siswa yang berada di sekolah kita. Ini harus menjadi salah satu dari ketiganya, kan?" Kris menjawab sambil menampilkan senyumnya, kemudian mulai berjalan meninggalkan Chanyeol.
Tapi, Chanyeol tetap tidak menyerah, "Tetap saja, bicaralah dengannya. Bahkan jika dia tidak akan percaya, kita harus membiarkan dia tahu."
Kris berhenti berjalan dan membalikkan tubuhnya menghadap kearah Chanyeol, "Aku tidak mau."
Kris maju satu langkah dan berhenti,"Satu, tidak akan ada komentar buruk mempengaruhiku." Melangkah lagi dan berhenti, "Dua, jika aku katakana padanya dan dia datang kembali menggigitku, itu tidak akan baik." Dan dilangkah ketiga, Kris berhenti dan membungkukkan badannya agar sejajar dengan Chanyeol, Chanyeol melihat itu reflek memundurkan badannya dan mengalihkan pandangannya dari wajah Kris. Sebaliknya Kris terus melihat kearah Chanyeol dan mengatakan. "Tiga, apa kita begitu dekat sampai kita harus menanggung penderitaan bersama-sama?"
Chanyeol menghela nafas,"Oh ya ampun. Kau benar-benar brengsek."
Kris menegakkan tubuhnya kembali, "Benar. Dengarkan perkataanku itu baik-baik." Kemudian benar-benar berjalan meninggalkan Chanyeol.
"Dasar brengsek.." Teriak Chanyeol.
.
Chanyeol berjalan kearah aula basket sambil menghentak-hentakkan kakinya, "Aku tidak mencium Park Chanyeol. Ciuman itu tidak nyata. Kenapa dia tidak mengatakn itu.? Dasar Cabul." Chanyeol kesal mengingat percakapannya tadi dengan Kris.
Chanyeol berhenti didepan pintu aula dengan wajah cemberut dan melihat temannya sedang berlatih tanding basket, "Aku harus meminta Luhan untuk melemparnya dengan bola basket." Kemudian Chanyeol berjalan masuk kadalam aula dengan wajah sedih, "Luhaaannnnn.." Chanyeol merengek memanggil nama Luhan.
Tapi, suasana didalam aula sangat berisik akibat teriakan para siswi yang mendukung Luhan.
"Ya, Xi Luhan! Kami mencintaimu, Xi Luhan Xi Luhan Xi Luhan..!" Begitulah teriakan para Siswi yang mengidolakn Luhan.
Chanyeol memilih menonton Luhan dipojokan aula daripada ikut berteriak dengan fans-fans Luhan. Chanyeol berbeda dia bukan fans dari Luhan.
Chanyeol hanya tersenyum melihat para fans itu berteriak saat melihat Luhan mencetak angka, meskipun hanya pertandingan latihan antar tim mereka tetap datang mendukung Luhan.
Chanyeol juga ikut bertepuk tangan saat Luhan mencetak angka.
"Luhan, Blok dia. Cepat!" perintah anggota tim Luhan.
Namun Luhan hanya mengikutinya, tapi dia tidak memblok lawannya sehingga lawannya berhasil lolos dan mencetak angka. Dan dengan itu pertandingan selesai dan tim Luhan kalah.
"Luhan. Apa itu permainan?" kata teman setim Luhan.
"Kenapa kau harus bermain basket?" Tanya teman yang lain.
"Karena aku menyukainya." Jawab Luhan polos.
"Kalau begitu tahan tembakannya!"
"Aku tidak ingin." Jawab Luhan lagi masih dengan polosnya.
"Ya ampun… idiot." Kata teman Luhan emosi.
Chanyeol yang saat itu berjalan kearah Luhan mendengar apa yang dikatakan oleh teman satu tim Luhan.
"Kau mengatakan temanku seperti itu?" Tanya Chanyeol pada dua orang teman Luhan.
"Apa?" Bentak teman Luhan.
Chanyeol tiba-tiba merasa gugup dan beralih kearah Luhan, "Dan kenapa kau mau saja dibilang seperti itu, hmm?"
Chanyeol tersenyum kearah dua teman Luhan yang memiliki postur tinggi dan terlihat menakutkan.
"Diam dan keluar dari sini." Kata teman Luhan pada Chanyeol. Kemudian beralih lagi pada Luhan, "Luhan. Ini peringatan terakhir. Jika kau tidak bermain dengan benar, keluar."
"Aku bermain dengan benar. Aku punya 15 dari 30 poin yang mencetak gol." Jawab Luhan.
"Hey…" bentak Temannya.
Tapi Luhan terus melanjutkan perkataannya, "Dan semua yang kau lakukan hanya mengaturku. Jika aku tidak pernah dicegat karena kalian, kita akan menang. Aku bekerja sangat keras juga."
