Ini Sequel "Don't Say Good Bye"

Karena agak panjang, saya jadiin 4 chapter..n kalau yg respon banyak, saya akan usahain post lanjutannya tiap hari,hehee...

Title : For U It's Separation, To Me It's Waiting

Writer : Nickey Jung Rae Suk

Rating : K

Cast : YunJae, YooSu, Changmin, Kim Soo Eun, Kwon Boa, etc.

Genre : YAOI, Frendship, Romance, Hurt (?)

Disclaimer : YunHo MILIK JaeJoong, JaeJoong MILIK YunHo, Cerita ini ASLI MILIK saya.

Lenght : 1 of 4

Warning : YAOI, BOY x BOY, Boys Love, Typo(s), Ide pasaran, No Majas, EYD kacau, Judul ga sesuai dg cerita, No Majas, alur lambat-kadang cepet(?), TIDAK SUKA JANGAN BACA, NO BASH.

Np : For you its Separation To Me its Waiting~ Jung Jaejoong

.

.

Chapter 1

~Flashback~

Disuatu Malam...

"Chagiya~ ternyata kau di sini eoh?" Teriak Yunho saat melihat tiga orang preman hendak membuka paksa pakaian seorang yeoja.(menurut Yunho). Yeoja itu terlihat berontak dengan wajah yang dicengkram kuat salah satu preman itu.

Dengan sedikit tergesa Yunho menghampiri mereka. Sebenarnya ia tak ingin ikut campur, kalau saja preman-preman itu hanya memalak yeoja cantik itu, tapi melihat mereka hendak berbuat lebih, naluri pahlawan(?)nya bangkit, hingga ia terpaksa berakting seolah yeoja itu adalah pacar yang tengah dicarinya.

"Ck, mengganggu saja!" Preman-preman itu terlihat kesal karena kesenangan mereka terganggu.

"Yya! Kau jangan ikut campur anak muda! Sebaiknya kau pergi sebelum kau mendapatkan hadiah dari kami!" teriak salah satu preman berambut gondrong.

"Aku akan pergi, tapi dia juga harus pergi..."

"Mwo?"

"Dia kekasihku, jadi dia juga harus ikut pulang bersamaku... Apa kalian tahu? Dari tadi aku mencarinya, tapi ternyata dia di sini bersama kalian... Hahh... Terimakasih ahjussi kalian sudah membantu menemukan kekasihku.."

"Mwo?/ Mwo?" Ucapan Yunho sukses membuat ketiga preman itu melongo. Hey! Mereka di sini untuk merampok, bukan untuk mencari orang hilang.

Yunho menghampiri mereka yang masih termangu seolah terhipnotis oleh kata-katanya. Ia menarik lengan Yeoja itu. "Mianhae baby, aku sungguh menyesal. Aku janji tak akan pernah membuatmu kecewa lagi." Yunho mengelus pelan pipi yeoja itu. Namun yeoja cantik itu hanya mengerjapkan mata bulatnya berkali-kali tak mengerti. 'Hao ke ai yo..' batin Yunho. Tapi seketika ia tersadar.

"Sekali lagi aku ucapkan terimakasih ahjussi.. Kkajja baby..." Yunho menarik tangan yeoja itu pergi, sedangkan ketiga preman itu masih berdiri termangu menatap kepergian dua sejoli itu.

PLAKK!

"Ppabo! Kenapa kau membiarkan mereka pergi eoh?" ujar ketua preman itu memukul kepala salah satu anak buahnya.

"Aku hanya kasihan, namja muda itu terlihat sangat lelah, mungkin dia bekerja keras untuk menemukan kekasihnya.. Dan apa hyung tidak lihat? Pemandangan tadi sungguh romantis..." sahut namja yang tadi dipukul sang ketua itu dengan ekspresi bodoh.

"Sudahlah Hyung, yang penting kita sudah mendapatkan dompet namja cantik itu." Preman bertato yang satunya menunjukan sebuah dompet berbentuk kepala gajah di tanganya.

