Mental Breakdown

By D2L

Rate T

Genre : Suspense / Romance

Sumarry : Mereka sama-sama menelan pil pahit yang dihasikan oleh dunia kejam ini. satunya seorang pengusaha kaya yang bernama Cho Kyuhyun yang ternyata menyembunyikan jati dirinya sebagai seorang psikopat dan seorang pecandu narkoba, Lee Sungmin yang memegang kunci kendali akan Kyuhyun. Dialah satu-satunya yang bisa membuat Kyuhyun tidak berubah menjadi monster pembunuh. /SEQUEL OF NUMBER ONE /

.

.

.

This is my hearth

.

.

.

Sungmin cukup tidak merasa nyaman kali ini sebab dirinya seperti berada di dunia lain. Dirinya sungguh tidak pantas untuk datang ke sini, ke sebuah pesta yang sangat mewah. Lihat saja semua orang-orang yang ada di sini. Mereka semua memakai pakaian dan perhiasan yang sangat mewah. Mereka benar-benar memancarkan aura seorang miliuner. Jika saja bukan karena Kyuhyun yang memaksanya, mungkin Sungmin lebih memilih untuk tinggal saja di dalam manor Kyuhyun yang sepi itu.

Entah sudah berapa kali Sungmin menghelah napas dan gelisah. Kyuhyun saat ini tidak sedang bersamanya. Laki-laki itu sedang sibuk untuk berbicara dengan rekan kerjanya sedangkan kini dia sendirian di pojokan dari ballroom ini.

Gelas yang ada di tangannya itu sudah berulang kali di isi ulang. Tidak. Dia tidak senang menghabiskan wine yang sangat menggiurkan. Dia hanya meminum jus saja. Laki-laki berambut ikal itu melarangnya untuk meminum wine padahal wine termasuk dalam minuman yang disukainya. Dia sering mencicipinya walaupun dia masih di bawah umur tentu saja. Well, bahkan narkoba pernah dicicipinya, kan?

Sungmin terkaget saat melihat ada seorang yang mengambil gelasnya dari dirinya. Dia menolehkan ke arah kiri dan menembukan Kyuhyun yang menyingung sebuah senyuman ke arahnya.

"Maaf aku meninggalkanmu ya, tapi pembicaraanku dengan mereka itu benar-benar harus kulakukan dan mereka biasanya tidak akan menyukai aku membawa oranga asing untuk bersama mereka," jelas Kyuhyun.

"Kalau beitu seharusnya kau tidak membawaku ke sini."

"Aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja. Aku tidak bisa mengawasi dan juga melindungimu." Kyuhyun perlahan mendekatkan wajahnya ke arah Sungmin, tapi Sungmin kemudian menahan Kyuhyun. Tangannya mendorong dada Kyuhyun.

"Kau tidak sadar semua orang sedang memperhatikan kita?"

Kyuhyun menyinggung sebuah seringai. "Kenapa? Ini semua tidak ada hubungannya dengan mereka. Kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan."

"Aku tidak berniat untuk mencari musuh baru." Sungmin mengalihkan perhatiannya ke arah para tamu-tamu yang diundang di sini. Kebanyakan para perempuan kini sedang menatapnya dengan tatapan iri dan juga sinis.

Kyuhyun tampaknya tidak peduli dengan apa yang diucapkan Sungmin. Tingkahnya malah semakin menjadi-jadi. Tangan kanannya bahkan diselipkannya ke pinggang Sungmin dan memeluknya.

"Aku akan membuat sebuah pengumuman penting di pesta ini dan kau harus ikut denganku."

"Kukira keberadaanku cukup menggangu untuk para tamumu," ucap Sungmin sinis.

"Kalau begitu untuk apa aku membawamu? Aku bukan hanya ingin selalu mengawasimu saja, tapi pesta ini kubuat untuk dirimu."Sungmin harus dibuat mengerutkan keningnya ketika Kyuhyun mengatakan hal tersebut.

Sungmin harus mengikuti langkah Kyuhyun yang kini berjalan dengan sepihak. Dirinya dibawa ke tengah-tengah dari ballrom itu dan kini semua mata tertuju padanya dan juga Kyuhyun. Seketika ballroom itu langsung menjadi sepi. Semuanya diam seperti mengerti bahwa Kyuhyun hendak pengumumkan sesuatu.

"Hari ini saya merayakan sebuah pesta besar bukan hanya merayakan keberhasilan perusahaan saya, tapi ada alasan lain yang paling utama." Kyuhyun menggantungkan perkataannya.