Chanyeol yang mendengar perkataan Luhan tersenyum menang dan menatap sinis kepada dua teman Luhan.
"Bocah kecil ini…" teman Luhan yang mulai emosi siap mengejar Luhan.
Tapi Chanyeol menghalang mereka berdua dan membiarkan Luhan bersembunyi dibelakangnya.
"Hey hey! Tunggu! Aku seorang gadis! Hey!" Teriak Chanyeol saat dua teman Luhan berusaha menyingkirkannya.
"Oh tidaaaakkkk…" Teriak Chanyeol saat mereka terus menyerangnya.
Skip Time…
Terlihat Chanyeol sedang tidur ditengah lapangan basket dengan Luhan bermain solo disekitarnya.
"Ada apa denganmu, huh?" Chanyeol bertanya pada Luhan sambil duduk. "Apa masuk akal kalau seorang pria dengan cacat fisik bermain basket? Apa kau ingin terus bermain dengan orang-orang yang membencimu? Apa yang begitu baik tentang basket?" Tanya Chanyeol bertubi-tubi.
"Apa aku sangat menyukai basket? Ya, aku sangat menyukainya." Jawab Luhan sambil terus melempar bola pada ring.
"Yaaa benar. Apa yang kau lakukan jika kau menyukainya." Gerutu Chanyeol.
Chanyeol cemberut kemudian menggeser duduknya kearah Luhan berdiri, sambil menarik-narik celana basket Luhan. "Luhan. Kenapa aku harus datang kesekolah ini?" sambil terus memainkan celana Luhan.
"Aku datang karena kau datang." Jawab Luhan.
Chanyeol menghela nafas mendengar jawaban Luhan, "Apa kau pikir, aku benar-benar bisa bertahan di sekolah ini ?" Chanyeol bertanya dengan wajah yang sangat memelas. "Ugh,, aku sangat frustasi!"
Chanyeol menundukkan kepalanya, tapi tangannya yang berada dipunggung memberi isyarat pada Luhan seperti meminta sesuatu.
Luhan yang melihat itu menghentikan permainannya, kemudian duduk dan mengambil susu strawberry didalam tasnya dan meletakkan di tangan Chanyeol.
Chanyeol langsung mengangkat kepalanya sambil tersenyum setelah mendapat susu strawberry dari Luhan.
"Cheers.." Teriak Chanyeol sambil mengangkat susu strawberrynya.
"Cheers…" kata Luhan.
Setelah itu mereka duduk berdua di tengah lapangan basket sambil menikmati susu masing-masing, sambil melupakan sedikit tentang masalah yang mereka hadapi.
Tiba-tiba terdengar bunyi dering ponsel dari dalam tas Chanyeol.
Setelah mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelepon, Chanyeol melempar ponselnya.
Luhan mengambil ponsel tersebut dan melihat siapa yang menelepon Chanyeol, "Bukankah ini ibumu?"
"Jika kau mengangkatnya, kau mati" Ancam Chanyeol pada Luhan. "Itu mungkin dia mendapat kabar kalau aku mendapatkan poin hukuman. Ah terserahlah.." Chanyeol merasa kesal lagi.
.
Terlihat wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan muda untuk wanita seusianya berjalan mondar mandir di dalam restaurant kecilnya sambil memegang ponsel didekat telinganya. Raut wajah wanita itu terlihat sangat kesal karena sang putri tidak mau mengangkat telfon darinya. Ya, wanita itu adalah Park Jaejoong, ibu dari Park Chanyeol.
Jaejoong meletakkan ponselnya diatas meja dengan emosi, "Anak ini, jika kau tidak bisa belajar, setidaknya tidak terlibat dalam masalah. Kau mendapatkan poin hukuman dan sekarang kau bahkan tidak mau menjawab telfonku?"
Jaejoong menghela nafas, pusing memikirkan tingkah putrinya. Kemudian dia berbalik pada pria yang duduk di belakangnya dan bertanya, "Apa dia mengangkat panggilan darimu?"
Pria itu melihat ponselnya sebentar kemudian kembali lagi melihat kearah laptopnya. Ya pria yang sedang bersama dengan Ibu Chanyeol ini adalah Wu Yunho, Ayah dari Kris Wu.
Jaejoong yang melihat itu hanya tersenyum, kemudian berjalan kearah dapur untuk membuatkan pria tersebut pasta.
Skip Time..
Jaejoong berjalan keluar dari arah dapur sambil membawa dua piring berisi pasta dan meletakkannya di meja Yunho.
"Aku lapar. Sudah berapa lama, saat kita makan bersama?" Kata Jaejoong sambil duduk disebelah Yunho.
