Our Precious Magnae

.

.

.

Cast: 13 Suju Members

.

Genre: Family, Brothership

.

Disclaimers: All of them belongs to God. This story is mine.

.

Warning: Typo(s), DLDR, No Copast, No Plagiarism

.

.

Mere semua bukan saudara kandung, tapi percayalah tidak ada yang lebih indah dibanding persaudaraan mereka dan percayalah tidak ada yang lebih berharga dibanding magnae mereka yang hanya ada satu-satunya di dunia.

.

.

.

Check it ot!

.

.

.

Chap 1

Hari itu, saat matahari sudah semakin meninggi dan semua orang sudah terbangun dari lelapnya malam, saat rumah-rumah harusnya mulai terdengar sepi, kediaman keluarga besar Cho justru masih dipenuhi suara-suara teriakan dan rengekan di sana-sini.

Rumah berwarna coklat keemasan itu adalah yang paling besar di kompleks ini dan jumlah anggota keluarga yang tinggi di sana pun adalah yang paling banyak di daerah itu, maka sungguh tidak heran jika setiap pagi suasana di sekitar sana akan terasa lebih berwarna, jauh berbeda dari rumah-rumah besar di sekitaran.

"Kyuhyunnieee! Ayolah! Kami akan menghajar mereka semua kalau kau mau, tapi sekarang pergilah mandi dan bersiap, kami semua sudah terlambat!"

Leeteuk yang tahun ini merupakan tahun keduanya menginjak bangku kuliah sontak panic dan kelabakan melihat adik paling bungsu di keluarganya tidak mau beranjak dari duduk malasnya di atas sofa. Pipi chubbynya yang putih pucat bergerak menggemaskan saat ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Leeteuk menghela nafas, ia sebenarnya ingin marah dan bisa saja marah, tapi ia terlalu cinta bahkan hanya untuk sekedar menatap tajam pada magnae kesayangan rumahnya itu. Jadi beginilah dia sekarang, memohon-mohon dan menawarkan segala macam hal yang dia pikir bisa mengubah sedikit mood buruk Kyuhyun.

"Kyu, ayolah. Kami semua tidak akan bisa pergi kalau kau tidak ikut pergi juga." Salahkan Tuan dan Nyonya Cho karena membuat peraturan yang terlalu memanjakan si magnae Kyuhyun dan salahkan juga kedua belas Cho bersaudara karena tidak pernah bisa menolak apapun yang bisa membuat magnae mereka merasa termanjakan.

"Hyung, lakukan sesuatu. Hari ini aku ada ulangan, aku sudah berusaha belajar semalam suntuk dan aku akan merasa semuanya sia-sia jika akhirnya aku tidak ikut ulangan hari ini." Kasihan Yesung. Leeteuk menatapnya iba, ingin menolong tapi ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kyu, hyung yang akan mengantarmu ke sekolah. Tunjukkan saja orangnya dan hyung akan mengirimnya ke rumah sakit. Tapi sekarang pergilah mandi atau kita semua akan benar-benar terlambat." Siwon si kuda pejantan yang rupawan milik keluarga Cho yang selama ini selalu berdiri di barisan terdepan untuk memanjakan Kyuhyun pun kini ikut panik. Ia memang masih berusia 10 tahun, satu tahun lebih muda dari si kembar Eunhyuk dan Donghae, tapi di usia sebelia itu ia sudah memiliki keesklusifannya sendiri sebagai model cilik hingga akhirnya ia bisa membeli mobil pribadi dan menaikinya kemana pun ia ingin pergi dan tentu saja bersama supirnya.

"Anniya."

Kyuhyun bukannya tidak sayang pada hyungdeulnya hingga ia bertingkah menyebalkan seperti ini. Tapi ia memiliki sebuah masalah di sekolah, ia sedang menunggu seseorang yang ia yakini bisa menyelesaikan masalahnya tanpa embel-embel rumah sakit ataupun kuburan, ia kan tidak mau hyungdeulnya masuk penjara karena menghajar anak orang.

"Kyu…" Kyuhyun setengah terkejut mendengar suara Kibum hyung yang memanggilkan pelan. Dingin dan datar seperti biasa. Usia mereka hanya terpaut satu tahun tapi entah mengapa Kibum bisa memiliki aura dan kepribadian yang bisa membuat siapa saja jatuh cinta sekaligus bergidik ketakutan. Bahkan Heechul sampai pernah berpikir kalau adik bungsu keduanya itu adalah calon psikopat, tapi ia tetap tidak bisa mengelak kalau ia sayang setengah mati pada Kibummie si manusia es itu.

"Kyunnie…"

"Shi-rreo!" Kibum menghela nafas mendengar bentakan Kyuhyun. Semua hyungnya sudah putus asa untuk membujuk Kyuhyun, tapi jangan panggil dia si Jenius Bum kalau tidak bisa menemukan solusi untuk masalah ini.

"Kyunnie, kalau kau tidak mau memberitahu masalahmu dan juga orangnya tidak apa-apa. Hyung akan mencaritahunya sendiri dan akan segera menemukannya. Itu tidak akan sulit karena kelas kita berseberangan. Jadi jangan takut lagi, arraseo?" Kyuhyun membuka mata lebar-lebar dan menatap penuh harap pada Kibum.

"Jinjja?" tanyanya memastikan dan Kibum menjawabnya dengan anggukan mantap.

"Sekarang pergilah mandi sebelum kita semua menjadi benar-benar terlambat ke sekolah."

"Arraseo!"