"Pesta ini kurayakan untuk memperkenalkan tunanganku," ucap Kyuhyun dengan senyuman manis. Senyuman yang sangat langkah untuk semua rekan kerjanya yang ada di sini. "Perkenalkan, ini adalah Lee Sungmin dan dia adalah tunanganku. Aku berharap kalian menyetujui hubungan kami." Senyuman palsu. Sungmin hanya bisa mendengus kesal melihat Kyuhyun saat ini.

Sungguh. Kini Sungmin merasa ingin lenyap dari ballroom ini detik ini juga. Semua mata kaget tertuju padanya. Mata yang tidak menyiratkan tidak kepercayaan pada pilihan seorang Cho Kyuhyun pada seorang yang kelihatan benar-benar tidak selevel dan tidak berada di kalangan yang kaya. Ya, itu dirinya.

Tapi sungguh Sungmin kini merasa sangat jengkel dengan semua tatapan iri yang dilayangkan ke arahnya. rasanya ada yang membuncak dalam dirinya untuk memainkan peran yang sudah disetting oleh Kyuhyun dan membuat orang-orang itu semakin iri akan dirinya yang sangat beruntung untuk saat ini.

"Benar apa yang dikatakan tunangan saya. Sebentar lagi kami akan mengadakan pesta pertunangan kami dan kami sangat berharap jika kalian bisa datang ke pesta kami," ucap Sungmin dengan senyuman yang sangat manis. beberapa akhirnya terpesona padanya, tapi beberapa masih juga melayangkan tatapan tidak senang ke arahnya.

"Dua minggu lagi kami akan melaksanakan pertunangan kami."

Oh, dan perkataan Kyuhyun benar-benar membuatnya semakin menjerat dalam permainan yang disusun oleh keduanya.

.

.

.

Sungmin kembali ke mansion ini dengan muka yang sangat masam. Apalagi jika bukan karena insiden tadi di dalam ballrom mewah itu?

Dengan cepat Sungmin berjalan di depan jauh dari Kyuhyun untuk menuju kamar mereka. Sungguh untuk kali ini Sungmin merasa ingin sendiri dan tidak ingin bertemu dengan laki-laki berambut coklat itu untuk sementara waktu.

"Aku sudah mengatakan padamu bahwa aku tidak suka jika apa yang sudah menjadi milikku direbut oleh orang lain untuk itu aku harus segera mengikatku untuk menjadi milikku sepenuhnya," ucap Kyuhyun hendak menjelaskan tindakannya yang tadi.

Dia segera menyusul Sungmin masuk ke dalam kamar mereka dan kemudian menutup pintunya. Mereka perlu bicara empat mata walaupun jika salah satu dari mereka tidak menginginkanya.

Sungmin akhirnya berbalik dan mentap Kyuhyun dengan tatapan sinis.

"Dengan apa? Dengan menikah denganmu? Sungguh kita baru bertemu tiga hari dan kau langsung mengatakan seperti itu di depan banyak orang seperti tadi? Kau itu berpikir apa, sih? Kita bahkan belum saling mengenal satu sama lain secara mendalam. Aku bahkan tidak tahu kau itu siapa sebenarnya apalagi kau selalu berusaha untuk menutup jati dirimu. Kenapa bisa sampai seperti itu? Aku hanya ingin mempunyai pasangan hidup yang siap untuk menerimaku apa adanya dan bersedia berbagai apapun juga di dalam keluarga yang akan kita rancang."

Kyuhyun tampak diam mendengar apa yang ditujukan Kyuhyun padanya.

"Kenapa? Kau masih tidak mau memberitahuku? Kau masih belum percaya padaku atau apa? Bukannya kau sendiri yang memilihku untuk menjadi pasanganmu, hah?" ucap Sungmin kasar.

Lagi-lagi Kyuhyun hanya diam. Kalau begini rasanya dia hanya berbicara dengan patung saja. Sungmin mulai kesal dengan Kyuhyun kali ini.

"Aku harap kau segera keluar dari sini. Aku benar-benar tidak ingin menatap wajahmu sekarang," ucap Sungmin sinis.

Kyuhyun tidak membalas apa-apa. Untuk saat ini dia hanya ingin mengikuti apa yang diucapkan anak itu. Anak itu memang masih labil. Bisa sangat dimaklumi jika apa yang disembunyikannya tidak bisa diterima oleh anak itu dan akan menjadi perkara panjang dihubungan mereka.

