Joanbabykyu present
Chokyulate
Wonkyu Chibi
Hanya cerita tidak jelas ini saja yang milik Jo
. . .
Pakaian khas musim dingin itu tidak menghambat pergerakan bocah berbadan gempal itu, meski tubuhnya terbalut celana panjang, jaket bulu angsa dan kaus lengan panjang di dalamnya. Tidak lupa sarung tangan berwarna biru senada dengan warna jaket bulu angsanya, ditambah penutup telinga besar yang juga berwarna biru. Bocah gembul itu asyik memainkan hamparan salju putih yang menyelimuti halaman depan rumahnya. Menumpuknya untuk ia susun menjadi sebuah imajinasi yang terlintas di otak jeniusnya. Jika anak-anak pada umumnya akan membuat sebuah boneka salju, maka berbeda dengan bocah berkulit putih pucat itu, uang kini tengah membangun istana salju dengan tangan berbalut sarung tangannya itu.
Bocah gembul itu berlari memasuki rumah mengambil beberapa barang yang biasanya ia bawa saat berlibur ke Pantai bersama Eomma dan Appa, barang-barang yang selalu ia gunakan untuk menyusun istana pasirnya.
"Hatchiiii~" Kyuhyun tiba-tiba saja bersin, membuat seorang wanita dewasa yang sejak tadi memperhatikan si kecil bertubuh bulat itu merasa khawatir.
"Baby—sudah mainnya ne?" Nyonya Cho mendekat pada sang buah hati saat dilihatnya bocah itu akan melangkah kembali keluar.
"Aniyy—ictana Kyu belum celecai." Bocah yang memanggil dirinya Kyu –Kyuhyun- itu mencoba menerobos larangan sang Eomma. Sambil mengusap hidungnya yang tampak memerah.
"Besok Baby bisa melanjutkannya lagi, sekarang istirahat dulu ne?"
Bocah berumur 4 tahun itu menggeleng tak setuju. Ia masih ingin membangun istana saljunya yang nanti akan ia tunjukan pada Siwon Hyung tetangga sekaligus teman bermainnya. Saat ini Siwon sedang pergi bersekolah dan beberapa jam lagi akan pulang. Ia ingin menunjukkan istana hasil karyanya pada tetengga yang disayanginya itu.
"Aniyy—Ciwonnie Yung pulang cebentarl lagi."
"Baby bisa melanjutkan dan menunjukannya pada Siwonnie besok lagi."
Bocah itu kembali menggeleng. "Ciwonnie Hyung cudah janji akan memberlikan Kyu coklat kalau Kyu menunjukan ictana calju Kyu pada Ciwonnie harli ini, Eomma~" Bocah itu setengah merengek meminta sang Eomma agar ia dapat melanjutkan istana yang bau setengah jadi itu.
"Tidak sayang! Siwonnie pasti mengerti kalau Kyu melanjutkannya besok."
Kyuhyun mem-poutkan bibirnya imut. "Kyu mau coklat Ciwonnie Yung~" Bukan karena sang Eomma ataupun sang Appa tak pernah memberikan coklat padanya. Bahkan jikapun mau, Kyuhyun dapat memiliki pabriknya sekaligus. Hanya saja ia amat sangat menyukai coklat pemberian tetangga tampannya itu. Rasa manis dan sensasinya terasa berbeda di lidahnya. Mungkin karena coklat itu pemberian dari Hyung tersayangnya.
"Eomma bisa membelikan Kyu coklat yang banyak."
"Chirlleooo! Kyu mau coklat Ciwonnie!" Kyuhyun berteriak tegas. Ia sudah akan berlari jika saja Nyonya Cho tidak segera membawa anak itu kedalam gendongannya. "Eommaaa~ Chirlleoo! Coklat Ciwonnie Yuuunggg!" bocah itu meronta dalam gendongan sang bunda yang akhirnya pecahlah sudah tangis bocah imut namun gembul itu.
. . .