"Jangan dimakan" Cegah Yunho saat melihat Jaejoong akan memakan pastanya.
"Kenapa?" Jaejoong melihat kearah Yunho, "Kau takut kalau aku meminta membayar makananku? Kau begitu pelit"
"Kenapa kau harus makan dua kali?" Tanya Yunho. "Aku Pikir kau sudah makan"
Jaejoong terdiam, kenapa dia bisa tahu pikirnya. Kemudian melihat kearah pelayannya, "Anak ini, aku akan memecatmu." Kata Jaejoong pada pelayannya karena sudah memberitahu Yunho.
"Apa dia jenis orang yang seperti ini?" Jaejoong mengatakan sambil melihat kearah pelayannya yang berjalan kearah Dapur.
Jaejoong kembali melihat Yunho, "Aku tidak ingin melihatmu makan sendirian"
"Apa ada wanita yang begitu transparan? Kau tidak memiliki kepercayaan diri." Yunho tersenyum kearah Jaejoong.
"Lihatlah. Aku begitu sesuatu, mengerti?" Jaejoong berkata sambil menyibakkan rambutnya. "Aku sudah berkeliling sekitar blok. Hanya saja aku tidak ingin menunjukkan sisi diriku kepadamu. Kenapa, apa aku tampak kesepian?"
Yunho hanya tersenyum melihat Jaejoong, kemudian memakan pastanya.
Jaejoong terus menatap Yunho yang sedang makan dengan tatapan lembut.
Yunho yang menyadari kemudian berhenti makan dan balik melihat Jaejoong, "Apa yang kau tatap? Apa kau baru pertama kali melihat orang makan?"
"Aku berharap putriku bertemu orang sepertimu" Jaejoong mengatakan sambil tersenyum kearah Yunho.
-oOo-
"Jika aku bertemu dengannya, dia akan mati." Chanyeol sedang berjalan bersama dengan Baekhyun menaiki tangga menuju ruang kelasnya sambil bercerita tentang orang yang mengambil fotonya dan Kris. "Semua yang harus dia lakukan adalah menyelesaikan aku menangkapnya, dia akan mati."
Baekhyun tertawa mendengar cerita dari Chanyeol. "Apa sebenarnya yang akan kau lakukan?"
"Dia melakukan ini dengan sengaja! Siapa yang berani melaporkan kalau kita berciuman?" Kata Chanyeol.
"Ya benar. Siapa ya ?" Kata Baekhyun.
Tiba-tiba ponsel Chanyeol berbunyi, Chanyeol meihat ada pesan masuk dari Kyungsoo yang berbunyui, "Eonni, ruangan kita sedang dikosongkan."
"Sialan.." Teriak Chanyeol kemudian berlari meninggalkan Baekhyun menuju ke ruangan Real King.
"Chanyeol…" Baekhyun memanggil Chanyeol tapi Chanyeol tidak mendengar.
Baekhyun berhenti berjalan, seketika raut wajah Baekhyun berubah dari yang tadi lembut berubah menjadi sinis.
Baekhyun melihat ke dalam ponselnya, disana terdapat foto Kris dan Chanyeol, juga pesan yang dikirim ke Pak Donghae. Kemudian Baekhyun menghapus foto dan pesan tersebut dari ponselnya. Ternyata yang mengambil foto Chanyeol dan Kris, lalu mengirimnya ke Guru adalah Baekhyun.
.
Seluruh barang yang berada diruangan Real King mulai dikeluarkan. Jongin, Kyungsoo, Lay, Tao, dan Sulli mencoba menghentikan petugas untuk membawa barang-barang mereka tapi tidak berhasil. Mereka malah diusir dan dibentak oleh petugas.
Chanyeol yang baru datang langsung berteriak memohon saat melihat barang-barang Real King sudah berada diluar ruangan, "Anda tidak bisa! Kenapa kau mengambil ini keluar? Kenapa?"
"Sekolah menyuruh kita untuk mengeluarkannya. Minggir." Bentak petugas yang mengangkut barang.
Tim Baek Ho yang melihat itu hanya tersenyum dan menonton penderitaan tim Real King.
"Tidak, jangan ini.." Teriak mereka bersama-sama saat melihat petugas membawa radio mereka.
"Kumohon jangan." Kata Chanyeol menahan air matanya.
Flashback
Chanyeol sedang duduk didalam ruangan Real King dengan 4 sunbaenya.
"Aku tidak ingin apa-apa lagi. Silahkan, gunakan ruang ini sesukamu." Ucap salah satu dari sunbae kepada Chanyeol.
"Kami diperlakukan seperti sampah oleh sekolah tapi kami sangat bahagia disini." Kata satu-satunya wanita diantara para sunbae dan memberikan kunci kepada Chanyeol.