"Kau akan tahu suatu saat kalau aku tidak memberitahumu hanya untuk kepentingan keselamatanmu saja," ucap kyuhyun sebelum dirinya benar-benar keluar dari kamar itu.

Sungmin perlahan menutup kedua matanya dan menarik napas dalam lalu menghembuskannya. laki-laki itu sama saja dengan kedua orang tuanya. Sungguh menyebalkan dan selalu bisa membuat kepalanya pusing dan mengambil semua perhatiannya. Dirinya perlahan melangkahkan dirinya menuju tempat tidur. Dia ingin segera memejamkan mata dan mengosongkan pikirannya. Istirahat denan tempat tidur yang nyenyak akan membantunya daripada narkoba yang mulai tidak dicandunya lagi.

Tiba-tiba saja Sungmin berhenti melangkah. Dia merasa merinding. Kamar ini benar-benar kosong dan Sungmin yakin hanya ada dirinya sendiri di dalam kamar ini, tapi seolah-olah ada seseorang yang mengamatinya dengan tatapan benci dari suatu kegelapan. Sungmin menelan ludahnya. Mungkin pilihan yang salah dia mengusir Kyuhyun tadi dari kamar ini.

Kedua tangannya terkepalkan. Sungmin berusaha untuk tetap berani untuk keadaannya saat ini. Dia kembali melangkah dan kemudian membaringkan dirinya di dalam tempat tidur. Matanya mulai tertutup, tapi lagi-lagi dia merasakan aura menusuk itu. Dia langsung terbangun dan melihat sekitarnya. Nihil. Dia tidak melihat siapapun.

Oke. Kali ini dia sudah tidak bisa tahan lagi. Sekujur tubuhnya ingin melarikan diri dari kamar ini sekarang. Dia merasa takut dan satu-satunya orang yang terpikirkannya saat ini untuk bisa menyelamatkan dirinya.

Sungmin langsung bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke pintu kamar itu. Dia sedikit membukanya lebih keras dari biasanya. Sampai-sampai Kyuhyun yang berada di luar terkaget dan langsung menghampirinya dari sofa yang dia tiduri di luar.

Kyuhyun berlari ke arah Sungmin dan langsung memeluknya erat. Tangannya mengusap-ngusap kepala Sungmin. "Tenanglah dulu baru kau bisa menceritakannya padaku."

Sungguh, kali ini Kyuhyun bingung kenapa bisa Sungmin kelihatan sangat takut sepeti ini.S

"Kau pasti menganggapku gila ketika mengatakan ada seseorang yang mengamatiku di dalam sana."

Tubuh Kyuhyun langsung menegang, Dia langsung lebih memeluk erat Sungmin. "Aku percaya dan sekarang kita perlu meninggalkan mansion ini."

Sungmin sedikit melonggarkan pelukan itu. Dia menatap wajah Kyuhyun dengan tatapan bingung, "Jam dua pagi begini?"

"Ya. Ini untuk keamananmu sendiri."

Sekali lagi Sungmin dibuat bingung, tapi dia bungkam. Sungmin mengikuti Kyuhyun yang menariknya dan berjalan dengan cepat untuk pergi ke garasi. Kyuhyun segera membuka pintu garasi setelah terlebih dahulu menyuruh Sungmin masuk ke dalam mobil miliknya dan kemudian dia juga menyusul .Kyuhyun langsung menancap gas. Tidak peduli jika nanti ada polisi yang akan menangkap mereka. Jalanan yang ada begitu sepi. Tentu saja ini sudah jam dua pagi. Kebanyakan orang masih terlelap di tempat tidur mereka yang empuk.

Saat menyetir, Kyuhyun sesekali mengambil waktu untuk menoleh ke arah Sungmin. Kelihataannya anak itu sudah tidak setakut tadi saat masih berada di mansionnya. Kyuhyun tidak akan menganggap Sungmin gila akan apa yang dikatakannya karena Kyuhyun sudah tahu benar siapa pelakunya dan dia juga pernah mengalami hal yang sama. Kekasihnya yang dulu juga pernah mengatakan sesuatu yang sama seperti Sungmin saat ini.

Ada seseorang yang mengamatiku.

Dan Kyuhyun begitu takut ketika kalimat itu kembali terucap lagi oleh Sungmin. Kali ini dirinya juga takut. Bukan hanya Sungmin semata saja.

Kyuhyun semakin membalap mobilnya. kini mobilnya itu sampai pada kompleks apartemen elite.