"Benar juga.. Tapi.. Sayang sekali dia lolos, dia namja tapi wajahnya sangat cantik dan kulit wajahnya juga sangat halus..." gumam ketua preman itu mengusap-usap tangannya dan mengendusnya. "Wangi... Aish...sudahlah, yang pasti malam ini kita harus berpesta. Lihat uangnya sangat banyak.. Hahahaha..."

"Hahahaha...!"

Sementara itu Yunho terus berlari menjauh dari tempat preman-preman tadi, tangannya masih menggenggam tangan halus sosok cantik yang dikiranya yeoja itu.

"Hah..hah.. Jogiyo... Bisakah kita berhentih..aku..capek..hah.."

Yunho menghentikan langkahnya, sedikit tak rela ia melepaskan genggaman tangannya. "Maaf..aku hanya takut mereka mengejar kita.." ucapnya sedikit terengah.

"Gwaenchana..hah..Jeongmal..jeongmal Gamsahamnida...aku tak tahu jika kau tak datang.. Gamsahamnida.." sosok cantik itu membungkukan badannya berkali-kali.

"Cheonma, kalau begitu aku pergi... Lain kali jangan pergi ke tempat sepi sendirian, lagi pula tak baik seorang yeoja masih berkeliaran jam segini.." ucap Yunho tersenyum. "Galkhae.."

"Chakkamannyeo..."

Yunho kembali membalikan badannya saat ujung kemejanya ditarik.

"Ige...aku tak tahu harus memberimu apa, dompetku diambil mereka..."

"Ige mwoya?" Yunho mengambil sebuah anting rosario yang dihiasi berlian. Sangat indah. "Aku tak membutuhkannya, aku ikhlas menolongmu.." tolaknya. Tapi dengan cepat tangan 'yeoja' itu menolak antingnya dikembalikan.

"Ambil saja, aku juga ikhlas memberimu.. Anggap saja itu ungkapan rasa terimakasihku.." ucap sosok cantik itu tersenyum.

"Geundae.."

"Jebal..."

"Hahh.. Baiklah.. Terimakasih.." Mau tidak mau Yunho menerima anting itu. Kemudian ia pergi meninggalkan sosok cantik yang masih berdiri itu.

"Aku jatuh cinta..." Gumam sosok cantik itu tersenyum.

.

.

.

~*YunJae Is Real*~

"Nuguseyo?" Yunho memicingkan matanya ketika seorang yeoja- ani, seorang namja menjegatnya saat ia berjalan di koridor sekolahnya.

"Kau tidak ingat aku? Seminggu yang lalu kau pernah menolongku.. Ah, Kim Jaejoong.." ujar namja itu mengulurkan tangannya memperkenalkan diri.

"Aku tidak ingat." acuh Yunho. Ia tak menghiraukan uluran tangan Jaejoong dan melewatinya begitu saja.

Jaejoong tercekat. 'Sombong sekali namja ini' pikirnya.

"Kau sungguh tak ingat aku? Aku orang yang kau tolong waktu itu dari perampokan. Kau datang dan mengaku sebagai kekasihku sampai perampok itu melepaskanku, apa kau tak ingat?" Jaejoong terus berbicara sambil mengikuti langkah Yunho. "Ah! Anting itu. Apa kau masìh menyimpannya? Aku mempunyai sebelahnya.." serunya lagi. Dan ucapannya itu berhasil menghentikan langkah Yunho.

Yunho memicingkan matanya memperhatikan Jaejoong dari atas sampai bawah. "Kau namja aniya?"

Jaejoong menganggukan kepalanya beberapa kali sebagai jawaban."Aku tak pernah menolongmu, yang aku tolong dulu seorang yeoja."

"Aigoo...jadi dulu kau mengiraku seorang yeoja eoh? Apa aku secantik itu?" tanya Jaejoong narsis. Dan ucapannya itu sukses membuat Yunho bergidik.