Kyuhyun melompat turun dari sofa dan berlari ke dapur untuk mendapatkan noona yang selalu memandikannya. Ia sudah menemukan pahlawannya dan sekarang sudah tidak ada lagi yang perlu ia khawatirkan.

Dan begitu Kyuhyun menghilang dibalik tembok, semua orang yang berkerumun di ruang tamu mendesah bersamaan. Keringat sebesar biji jagung perlahan-lahan mulai masuk kembali ke dalam pori-pori kulit. Eunhyuk tersenyum sangat lebar hingga gusinya terlihat, ia berjalan mendekati Kibum dan melayangkan tepukan bangga di bahu.

"Hyung akan belikan kau banyaaaaakk sekali lollipop sepulang sekolah nanti, arraseo?" katanya yang disambut cengiran khas Kibum kecil yang lucu tapi tetap terasa dingin.

.

.

.

Kyuhyun berjalan memasuki lingkungan sekolah bersama Kibum di sisinya. Mereka berdua itu anak istimewa yang tidak bisa diganggu gugat di sekolah dan meskipun masih sama-sama duduk di sekolah dasar dengan Ryeowook, Siwon dan juga si kembar EunHae tapi mereka sengaja dipisahkan ke tiga sekolah elit berbeda, hal itu untuk mengurangi diskriminasi guru-guru di sekolah dan juga untuk menjauhkan padangan buruk masyarakat dari keluarga Cho.

"Kyu, hyung akan ke toilet dulu sebentar. Kau tunggu di sini, ne?" Kibum melepaskan gandengan tangannya dari Kyuhyun ketika mereka berada di depan toilet. Kyuhyun mengangguk dan tersenyum, tanda ia setuju untuk menunggu hyungnya itu.

"Jangan lama-lama…"

"Ne."

Kibum berlari kecil memasuki toilet, ia sudah menahannya sejak tadi dan sekarang harus segera dikeluarkan. Sedang Kyuhyun yang ia tinggal di depan, menunggu seorang diri, tidak tterlalu lama karena setelahnya beberapa anak berandalan datang dengan senyum mengejek. Salah satu anak adalah yang paling cupu, tapi wajah dan cengirannya lebih berandal dibanding anak paling bongsor di belakangnya.

'Aku akan menjerit memanggil Bum hyung kalau Jinki sialan ini menyentuh ujung tali sepatuku.' Kyuhyun membatin kesal sambil membalas tatapan Jinki, si bocah cupu yang ada di depannya. Dia sudah mengambil ancang-ancang, siap untuk menjerit jika tangan anak itu terulur satu senti saja ke arahnya, tapi dia sudah menunggu cukup lama dan tidak terjadi apa-apa.

"Wae? Kenapa tidak membullyku seperti biasa? Apa kalian hanya akan berdiri seperti patung sambil melotot aneh begitu di depanku? Kalau tidak, ya sudah pergi saja sana! Aku tidak suka melihat wajah kalian! Kalian semua jelek!" Kyuhyun menghentakkan satu kakinya kesal dengan tangan yang dia lipat di depan dada. Mulutnya yang seperti bisa ular itu tetap tidak bisa dijaga meski ia sedang dalam keadaan genting begini.

Jinki memperbaiki letak kacamatanya yang sedikit melorot sambil mengamati Kyuhyun dari bawah ke atas, dari atas ke bawah, kemudian dia menggeleng seperti gaya orang dewasa.

"Kau benar-benar dari keluarga Cho ternyata."

"Memangnya kenapa? Kemarin kau bilang kau tidak percaya nama depanku adalah Cho. Sekarang kau yang mengakuinya sendiri. Kepalamu terbentur mesin penggali kubur, eh?"

"Yak—

Jinki sudah siap melayangkan geplakannya kalau saja Kibum tidak muncul dan menatapnya tajam dari depan pintu toilet. Sunbaenya itu benar-benar menyeramkan dan dia harus berhenti membully adiknya kalau mau selamat.

Tangan Jinki yang masih melayang dalam kondisi bergetar ternyata tertangkap mata elang Kyuhyun, dia memperhatikan dengan seksama takut salah lihat, tapi akhirnya dia sadar kalau tangan Jinki si berandalan nomor satu di sekolah itu benar-benar bergetar. Seketika tawa Kyuhyun meledak.

"Yak! Jinki-ssi, kau ini mengidap tremor ya? Hahaha!" Tidak salah Kyuhyun berpikir begitu karena dia tidak tahu kalau yang membuat Jinki dan antek-anteknya itu takut dan gemetaran adalah Kibum hyungnya.

"Kami tidak akan mengganggumu lagi, Kyuhyun-ah! Mianheeee!"

DRAP! DRAP! DRAP!

"Ehhhhh?" Kyuhyun hanya bisa melongo ketika Jinki dan gerombolannya berlari sekuat tenaga sambil mengucapkan kata maaf. Kyuhyun mengerjabkan matanya, dia berpikir kalau dialah yang membuat mereka semua jera dan tersenyum bangga akan hal itu. Lalu kemudian Kibum keluar dari toilet dan bersikap seolah tidak terjadi apapun.

"Hyungie, tidak usah memata-mataiku lagi ya nanti."

"Ne, arraseo."

.

.

.

TBC/END

.

.

.

Annyeong! Na comeback dengan ff brothership againnnnn! Sesuai janji sih, tapi ada yang mau baca ini sampai selesai tidak? Mau lanjut atau udahan aja? Kalau mau dilanjut Review okayyyyy!

Hehehe

SarangHae^.~