Disclaimer: don't own it. om Masashi yang buat mahakarya ini.

Summary: Sakura adalah seorang murid cantik, cerdas dan enerjik. Tak heran kalau semua murid, termasuk Sasuke si jenius jatuh hati padanya. Yang Sasuke tidak tahu, adalah setiap 'permata' pasti dijaga dengan ketat. Apakah Sasuke dapat melewati semua halangan untuk memenangkan hati Sakura?

Nihao~, cerita baru~!!!!!!!

Cerita ini bersetting di perguruan Konoha. Tipe family story…

Warning: AU dan OOC, terutama Ino ama Hinata. Kyuubi bakal jadi kakak Naruto. Ada penambahan OC demi perkembangan cerita.

Baka Tantei: Seishiro Amane; proudly present………


FALLING FOR CHERRY BLOSSOM

PROLOG: THE FIRST IMPRESSION


"Sakura…!!"

Seorang pelajar wanita menengok. Dia mengenakan baju kelasi, seragam standar perguruan Konoha, tanpa aksesori tambahan yang biasa dikenakan kebanyakan pelajar wanita lain. Namun dia tetap menonjol diantara para pelajar wanita lainnya. Dia mengenakan tas merah dengan ornamen sakura di sisinya. Tapi yang paling mencolok dari dirinya adalah rambut pink alaminya dan mata hijau zamrudnya.

Rambut pink sehalus sutera itu dibiarkan tergerai, hanya dibantu bando hijau agar rambutnya tidak menutupi wajahnya. Mata emerald nya memancarkan cahaya semangat dan kecerdasan, membuat semua laki-laki secara otomatis jatuh hati padanya.

"Ada apa Naruto?" suaranya yang lembut ditujukan pada temannya yang urakan itu. Naruto tersenyum lebar. "Lihat tugas trigonometri yang diberikan Kakashi sensei dong…" Sakura menghela napas, bosan akan kebiasaan teman pirangnya itu.

"Kau ini…!! Kerjakan sendiri kenapa!!! Kau terlalu sering bermain basket, dasar tidak punya semangat belajar…!!!!!" Sakura memukul kepala Naruto.

" Auw… Aku tidak main-main, aku berlatih!! Aku ini kapten, aku harus terus berlatih supaya anggota lain tidak bolos, lagi pula sebentar lagi kejuaraan…" Naruto membela diri.

Namun banyak siswa iri dengan Naruto. Walau dia dipukul, paling tidak dia bisa dekat dengan Sakura Haruno, salah satu dari 'empat dewi' perguruan Konoha. Ino Yamanaka, Hinata Hyuuga, Tenten Xiao Yen dan Sakura Haruno adalah para siswi yang dikenal sebagai 'empat dewi', karena mereka tidak hanya berbakat, namun juga cantik.

'Huh, orang sialan yang beruntung.' Pikir mereka. Mereka kesal karena Naruto tidak hanya karena dia bersahabat dengan Sakura, tapi juga karena Naruto adalah pacar dari Hinata.

"Oi… Cepat masuk… kelas akan dimulai… Menyusahkan…" Seorang pria berkuncir ala nanas memanggil Naruto dan Sakura. "Semangat sedikit dong… dasar pemalas…" Naruto mengejek ketua kelas mereka. "kami akan segera ke kelas, kau mau menunggu Shikamaru?" Sakura menyahut. Shikamaru mengangguk.

Mereka berjalan perlahan perlahan ke kelas. Saat hampir mencapai kelas, Shikamaru tersentak. "Kenapa?" Tanya Sakura. "Aku baru ingat harus ke ruang guru… menyusahkan…" Shikamaru berujar. "Ada sesuatu?" tanya Sakura lagi. "Ada murid baru."


Seorang pemuda berambut hitam berkilau menunggu di ruang tunggu ruang kepala sekolah. Matanya hitam sehitam malam. Rambutnya berdiri di bagian belakang. Kulitnya putih agak pucat, seakan dia tak pernah keluar ke tempat terbuka. Wajahnya sangat tampan, bahkan bisa dikatakan 'cantik'. Tingginya sekitar 180 cm, membuat dia terkadang harus menunduk saat berbicara. Wajahnya tanpa ekspresi, kadang membuat orang mengira dia adalah patung kalau mereka tidak memperhatikan lebih seksama.