"Aku memang cantik, sampai orang-orang sering menyangka jika aku ini yeoja, hihihi.." Jaejoong terkikik, sepertinya penyakit narsisnya mulai kambuh.

Yunho yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya. "Aneh." ucapnya lalu kembali berjalan meninggalkan Jaejoong yang masih tertawa seraya menutup mulut dengan tangannya.

"Yya! Jung Yunnie... Gidariyeo... Mulai saat ini kau menjadi kekasihku, ok!?"

Dan sejak saat itu Jaejoong selalu berkeliaran di sekitar Yunho. Di mana ada Yunho di situ pasti ada Jaejoong.

Saat itu juga Jaejoong mulai mengenal dan berteman akrab dengan sahabat-sahabat Yunho yaitu Changmin, Yoochun, Junsu dan Boa. Mereka senang dengan kedatangan Jaejoong yang seperti membawa warna baru dalam persahabatan mereka, kendati demikian tak ada yang tahu siapa sebenarnya Kim Jaejoong itu.

Sebenarnya Jaejoong adalah putra bungsu keluarga Kim.

Kim Ah In ayah Jaejoong termasuk salah satu pengusaha terkaya di Korea Selatan, Perusahaan yang bergerak dibidang Kesehatan itu sangat maju pesat. Beberapa Pabrik Obat dan Rumah Sakit berstandar internasional serta Apotek tersebar hampir di seluruh Hanguk. Bahkan beberapa cabang rumah sakit "Kim's International Hospital" sudah dibangun di Jepang, Hongkong, Singapore, Taiwan dan Indonesia, serta di Negara-negara Eropa seperti Jerman, Belanda dan Italy.

Kim Ah In sendiri memilih menetap di Italy bersama istrinya Kim Joong Ki, sedangkan putra sulung mereka meneruskan sekolah kedokterannya di Jerman. Dan karena itu lah Jaejoong selalu merasa kesepian. Kemewahan yang ia dapat seolah tak berarti.

Banyak maid yang tinggal dirumahnya memang, tapi tetap saja tak membuat Jaejoong bahagia, yang ia inginkan yaitu bisa berkumpul bersama keluarganya.

Hingga pada suatu malam. Jaejoong hendak kabur dari rumahnya.

Setelah semua maid-nya tertidur, Jaejoong diam-diam keluar menaiki tembok pembatas di samping rumahnya. Ia sengaja tidak lewat depan karena beberapa security masih terjaga di sana.

Setelah berhasil, Jaejoong berlari secepat mungkin meninggalkan rumah mewah itu. Hanya tas sekolah yang berisi beberapa helai pakaian ganti yang ia bawa. Tak lupa dompet kesayangan berbentuk kepala gajah itu juga dibawanya.

Tapi sungguh malang nasibnya, saat melewati jalan sepi ia dicegat tiga orang preman berbadan kekar, dan tas yang dibawanya pun dirampas, begitu juga dengan dompetnya. Mungkin Jaejoong tak akan merasa begitu takut jika saja preman-preman itu hanya mengambil barangnya. Tapi Jaejoong merasa sangat ketakutan saat ketiga preman itu meraba-raba tubuhnya dan hendak membuka bajunya.

Jaejoong memejamkan matanya, ia berdo'a dalam hati. Jika ada orang yang menolongnya ia berjanji akan menjadikan orang itu belahan jiwanya, tak peduli siapapun itu. Otaknya sudah tidak bisa berpikir logis, ia sudah tidak memikirkan bagaimana jika orang yang menolongnya nanti seorang ahjussi yang sudah tua? Atau mungkin seekor anjing seperti kisah dayang Sumbi? Jaejoong tak peduli. Tapi sepertinya Tuhan sangat menyayanginya, karena orang yang menolongnya kala itu adalah seorang pangeran yang sangat sangat tampan.