Siwon berjalan memasuki halaman rumah tetangganya. Rumah yang dihuni malaikat kecil yang sudah sejak lahir ia temani dan sayangi. Rumah yang melindungi seorang bocah imut yang selalu menemani hari-harinya. Ia membuka pintu kayu mahoni berwarna coklat itu, senada dengan cat berwarna coklat yang membalut seluruh tembok yang tampak di bagian depan.
Bocah berusia 6 tahun itu berjalan memasuki ruang tamu dan melewati beberapa ruangan sebelum akhirnya ia dapat menjangkau kamar Kyuhyun. Rumah ini sudah bagaikan rumah kedua baginya, karena semenjak Kyuhyun lahir ia sudah terbiasa bermain bahkan menginap disana.
"Chierlloo—Kyu tidak mau makan!" sebelum Siwon mencapai pintu ruangan tempat biasanya ia bermain ataupun menginap, ia mendengar suara teriakan cadel khas anak kecil. Ia yakin pasti bocah menggemaskan itu pasti sedang menautkan keningnya sambil melipat tangan di dada dan juga mempoutkan bibir merah chery-nya.
Siwon tersenyum mengingat baru saja ia mendapat telpon dari Nyonya Cho yang menyuruhnya untuk segera datang ke rumahnya, karena Kyuhyun sedang merajuk tak ingin makan. Ia membuka pintu ruangan yang telah menyembunyikan Kyuhyun kesayangannya dari pandangannya. "Siang Eomma~"
"Ciwonnie Yuuunggg!" Siwon kaget saat tiba-tiba tubuhnya diterjang oleh tubuh gempal milik bocah kesayangannya, hingga ia terjungkal kebelakang dengan Kyuhyun yang menindih tubuhnya.
"Aigoo—Kyuhyunnie~ bangun sayang. Kasihan Siwonnie." Nyonya Cho mengangkat tubuh Kyuhyun menjauh dari tubuh Siwon. Bocah itu kembali mem-poutkan bibirnya saat sang Eomma menyentuh tubuhnya.
"jangan dekat-dekat Kyu! Kyu cedang marlah cama Eomma." Melipat tangan di dada dan memalingkan wajahnya ke arah yang berlainan dengan keberadaan sang Eomma. Nyonya Cho dan Siwon terkikik geli mendengar penuturan Kyuhyun dengan segala ekspresi imutnya.
"Ya! Jangan terltawa! Tidak ada yang luchu!"
"Aigoo—Ne, tidak tertawa ne ?" Nyonya Cho masih tersenyum geli sambil melenggang keluar dari kamar anak tunggalnya itu.
Siwon bangun dari baringnya dan menempatkan diri dihadapan Kyuhyun yang masih mem-poutkan bibirnya. Tak tahan melihat keimutan yang selalu menguar dari pesona bocah manis yang ada dihadapannya itu, Siwon mengarahkan jemarinya untuk mencubit pipi gembil yang selalu menjadi sasarannya.
"Ackk—Yuungg! Kenapa dicubit? Cakit!" Kyuhyun mengusap-usap kedua pipi yang telah dinodai oleh jemari nakal Siwon.
"Kkkk~ karena babykyu sangat menggemaskan. Jja ! kita duduk di tempat tidurmu. Disini dingin." Siwon beranjak dan akan melangkah ke arah tempat tidur Kyuhyun saat dirasanya ujung kausnya ditarik oleh Kyuhyun –siapa lagi yang ada disana jika bukan bocah gendut itu?- "Wae?" Siwon mengerutkan keningnya heran.
"Geondoongg~" Kyuhyun mengangkat kedua tangannya menantikan sambutan Siwon.
Siwon menatap Kyuhyun sebentar. Gendong? Oh demi apapun! Ia tidak pernah mau mencoba menggendong bocah gembul itu? Dilihat dari segi tubuh, sudah dapat dipastikan jika ia akan kalah beberapa kilo gram dari bocah gembul itu. Apalagi jika mengingat selera makannya yang sudah seperti Changmin salah satu sepupunya yang juga seumuran Kyuhyun, yang tidak pernah berhenti mengemil makanan apapun.
"Yuuuunggg!" Kyuhyun masih bertahan dengan posisinya. Sekali-kali ia ingin merasakan digendong oleh tetangga tampan kesayangannya.