"Silahkan masuk tuan Uchiha. Nona Tsunade sudah menunggu anda." Seorang wanita berambut hitam sebahu berbicara padanya. "Hnn." Jawabnya, lalu mengikuti wanita itu masuk ke ruang kepala sekolah. Dia tidak menunjukkan satupun pergerakan di wajahnya.

Seorang wanita berambut pirang sedang membaca laporan sambil menuang sesuatu dari botol ke gelas di hadapannya. Kakinya naik ke atas meja. 'Tsunade Senju, kepala sekolah…' baca Uchiha pada papan di meja. 'itu… sake?' alisnya naik sebelah.

"Ehm… Nona Tsunade? Murid baru kita sudah datang…"

"Apa? Oh!!! Terima kasih, Shizune. Kau boleh kembali ke tempatmu," kata Tsunade menurunkan kakinya dari mejanya. 'Kepala sekolah macam apa ini? Tidak kompeten…' kritik Uchiha dalam hati.

"Jadi… Kau bocah Uchiha itu?" tanya Tsunade, setelah menenggak minuman itu.

"Sasuke Uchiha, kepala sekolah" Alis Sasuke mengerut. Nada suaranya tidak menunjukkan rasa hormat pada Tsunade. 'Orang ini harus belajar bagaimana cara berhadapan dengan seorang Uchiha' pikirnya.

Tsunade menyeringai 'Seorang bocah arogan, tidak aneh untuk Uchiha'. Dia mengubah posisi duduknya, "Merasa hebat, hah? Kau pikir aku takut pada keluargamu? Perbaiki cara bicaramu atau aku akan mengeluarkanmu. Sekarang juga," Sasuke tidak menyangka akan mendapat jawaban itu.

"Kau seharusnya belajar untuk menghormati orang yang ada diatasmu," tambah Tsunade.

Sasuke menyeringai, "Tak ada yang lebih tinggi dari Uchiha. Kau tahu itu dan kau akan menghormati seorang Uchiha," Tsunade diam saja, menatap Sasuke. Sasuke menyeringai lebih lebar, merasa menang.

Tsunade mengeluarkan selembar kertas. "Namamu… Sasuke kan, bocah?"

Sasuke bermaksud menjawab, saat Tsunade menulis namanya di kertas itu. Penasaran, dia pun bertanya "Apa itu?"

Tsunade menyerahkan kertas itu pada Sasuke "Surat pemberhentian," jawabnya simpel.

Sasuke menatapnya tak percaya. "Kau bermaksud mengeluarkan ku? Aku ini…" kata-katanya dipotong,

"Kau cuma seorang bocah. Aku tidak menerima murid yang tidak menghormati siapapun, terutama kepala sekolahnya," Tsunade menatap Sasuke dingin. "Kau lebih memilih harga diri sialan itu, atau mulai bersikap selayaknya seorang murid? Kalau kau mau menerima syarat ini, aku akan melupakan kejadian ini. Kalau kau memilih harga diri itu… yah, kau akan mengukir 'cacat' pertama pada sejarah 'bersih' keluargamu itu."

Mereka terdiam beberapa saat. "…Maafkan saya, Ibu Kepala…" Sasuke akhirnya meminta maaf, tahu dia sudah kalah dari Tsunade. Tsunade tersenyum puas. 'Masih terlalu cepat untuk berargumen denganku, bocah.' "Kau akan ditempatkan di kelas 2-A, dengan wali kelas Kakashi Hatake. Dia menunggumu di ruang guru. Shizune!!" Shizune datang beberapa saat kemudian.

"Antar bocah ini ke ruang guru."

Shizune menundukkan kepalanya.

"Dan jangan macam-macam. Aku menempatkan pengawas, bocah," mereka keluar dari ruangan kepala sekolah, menuju ruang guru. Baik Sasuke maupun Shizune terdiam. Shizune menghela napas lega, menarik perhatian Sasuke. Melihat Sasuke yang menatapnya bingung, Shizune tertawa gugup.

