Haloo~ saya muncul untuk eksperimen!
Shingeki no kyojin always belong Hajime isayama and the cover isn't mine its always belong the artist.
Warn: ooc, typos, true story, bahasa gaul, songong!
Hehe, what i've done?! It's difficult to imagine Erwin smith's family and Eren as his son! Inspirated from doujin and story my life...i've done this fict! *bows*
(ekhm, maaf terganggu dengan kalimat di atas. Author lagi latihan nulis pake , mohon dimaklumi :v)
Semogga terhibur dan tidak membuat anda membuang laptop anda keluar jendela
Selamat membaca^^
.
.
.
Pagi menjelang, jam dinding menunjukan pukul setengah tujuh. Wangi roti bakar berkoar dengan semangat 45 memenuhi seluruh ruang makan. Erwin melirik kembali jam pada dinding, tapi selama apa pun ia melihatnya jam itu tidak akan pernah berkata 'abang aku cinta kamu'
Erwin menyerah, ia mengambil air dingin dari kulkas menuangkannya ke gelas. Beranjak meninggalkan dapur, menuju kamar sang anak.
Sesuai dugaan Eren sang anak masih asik berpetualang di alam mimpi, mengarungi lautan impian dan mendaki gunung imajinasi, iler kering menghiasi sudut bibirnya, "mnyam~ uke Levi...uaaah doujin Ereri...mmmnyam" Eren mengangkat tangannya tinggi-tinggi seperti mau meraih sesuatu. Masih bobok belum bangun.
Byuuur, muka basah, baju basah, selimut basah. Eren melek mendapati sekitarnya basah kuyub, manik emerald tersebut mencari gara-gara siapa ia terbangun dari sweet sleeping timenya. Eren belum connect sampai 5 menit berlalu. Sumveh lu kayak internet di rumah gue, lemot banget rutuk author meracau cerita. "sudah bangun Eren?"
"eh, papa...jam berapa pa?" Oke Eren baru connect sekarang, tapi dia salah nengok. Sang papa berdiri gagah di sebelah kiri bak tiang masjid sebelah rumah, sementara Eren nengok ke kanan. Wez bapak gue gak keliatan belajar debus di mana dia? Pikir Eren
"papa di kiri, Eren..." Papa klimis menepuk jidat, anaknya memang lemot dalam koneksi di pagi hari padahal sedang buru-buru. Eren nengok ke arah berlawanan "eh, papa baru keliatan sekarang haha" senyum tulus inoccent mengembang di wajahnya
"mandi sana sudah jam setengah tujuh, kan sekolah hari ini!" Whaaat the hell! Teriak Eren dalam hati. Tembok hatinya pecah berkeping-keping dihajar kolossal titan bernama 'masuk sekolah'
"papa, Eren sakit kepala gak bisa masuk dulu...boleh ya, Eren libur sehariii lagi!" Erwin mencatat dalam hati jangan sampai menatap senyum maut Eren yang minta di kasihani itu...bisa bahaya bagi nusa bangsa, harapan, dan titan. Seingatnya Erwin tidak menikah seseorang yang punya kemampuan melas seperti ini, dia menikahi Hanji benar 'kan?
.
Di kantor, Erwin menghela nafas selesai sudah tugasnya sebagai papa yang baik. Seorang kolega melewatinya, Nifa namanya "pagi, pak" Salamnya ramah, Erwin mengangguk sebagai respon
"pasti repot menjadi orang tua tunggal bagi anak ya, pak? Muka bapak biru-biru soalnya, bapak gak ngajarin anak bapak jadi petinju 'kan?"
"eh, enggak lah! Gak saya ajarin aja saya biru-biru gimana jadinya kalo saya ajarin, terjadilah pertumpahan darah" Si klimis memegangi lebam di pipi hasil di lempari anaknya dengan buku komik berbasis rating 18+!, ia berpikir sifat Eren yang seperti itu turunan sang mendiang ibu, Hanji zoe.
Nifa tertawa, dokumen di tangannya di peluk erat "semoga ada yang bisa menggantikan mendiang istri anda" Tidak terlalu berharap, Erwin menggapnya doa yang bagus mengingat ia sering melihat Eren menangis sendirian di antara balutan selimut bergambar kelinci hasil jahitan sang ibu tersayang. Semoga saja
Bukan kah rasanya aneh, saat setiap pagi terbangun kau hanya mendapati diri sendiri di atas kasur, tak ada salam yang menggelitik telinga, tak ada morning kiss, dan kau harus terbiasa dengan itu. Saat malam kau merasa selalu kesepian, hanya bisa menengok anak di kamar lain yang selalu menggulung diri seperti molen dan menangis diam-diam. Kau tau dan tak bisa melakukan apa pun, berusaha menggantikan posisi 'ibu' untuk anak tidak akan bisa berhasil secepat itu.
Dan Erwin merasakannya sudah dua tahun. Evryday you work so hard, Evrything will never change. Erwin ingat lirik lagu Melancholia.
.