Saat menggiring Sungmin, Kyuhyun menggengam tangannya sangat erat. Mereka tiba di depan pintu apartemen Kyuhyun. Saat pintu itu terbuka Kyuhyun dengan cepat menarik Sungmin masuk ke dalam dan menguncinya. Kyuhyun segera membawa Sungmin ke kamar tidur. Dengan agak kasar Kyuhyun membuat Sungmin berada di atas tempat tidur.

"Tidurlah sekarang," ucap Kyuhyun.

Sungmin mengerutkan kening. "Bagaimana dengan dirimu?"

"Tidak. Aku belum mengantuk. Sebaiknya kau cepat tidur sekarang," ucap Kyuhyun.

Sungmin awalnya ingin membantah lagi tapi mengingat Kyuhyun yang keras kepala lebih baik dia tidur sekarang. Lagipula dia sudah benar-benar mengantuk sekarang. "Kalau begitu selamat malam."

"Ya."

.

.

.

Setelah insiden kemarin, Kyuhyun sama sekali tidak pergi ke kantor. Entah kenapa padahal Sungmin yakin banyak pekerjaan penting yang harus dihandel laki-laki itu dan bahkan mungkin akan sangat berpengaruh pada perusahannya, tapi Kyuhyun memilih untuk mengabaikan semua itu dan malah memilih untuk menemaninya di dalam manor ini. Tidak sekalipun Kyuhyun jauh darinya. Selalu berada di sampingnya. Bahkan terlihat lebih was-was dari sebelumnya. Kyuhyun tidak akan membiarkan Sungmin kemanapun tanpa dirinya.

Sudah berapa kali Sungmin bertanya memangnya ada hubungannya dengan dirinya yang merasa diamati itu. Siapa yang melakukannya. Siapa pelakunya. Apakah laki-laki itu kenal dengan penguntit yang mengunti dirinya? Sudah berapa pertanyaan yang dilontarkan Sungmin, tapi laki-laki itu diam seribu bahasa. Diam. Benar-benar tidak berniat untuk membuka satupun kunci dari semua rahasia yang ada di dalam dirinya.

Sungmin tidak mamaksa lagi jawabannya. Dia juga hanya diam saja mulai beberapa hari yang lalu. Dia berusaha untuk menikmati keberadaan Kyuhyun di sampingnya. Walaupun mereka tidak saling berkomunikasi, tapi mereka saling memberi perhatian dengan cara lain. Lagipula di awal pertemuan mereka Kyuhyun sudah pernah memperingatinya agar tidak terlibat terlalu jauh, tapi Sungmin tidak mengindahkannya malah menawarkan diri untuk menjadi milik Kyuhyun. Jadi Sungmin tidak benar-benar bisa menyalahkan Kyuhyun dalam kasus ini.

"Kau tidak pergi kerja? Apa jadinya perusahaanmu tanpa dirimu seminggu ini?"

Kyuhyun menggelengkan kepala.

Sungmin hanya diam saja. Dia kembali merebahkan dirinya di dalam selimut yang hangat itu.

Tiba-tiba saja terdengar deringan telepon. Kyuhyun segera beranjak berdiri untuk mengangkat telepon itu. Wajah Kyuhyun langsung pucat saat mendengarkannya.

"Untuk beberapa hari ini kau harus terus bersamaku. Aku sudah harus bekerja jadi mulai sekarang kau harus ikut denganku ke kantor milikku. Tidak ada penolakan. Aku tahu kau tidak terlalu suka dengan orang-orang asing yang menatapmu dengan iri itu, tapi aku harus selalu mengawasimu," ucap Kyuhyun tiba-tiba.

Baiklah. Ini mengherankan. Awalnya laki-laki itu tidak ingin membawanya kemana-mana tapi kini membawanya ikut ke kantor miliknya. Mungkin terjadi sesuatu yang buruk di perusahaannya sehingga harus Kyuhyun langsung yang turun tangan.

"Memangnya kau harus mengawasiku dari apa?" Lagi-lagi sungmin berusaha untuk mendapatkan jawaban.

"Dari sesuatu yang pernah hampir membunuhku." Akhirnya Sungmin mendapat sebuah jawaban untuk puluhan pertanyaannya, tapi sayangnya sesuatu yang tidak menyenangkan. Sungmin langsung terdiam tidak mampu berkata apa-apa lagi. Perkataan Kyuhyun serasa menusuk hatinya entah kenapa.

Tanpa banyak bicara Kyuhyun memakai sebuah jas tanpa mengganti kemeja putih yang sudah dipakainya sedari tadi.