"Ahaha… Aku hanya lega. Biasanya Nona Tsunade tidak suka tipe orang yang kurang hormat. Beliau biasanya mengusir, bahkan menghajar orang semacam itu. Sepertinya anda sedang beruntung, melihat bahwa beliau sedang senang. Karena anda tipe semacam itu… Ah!! Maafkan saya…!!!" Shizune membungkuk dalam-dalam, mengutuk dirinya yang kelepasan bicara.

Sasuke menghela napas. 'Ya, benar-benar beruntung…' "Tak apa," jawabya singkat. Mereka kembali diam sampai mereka sampai di depan pintu ruang guru.

"Silahkan, wali kelas anda telah menunggu…"

Sasuke mengangguk "Hnn." Dia masuk ke dalam ruang guru.

Sasuke melihat sekeliling ruang itu. Semua orang sudah pergi, kecuali 2 orang. Seorang lelaki seumurannya dengan kuncir nanas, dengan seorang lelaki lagi. Orang berkuncir nanas itu terlihat mengantuk. Lelaki satunya… Tak dapat dilihat karena masker yang menutupi setengah dari wajahnya. Mata kirinya ditutupi penutup mata. Mata kanannya pun sulit dilihat karena rambut peraknya menutupi wajahnya. Mereka mengalihkan tatapannya pada Sasuke saat dia memasuki ruangan.

"Ah… Kau sudah datang rupanya," lelaki berambut perak itu terlihat seperti tersenyum (A/N: ga keliatan jelas kalo senyum, orang pake masker…). "Aku Kakashi Hatake, wali kelasmu. Kau bisa panggil aku Kakashi sensei. Ini Shikamaru, ketua kelasmu."

Sasuke membungkuk pada Kakashi, lalu mengulurkan tangannya pada Shikamaru. 'Aku tak boleh lengah pada mereka, mereka bisa saja pengawas yang dikatakan Tsunade.' "Sasuke Uchiha."

"Shikamaru Nara…" Jawab Shikamaru, menjabat tangan Sasuke dengan malas. "Nah, ayo kita pergi ke kelas," kata Kakashi ramah. Dia beranjak ke kelas diikuti dua muridnya.


Suasana kelas sangat ramai. Hampir semua murid sedang mengobrol dengan senang. Naruto tertawa-tawa bersama kiba, teman sekelas sekaligus anggota tim basket sekolahnya. Shino yang juga ada disitu hanya mengangguk sambil membetulkan kacamatanya. Mereka sedang membicarakan pertandingan minggu lalu. Sakura sendiri sedang membaca novel yang baru dibelinya kemarin, saat seorang perempuan menepuk bahunya.

"Sakura, kamu sudah dengar desas-desus itu?" Sakura memandang siswi itu bingung.

"Kabar apa? Yang mana?"

Siswi itu tertawa kecil, lalu melanjutkan, "Katanya, ada murid spesial masuk ke sekolah kita…" katanya genit.

Alis Sakura naik, "Spesial? Memangnya siapa murid baru itu?"

Wanita itu menjawab dengan senang, "Seorang Uchiha! Kau tahu kan? Uchiha yang itu…" matanya menerawang. Membayangkan sesuatu.

Sakura langsung berpikir cepat. 'Uchiha… Kalau tidak salah… Oh iya… Yang semua keturunan nya jenius itu kan…? Eh? Uchiha… Sepertinya pernah dengar baru-baru ini…'

Pikiran Sakura terpotong oleh suara salah seorang murid. "Kaka-sensei datang!" tanpa disuruh, semua murid kembali duduk di tempatnya. Tapi, mereka berbisik-bisik soal 'Uchiha' itu.

Kakashi masuk bersama Shikamaru, sedangkan Sasuke menunggu di depan kelas. Begitu Shikamaru duduk, siswi-siswi berbisik padanya, menanyakan soal 'Kedatangan Uchiha' pada Shikamaru. Tapi yang ditanya hanya menjawab "Lihat saja sendiri… Menyusahkan." Kakashi berbicara "Hei… Tenanglah. Yah, seperti yang kalian duga, hari ini ada seorang murid baru… Silahkan masuk."

Saat Sasuke masuk ke kelas, terdengar suara 'kyaaa' dari para siswi di kelas. 'Mulai lagi…' Sasuke memandang ke seluruh kelas. Semua gadis memasang wajah imut, mencoba menarik perhatiannya. Namun, yang menarik perhatian si jenius itu adalah Sakura yang lebih memilih bicara pada Shikamaru, hanya memandang Sasuke sekilas saja.

