Halo semua! Aku Oh Se Rin, adik dari Suho, D.O, Sehun, dan Hali-kun *digampar* . Aku mau buat fanfic dengan pair Halilintar x Yaya karena aku greget banget sama couple ini *gigit tangan* . Ma'af kalau ceritanya gaje karena aku masih pemula :D . Kalau cerita ini bagus berarti aku hebat:D *ditimpuk sandal* .

OC-ku di fanfic ini hanya Hanna saja. Di fanfic ini Fang itu sepupu Ying, Ying pacarnya Taufan, Hanna pacarnya Gempa, dan Yaya pacarnya Halilintar.

Kalau gak mau baca langsung tekan "BACK", oke?!


Disclaimer : Boboiboy dkk milik Animonsta, OC milikku. Aku cuma pinjem karakternya doang.

Genre : Romance

Rated : T

Pair : Boboiboy Halilintar x Yaya

Warning : AU, OOC, Typo(s), cerita gaje, bahasa tidak baku, ranjau bertebaran dimana-mana (?). Kalau gak suka jangan baca nanti nyesel.


Terkadang kita salah menilai tentang seseorang. Mungkin menurut kita jika ada orang yang bersifat ramah maka dia akan tetap seperti itu, begitu pun jika ada orang yang bersifat dingin seperti es maka dia tetap akan seperti itu. Namun itu sepenuhnya salah besar, mereka juga bisa berubah. Orang yang bersifat ramah bisa menjadi dingin dan orang yang bersifat dingin akan menjadi ramah melebihi yang kita bayangkan. Bahkan orang yang rajin akan menjadi malas dan orang yang malas akan menjadi rajin. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Banyak sekali penyebabnya, termasuk cinta.

Kita juga sering salah mengartikan hubungan antara dua orang, apalagi yang sifatnya sangat bertolak belakang. Meskipun di hadapan khayalak umum mereka terlihat seperti tidak ada hubungan apa-apa selain sebatas teman, tetapi belum tentu mereka begitu saat keadaan sepi atau tidak ada siapapun di tempat itu selain mereka. Bahkan ada yang terlihat seolah-olah hanya sebatas teman atau sahabat tapi sebenarnya mereka pacaran. Tapi apakah mereka akan selalu menyembunyikannya?

Hal ini pun dialami oleh mereka.

~*{It's Okay, That's Love}*~

KRIING!

Suara alarm yang berdering mengusik seorang remaja yang sedang tidur dengan nyenyaknya. Kelopak matanya terbuka, menampakkan iris merah tajam milik remaja itu. Dia beranjak dari kasur dan memposisikan badannya untuk duduk.

"Hoaamm…" dia mengucek matanya dan merenggangkan kedua tangannya. Kemudian matanya menoleh ke arah kanan. Dia melihat jam alarm dan sebuah handphone berwarna hitam miliknya.

'Sudah jam 05.00 ya…' batinnya. Kemudian dia mengambil handphone hitam tersebut dan mengirim pesan untuk seseorang.

To : Pinky Girl

Apa kau sudah bangun?

Sembari menunggu balasan pesan dari orang itu, pemuda beriris merah itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang berada di kamarnya untuk mengambil air wudhu.

Setelah selesai mengambil air wudhu, dia keluar dari kamar mandi. Kemudian dia mengecek kembali ponselnya. Ternyata belum ada balasan dari orang itu

"Hmm… mungkin dia masih tidur." gumamnya. Dia pun meletakkan kembali ponselnya dan melaksanakan sholat shubuh.

Setelah selesai sholat, tiba-tiba ponselnya bergetar, menandakan ada pesan yang masuk. Dia pun segera mengambil ponselnya dan terdapat tiga pesan masuk.

From : Pinky Girl

Aku sudah bangun. Maaf aku baru membalas karena aku baru selesai sholat.

From : Pinky Girl

Hali, apa kau marah?