Dan mulai saat itu Jaejoong mencari tahu identitas pangeran penolongnya itu. Hingga ia tahu namja tampan itu bernama Jung Yunho. Seorang pemuda sederhana yang hanya hidup bersama ibunya di lingkungan yang cukup kumuh. Namja tampan itu juga bersekolah di ShinKi Senior High Shcool karena beasiswa yang didapatnya. Ia juga bekerja part time di sebuah restoran sebagai pengantar makanan. Dan ia mempunyai empat orang sahabat dekat.

Setelah mendapatkan datanya, Jaejoong memutuskan untuk pindah ke SMU ShinKi, dan kegilaannya pada Yunho membuat ia memutuskan untuk tinggal di rumah namja tampan itu, walaupun rumah Yunho sangat tidak layak huni (menurutnya), tapi ia rela demi bisa dekat dengan sang pujaan hati. Dan beruntung, Ibu Yunho juga mengijinkannya, dan masalah orangtuanya, tentu saja Jaejoong tak memberitahu mereka-bumonim Jaejoong- dan ia percaya para maid-nya bisa menjaga rahasia.

Bukan karena sumpahnya, tapi Jaejoong melakukannya karena ia sudah jatuh cinta pada namja tampan bermata musang itu. Dan well... Apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan cintanya.

Flashback End

.

.

.

~*YunJae Is Real*~

Sosok tampan itu berjalan sedikit gontai, lebih tepatnya lelah. Padahal ia sudah bukan lagi karyawan biasa yang menjadi pengantar makanan di restoran itu. Tapi demi menjaga imej-nya ia rela melakukan lembur, bukankah sudah seharusnya seorang atasan memberikan contoh yang baik pada bawahannya?

Jung Yunho sekarang sudah menjadi Manager di Zion Restoran, karena selama 3 tahun lebih ia bekerja di sana dan tak ada catatan buruk tentangnya, jadi dua bulan lalu dirinya di angkat menjadi seorang Manager.

Yunho juga sudah menyelesaikan study Strata satunya dalam waktu tiga tahun, kemampuannya yang di atas rata-rata itu membuat ia bisa menyelesaikan pendidikannya lebih cepat, dan tentu saja kehidupan materinya menjadi lebih baik sekarang.

"Aku pulang!" ujarnya sembari masuk ke dalam rumah kecilnya. Kendati ia sudah mempunyai uang yang cukup, tapi ia tak mau pindah dari rumah kecil itu. Karena baginya, rumah kecil itu menyimpan sejuta kenangan. Dan terlebih rumah kecil itu adalah satu-satunya kenangan yang ditinggalkan Jaejoong. Yeah, ternyata tanpa sepengetahuannya dulu, Jaejoong membeli rumah itu, hingga Yunho dan ibunya dulu tak harus menyewa lagi.

Hening.

Tak ada yang menyahut. Yunho lupa jika sekarang ia tinggal sendiri. Ia tersenyum getir.

Dihampirinya sebuah foto yang tergantung di dinding dekat pintu geser kamarnya.

"Eommoni... Apa kau merindukanku?" ucapnya berbicara pada foto itu. Ia menatap foto itu lama.

"Nan... Eommoni bogoshippeo.." Lanjutnya dengan suara bergetar menahan tangis. Dengan cepat diusapnya air yang menggenang di pelupuk matanya. Dan sebelum kesedihannya bertambah, ia memutuskan untuk mandi, lalu pergi tidur, karena besok ia harus pergi lagi bekerja.

Setelah selesai mandi, Yunho merebahkan tubuh lelahnya di atas futon yang selama ini menjadi tempat tidurnya.

Dan seperti biasa, sebelum tidur ia selalu mengenang kembali masa lalunya, masa lalu yang selalu disesalinya. Kata 'andai saja' selalu berputar di otaknya.