'Pink…? Apa itu diperbolehkan? Dia sepertinya beda dengan semua wanita yang selama ini kukenal… menarik.'

Kakashi berdehem, "Silahkan perkenalkan dirimu."

Sasuke mengangguk. "Aku Sasuke Uchiha. Senang berkenalan dengan kalian," para siswi langsung mencatat namanya dengan cepat di buku.

"Nah, Sasuke akan duduk di…" semua siswi memandang penuh harap, sambil berdoa supaya bisa duduk di sebelah cowok setampan itu. Kakashi menghela napas, memandang sekeliling. 'Sepertinya mau tak mau… eng? Hoho…' "…Sasuke akan duduk di sebelah Sakura," para siswi tadi seperti kehilangan semangat hidup. Mereka sepertinya kehilangan warna di wajahnya.

Sakura sendiri hanya memandang Kakashi sesaat, lalu mengangguk. Sasuke makin tertarik padanya. Sasuke menghampiri meja Sakura, duduk di kursi kosong disebelahnya. "Sasuke Uchiha. Kamu?" tanya Sasuke, mengulurkan tangannya.

"Sakura Haruno." Jawab Sakura singkat. 'Memang beda,' Pikir Sasuke.

"Sudah-sudah… Ayo kita mulai pelajaran kita…"

Pelajaran berlangsung seperti biasa. Kakashi sensei memberi sedikit penjelasan, lalu memberi tugas dan dia mengawasi sambil membaca buku oranyenya.

"Anu… Haruno-san… Boleh aku pinjam pena mu? Punyaku tertinggal…" Sasuke bertanya.

"Oh… Ini, pakai saja." Sakura menyerahkan pena bertinta hijau pada Sasuke. Sasuke mengangkat alisnya, namun menerimanya.

Tiba-tiba tempat pensil Sakura bergetar. Handphone yang disimpan bergetar karena ada telepon. Sakura melihat layar handphone-nya, dia terlihat sedikit kesal. Dia berbisik 'maaf' pada Sasuke yang memandangnya. Dia diam-diam menjawabnya. Dia berbicara secepat dan sepelan mungkin, sehingga semua orang tidak tahu. Bahkan sasuke hanya dapat menangkap kata 'kakak-kakak bodoh' saat Sakura menutup teleponnya.

"Penting?" tanya Sasuke. Sakura cuma menghela napas, diam beberapa saat. "Cuma saudaraku. Tak apa." Jawabnya. Sakura lalu membuka buku catatan kecil dan mencatat sesuatu. Sasuke melihat buku tugasnya, terkejut bahwa Sakura menyelesaikan tugas itu secepat dirinya. 'Dia pintar… Makin menarik…" Batin Sasuke.


Sakura sedang duduk sendirian di kantin saat istirahat siang. Dia memang jarang bergaul dengan teman sekelasnya, karena 'reputasi' Sakura. Dan sekarang, dia semakin dijauhi karena 'Uchiha' duduk disampingnya. Tapi dia tidak mempermasalahkan itu. Baginya, itu justru menyenangkan. Dia bisa menjauhkan kumpulan orang-orang yang suka ribut menggosip itu. Sakura tidak menyukai gosip. Dia menganggap itu adalah sesuatu yang tak berguna dan buang-buang waktu. Saat Sakura sedang menyantap sandwich, seseorang menepuk bahunya.

"Hei, tumben kamu makan siang di kantin," seorang wanita berambut pirang tersenyum.

"Sakura… selamat siang…" Seorang wanita berambut hitam kebiruan menyapa.

"Hai!" sapa wanita berambut coklat duduk di sebelahnya.

"Oh… Ino, Hinata dan Tenten ya… kukira para 'fangirl' itu…"

Ketiga gadis itu saling pandang, bingung, "Fangirl? Memangnya ada masalah apa?" tanya Ino.

Sakura menghela napas. "Di kelasku ada murid baru. Dia duduk di sebelahku, dan dia bertampang bagus, membuat para gadis itu langsung jatuh hati padanya beberapa saat setelah dia masuk."

"Oh!!! Begitu… kau disusahkan karena penggemar murid baru itu…" Tenten menjawab. Sakura mengangguk.

