Pain

by: Askar'ska-na A.k.a Haiirou

.

.

Boboi Boy Animonsta Studio

.

.

*

Pendek, soalnya boleh nyolong di document Kak Haiirou hahaha *dibantai

*

.

.

.

.

.

"Ajari aku tentang rasa sakit,"

ucap Air suatu hari. Gadis berkerudung merah muda itu tidak pernah mengerti jalan pikiran sosok di hadapannya.

Semakin hari Yaya semakin takut.

Hingga hari itu, tatapan kosong dari pupil kecoklatan itu berhasil membiusnya sejenak. Rasa sakit apa yang orang itu harapkan? Namun tanpa Yaya sadari ia jua yang pertama kali mengajarkan luka itu padanya.

Hanya dari Yaya Air merasakannya, rasa sesak yang dibenci orang.

"Ada yang ingin kukatakan..." Air memberanikan diri, ia akan mencoba meyakinkan agar gadis itu berhenti menghindarinya. Kelas telah kosong, tinggal mereka berdua di tempat ini.

Air meraih tangan Yaya mantap. Setitik harapan terlihat dari bias cahaya di matanya yang berkaca. Yaya melepaskan genggaman itu berlahan. Menunduk, menyembunyikan wajah.

"Maaf..., hari ini Gempa menjemputku." Yaya bangkit, terburu-buru memasukan peralatan sekolahnya ke dalam tas secara asal.

Air diam saja, tenang, seperti namanya.

Ia bergeming, menatap kosong sosok Yaya yang menghilang di balik pintu. Kembali ia menghitung waktu. Menghitung hari.

"Sudah lama, ya?" Helaan napasnya keluar bersama isakan tertahan. Ia palingkan wajah pada jendela, jingganya langit senja.

Tanya terbersit, rasa rendah diri mengukungnya.

Apa yang bisa dilakukan oleh pengecut sepertinya?

Menunggu kesempatan, mungkin?

Tapi telah 10 tahun berlalu, dan rasa ini masih ia pendam tanpa sanggup ia ungkapkan.

"Kau yang terbaik." Yaya guru terbaiknya dalam hal menyakiti.

Tubuhnya kebal akan rasa membakar yang menyengat kulit. Namun ia tumbang saat Yaya berkata bahwa gadis itu membencinya.

Hanya karena kakaknya dari ibu yang lain.

Ah, bodohnya.

Kakaknya itu penyebabnya.

Tanpa sadar pemuda itu tersenyum, dan mulai menghitung, menghitung hari, menghitung waktu.

End