Ringkasan: Ini dia—alasan kenapa Gokudera selalu membenci saat-saat dibagikannya hasil ujian semester # 8059-YamamotoXGokudera; drabble; soft BL; untuk Infantrum Word Count Challenge.
Catatan: Berhubung kalau sekedar drabble jadi membosankan, makanya dibuat supaya story-nya pas 400 di —untuk Infantrum Word Count Challenge dari jusrecht.
Peringatan: BL/Boy's Love; 8059—YamamotoXGokudera; drabble; fluff?
.
Katekyou Hitman Reborn! © Amano Akira
.
#
.
Gema
.
©fariacchi
.
#
.
Ini dia.
Sensei dan derap langkahnya yang bergema di antara para siswa yang gugup. Posisi kacamata yang dibetulkan membuat kesan yang ada semakin mencekam. Setumpuk kertas dibanting di atas meja dengan keras—dan sengaja—sampai membuat para siswa berjengit.
Gokudera menopang satu tangan di dagu. Dari tempat duduknya di belakang, ia bisa memandang punggung tegang sebagian besar siswa.
Sensei mendehem. "Sawada Tsunayoshi," ia mulai memanggil.
Gokudera menggerutu. Sensei itu pasti sengaja. Awas saja kalau Sensei itu berani mengomentari yang tidak-tidak tentang nilai Juudaime-nya—
Senyum pasrah menyapa Gokudera. Sepertinya bukan nilai yang baik. Tidak bagus. Sebagai tangan kanan yang baik, Gokudera seharusnya bisa berusaha lebih keras untuk membantu Juudaime-nya.
Sensei bersuara lagi. Satu per satu nama para siswa dipanggil. Tumpukan kertas perlahan berkurang.
Biasanya Gokudera selalu dipanggil belakangan, jadi ia diam saja dan menunggu—
"—Yamamoto Takeshi."
—Ah. Gawat, gawat. Kalau nama itu dipanggil secara tiba-tiba, Gokudera jadi refleks memandang sosok jangkung yang tersenyum bodoh itu. Che—ia harus melakukan sesuatu untuk menghentikan senyum idiot Yamamoto.
Sepasang keping mata yang mengilat menyapa Gokudera. Nilainya tidak tertebak sama sekali.
Tidak bagus. Sama sekali tidak bagus.
Gokudera menggunakan telapak tangannya untuk menutupi hidung ke bawah dan membuang pandangannya ke jendela. Jangan menatap dengan seperti itu, dasar bodoh.
Wajah Gokudera tidak merah, kan?
"—Gokudera Hayato."
Sensei sialan. Perlukah menderetkan nama seperti itu? Che.
Jarak dari bangku ke meja guru di depan terasa begitu jauh. Apalagi harus melewati bangku si bodoh di depan itu. Ah, Juudaime yang baik hati, memberikan senyum menenangkan untuk Gokudera.
Pura-pura tidak melihat saja. Meski Gokudera merasakan pandangan Yamamoto mengikutinya.
Tidak lihat, tidak lihat—
"Nilai sempurna seperti biasa," Sensei berujar ketika menyodorkan kertas berhias nilai terbaik.
"Hn." Hanya untuk menutupi degup jantung yang mulai muncul ketika akan berbalik dan berjalan ke bangkunya kembali.
Sialan—
Gokudera berusaha melangkah secepat mungkin. Kertas di tangan tanpa sadar menjadi sedikit kusut.
Abaikan, abaikan dia, Gokudera Hayato.
—dan seseorang menyergap lengan Gokudera.
Sialan.
Gokudera tertarik ke meja itu. Wajahnya dekat dengan si pemilik meja. Jantung, berhentilah berdegup terlalu keras! Nanti si bodoh itu bisa mendengarnya!
Ini dia.
Bibir si pemilik meja membuka—
Ini dia.
"—Ajari aku lagi malam ini—"
Yamamoto Takeshi, tidak bisakah kau mengatakan sesuatu seperti itu dalam keadaan privat? Bagaimana kalau orang lain mendengarnya dan salah paham—
—suaranya nyaris bergema.
Senyum bodoh itu.
"—Gokudera."
Sialan.
Ini dia—alasan kenapa Gokudera selalu membenci saat-saat dibagikannya hasil ujian semester.
"Yakyuu-baka, che!"
Menyebalkan.
.
#
.
.end.
.
Catatan Faria:
Drabble yang lahir di tengah kebosanan karena koneksi internet yang tidak bersahabat. Karena Gokudera terlalu manis untuk dibiarkan saja!
Komentar?
.
.©fariacchi.30juni2011.