"Sudahlah… tak usah pedulikan mereka. Oh iya, aku ada acara nih…" Ino berbicara dengan penuh semangat.

"Acara apa, Ino?" tanya Hinata.

"Begini…" mereka langsung asyik dalam obrolan mereka.


Sasuke sedang memegang nampan, mencari tempat duduk. Hampir semua gadis di kantin langsung menyiapkan tempat di sebelah mereka. Sasuke memilih duduk di sebelah seorang laki-laki berkacamata di pojok.

"Hei, kau Sasuke Uchiha kan? Aku Seiji Kuromine, teman sekelasmu. Tapi aku lebih dikenal sebagai Data Bank Perguruan Konoha," orang itu mengenalkan dirinya pada Sasuke.

"Data Bank?" tanya Sasuke.

"Yap! Aku memiliki informasi seluruh orang yang ada di sini. Tanya saja siapa yang ingin kau tahu, aku akan beri infonya sesuai harga…" Seiji menyeringai, 'Bisa dapat uang sekaligus dapat data 'Pangeran Uchiha'… Huhuhu.' "Untuk perkenalan kuberi secara gratis. Ada orang yang ingin kau tahu infonya?"

Sasuke memandang sekeliling. Matanya Menangkap warna pink. Dia menyeringai tipis. "Aku mau data wanita itu." Dia menunjuk Sakura.

"Hoo… Matamu tajam juga. Dia adalah Sakura Haruno, salah satu dari 'empat dewi' perguruan Konoha." Seiji menjawab.

"Lalu?" tanya Sasuke.

"Untuk selanjutnya, Ada tarifnya… Ini info spesial. Banyak yang akan melakukan apa saja untuk dapat info tentang dia," jelas Seiji.

Sasuke mengerutkan dahi, namun mengeluarkan 2 lembar uang seratus ribu dari dompetnya. "Ini cukup?" katanya seraya menyerahkan uang kepada Seiji.

"Hohoho… Sangat cukup. Oke… Info Sakura…" Seiji memasukkan uang ke dompetnya, lalu mengambil sebuah buku saku.

"Sakura Haruno. Tinggi 165 cm, three size (Sasuke nyaris tersedak) 75-60-70, warna kesukaan merah dan hijau, yang disukainya omongan berbobot, sahabatnya, keluarganya, dan makanan kesukaan nya sandwich. Dia membenci orang arogan, gosip, penghinaan terhadap keluarga dan sahabatnya dan makanan berlemak…"

Sasuke memotong ucapannya, "Bagaimana kau bisa tahu ukuran tubuhnya!?"

Seiji memandang Sasuke yang terlihat marah, "Oh… aku dapat dari teman sekelasnya. Juga dari pengukuran tubuh sekolah tiap tahunnya. Hei, aku tidak mengintip! Mau dengar lanjutannya tidak?" Sasuke akhirnya mengangguk.

"Oke… Dia anak bungsu dari 3 bersaudara. Kakaknya bernama Nadeshiko dan Yuri, aku tidak begitu tahu tentang kakaknya. Rumahnya…" Seiji menuliskan alamat rumah Sakura di kertas, lalu menyerahkannya pada Sasuke.

"Aku sudah bilang sebelumnya. Dia salah satu dari 'empat dewi'. Itu julukan 4 siswi yang tidak hanya berbakat, tapi juga cantik. Nah, itu dia!!! Mereka sedang berkumpul disana." Sasuke melihat ke arah Sakura lagi, baru sadar kalau ada orang lain bersamanya.

"Tenten Xiao Yen, yang rambutnya dibentuk seperti 2 buah bakpao. Ino Yamanaka, yang rambutnya dikuncir buntut kuda. Hinata Hyuuga, yang rambutnya digerai," jelas Seiji, "mereka teman Sakura sejak SMP. Mereka, termasuk dari sedikit orang yang tahu tentang keluarga Sakura. Selain mereka, cuma Naruto Uzumaki, Shikamaru Nara dan Itsuki Kotaro yang tahu."

Sasuke melihat ke arah yang ditunjuk Seiji.