Kini ia hidup sendiri. Sudah satu tahun Ibunya, wanita yang ia hormati dan paling ia cintai itu pergi untuk selamanya.

Yunho tak pernah tahu jika ibunya mengidap penyakit Kanker hati. Ia juga tak pernah melihat ibunya mengeluh sakit, ibunya selalu terlihat baik-baik saja. Tapi ternyata, saat ibunya tiba-tiba jatuh pingsan, barulah Yunho tahu jika wanita yang sudah melahirkannya itu mengidap penyakit mematikan itu, bahkan penyakitnya sudah kronis.

Selama dua minggu Nyonya Jung pendapatkan perawatan di Rumah sakit, dan selama itu pula Yunho selalu menemaninya dan meminta Dokter memberikan perawatan yang terbaik untuk ibunya. Terkadang ke empat temannya selalu bergantian menjaga Nyonya Jung jika Yunho tengah bekerja. Merekapun sama, tak pernah menyangka jika wanita paruh baya yang mereka kenal energik itu ternyata mengidap penyakit parah.

Hingga tepat tiga minggu dirawat, nyawa Nyonya Jung tak bisa diselamatkan. Dokter bilang selama sakit Nyonya Jung tak pernah mengobatinya, jadi sel kanker itu cepat sekali menyebar. Mungkin faktor ekonomi yang menjadi alasan ia tak pernah memeriksakan penyakitnya dulu.

Jika mengingat hal itu Yunho merasa semakin bersalah, andai saja ibunya memberitahunya, mugkin ia akan bekerja lebih giat lagi asalkan penyakit ibunya bisa disembuhkan, walaupun kemungkinannya kecil.

Menghela nafas, Yunho mulai memejamkan matanya untuk tidur, tapi kata-kata ibunya di saat terakhir membuat ia membuka kembali mata musangnya.

["Apapun yang terjadi Kim Jaejoong harus menjadi milikmu, carilah dia..dan nikahi lah, karena Eommoni tak akan pernah merestuimu menikah selain dengan Jaejoong..."]

Mengingat itu hati Yunho kembali terasa sakit. Sudah tiga tahun lebih Jaejoong pergi meninggalkannya, tak ada kabar dari namja cantik itu. Yunho memang mencarinya, tapi sampai sekarang ia tak pernah tahu keberadaan Jaejoong. Tapi Yunho tahu siapa Jaejoong sebenarnya.

Kenyataan itu sempat membuatnya pesimis. Jaejoong dan dirinya bak bumi dan langit, ia sempat berpikir Jaejoong sangat tidak pantas jika harus bersanding dengannya. Tapi atas dorongan semangat dari sahabat-sahabatnya juga pesan terakhir Ibunya, Yunho bertekad akan membuat Jaejoong kembali padanya, apapun yang terjadi.

Sepertinya semangat membara Jaejoong dulu, kini berpindah pada Yunho.

.

.

.

~*YunJae Is Real*~

Duk! Duk! Duk!

"Hyung buka pintunya! Ini aku Changmin!"

Yunho yang hendak pergi mandi mengurungkannya saat terdengar pintu rumahnya digedor.

Kriet

"Bisakah kau tidak berteriak Shim Changmin? Aku tidak tuli dan- kau mengetuk pintu pakai apa eoh?" sembur Yunho. Ia memeriksa pintunya yang mungkin rusak karena Changmin terlalu keras menggedornya. Sedikit 'lebay' memang.

Changmin yang melihatnya malah cengengesan. "Heheee... Mian hyung, aku terlalu bersemangat." Jawabnya innocent. Yunho hanya menghela nafas jengah.

"Ada apa? Aku baru pulang dan ingin mandi."

"Ada kabar bagus Hyung, makanya aku ke mari." Changmin masuk ke rumah dan langsung duduk di lantai kayu itu.

"Tentang?"

"Jaejoong Hyung."

Yunho yang hendak menuangkan air ke gelas menghentikan kegiatannya saat mendengar nama seseorang yang dirindukannya itu disebut.

