Naruto © Masashi Kishimoto
Life © Hiwatari Nana
-Don't like, don't read and review^^-
...Aku hanyalah orang yang tidak selalu berhasil. Kalian sama sepertiku. Mungkin karena kesamaan itulah kita terikat...
.
.
Gagal. Gagal untuk sekian kalinya. Mungkin aku adalah orang yang idiot. Tapi aku tahu caranya melakukan kagebushin. Aku tahu. Tapi kenapa selalu tidak bisa? Semua mentertawakan aku tapi entah kenapa aku merasa senang. Senang karena diperhatikan―meskipun dengan cara yang tidak lazim seperti biasanya. Dan yang aku tak bisa mengerti, kenapa dia begitu pintarnya? Semua selalu memperhatikannya―berbeda denganku. Aku... aku akan berusaha lebih keras lagi agar menjadi hokage!
.
.
Hah~ Gagal. Aku gagal lagi. Jurus itu sangat mudah―bahkan kakakku saja bisa waktu berumur enam tahun. Ini tidak adil. Semua hanya memperhatikan kakakku saja. Tapi, aku akan berusaha dan akan memperlihatkan bahwa aku bisa lebih hebat dari kakakku!
.
.
Gagal. Aku gagal—menjaga guru tersayangku. Dia harus mati ditangan Si Zombie Busuk dan Si Renternir Tua itu! Kenapa waktu itu aku tak bisa menyelamatkannya? Ya—betul! Aku harus membalas dendam kepada dua setan Akatsuki itu! Aku harus bisa!
.
.
Gagal. Aku gagal. Gagal menjaga Dan. Gagal menjadi seorang kakak bagi Nawaki. Diriku yang sudah tua ini tak berguna. Semua yang ada padaku mulai perlahan pergi—termasuk sahabatku, Jiraiya. Tapi aku, aku yang terpuruk ini harus tetap menjaga Konoha.
.
.
Gagal. Aku gagal didepan Uchiha itu. Seni-ku tidak berdaya dihadapan matanya. Yah, hidupku hanya untuk seni. Tak lebih. Akan kubuat seni yang maha dahsyat dan akan kutunjukkan kepadanya bahwa akulah seniman sejati.
.
.
Gagal. Hah~ Bukan mauku untuk gagal. Bahkan aku tidak mau gagal―gagal melindungi temanku. Obito, dengan mata―mata pemberianmu ini, aku akan menjadi shinobi yang hebat. Mataku adalah matamu, Obito. Aku akan terus menjaga pemberian terakhirmu ini.
.
.
Gagal. Aku gagal menghentikan Orochimaru, temanku. Aku yang bodoh dan berpikiran pendek ini melepaskan saja temanku itu untuk pergi. Pergi mencari kekuatan yang tidak nyata. Tapi, aku harap, janganlah Naruto sepertiku.
.
.
Gagal. Aku... aku selalu berusaha tersenyum. Tersenyum pada siapapun. Tersenyum dalam keadaan apapun. Tersenyum walau hati tak tersenyum. Kenapa aku begini? Aku selalu gagal membahagiakan orang lain meskipun aku sudah tersenyum. Tapi aku akan tersenyum terus hingga seseorang membalas senyumku dengan tulus.
.
.
...Gagal. Begitu mudah mengatakannya. Tapi begitu berat bila dirasakan. Apa kalian tahu bagaimana rasa kegagalan itu? Kecewa? Sakit? Marah? Atau yang lainnya? Tak usah khawatir. Jika kau gagal, berarti ada kesempatan lagi untuk kau memperbaiki kegagalanmu itu.
Ayo lebih semangat. Ayo lebih berpikiran dewasa. Ayo lebih bisa belajar menjadi lebih baik lagi. Ayo lebih giat lagi menggapai tujuan. Ayo lebih bersuka cita. Meskipun gagal, tetaplah percaya bahwa itu awal dari perjuanganmu. Perjuanganmu yang lebih berat dari yang sebelumnya...
~...Fin....~
A/N:
Merry Christmas! Semoga diberkati oleh Tuhan Yesus...
Nah, fic ini adalah ulah ke-autis-an Nana. Haha... Beginilah bila terjadi writer block *dibantai*
Maaf jika ada typo dan ada beberapa—Nana rasa banyak—kata yang kurang efektif, tidak nyambung, dan aneh—sama seperti otak Nana.
I love you, all^^d *peyuk-peyuk*
R n R?
-
日渡ナナ
~Nana-chan