Seorang berambut pirang acak-acakan sedang berbicara tanpa henti, disebelahnya ada orang berambut kemerahan panjang yang dikepang menanggapi sesekali sambil membaca buku, di sampingnya ada orang berkuncir nanas yang dilihatnya tadi pagi sedang tidur.

"Mereka tahu karena mereka teman Sakura sejak kecil. Mereka juga sampai sekarang masih bertetangga dengan Sakura," Seiji bermaksud beranjak saat dia teringat sesuatu. Dia kembali duduk dan mencolek bahu Sasuke, karena Sasuke sedang memperhatikan Naruto cs.

"Aku baru teringat satu info. Ini masih baru, dan kau yang pertama tahu ini. Walau sangat populer, Sakura jarang mendapat pernyataan cinta. Dari data yang kuperoleh, itu karena saudaranya."

Sasuke mengangkat alisnya.

"Kabar yang kudapat setelah… ehm, memaksa orang-orang yang pernah mendekatinya, adalah karena kakaknya suka mengerjai orang yang mendekati Sakura.

Mereka akan mengerjai habis-habisan semua orang yang mendekati Sakura, karena dianggap 'tidak kompeten' . Selain itu… Aku tak tahu apa ini terpercaya, tapi ada desas-desus bilang kalau dia memiliki 3 kakak sepupu yang over protektif. Mereka bahkan dikatakan akan lebih kejam dari kakaknya dalam berhadapan dengan 'Fanboy' Sakura."

"Yah, itu yang kutahu," Seiji bangkit dari kursinya. "Semoga beruntung, Sasuke."

Sasuke mencerna iformasi yang diberikan, 'Begitu… Menarik, semakin mengenal dia aku semakin tertarik.' Sasuke beranjak dari kursinya.

Dia menuju ke meja Sakura, yang sedang asyik ngobrol dengan temannya. "Haruno-san…" Sakura dan yang lainnya menengok. Dia melihat Sasuke ada di sebelahnya.

"Pena yang kupinjam tadi, kukembalikan. Terima kasih," Sakura mengambil pena yang diulurkan Sasuke.

"Err… Ini teman-temanku. Teman-teman, Ini Sasuke…" Ino menjabat tangan Sasuke, sedangkan Hinata dan Tenten mengangguk. 'Seksi… Tipe cowok cantik ya…' pikir Ino. 'Ah, tapi diluar tipeku. Dia terlalu pucat.'

"Kalau begitu, aku duluan Haruno-san," Sasuke beranjak dari kursi.

"Panggil Sakura saja, Sasuke." Kata Sakura ramah.

Sasuke mengangguk "Sampai bertemu dikelas, Sakura," Dia tidak dapat menyembunyikan senyumnya saat keluar dari kantin. 'Pintar, cantik dan ramah… Sakura Haruno…' pikirannya menerawang.

Naruto melihat kejadian itu, menyeringai. Kotaro yang sadar akan itu juga, membangunkan Shikamaru dan memberi tahu apa yang terjadi. "Hehe… Dia bakal menemui siksaan 'four season' bersaudara…" kata Naruto, masih menyeringai.

"Kabari aku kalau dia datang ke rumah Sakura. Sudah lama tidak lihat mereka 'beraksi'…" Kotaro menimpali.

"Huh… Nanti aku yang kena getahnya… Menyusahkan…" Shikamaru berkata sambil mengusap matanya.

Naruto mengambil handphone jingganya.

"Mau apa?" tanya Kotaro.

"Dia menghubungi Kak Nadeshiko." Tebak Shikamaru. Naruto tersenyum lebar. Dia berbicara di telepon, memberi tahu apa saja yang terjadi.

Kotaro bertanya setelah Naruto menutup telepon "Bagaimana?"

Naruto menghela napas. "Disuruh lihat perkembangannya dulu…"

"Tenang, kita takkan menunggu lama."

"Kenapa? Ah, jangan-jangan…"

"Aku akan jadi umpan."

"Menyusahkan… Aku tak akan bertanggung jawab kalau ada apa-apa."

"Tenang… Aku tahu harus bagaimana."

"Ini akan semakin seru."


Siapakah yang akan memancing Sasuke agar dia bertindak? Siapakah 'four season' bersaudara itu? Apakah yang sedang menanti Sasuke?

Tunggu chapter 2 yaaa…

Baka Tantei: Seishiro Amane sign out.