Mobil sedan milik Jaejoong terparkir mulus di teras sebuah rumah minimalis sesuai dengan yang tertera di kertas.

Jaejoong turun dan menatap rumah yang akan menjadi rumahnya.

"Seleranya tak buruk juga.." seru Jaejoong.

Melangkahkan kaki dengan anggunnya, dia menekan bel. Sebenarnya dia bisa saja langsung masuk, tetapi Jaejoong selalu menjaga harga dirinya.

Tak lama sebuah suara menyahut dari dalam.

"Akhirnya kau sampai juga.." seru Yunho lega.

Jaejoong mengkerucutkan bibirnya dan melipat tangannya di dada.

"Seharusnya kita datang ke rumah ini berdua.." gerutu Jaejoong.

Yunho tersenyum sinis.

"Siapa yang mengambil jadwal shooting setelah hari pertama pernikahannya?" balas Yunho.

Jaejoong memberikan tatapan tajam pada Yunho.

"Aku tidak ingin membayar ganti rugi sepeser pun karena pernikahan bodoh itu.." Jaejoong tak mau kalah.

Ctak!

Jaejoong mengaduh karena Yunho menyentil keningnya.

"Tidak ada pernikahan yang bodoh, Jae.. Pernikahan adalah sakral!" seru Yunho gemas.

Jaejoong bertolak pinggang.

"Jika bukan karena sikap konyolmu yang ingin menikahiku hanya karena kita melewati satu malam bersama dan itu membuatku terikat dengan pernikahan ini!" Jaejoong tak terima.

Yunho membalas tatapan Jaejoong tak kalah tajamnya.

"Kau harusnya bersyukur karena aku mau bertanggung jawab.."

"Aku?"

"Ne.."

"Aku ini namja.. Aku tidak akan hamil hanya karena semalam bersamamu.."

"Jadi kau biasa tidur dengan namja lain?"

"Apa kau bilang?"

"Kau biasa tidur dengan pria lain.."

"Tarik kembali ucapanmu.. Itu adalah malam pertama untukku.."

"Pantas kau sangat ketat dan panas.."

"Hah?!?"

Yunho mengangkat bahunya acuh tak acuh. Jaejoong semakin marah.

"Jadi kau sudah terbiasa ya tidur bersama orang lain sehingga bisa mengatakan hal itu!"

"Apa kau bilang?"

"Kau biasa tidur dengan orang lain.."

"Itu juga adalah yang pertama untukku.. Aku tidak akan menyentuh sesorang jika bukan yang akan menjadi pasanganku kelak.."

"Kau fikir.. Aku mau disentuh dengan orang lain jika bukan dia yang akan menjadi pasangan seumur hidupku?"

Jaejoong dan Yunho saling pandang.

"Dan.. Dan kau menyentuhku.." seru Jaejoong lemah.

Yunho terdiam dan menatap Jaejoong merasa bersalah.

"Oleh sebab itu.. Aku menikahimu.." seru Yunho.

"Tapi.. Kau tak mencintaiku.." keluh Jaejoong.

"Kau juga tidak.. Belum.. Kau belum mencintaiku.." balas Yunho.

Jaejoong menatap Yunho lagi. Yunho mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Jaejoong.

Yunho tersentak kaget ketika menyadari jika tangan Jaejoong begitu mungil dan halus. Bahkan wanita-wanita teman kencannya dulu tak memiliki tangan sehalus ini.

"Mari kita belajar untuk saling mencintai.. Membangun pernikahan ini dari awal.. Aku hanya akan menikah sekali seumur hidupku dan telah berjanji di hadapan Tuhan akan menjagamu.." seru Yunho.

Jaejoong hanya mendengarkan perkataan Yunho. Berfikir sejenak kemudian mengangguk.

"Baiklah.. Mohon kerjasamanya.." seru Jaejoong.

Yunho mengangguk.

"Ja.. Masuklah ke dalam, biar barangmu nanti aku yang bawa ke dalam.." seru Yunho.

Kali ini Jaejoong yang tersenyum.

TBC