From : Pinky Girl

Hali?

Halilintar –nama pemuda itu- atau yang dipanggil Hali oleh orang itu tersenyum geli dan segera mengetik balasan pesan itu.

To : Pinky Girl

Aku tidak marah kok, aku juga baru selesai sholat. 'Kan kamu tahu kalau aku tidak bisa marah sama kamu.

Tiba-tiba Halilintar mendengar suara langkah kaki dari luar kamarnya. Langkahnya mengendap-ngendap seperti pencuri.

"Itu pasti Taufan." gumamnya pelan.

Gagang pintu kamar Halilinatr bergerak dan terbuka. Terlihat seorang remaja laki-laki berwajah mirip dengan Halilintar namun yang membedakan hanya iris matanya yang berwarna biru.

"Kak Ha…" laki-laki itu menggantungkan kalimatnya. Halilintar hanya menatap Taufan –nama laki-laki itu- dingin.

"Apa? Mau menyumpal mulutku lagi?" tanya Halilintar dingin. Matanya menatap ke arah tangan kanan Taufan yang memegang sebuah benda yang Halilintar yakin itu untuk membangunkan dirinya dengan cara memasukkan benda itu ke mulutnya. Buru-buru Taufan menyembunyikan tangan kanannya ke arah belakang.

"Ah tidak kok. Tadi Gempa menyuruhku untuk membangunkanmu tapi tidak dengan cara itu. Ternyata kamu sudah bangun." jawab Taufan sambil tertawa canggung. Halilintar hanya memutar matanya.

"Terserahlah. Aku mau mandi dulu." Halilintar mengambil sebuah handuk yang berada di kamrnya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Baiklah. Setelah mandi langsung ke bawah ya…" kata Taufan setengah berteriak dan berlari ke tangga menuju lantai satu kaarena kamar ketiga saudara kembar itu berada di lantai dua.

"Iya dasar bawel."

~*{It's Okay, That's Love}*~

"Tumben Kak Hali bangun pagi."

Perkataan Taufan membuat Gempa berhenti memakan sarapannya. Tentu dia terkejut karena Halilintar itu tipe orang yang susah bangun. Pantas saja tadi dia tidak mendengar teriakan Taufan karena Taufan selalu membangunkan Halilintar dengan cara yang err…sadis, kemudian aksi itu diakhiri dengan teriakan kesakitan Taufan dari kamar itu karena Halilintar selalu menghukum Taufan dengan cara yang sadis juga.

"Memangnya kenapa?" kata Halilintar dingin.

"Nggak apa-apa. Hanya terasa aneh gitu."

"Jadi kamu tidak bisa menjahili Kak Hali lagi gitu?" tanya Gempa dengan menekankan kata 'menjahili'.

"Ehehe…" Taufan hanya cengengesan karena Gempa tau apa yang ada di pikirannya.

Setelah selesai sarapan mereka meletakkan piring kotor di wastafel.

"Nah sekarang Taufan yang mencuci." kata Gempa.

"Eh kok aku?" tanya Taufan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya sekarang giliran kamu." jawab Halilintar.

"Tunggu aku, plis…" kata Taufan dengan nada memohon.

"Baiklah kami tunggu di luar." kata Gempa sambil berjalan ke luar rumah diikuti Halilintar. Sedangkan Taufan mencuci piring-piring dan alat-alat makan lainnya yang kotor.

~*{It's Okay, That's Love}*~

Sembari menunggu Taufan, Halilintar dan Gempa menunggu di luar. Setelah memakai sepatu, Gempa mengobrak-abrik tasnya untuk mencari sesuatu. Pemuda beriris gold itu terlihat kebingungan.

"Kenapa?" tanya Halilintar.

"Aku sedang mencari handphoneku. Tapi kemana ya?" Gempa meraba-raba saku seragam dan celananya, namun tidak ada.

"Mungkin ketinggalan."