Jam pelajaran dimulai, seorang guru memasuki kelas. wajah gantengnya kece badai, rambut undercut berwarna hitam menggaet perhatian, sikap yang cool dan keren bikin klepek-klepek seperti ikan mujair di daratan, dan bordiran nama 'Levi' terjahit rapi pada apron berwarna merah jambu, enggak ada warna lain katanya.
Ia meletakan buku latihan TK di atas meja guru, berbalik dan menatap murid-murid, "selamat pagi semua, kita belajar menulis hari ini. Ya, tepat setelah kita membarsihkan kelas!" senyum tipis, amat tipis sampai anda harus melihatnya dengan mikroskop!
Eren menatap wajah sang guru serius, ia mengambil sapu ijuk di depan kelas dan memberikannya kepada teman-teman sekelas.
Kegiatan rutin TK Maria: bersih-bersih kelas.
Setelah sesi sapu-serok-ngelap-pel berakhir, kelas memulai kegiatan utama mereka kali ini belajar menulis. Sang guru mulai menuliskan kalimat-kalimat pendek yang mudah di papan depan. Para murud sigap melatih kemampuan menulis mereka. Eren minta Mikasa menulis di buku latihan miliknya –jujur Eren memang somvret –sementara Erennya asik menatap wajah sang guru
Begitu juga pada saat latihan di'te, Eren melamun melihat wajah manis sang guru yang tengah komat-kamit mengulang kalimat agar semua murid bisa menyalinnya.
Levi menyadari tatapan kagum super beling-beling dari pojok kirinya, mengambil spon penghapus dan meleparkannya ke kepala Eren yang tidak sadar ketahuan menatap sang guru, "konsentrasi, Eren" Eren ketahuan! Pikirnya dalam hati, Mikasa baru saja mau menerjang gurunya itu tapi di tahan Armin.
.
Jam istirahat makan siang, tapi Eren masih di kelas langkap dengan senjata berupa karet penghapus dan pensil 2b hasil pinjaman dari Connie. Levi menatap muridnya yang satu ini, manik hitamnya tak lepas seinci pun dari anak didikannya yang selama ini belum bisa menulis dengan rapi
Parahnya Eren tak bia membedakan mana huruf 'b' dan 'd'! "ada apa Eren, apakah terlalu sulit menulis sambung?" Si surai hitam menunduk, berusaha menatap wajah anak muridnya.
Ia sedikit terkejut saat Eren terisak, "a, ada apa?" Levi mengelus surai halus kecoklatan tersebut wajah boleh datar tapi suara menunjukan kekhawatiran. Eren mendongak, ingus menuruni lubang hidungnya.
"sensei~ menikahlah denganku dan jadi lah ukeku!...uhuuu...huweeee" tangisnya, ini anak tau dari mana yang begituan? Pikir Levi, masa' iya si bapak ngajarin anak semata wayangnya yang beginian, ah kalo di pikir bisa aja sih...
"heshyeeem..." Erwin bersin di kantornya, mengelap ingus melernya dengan sapu tangan anti-mainsteam, anti-sial tapi kurang anti-galau yang dibelinya via tokopedea, ada yang ngomongin gue pikirnya.
Kembali ke kelas dengan Eren yang sibuk meminta Levi jadi ukenya.
"kau masih terlalu muda untuk menikah, Eren" Levi mengelus surai lembut kecoklatan tersebut. Setelah percakapan random, akhirnya Levi bilang "bagaimana kalau aku akan mengajarimu menulis di rumah, mamamu kan tidak ada untuk mengajarimu lagi dan papamu sibuk" Levi bukan modus, ia memikirkan masa depan Eren
"sensei pasti akan menjadi mama yang hebat untuk anakku nanti!" pede sekali kamu nak, itu belum tergambar jelas sekalipun gurumu masih ukuran 19 tahun usianya. Levi elus dada, siapa yang mengajari Eren yang begituan?
.
Jam pulang sekolah kali ini Eren pulang di temani sensei manis berwajah datar, Levi sendiri tidak keberatan mengajari bocah ini latihan menulis secara privat. Dibandingkan semua murid lainnya hanya Eren yang mudah di kendalikan.
Atau mungkin Eren ingin merebut perhatiannya dengan menjadi anak yang baik. Suara sepatu pantofel bergemeretuk merdu saat melewati jalan berbatu, suara ketukan sepatu sneakers seolah mengiringi, bolehkan dinamai 'musik sepatu'?
Berdiri di depan sebuah rumah yang berhalaman luas, kalau tak ingat image boleh lah Levi berteriak keras sambil menyumpah tentang luasnya halaman keluarga Smith, "tenang aja sensei, papa lagi kerja!" Eren menyimpan perasaan romantis untuk sang guru.
Banyak hal yang membuatnya bingung pada kehidupan Eren. anak sekecil ini tinggal hanya dengan sang ayah, sementara sang ayah sibuk bekerja. Levi menatap kasihan setumpuk pakaian kotor yang tidak tersentuh di samping mesin cuci.
"sebenarnya biasanya Eren di rumah sama bibi Petra dan paman Oluo, tapi bibi Petra cuti melahirkan jadi sebagai suami yang baik paman Oluo menemani" Si anak berkaca-kaca matanya, Levi terjebak ia merasa kasihan setelah menatap wajah unyu rada songong dan ganteng turunan sang bapak.