Chanyeol dengan senang hati menerimanya, "Sunbae, jangan khawatir. Aku akan melindungi Real King, pasti!" Kata Chanyeol mantap.
Flashback End
Chanyeol mengingat janjinya kepada para sunbaenya dan itu membuat Chanyeol semakin ingin menangis.
Saat melihat para petugas kembali lagi, Chanyeol merentangkan tangannya untuk menghalangi, "Jangan, jangan… Anda tidak bisa mengambil ini. Anda tidak tahu apa artinya tempat ini untuk kita.!" Chanyeol terus memohon. "Kumohon, jangan..!"
"Minggir dari jalan." Petugas mendorong Chanyeol agar tidak menghalangi.
"Apa yang kamu lakukan?" Teriak sang Kepala Sekolah saat melihat keributan di depan ruangan Real King.
Chanyeol kemudian menghampiri Kepala Sekolah Soyoung, "Aku tidak akan menimbulkan masalah lagi. Kami akan terus tenang, jadi tidak bisa anda membiarkan kami pergi, sekali ini saja?" Chanyeol memohon kepada sang Kepala Sekolah.
Chanyeol menarik nafas mencoba menahan airmata yang siap jatuh kapan saja dari matanya, kemudian melanjutkan perkataannya. "Kita tidak bisa hidup tanpa ini. Kami tidak bisa bernafas tanpa ini."
Kris yang masih berada disana melihat kearah Chanyeol yang terus memohon kepada kepala sekolah Soyoung.
"Apa kalian pikir kalau sekolah ini menyesakkan kalian?" Tanya sang kepala sekolah pada anggota Real King.
Chanyeol dan teman-temannya hanya diam.
"Yah, itu bisa terjadi untuk anak-anak seperti kalian. Bagaimana kalau kalian transfer keluar. Mungkin sekolah lain jauh lebih cocok dengan kalian."
Setelah itu Kepala Sekolah Soyoung pergi meninggalkan Chanyeol dan teman-temannya.
.
Sekarang semua anggota Real king merenung di depan sekolah.
"Aku minta maaf, Chanyeol" Jongin akhirnya angkat bicara.
"Aku tidak ingin hidup sebagai orang rendahan di sekolah ini lagi." Lay mengatakan dengan raut wajah menyesal.
"Ya. Kita akan segera tahun ketiga. Kita harus bercita-cita menuju perguruan tinggi, seperti orang lain" Tao juga mengungkapkan pendapatnya.
"Hufh,, kalau saja mereka tidak menghubungi orang tua kita…" Keluh Sulli.
"Ugh.. molla molla molla." Rengek Kyungsoo. "Eonni saatnya kita menyerah. Real King sudah pergi sekarang."
"Chanyeol. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Jongin karena Chanyeol terus menundukkan kepalanya.
Chanyeol bereusaha untuk tegar dan tersenyum, "Tentu saja, aku baik-baik saja." Katanya dengan semangat namun terlihat terpaksa. "Pemikiran yang benar. Ayo kita belajar sampai pantat kita lelah sekarang seperti orang lain."
Kyungsoo dan Jongin menghela nafas mendegarnya, sedangkan Lay, Tao dan Sulli hanya menundukkan kepalanya.
.
.
.
.
.
TBC…
.
.
.
Halloo… apakah ada yang tahu drama korea ini ? pasti tahu donk..hehehe
Karena aku sedang tergila-gila dengan drama ini jadi aku mengubahnya dalam FF dengan pasangaan favorit aku, KRISYEOL. Bagaimana? Kalian suka?
Kalau kalian ingin mengetahui bagaimana nasib Real King, bagaimana sifat baekhyun yang sebenarnya, apa hubungan orang tua Chanyeol dan Kris dan tentu saja hubungan pemain utama kita krisyeol?
Please comment n review, biar aku tahu FF ini mau lanjut atau tidak. Okey, terima kasih ^^
.
Oh, ada yang lihat MAMA malam ini. Itu sangat luar biasa..
Congrats oppadeul ^^
EXO AWARDS
BEST ASIAN STYLE
GLOBAL FANS CHOICE
BEST MALE GROUP
ALBUM OF THE YEAR (untuk ke 3 kalinya, yeeaayyy \^_^/ )
#MAMA2015
.
Dan moment yang paling aku suka adalah ketika Seungri oppa duduk di pangkuan Sehun. OMO, aku hanya bisa berteriak melihat itu. Bagaimana menurut kalian ?
.
Maaf terlalu banyak bicara, aku terlalu semangat…hehehe
Sekali lagi aku menunggu review dan Comment kalian.. bye bye ^^