"Ah iya. Mungkin ada di kamar." Gempa segera berlari ke kamar. Halilintar hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik keduanya itu.

Drrt…Drrt…

Handphone Halilintar bergetar. Halilintar segera mengecek handphonenya dan membaca pesan yang masuk.

From : Pinky Girl

Hali apa kamu belum berangkat sekolah?

To : Pinky Girl

Belum. Memangnya kenapa?Ada masalah?

From : Pinky Girl

Gak ada sih. Tapi tadi para fansmu yang ganas itu selalu mengawasiku. Aku jadi takut.

Halilintar mengerutkan dahinya. Hatinya menjadi gelisah, dia takut 'dia' kenapa-napa.

To : Pinky Girl

Aku akan segera kesana.

"Hei, Kak Hali kenapa? Kayak orang yang gelisah saja." tiba-tiba Taufan mengejutkan Halilintar yang sedang melamun.

"Eh nggak kok." Halilintar segera mengganti ekspresinya menjadi datar seperti biasa.

"Lagi sms-an sama siapa? Sama pacar?" Taufan mencoba merebut handphone Halilintar. Namun Halilintar dengan sigap menjauhkan handphonenya dari Taufan.

"Sok tau. Memangnya kamu tau aku punya pacar?" kata Halilintar ketus.

"Gak tau. Siapa tau Kak Hali punya pacar."

'Huft… Untung saja gak ketahuan.' batin Halilintar.

"Eh, Gempa kemana?" tanya Taufan.

"Dia ke kamar dulu, ngambil handphonenya." jawab Halilintar.

"Taufan sudah selesai cuci piringnya?" Gempa menepuk pelan pundak Taufan.

"Eh Gempa. Udah dong."

"Ayo berangkat, nanti terlambat." Gempa dan Halilintar melangkah pergi ke sekolah meninggalkan Taufan yang sedang memakai sepatu.

"Hei tunggu aku!"

~*{It's Okay, That's Love}*~

Seorang gadis berkerudung pink terdiam di kelasnya. Dia duduk di kursinya dengan mata yang terus menatap ke arah ponselnya. Dia terlihat gelisah karena saat dia berangkat sekolah tadi pagi dia terus diperhatikan oleh murid-murid perempuan SMA Pulau Rintis tempatnya bersekolah. Awalnya dia ingin tidak peduli, tapi masalahnya murid-murid itu adalah fans pacarnya. Meskipun mereka tidak tau bahwa idolanya mempunyai seorang kekasih (karena dia sepakat untuk menyembunyikan hubungan dia dan pacarnya itu) tapi dia tetap takut karena mungkin mereka menemukan petunjuk tentang hubungan mereka.

Karena tidak bisa menahan kegelisahannya sedangkan pacarnya belum juga menampakkan batang hidungnya, akhirnya Yaya –nama gadis itu- mengirim pesan singkat untuk pacarnya itu.

To : Ice Prince

Hali apa kamu belum berangkat sekolah?

From : Ice Prince

Belum. Memangnya kenapa?Ada masalah?

To : Ice Prince

Gak ada sih. Tapi tadi para fansmu yang ganas itu selalu mengawasiku. Aku jadi takut.

From : Ice Prince

Aku akan segera kesana.

"Hei Yaya!"

"KYAAAA!"

Yaya berteriak dan hampir terjatuh dari kursinya karena mendengar sapaan –lebih tepatnya teriakan- seseorang. Dilihatnya seorang gadis China berkacamata bundar berbingkai biru dengan rambut dikepang dua tertawa melihat reaksi Yaya.

"Kau ini selalu mengagetkanku saja Ying."

"Maaf Yaya, habisnya kamu melamun." kata gadis China yang bernama Ying itu. Yaya memutar matanya bosan.

"Eh Yaya, dari tadi banyak sekali murid perempuan yang memperhatikanmu. Memangnya ada apa?"