.
p.m 22.21
Erwin melirik jam pada ponselnya, matanya menatap malas pintu depan rumah. Suasana sepi, ia menduga Eren telah tidur. Membukanya dengan kunci cadangan, berjalan nyaris berjingkat ke ruang tamu dan...
"GUE MENANG,GUE MENANG!" Teriakan Eren menandai sesi akhir permaian kartu mereka, Levi berguling dengan OOCnya di lantai. Eren dengan bangga melempar sisa-sisa kartu di atas meja bak Al capone bagi-bagi THR –bayangin sendiri kenapa Al capone bagi-bagi THR –musik RnB terdengar imaginer di kepala Eren.
"pa..pa pulang..." Erwin smith dengan wajah tak percaya yang tetap di bikin seganteng mungkin itu kini cengo tak berdaya melihat Eren yang berlaga bak Mafia menang lotre 13 milyar! Dan seorang guru muda yang tadi sedang berguling-guling persis cewek korban hari pertama M bangkit dari posisi.
"eh, papa sudah pulang..." Eren baru sadar, berakting jadi anak yang baik duduk di samping sensei. Si guru muda mencoba menjelaskan tapi habis kata-kata, hancurlah image seorang Levi di hadapan seorang duda ganteng yang sedang mencoba mencerna apa yang terjadi...
Nervous...Eren cengo menatap sang ayah yang berpotongan mirip kapten Amerika tersebut. Ia bisa melihat tatapan kagum terpesona yang terarah pada gurunya. Eren tidak mau ini terjadi.
"sebenarnya, saya hanya ingin membantu dan menemani Eren sampai anda pulang. Saya sudah mencuci pakaian anak anda, hanya anak anda...dan..."
"mataku perlu diperiksakan lagi, kau cantik..."
"maaf?"
"enggak maksudnya itu...apronnya cakep betul" Erwin ngeles, mirip abang tukang bajaj di jalan
"ah, terima kasih" Levi melapas apron yang sama sekali belum dilepasnya sejak masih mengajar tadi pagi.
"seharusnya aku yang berterima kasih karena kau mau menjaga Eren seharian" Membungkuk hormat, Erwin mencoba menyembunyikan semburat merah di pipinya. Sementara si guru menyabet tas ranselnya pamit pulang
.
"maaf tak bisa mengantar anda pulang" Si klimis kembali membungkuk, si anak di sebelahnya masih serius menatap wajah sang guru
"tak apa, toh aku bersenang-senang. Ok, Eren besok kita latihan lagi" Sekali lagi berterima kasih, Levi berbalik dan pulang. Eren menatap wajah sang papa yang menatap Levi penuh arti
"papa gak boleh! Levi-sensei punya Eren, papa gak boleh nyelak!" Mendengarnya ingin sekali Erwin menjahit bibir sang anak, omongannya itu lho. Erwin tersenyum misterius, Eren siap waspada sang papa sangat mirip sorang tokoh dari fandom sebelah yang pura-pura manis tapi mematikan.
"sudah malam ayo masuk!" Erwin menarik lengan sang anak, menutup pintu kemudian. Eren harus menyiapkan strategi, sang papa gak boleh merebut uke incarannya. Terutama Levi.
"pokoknya papa gak boleh ngerebut ukenya Eren!"
"siapa yang mau merebutnya, kalau papa bisa nikahi dia!" whaat Erwin mendadak gay?! Dalam hitungan beberapa menit?
Petir cetar membahana, layar terbelah tiga. Di kiri Erwin, di kanan Eren bertatapan penuh perasaan tak mau kalah, tulisan V.S tertulis di tengahnya. Di kolom paling bawah ada Levi dengan tulisan 'rebut hati sensei dan dapatkan hadiahnya!' sekalipun ini bukan iklan.
"ini persaingan papa...!" Eren dan senyum liciknya, ngacir ke kamar mandi menyipakan strategi
30 menit kemudian
Ketukan dari luar pintu kamar mandi, dari Erwin jelasnya, "Eren bangun jangan tidur di kamar mandi!"
.
.
TBC
a/n: SATU BELON SELESAI BIKIN LAGI!/gila/ ini cerita saya buat karena terinspirasi kisah nyata kehidupan saya, sedikit terinspirasi doujin dan di campur dengan delusi. Skemanya begini,
latar belakang keluarga Eren dan Erwin: itu idup saya
kejadian di sekolah dan Eren: doujinshi
Eren x Levi atau Erwin x Levi: itu delusi
Begitu, bukan saya mau gimana hnya ide itu datang kapan saja dan dimana saja. Ayo pair apa yang anda dukung? Pair mana yang saya pilih? Masih belum jelas. Untuk tulisan dan kalimatnya tolong dikasih kritik dan saran, saya harap typosnya udah berkurang
Pair apa yang anda dukung? Ereri atau Eruri-kah? Kirim jawabannya di kotak Review kalo mau di fav lebih bagus lagi/dibakarmasa
Salam sejuta umat! ^^