"Tadi siang aku bertemu dengannya di sebuah cafe, awalnya aku ragu jika itu Jae Hyung, tapi dia menyapaku lebih dulu. Dia tak banyak berubah masih sama seperti dulu." ujar Changmin antusias. "Dia juga mengundang kita makan malam di rumahnya malam ini, aku sudah memberitahu YooSu Hyung dan Boa Nuna, mereka juga terlihat senang dan bilang sangat merindukan Jaejoong Hyung. Dan mereka juga akan datang, mungkin sebentar lagi mereka ke mari..." imbuhnya.

"Hyung! Yunho Hyung! Kau mendengarkan ku?" Changmin mengibaskan tangannya di depan wajah Yunho. "Kau melamun? Aishh.."

"Kau tidak berbohong 'kan?"

"Aigoo...untuk apa aku mengarang cerita?" rutuk Changmin kesal. Yunho hanya terdiam, ia memang senang mendengar Jaejoong telah kembali, tapi... Entah mengapa perasaannya menjadi tidak tenang.

"Aku tahu apa yang kau rasakan.. Tapi sebaiknya kau jangan menghindar. Bukankah Hyung memang berharap Jaejoong Hyung kembali?" Changmin berusaha memberi semangat pada Yunho. "Ingat pesan mendiang Jung Umma, Hyung..." imbuhya semangat.

Yunho tersenyum hangat. "Gomawo Changmin-ah..."

"Cheon, kalau begitu sekarang cepat bersiap! Sebentar lagi mereka pasti datang.." Dan benar saja tak lama kemudian terdengar suara berisik dari luar.

"Yunho-yah kau sudah siap brow?"
.

.

Di sinilah mereka sekarang, mobil mereka tepat berhenti di halaman rumah yang sangat megah. Sebenarnya rumah ini lebih pantas disebut istana. Lihat saja air mancur yang berada di tengah halaman itu! Sama seperti kolam pemancingan ikan yang suka didatangi oleh Yoochun dan Changmin.

"Kalian yakin ini rumahnya?" tanya Yunho yang menjadi pengemudi. Yoochun dan yang lainnya masih menganga menatap bangunan mewah di depannya.

"Yya!" hardik Yunho karena keempat temannya itu tak mempedulikannya.

"Sepertinya memang benar. Bukankah security tadi membiarkan kita masuk karena kita teman Kim Jaejoong?" sahut Boa yang lebih dulu sadar dari keterpanaannya.

"Aku tak menyangka jika Joongie sekaya ini?" Ucap Junsu kagum.

"Ne...pantas saja dia selalu membelikanku banyak makanan enak." timpal Changmin masih menatap kagum bangunan di depannya.

"Bisakah kita keluar? Akuh..se..sakk..." ucap Yoochun yang tubuhnya terhimpit tubuh Junsu dan Boa karena keduanya memojokan Yoochun demi melihat jelas bangunan mewah itu. Mereka memang duduk di belakang, Yoochun duduk di sisi kanan, Junsu di tengah dan Boa di kiri.

"Mianhae.. Aku terlalu kagum.." ucap Junsu manja, lantas namja imut itu mengecup pipi chubby kekasihnya itu sebagai pelengkap permohonan maafnya.

"Aishh bikin gerah saja.." Yunho keluar lebih dulu dari mobil Audi-nya diikuti Changmin dan Boa.

"Kita masuk sekarang.." ajak Changmin.

Dan kini mereka berlima sudah berdiri di depan pintu megah itu menunggu seseorang membukakan pintu.

Cklek

Pintu itu terbuka, dan sosok yang selama ini mereka rindukan itu sekarang tengah berdiri dihadapan mereka seraya tersenyum manis.

"Kalian datang?..."

Suara lembut yang sangat Yunho rindukan itu, akhirnya bisa kembali ia dengar.