"Entahlah." Yaya hanya menghela nafas.

"Hanna kemana?" tanya Yaya.

"Dia pergi ke ruang guru. Katanya Hanna akan mengikuti lomba karaoke." jawab Ying. Hanna memang memiliki bakat menyanyi yang sangat bagus. Dia menguasai banyak sekali jenis-jenis musik, terutama K-Pop karena Hanna berasal dari Korea.

"Oh."

"KYAAA! MEREKA DATANG!"

Teriakan para murid perempuan terdengar melengking sampai telinga orang yang mendengarnya ingin menyumbat telinganya agar tidak menjadi tuli. Yaya dan Ying berjalan keluar melihat keadaan di lorong kelas XI. Mereka melihat tiga orang laki-laki berwajah sama -atau kembar- berjalan menuju kelasnya dengan ekspresi yang berbeda-beda. Laki-laki itu dikerubungi oleh fans-fans mereka yang ganas.

Mereka adalah tiga Boboiboy bersaudara. Mereka sangat terkenal baik di sekolah maupun di luar sekolah. Mereka sangat susah sekali dibedakan karena mereka kembar identik, yang membedakan hanya warna iris mata, topi dan jaket yang dikenakannya.

Boboiboy Halilintar, sang kembar pertama memiliki iris mata berwarna merah dengan topi berwarna hitam-merah menghadap ke depan dan jaket berwarna senada dengan topinya. Ekspresi wajahnya yang datar dan tatapan matanya yang tajam dilengkapi oleh aura kelam dari dirinya membuat Halilintar ditakuti oleh siswa-siswi di sekolah, namun tetap tidak mengurangi jumlah fansnya bahkan semakin bertambah. Halilintar menguasai banyak jenis olahraga bela diri terutama karate. Dia juga termasuk murid yang pandai dan sangat mahir sekali memainkan angka sehingga nilai mata pelajaran Matematika dan Fisika selalu tinggi dan sering menjadi juara kelas.

Boboiboy Taufan, sang kembar kedua memiliki iris mata berwarna biru sapphire dengan topi berwarna biru tua bergaris putih yang menghadap ke samping dan jaket berwarna biru tua-putih bergaris biru muda. Sifat Taufan sangat bertolak belakang dengan kakaknya. Senyum yang selalu terpatri di wajahnya membuat Taufan mempunyai banyak teman, namun sifat jailnya kadang membuat orang lain kesal. Taufan sangat pandai bermain skateboard dan menari.

Boboiboy Gempa, sang kembar terakhir memiliki irus mata berwarna gold dengan topi berwarna hitam-kuning yang menghadap ke depan dan jaket berwarna senada dengan topinya. Gempa adalah Ketua OSIS sekaligus ketua kelas XI-A. Sifatnya yang tegas dan cepat menyelesaikan masalah membuat Gempa menjadi murid teladan, murid kesayangan guru, dan segala titel yang ia dapatkan.

Yaya menatap ke arah Ying yang menatap tajam ke arah murid-murid yang mencoba mendekati Taufan.

"Ck, mereka ini. Ingin sekali aku meghajar mereka." kata Ying geram dengan tangan yang terkepal erat. Bagaimana tidak kesal jika ada yang mendekati pacarnya?

Sejujurnya Yaya pun sangat geram kepada murid-murid yang mendekati pacar rahasianya. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Yah, inilah resikonya jika memiliki pacar seorang idola." sebuah suara mengagetkan Yaya dan Ying.

"Kau ini Hanna aku jadi kaget." kata Ying kesal. Sedangkan gadis berkerudung biru itu hanya tertawa kecil.

"Maaf bercanda." kata Hanna dengan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V. Kemudian gadis berkerudung biru itu menatap lurus ke arah Gempa.

"Aku juga kesal tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa." kata Hanna.

"Iya juga sih. Kamu enak Yaya belum punya pacar, jadi tidak sakit hati." kata Ying.

