A/N : Arrrgghh….bukannya lanjutin Fic yang lama malah bikin yang baru….susah juga kalau otak terlalu kreatif, banyak ide tapi malas nulis….yang penting enjoy aja…terinspirasi dari komiknya Natsuna Kawase yang judulnya Star-Reading Prophet
PERINGATAN : Fic ini dari sudut pandang Hinata…. AU dan benar-benar OOC…Gaje dan lebay….anything you want to say, say it!
Oh iya, untuk Fic ini saya buat umurnya Hinata 17 tahun, sementara umurnya Naruto dan Sasuke 20 tahun.
Desa Konohagakure. Sebuah desa dimana hampir semua penduduknya bekerja sebagai shinobi. Desa yang damai yang dikelilingi oleh hutan dan pegunungan. Desa ini dipimpin oleh seorang Shinobi yang disebut dengan julukan Hokage. Pemimpin yang setiap perintahnya merupakan kekuatan absolut yang harus dipatuhi dan ditaati.
Dan aku ada disini, untuk membunuh Hokage desa Konoha.
Latifun Kanurilkomari
Presents
" HOKAGE KONOHAGAKURE"
Naruto ©Masashi Kishimoto
Disinilah aku berada. Di sebuah desa yang bernama Konoha yang terlihat damai dan ramai penduduknya. Aku celingak-celinguk memandangi keramaian tersebut. Sejujurnya, aku bingung berada di keramaian seperti ini. Seumur hidupku selama 17 tahun kuhabiskan di lingkungan klanku- Klan Hyuuga.
Klan Hyuuga. Klanku yang disingkirkan keluar desa oleh Hokage terdahulu. Dahulu, klan kami- Klan Hyuuga hidup tenang di dalam desa Konoha. Akan tetapi pada suatu hari terjadi peperangan antar shinobi. Klan kami yang hanya terseret peperangan tersebut dituduh sebagai otak dari peperangan tersebut. Tanpa bukti, tanpa saksi, atas perintah hokage waktu itu, mereka menyingkirkan Klan Hyuuga dari desa Konoha. Menjadikan nama klan kami tercemar dan dicemooh oleh klan-klan lain. Setelah kami diusir dari desa, hidup klan kami berada dalam kesulitan. Negara-negara lain terus menyerang klan kami dan berusaha mendapatkan kekuatan klan kami- Byakugan. Sejak saat itu, anggota klan kami banyak yang terbunuh karena mempertahankan diri dari serangan shinobi lain. Semua ini terjadi karena Hokage desa Konoha. Jika saja saat itu mereka mau mendengarkan alasan kami, tentu klan Hyuuga tidak perlu menderita begini.
"Kau tersesat?"
Aku tersentak. Seorang shinobi yang kelihatannya ramah memegang pundakku. Rupanya aku melamun di tengah jalan.
"E…Ano…Kantor Hokage dimana ya?" tanyaku.
"Oh, Kantor Hokage ada di sana. Jalan terus saja." Jelasnya sambil menunjuk sebuah bangunan yang dilatarbelakangi pegunungan yang terpahat lima buah wajah.
"Ah…terima kasih." Aku menunduk. Shinobi tersebut tersenyum kemudian menghilang.
Aku meneruskan langkahku ke bangunan tersebut. Berusaha bersikap santai tapi juga jangan terlihat mencurigakan. Jangan sampai aku bengong lagi di jalan. Terlalu mencurigakan. Aku terus melangkah dan melangkah. Akhirnya sampai juga di bangunan yang ditunjukkan oleh shinobi sebelumnya. Aku melangkah menuju resepsionis.
"Ada yang bisa saya bantu?" Seorang Kunoichi berwajah ramah tersenyum padaku.
"Ano…saya ingin bertemu dengan Hokage-sama," ucapku pelan tapi pasti.
"Kalau boleh tahu, siapa nama anda?" kunoichi itu bertanya lagi.
"Hinata," jawabku.
"Ah benar, nama anda memang tercantum akan menemui Hokage-sama hari ini," ujarnya sambil melihat daftar nama.
"Silahkan duduk, saya akan memberitahu seseorang bahwa anda telah datang," ujarnya ramah sambil menunjuk sederetan kursi untuk menunggu.