Siwon menghela nafas sebentar sebelum akhirnya kembali berjongkok. "Gendong?" tanya Siwon memastikan dan dijawab dengan anggukan pasti dari Kyuhyun.
Siwon meraup tubuh Kyuhyun dengan ragu, membawanya ke dalam gendongannya dengan susah payah. Tangannya harus menumpu beban yang teramat berat membuat langkahnya melambat. Dengan perjuangannya Siwon berhasil menggendong Kyuhyun ke tempat tidur yang sebenarnya hanya berjarak sepuluh langkah itu menjadi terasa beratus kali lipat bagi Siwon. Ia mengusap peluh yang menetes di dahinya. Pandangannya terhenti pada semangkuk sup jagung dan juga sepiring nasi yang tersaji di atas meja makan.
"Kyu belum makan?" sebenarnya ia tahu pasti jawaban yang akan keluar dari mulut Kyuhyun melihat hidangan itu masih tersaji rapi di atas nakas, sudah dapat dipastikan jika anak itu belum makan siang. Hanya saja ia merasa heran mengingat Kyuhyun tidak pernah melewatkan jam makannya.
Kyuhyun mengerucutkan bibirnya, kesal mengingat ia masih belum menyelesaikan istana saljunya. "Kyu tidak mau makan!" Kyuhyun kembali melipat tangannya di dada.
"Kenapa?"
"Eomma jahat! Kyu mau buat ictana calju tapi eomma larlang-larlang Kyu, karlna Kyu berlcin." Mata Kyuhyun berkaca-kaca, kekesalan masih melanda hatinya.
"Aigoo—Kyu bersin? Kalau begitu Kyu harus istirahat."
"Chierlloo! Kyu mau buat ictana calju buat Yung."
Siwon menggelengkan kepalanya. "Kyu bisa membuatnya besok lagi. Hyung akan membantu Kyu untuk membuatnya, eotte?"
"Aniyyy—kalau Yung bantu nanti Kyu tidak dapat coklat enak darli Yung."
Oh, Siwon mengerti sekarang. Anak itu pasti masih mengingat janjinya yang akan memberikan coklat jika Kyuhyun berhasil membuat istana pasir atau salju untuknya. Padahal Siwon setiap seminggu sekali selalu memberikan coklat itu pada Kyuhyun. "Kyu akan tetap mendapatkan coklatnya!"
"Jeongmal?" mata Kyuhyun berbinar cerah mendengar penuturan Siwon.
"Ne—tapi sekarang Kyu harus makan dulu, ne?" Siwon mengambil piring nasi dan juga sendok. Menyendokkan nasi itu lalu mengambil air dari sup jagung sebelum menyuapkannya pada Kyuhyun. Siwon tersenyum senang saat Kyuhyun makan dengan lahap. Pipinya yang sudah bulat itu terlihat mengembung hingga matanya menyipit.
. . .
Pagi-pagi sekali Siwon sudah berada di kamar Kyuhyun. Seperti janjinya kemarin, ia akan membantu Kyuhyun untuk menyelesaikan istana saljunya. Siwon berdiri dihadapan Kyuhyun yang sedang sibuk memakai jaket tebalnya. Begitu jaket itu menyelimuti tubuhnya Kyuhyun meraih Beanie hat dan juga sarung tangannya. Ia memasangkan beanienya di atas kepalanya hingga-
"Yung~ gelap!"
-Mencapai dagu menutupi wajahnya. Siwon terkekeh geli melihat Kyuhyun yang masih belum bisa memakai beanienya. Siwon menarik ujung beabie yang mencapai dagu Kyuhyun, mengangkatnya ke atas hingga dahinya. Menutupi telinga Kyuhyun agar tidak kedinginan. Merasa Kyuhyun juga tidak akan bisa memakai sarung tangannya dengan benar, Siwon berinisiatif memakaikannya pada Kyuhyun.