Yaya hanya tersenyum lirih. Ying maupun Hanna tidak tahu bahwa sebenarnya Yaya juga mempunyai pacar seperti mereka.

~*{It's Okay, That's Love}*~

Halilintar merasa risih karena banyak sekali murid perempuan yang mengerubunginya seperti semut yang mengerubungi gula. Ia tidak bisa berbuat banyak karena jika dia mengusirnya maka mereka semakin mendekatinya. Matanya menatap ke arah gadis berkerudung pink yang tersenyum lembut ke arahnya. Gadis itu adalah Yaya, pacar rahasianya. Mungkin orang lain akan terkejut jika mengetahui kalau Halilintar mempunyai pacar karena Halilintar itu tipe orang yang tidak terlalu peduli kepada perempuan. Halilintar selalu bersikap dingin kepada perempuan kecuali kepada ibunya dan Yaya. Dia tidak mengerti mengapa dirinya tidak bisa bersikap dingin seperti biasanya kepada Yaya. Setiap bertatap muka dengan Yaya dia merasa jantungnya berdetak lebih cepat, jika dia tidak bisa mengendalikan dirinya mungkin dia akan salting.

Sejujurnya ia iri dengan Taufan yang selalu bercengkrama dengan Ying atau dengan Gempa yang perhatian kepada Hanna. Ia juga ingin seperti itu, ia ingin selalu bersama Yaya dan melindunginya dari fansnya yang membully Yaya. Namun ia tidak bisa karena akan sangat membahayakan Yaya.

Halilintar segera duduk di kursinya yang berada di belakang. Dia terus memperhatikan Yaya yang sedang berbicara dengan Ying dan Hanna. Tiba-tiba Taufan mendatangi Ying.

"Ying…" kata Taufan sambil tersenyum.

"Apa?" jawab Tiba-tiba Taufan mendatangi Ying.

"Ying…" kata Taufan sambil tersenyum.

"Apa?" jawab Ying ketus. Ying memutar badannya membelakangi Taufan.

"Kok marah? Kamu cemburu ya?"

"…" Ying hanya terdiam. Dia masih tidak mau berbicara kepada pacarnya itu.

"Jangan marah dong. Aku 'kan tidak melakukan apapun. Mereka aja yang mendekatiku."

"…"

"Yah, marah deh. Padahal aku mau mengajakmu ke taman sepulang sekolah."

"Benarkah?" dengan cepat Ying memutar kembali badannya menghadap Taufan.

"Iya. Asal kamu jangan marah."

"Oke aku tidak marah lagi. Asal tepati janjimu itu ya?

"Iya aku janji."

"HOREE!"

Halilintar merasa telinganya sakit karena suara Ying yang memekakan telinga. Dia jadi heran mengapa Yaya tidak sakit telinga padahal setiap hari Yaya sering mendengar teriakan Ying. Halilintar merogoh saku celananya mengambil handphone miliknya dan mengetikkan pesan untuk Yaya.

To : Pinky Girl

Yaya, apa telingamu tidak sakit?

Handphone Yaya bergetar, dengan segera Yaya membuka pesan yang masuk.

From : Ice Prince

Yaya, apa telingamu tidak sakit?

Yaya melirik ke arah belakang dimana Halilintar duduk di bangkunya. Yaya tersenyum ketika Halilintar tersenyum tipis kepadanya. Yaya pun mengetikkan balasannya.

To : Ice Prince

Tidak. Aku sudah terbiasa mendengarnya.

KRIING!

Bel tanda masuk kelas berbunyi nyaring. Murid-murid kelas XI-A segera duduk manis di kursi masing-masing menunggu guru Fisika memasuki kelas.