Aku tersenyum kemudian melangkah menuju deretan kursi tersebut. Tak lama kemudian, datang seorang pemuda dengan rambut berwarna hitam. Pemuda tersebut berbicara sebentar dengan gadis resepsionis tersebut. Mereka berbicara pelan dan kemudian melihat kearahku. Setelah itu gadis resepsionis tersebut menunduk hormat dan pemuda tersebut melangkah mendekatiku.
"Nona Hinata?" tanyanya pelan kearahku. Aku mengangguk tersenyum.
"Silahkan ikut saya,"
Aku berjalan diam di belakang pemuda tersebut. Beberapa menit kami berjalan sambil diam sehingga akhirnya pemuda tersebut berbicara.
"Nama saya adalah Uchiha Sasuke. Kepala Departemen Pertahanan dan Keamanan Nasional. Saya penanggung jawab keselamatan Hokage," jelasnya sambil menoleh kearahku dan tersenyum.
"Salam kenal, nama saya Hinata," ujarku sambil menunduk hormat. Aku lihat ia tersenyum ramah padaku.
"Saya sudah dengar dari Hokage-sama, katanya anda akan tinggal di Konoha untuk waktu yang lama karena anda akan belajar ilmu pengobatan," ujarnya. Aku mengangguk membenarkan.
Yah, sebenarnya alasan belajar ilmu pengobatan itu bohongan saja sih. Karena misiku yang sebenarnya adalah untuk membunuh Hokage. Untuk menuntaskan dendam klan Hyuuga kalau kau ingin alasan yang lebih jelas.
"Yah, sebenarnya selain penanggung jawab keselamatan Hokage-sama, saya juga asisten beliau, karena itulah saya tahu sedikit mengenai anda, Nona Hinata," lanjutnya sambil terus berjalan.
Ya ampun, ternyata pemuda ini juga asisten Hokage? Ternyata ia memiliki kedudukan yang tinggi dan sepertinya kemampuan Shinobinya cukup hebat. Aku agak ragu bisa membunuh Hokage apabila asistennya kelihatan hebat begini.
"Hokage-sama sudah menyiapkan segala keperluan anda. Anda dapat tinggal di asrama selama anda menuntut ilmu di sini. Beliau juga sudah menyiapkan guru terbaik agar anda dapat belajar ilmu pengobatan dengan tekun," jelasnya lagi. Mendadak Sasuke berhenti, aku juga menghentikan langkahku.
"Nah, kita sudah di kantor Hokage, silahkan anda masuk dan menemuinya," ucap Sasuke sambil menoleh ramah kearahku.
"Bukankah ini terlalu mendadak?" tanyaku ragu-ragu.
"Tidak apa-apa, Hokage-sama ingin bertemu dengan anda," ucapnya meyakinkan.
Sasuke membukakan pintu dan membiarkan aku melangkah masuk sementara dia sendiri tetap berdiri di depan pintu. Aku melangkah masuk sementara Sasuke tetap di posisinya- di depan pintu. Ruangan itu luas dengan jendela yang besar. Terdapat meja yang penuh dengan tumpukan kertas-di belakang meja ada jendela. Aku melihat sekeliling. Tak ada siapapun di ruangan itu kecuali aku dan Sasuke yang tetap berada di depan pintu.
"Ah…mohon maaf, mungkin Hokage-sama….," ucapannya terpotong. Seorang pemuda meloncat masuk dari jendela menuju ruangan tersebut. Seorang pemuda berambut kuning cerah dan memakai pakaian shinobi biasa.
Pemuda itu agak kaget ketika meloncat masuk dari jendela, mungkin ia tak menyangka akan ada orang di dalam ruangan tersebut. Aku sweatdrop melihat kejadian tersebut. Kenapa harus masuk dari jendela kalau ada pintu?
Pemuda tersebut melihat sebentar kearahku dan kemudian memandang kearah Sasuke yang ada di belakangku.
"Ah, tentu kau Hinata, gadis yang akan belajar ilmu pengobatan itu kan?" cengirnya dengan ceria.
Aku tersenyum kemudian menunduk hormat…
"Salam kenal Hokage-sama, nama saya Hinata…,"
Dan…
Selamat Tinggal…
Aku berlari menyerang pemuda berambut kuning itu. Sebuah kunai tergenggam di genggamanku. Saat aku akan mengayunkan kunaiku, Hokage itu mengayunkan tangannya sehingga melepaskan kunai dari genggamanku. Seseorang menahanku dari belakang sehingga aku tak bisa melangkah maju untuk menyerang. Aku bisa memastikan, pasti pemuda Uchiha itu yang menahanku.