"Selesai~ kajja! Kita buat istana salju~"
Siwon dan kyuhyun melangkah menuju halaman depan. Sebelah tangan Siwon sudah meraih peralatan yang akan mereka butuhkan yang sudah Nyonya Cho siapkan. Kyuhyun tertawa riang sambil mengayun-ayunkan sebelah tangannya yang digenggam oleh Siwon.
Nyonya Cho tampak tersenyum menyaksikan gerak-gerik keduanya. Ikut tersenyum saat Kyuhyun dan Siwon juga tersenyum. Ia dapat merasakan kebahagiaan kecil yang kini tengah melingkupi dua anak berbeda usia itu. Ia segera kembali ke dapur, bersiap menyiapkan coklat hangat untuk kedua bocah itu.
Beberapa jam berlalu, akhirnya istana salju yang dinantika Kyuhyun telah selesai. Kyuhyun bersorak sambil melompat-lompat kecil menyalurkan rasa senangnya. "Yuungg~ terlima kacih cudah membantu Kyu~" Kyuhyun memeluk Siwon dengan erat setelah sebelumnya ia menghadiahkan sebuah kecupan di pipi Siwon hingga membuat bocah tampan yang lebih dewasa sedikit darinya itu merona.
"Baby~ Siwonnie, sudah selesai?"
"Eomma!" Kyuhyun berlari untuk menjangkau sang eomma. Tubuhnya yang bulat itu terayun seiring dengan langkah kakinya yang cepat untuk segera berada dalam gendongan sang eomma. "Eomma, lihat ictana Kyu cudah celecai."
"Jinjja?" Nyonya Choi melangkah mendekati Siwon yang masih berdiri tidak jauh dari istana pasir hasil karya tangannya dan juga Kyuhyun. "Wahh bagus sekali. appa mu pasti akan sangat terpukau melihatnya."
"Jeongmal, eomma?" Mata Kyuhyun berbinar mengharap kebenaran yang sang bunda tuturkan.
"Tentu saja. Jja~ sekarang Kyu dan Siwonnie masuk dulu. Eomma sudah menyiapkan coklat hangat untuk kalian."
Mendengar kata coklat, Kyuhyun segera melompat dari gendongan sang eomma. "Coklaaattt Kyuuuu~" bocah itu berlari memasuki rumahnya meninggalkan sang eomma dan juga Ciwonnie Yung-nya.
"Kajja Siwonnie~"
. . .
Kyuhyun memakan coklat pemberian Siwon dengan lahap di depan istana saljunya. Pipi dan bibirnya nampak ternoda oleh lelehan-lelehan coklat akibat cara makannya yang masih berantakan. Tangan-tangan mungilnya juga terlihat kotor karena coklatnya. Siwon hanya dapat tersenyum melihat betapa lahapnya Kyuhyun memakan coklat pemberiannya.
"Babykyu tidak takut sakit gigi?"
"Huh?"
"kalau terlalu banyak makan makanan manis babykyu bisa sakit gigi."
Kyuhyun menggeleng. "Aniyy—Kyu rlajin gocok gigi. Eomma bilang walaupun Kyu banyak makan coklat Kyu tidak akan cakit gigi, kalau Kyu rlajin gocok gigi."
"Jeongmal?"
"U-umm." Kyuhyun hanya bergumam dan mengangguk menjawab pertayaan Siwon. Ia masih terlalu asyik menikmati coklat yang tinggal separuh itu. Pipinya yang mengembung lagi-lagi membuat Siwon tak tahan dengan keimutan Kyuhyun, ia memberanikan diri untuk mengecup pipi bulat itu.
PLUK
"Ommo!" Siwon kaget saat melihat coklat yang tinggal separuh ditangan Kyuhyun itu terjatuh diatas hamparan salju. Mengotori salju putih itu hingga menjadi berwarna coklat.
"Huweeeeee—coklatnya~ Huweeee~ Kyu harlus membuat ictana calju lagi biarl dapat coklat lagi darli Ciwonnie. Huweeeeee~"
END
Hello Hello ada yang ingatkah sama Jo?
entahlah ini apa,hanya merasa kaku karena sudah terlalu lama tidak menulis
anggap saja pemanasan sebelum Jo melanjutkan Love For You. ehe