"Aku sudah menyiapkan pakaian yang cocok di dalam lemarimu. Kau sebaiknya segera berpakaian. Aku akan menunggumu di luar," ucap Kyuhyun dan kemudian dia berjalan keluar dari ruang kamar mereka.

Sesaat di luar, Kyuhyun mengeluarkan handphonenya. Dia menghubungi Eunhyuk.

Belum sempat Kyuhyun berkata apa-apa, Eunhyuk lebih duluan menyela. "Dia sudah kembali bodoh, makanya kau harus segera datang ke sini sekarang. Perusahaanmu bisa bangkrut karena dia menyusup masuk ke dalam sistem perusahaanmu tahu."

"Dia juga sudah mulai mengawasi Sungmin seperti yang kutakutkan. Aku benar-benar tidak bisa lepas pandang pada Sungmin lagi," balas Kyuhyun.

"Kau tahu aku sudah tidak mau berurusan lebih dalam dengan dirinya dan juga dirimu."

"Lalu kenapa kau terlibat sekarang?"

"Hanya untuk menyelamatkan satu jiwa yang tidak berdosa lagi."

Kyuhyun diam mendengar ucapan Eunhyuk. Dia tersentak saat pintu kamar yang ada di belakangnya terbuka. "Aku akan menghubungimu nanti lagi."

Dengan cepat Kyuhyun memasukkan handphonenya kembali ke dalam saku jas miliknya.

Kyuhyun segera memegang tangan Sungmin dengan sepihak dan mengiring laki-laki manis itu untuk mengikuti langkahnya. Tak menunggu lama mereka sama-sama berada di atas mobil dan berangkat menuju perusahaan Sungmin.

Oke. Kali ini Sungmin tidak menyukai situasinya sama seperti pesta beberapa hari yang lalu itu. Semua mata tertuju padanya dan mereka saling berbisik satu sama lain. Pasti membicarakan tentang pertunangan sepihak yang dibuat oleh kyuhyun itu dan hebatnya dia juga ikut berakting di dalamnya.

Setiap kali Kyuhyun lewat, para bawahannya itu pasti akan membungkukkan kepala mereka dengan hormat. Hal itu berhenti ketika mereka berdua sudah berada di dalam ruang kantor pribadi milik Kyuhyun. Kyuhyun mengambil beberapa amplop dokumen yang ada di atas meja kerjanya.

"Kau tunggu di sini. Jangan coba kemana-mana selama aku pergi," perintah Kyuhyun dan kemudian lak-laki itu pergi dengan sepihak meninggalkan sungmin di dalam sana yang saat ini sedang menghelah napas berat.

"Oh, jadi kau yang bernama Lee Sungmin?"

Sungmin mengerutkan keningnya menatap laki-laki berambut blonde itu.

'Kenapa laki-laki ini bisa tahu namaku?' batin Sungmin.

"Kau siapa?"

"Aku rasa kau tidak punya hak untuk tahu siapa aku," balas Eunhyuk.

"Oh, jadi kau datang ke sini untuk bertemu dengan Kyuhyun? Maaf, tapi mungkin dia sedang berada di ruang rapat," ucap Sungmin ketus.

"Aku tidak mencari laki-laki gila itu, tapi aku mencarimu. Sayangnya aku tidak berminat untuk memperkenalkan diriku. Aku datang ke sini hanya untuk memperingatimu tentang satu hal."

"Kau harus mulai mengenal apa yang disembunyikan laki-laki gila itu dibalik kedoknya yang tampak seperti orang baik-baik. Kau harus melakukannya atau kau akan terlibat semakin jauh dan nyawamu yang akan menjadi taruhannya. Kau akan menyesal sudah berada di sampingnya dan apa yang terjadi pada HyunMin akan terjadi untuk kedua kalinya lagi." Dengan sepihak Eunhyuk meninggal Sungmin yang masing termenung dan memikirkan apa yang dikatakan Eunhyuk dengan mendalam.

'Siapa HyunMin?'

"Mungkin kekasih Kyuhyun yang sebelumnya, tapi apa maksudnya?" Sungmin semakin mengerutkan keningnya. Dia terlalu larut dalam pikirannya sampai-sampai tidak sadar kalau Kyuhyun sudah kembali masuk ke dalam kantor miliknya.

"Ada seseorang yang merusak mobilku. Tidak parah, tapi mobil itu tidak bisa jalan jadi kita harus naik kereta," ucap Kyuhyun.