~*{It's Okay, That's Love}*~

Yaya memandang malas papan tulis yang penuh dengan angka-angka dan rumus-rumus Fisika yang memusingkan kepala. Bukan hanya Yaya yang pusing dengan rumus-rumus itu, tetapi hampir semua temannya yang terlihat malas mengikuti pelajaraan kecuali Halilintar. Dia terlihat sangat serius mengikuti pelajaran favoritnya itu. Yaya heran mengapa pacarnya itu sangat menyukai pelajaran Fisika. Meskipun Yaya pintar dalam mata pelajaran Matematika, tapi untuk Fisika dia menyerah. Menurutnya lebih baik mengerjakan sepuluh soal Matematika daripada mengerjakan satu soal Fisika terutama tentang listrik.

"Sampai disini dulu Bapak menyampaikan materi. Minggu depan akan ada ulangan satu bab." kata guru Fisika santai dan melangkah keluar kelas.

"APA? TIDAAKKK!"

Seluruh murid kelas XI-A –kecuali Halilintar- menjerit karena ulangan yang akan diadakan minggu depan.

"Mana pelajarannya susah lagi." kata Ying pasrah. Sedangkan Yaya yang duduk disampingnya hanya menghela nafas pasrah.

"Bagaimana ini? Dari tadi aku tidak memperhatikan." Yaya berfikir keras.

"Aha!" jika dalam dunia anime akan ada lampu lima watt yang muncul di kepala Yaya. Kemudian Yaya mengambil handphone di dalam tasnya.

To : Ice Prince

Hali, apa kau bisa mengajariku tentang materi yang tadi disampaikan Pak Ahmad? Aku tidak mengerti.

Yaya tersenyum lebar saat Halilintar membalas pesannya.

From : Ice Prince

Gak ngerti apa gak merhatiin?

To : Ice Prince

Dua-duanya. Hehe.. :D

From : Ice Prince

-_- .Saat istirahat temui aku di perpustakaan.

To : Ice Prince

Baiklah.

"Hei Yaya, kamu gak apa-apa? Senyum-senyum gak jelas." tanya Ying penasaran.

"Ah… ng-nggak apa-apa kok. Hehe…" Yaya tertawa canggung.

Ying merasa ada yang aneh dengan Yaya. Dia ingin bertanya namun diurungkan niatnya karena guru Bahasa Melayu masuk ke kelasnya.

~*{It's Okay, That's Love}*~

"Hei, kalian merasa aneh gak sama Halilintar dan Yaya?"

Di kelas XI-A hanya ada Gempa, Taufan, Ying, dan Hanna saja. Yang lainnya keluar karena waktunya istirahat. Sedangkan Halilintar dan Yaya pergi ke perpustakaan –tentunya tanpa ada yang mengetahuinya-.

"Aneh? Ada sih." Taufan menjawab pertanyaan Hanna.

"Contohnya?"

"Kak Hali akhir-akhir ini sering bangun pagi, padahal Kak Hali itu susah dibangunin. Kalau bangunin harus sama aku." kata Taufan. Semuanya –minus Taufan- menatap ngeri ke arah Taufan.

"Yaya juga. Dia sering baca buku Fisika. Padahal Yaya paling anti sama Fisika." kata Ying.

"Kayaknya ada yang disembunyiin sama mereka." kata Gempa dengan pose berpikirnya.

"Aku setuju!" kata Hanna membenarkan perkataan pacarnya.

"Bagaimana kalau kita selidiki mereka?" usul Ying.

"Ide bagus tuh." kata Hanna. Sedangkan Gempa dan Taufan menganggukan kepalanya.

"Ayo kita selidiki mereka!" kata Taufan setengah berteriak dengan tangan yang terkepal meninju udara.

"AYOO!"


~TBC~

Huff, akhirnya selesai juga. Ceritanya jelek ya? Kalau ada typo tulis di kolom review ya?

Updatenya bakal lama soalnya Se Rin mau UAMBN dan UAM selama 8 hari. Doain aku ya supaya lulus dengan nilai memuaskan #amin .

Review ya?

-Oh Se Rin-