"Wah…wah, baru kenalan tapi sudah berusaha untuk membunuh rupanya," ujar Hokage itu sambil tersenyum serius.
Aku berusaha melepaskan diri, tapi pemuda bernama Sasuke itu terlalu kuat untukku meloloskan diri. Aku akhirnya diam, tidak lagi berusaha melepaskan diri.
"Bunuh saja aku," ucapku pelan dan membuat pemuda berambut pirang itu agak kaget.
"Lho…memangnya kenapa aku harus membunuhmu?" tanyanya dengan ramah.
Aku membuang muka, berusaha untuk tidak menatap mata Hokage tersebut.
"Karena aku sudah berusaha untuk membunuhmu. Akan tetapi aku gagal. Karena itu wajarkan jika aku dibunuh," ucapku tegas tapi bernada pasrah.
"Lho…memangnya ada ya peraturan kayak begitu?" tanyanya dengan nada heran.
Aku tak dapat menahan perasaanku.
"Jangan berpura-pura! Memang itulah takdirku. Membunuh atau dibunuh! Aku gagal membunuhmu karena itulah takdirku akan menjadi terbunuh olehmu!" teriakku sebal.
Pemuda Hokage tersebut agak kaget, tapi perlahan-lahan wajahnya melunak dan tertawa geli. "Begini nona, seorang pembunuh tidak akan pernah berkata seperti itu lho," ujarnya ramah.
Aku tertegun. Ya, jika seorang pembunuh mungkin tidak akan bilang begitu, masalahnya aku bukanlah seorang pembunuh. Sebenarnya aku tak mau membunuh Hokage. Tapi aku juga tidak mau dibunuh oleh klanku. Hanya karena aku adalah seorang Hyuuga yang lemah, para tetua Klan Hyuuga mengukumku untuk melaksanakan misi pembunuhan ini. Hanya itu saja.
"Sepertinya gadis ini tipe yang pasrah sama nasib ya?" ujarnya kepada Sasuke. Sasuke mengangguk sementara aku diam.
"Baiklah begini saja, bekerjalah sebagai asisten kami," tunjuknya. Aku kaget campur bingung.
"Apa maksudmu? Aku adalah seorang pembunuh. Takdirku membunuh atau terbunuh, tak ada yang lain. Aku tak bisa membunuhmu karena itu kaulah yang harus membunuhku!" ujarku keras kepala.
Hokage itu nyengir ceria. "Begini ya Nona Hinata, di sini aku adalah Hokage. Kalau aku mau membunuhmu, itu masalah yang gampang. Tapi, aku mau kamu bekerja sebagai asisten kami jadi kamu harus menurut dan tidak boleh membantah. Paham?"
Aku hanya bisa terdiam bingung dan kaget.
"Tunggu dulu! Kau tidak bisa begitu. Mentang-mentang Hokage kau main perintah saja!" debatku.
"Justru, karena aku Hokage makanya aku bisa main perintah," ucapnya santai sambil kembali ke meja kerjanya. "Lagipula, kita kan memang sedang butuh asisten, benar kan Sasuke?" yang ditanya hanya mengangguk setuju.
Aku hanya bisa terdiam. Tak mampu berkata-kata lagi. Istilahnya, speechless.
"Anggap saja, kau bekerja sebagai asisten kami sebagai hukuman karena berusaha membunuh Hokage-sama," ungkap Sasuke yang disambut anggukan setuju dari Hokage tersebut.
Sekali lagi, aku hanya bisa terdiam. Bingung.
"Nah perkenalkan, namaku Uzumaki Naruto, Hokage desa Konohagakure. Sementara dia Uchiha Sasuke, asistenku sekaligus Kepala Departemen Pertahanan dan Keamanan Nasional," ujarnya, "Kemudian, kau adalah Hinata yang mulai hari ini bekerja sebagai asisten kami berdua," lanjutnya sambil menunjuk kearahku.
Aku hanya bisa terdiam bingung.
"Mohon bantuannya ya, Hinata-chan," ujarnya ceria.
A/N : Bagaimana? Menarikkah? Atau membosankan? Tolong Review ya….^_^