Well, naik taksi memang tidak akan efektif. Apartemen Kyuhyun sangat jauh dari sini, tapi yang Sungmin herankan adalah siapa yang berani merusak mobil Kyuhyun di perusahaan ini? Terlihat tidak ada satupun bawahan yang berani terhadap Kyuhyun apalagi sampai membuat hal yang seperti itu.

"Kau mau pulang sekarang?"

"Ya. Masalah di sini sudah selesai jadi aku bisa pergi sekarang."

"Oh." Sungmin hanya memberikan respon singkat.

Kali ini inisiatif Sungmin untuk memegang tangan Kyuhyun terlebih dahulu. Awalnya Kyuhyun kaget, tapi kemudian dia ikut menganggam tangan Sungmin dengan sangat erat. Mereka sama sekali tidak saling berbicara satu sama lain, bahkan ketika mereka sudah keluar dari perusahaan Kyuhyun. Saat ini mereka berdua sedang menunggu lampu jalan berubah menjadi warna merah sehingga mereka berdua bisa menyebrangi trotoar yang ada.

Lampu sudah berubah menadi merah. Mereka berdua mulai menyebrang. Secara tidak sengaja saat sudah berada di ujung jalan sana, Kyuhyun melihat ke arah jendela-jendela toko dan betapa kagetnya ketika dia melihat gambar wajah Sungmin yang menandakan anak itu sedang hilang.

Kyuhyun langsung menarik Sungmin menuju toko baju terdekat. Dengan asal dia mencari pakaian untuk dirinya dan juga Sungmin. Dia langsung membelinya dan meminta untuk langsung memakainya. Setelah Sungmin berganti kini dirinya juga yang berganti. Sebelum keluar dari toko itu, Kyuhyun memastikan Sungmin menggunakan topi dan juga tudung jaketnya agar wajah Sungmin sama sekali tidak bisa dilihat oleh siapapun.

"Kenapa tiba-tiba kau seperti ini?"

"Orang tuamu mencarimu. Mereka melaporkanya pada polisi dan para polisi itu menempelkan poster dirimu yang hilang dimana-mana," jawab Kyuhyun.

Mereka berdua terus saja berjalan sambil mengobrol.

Sungmin menghelah napas."Mereka hanya mencari perhatian saja. Mereka pasti mengadukannya pada polisi bukan karena mereka memang benar-benar ingin menemukanku."

"Kalau begitu kau tetap saja berada di dalam apartemenku untuk sementara. Polisi-polisi itu tidak akan-" Sayangnya Kyuhyun tidak dapat menyelesaikan perkataannya.

"Tidak. Aku akan bertemu dengan mereka sekarang. kau tidak akan keberatankan? Aku ingin dengan cepat menyelesaikan masalah dengan mereka agar aku bisa seluruhnya lepas dari orang tuaku. Aku sudah tidak membutuhkan mereka lagi. Yang aku butuhkan hanyalah dirimu jadi kau tidak bisa mengabulkan hal itu untukku?" tanya Sungmin.

"Aku akan menginjikannmu tapi tidak dengan kau pergi sendiri menghadapi mereka. Aku akan ikut denganmu."

Sungmin ternyum jahil."Bukannya dari dulu kau selalu mengekoriku dan tidak membiarkanku sendirian?"

"Kau benar. Kenapa aku harus menegaskannya lagi, ya?"

Sungmin mengangkat kedua bahunya.

"Mungkin kau terus menegaskannya agar aku tidak ragu untuk tetap di sampingmu."

Kyuhyun tersenyum mendengar perkataan Sungmin. "Mungkin kau ada benarnya juga."

Mereka kembali melanjutkan jalan mereka. Kali ini tujuan mereka berubah. Sungmin hanya berharap dirinya cepat sampai di rumah orang tuanya dan semua masalah ini akan selesai. dia sudah terlalu capek untuk berhadapan pada orang tuanya yang memiliki sikap yang sudah sangat keterlaluan. Atau mungkin dia hanya sangat tidak sabar untuk hidup sepenuhnya bersama laki-laki yang ada di sampingnya ini?

.

.

.

TBC

.

.

.

A/N : terima kasih sudah membaca fic yang sebelumnya. Ini sequelnya dan aku harap tidak akan mengecewakan. Mungkin sequel ini akan menjadi twoshop atau mungkin threeshot saja. :3 Terima kasih sudah mereview 'Number One' dan aku berharap ini juga akan mendapat sambutan yang hangat dari para reader sekalian