"Joongie!" Junsu terlebih dulu menghambur ke pelukan Jaejoong hingga tubuh Jaejoong sedikit terhuyung.

"Mengapa kau pergi begitu lama?...Bogoshippeo.." ucap namja imut itu mendekap erat Jaejoong.

"Aigoo... Kau tidak berubah... Nado bogoshippeo Junsuie.." balas Jaejoong tersenyum, ia melepaskan pelukannya.

"Bogoshippeo Jae-yah.." Yoochun memeluk Jaejoong.

"Nado.." balas Jaejoong tersenyum..

"Karena tadi di cafe aku tak bisa memelukmu, jadi aku akan memelukmu sekarang." Changmin memeluk Jaejoong. Sedangkan Jaejoong hanya tertawa.

"Senang bisa bertemu denganmu kembali Jae-yah.." kini giliran Boa yang memeluk Jaejoong.

"Nado.. Akhirnya kita bisa bertemu lagi." balas Jaejong tak melepaskan senyumannya.

Kini giliran Yunho, tapi namja tampan itu tak bergeming, sedari tadi ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Yunho bingung apa yang harus dilakukannya? haruskah ia memeluk Jaejoong seperti yang lainnya?

"Kenapa kau diam saja? Apa kau tak merindukanku?" ucapan Jaejoong membuyarkan pikiran Yunho. Namja cantik itu menghampiri Yunho yang masih berdiri di luar.

GREPP

"Bogoshippeo, Yunnie..." lirih Jaejoong, ia mendekap tubuh manly Yunho, menghirup dalam-dalam aroma tubuh namja tampan itu.

Yunho menggerakan tangannya ragu, perlahan ia pun membalas dekapan Jaejoong erat, seakan ia tak ingin melepaskan tubuh Jaejoong. Dihirupnya aroma tubuh yang ia rindukan. "Na..do.." bisiknya memejamkan mata. Tiada kata yang mampu ia ungkapkan. Ia terlalu bahagia, akhirnya penantianya berujung manis.

Tapi benarkah?

Yoochun, Junsu, Changmin dan Boa merasa terharu. Akhirnya sahabatnya yang terpisah bisa dipertemukan kembali. Mereka turut bahagia.

"Kkajja kita masuk.." Ajak Jaejoong pada semuanya.

Changmin menatap takjub pemandangan indah di hadapannya dengan liur yang hampir menetes. Pasalnya di hadapannya tersaji berbagai macam makanan mewah yang sangat jarang ia rasakan, bahkan mungkin sebagian belum pernah ia rasakan. Beberapa kali ia menelan ludahnya, ingin rasanya ia langsung menerjang 'kekasih barunya' itu saat itu juga.

"Sebelumnya, aku ingin memperkenalkan seseorang pada kalian." ucap Jaejoong membuat Kelima kawannya itu mengerutkan kening.

"Soo Eun-ah..!" seru Jaejoong.

"Nde... Chakkamanyeo... Gaun ini membuatku tak nyaman..." seru seorang yeoja yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Yeoja cantik itu berjalan dengan anggun kendati perutnya besar. Ia menghampiri Jaejoong dan orang-orang yang diketahuinya sahabat Jaejoong itu.

"Annyeong hasseo... Maaf membuat kalian lama menunggu..." ucapnya ramah seraya membungkukan badannya.

"Ck! Menghadapi orang hamil memang harus sabar." decak Jaejoong. "Sudahlah... Yeorobun.. Perkenalkan ini Kim Soo Eun..." Ucap Jaejoong. "Dia... Istriku.."

"MWO?/ APA?/ WHAT?/ OMAIGATSON.."

"Ciyus? Miyapa? Enelan?" *plakplokk/abaikan* ^V^

.

.

.

.

.

.

TBC

Wkwkwk..geje pan?

YooSu dah lah, cm ini yg ada di otaku:D

YUNJAE IS REAL...!
Always Keep The Faith...^^