INVISIBLE

.

.

Naruto Asli Milik Masashi Kishimoto

Warning : Drable (mungkin), Abal, Typos, OOC, AU

.

.

Niatnya saya mau bikin drable, ya tapi yang jadi malah ginian. Judul awal cuma, ya cuma. Gak ada sangkut pautnya sama cerita :D

Ok enjoy it minna-san, and don't forget to RnR.


AMARAH

.

.

"MENGAPA KAU MASIH MENEMUINYA HAH?!"

.

"S-sasuke-kun?" Aku menatap bingung sekaligus takut kepada kekasihku yang tengah berteriak marah saat ini.

.

"JAWAB AKU, KENAPA KAU MASIH MENEMUINYA HYUGA HINATA"

.

"A-aku tidak mengerti S-sasuke-kun, apa maksudmu? m-menemui siapa?" tubuhku bergetar aku benar-benar takut melihatnya yang seperti ini, terlebih lagi aku tidak mengerti apa yang membuatnya begitu marah padaku. Setauku kami berencana makan malam diapartemenku hari ini, tapi aku malah dibuat terkejut dengan sosoknya yang terlihat kacau dan datang dalam keadaan sedikit mabuk serta langsung membentak marah kepadaku.

.

"KEHH, JANGAN BERPURA-PURA TIDAK TAU. KENAPA KAU MASIH MENEMUI MANTAN KEKASIHMU ITU, SUDAH KUBILANG JANGAN PERNAH MENEMUINYA LAGI KENAPA KAU MELANGGAR UCAPANKU HAH?!" dia menghempaskan tubuhku kecilku di dinding, menghimpitku dengan tubuhnya, dan mencengkram lenganku dengan sangat kuat hingga membuatku meringis kesakitan.

.

"Sssshh, A-aku, aku tidak—

.

Aku tidak bisa melanjutkan kalimatku, aku benar-benar takut melihatnya saat ini, dia tidak terlihat seperti kekasihku beberapa jam yang lalu saat kami berbicara di telepon. Dia kembali seperti Uchiha Sasuke 1 tahun yang lalu, saat pertama kali kami bertemu. Kacau dan mengerikan.

.

"TIDAK APA HAH?! AKU MELIHATNYA, SETAN MERAH ITU KELUAR DARI APARTEMENMU DUA JAM YANG LALU. KAU MASIH INGIN MENYANGKALNYA?!"

.

Tubuhku akan merosot jatuh ke lantai, kalau saja dia tidak memegangi pinggangku. Aku benar-benar ketakutan dengannya hingga tidak sanggup berdiri. Kurasakan air mataku yang keluar tanpa kusadari, seperti mewakili segala ketakutanku terhadap sosok mengerikan di hadapanku saat ini.

.

"Hiks..hiks..hiks, Takut— a-aku takut padamu yang seperti ini Sasuke-kun" Isakan tangis lolos dari mulutku, dan suaraku pun ikut bergetar seperti tubuhku. Aku memejamkan mataku tak ingin melihatnya yang begitu menakutkan saat ini. Air mataku jatuh semakin deras, aku menutup kedua telingaku berharap tidak dapat mendengar suaranya yang mengerikan itu lagi.

"H-hinata—

"Hiks..hiks..

"Hiks..hiks.. Takut— jangan seperti ini S-sasuke-kun, kau menakutiku"

"Hinata—

"M-maafkan aku Hinata, aku terbawa amarah ketika melihatmu masih menemunyai"

Kurasakan kedua tangannya memeluk erat tubuhku yang bergetar. Dia mencoba menenangkanku yang ketakutan melihat dirinya yang kembali seperti 1 tahun yang lalu itu. Aku merasakan kenyamanan dalam pelukannya, aku membalas pelukan itu mencoba untuk meredakan ketakutanku dengan sosoknya beberapa saat yang lalu.

"Maaf. Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf. A-aku mohon jangan pergi dariku, aku- aku tidak tau apa yang akan terjadi jika kau per-"

"Sasuke-kun"

"Maaf, maafkan aku Hinata"

Dia semakin mengeratkan pelukannya padaku, lagi-lagi mencoba untuk meminta maaf atas tindakannya barusan. Aku mengangkat wajahku yang masih dibanjiri air mata itu, mencoba untuk melihat wajahnya yang menunduk masih dengan memelukku tubuhku. Kini tidak ada lagi kesan mengerikan dari wajahnya, melainkan sebuah wajah yang terlihat penuh kecemasan dan ketakutan akan kehilangan.

Setelah aku menangkan diriku, aku mencoba untuk tersenyum padanya berusaha untuk menghapus semua kecemasannya yang tidak perlu itu. Mencoba meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja, dan kami akan baik-baik saja.

Aku menempelkan kedua telapak tanganku di wajah menunduknya yang syarat akan penyesalan dan kecemasan itu, mengangkatnya dan mempertemukan mataku dengan mata hitamnya yang terlihat frustasi.

"S-semua baik-baik saja, A-aku dan kita akan baik-baik saja. Gaara-kun, dia hanya datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepadaku, karena besok dia akan kembali ke Suna. Tak ada yang perlu kamu cemaskan Sasuke-kun, aku tidak akan pernah meninggalkanmu apapun yang terjadi ingat itu"

"Hinata-

"Daijoubu Aku baik-baik saja, jangan khawatir, a-aku hanya terkejut cuma itu"

"Maaf-

"Terimakasih, dan maaf aku benar-benar minta maaf atas semua perlakuanku padamu tadi" Dia menatapku dengan mata hitamnya yang masih meyiratkan penyesalan.

"Eumm Iie – aku mengelengkan kepalaku – aku baik-baik saja Sasuke-kun, tapi lain kali sebaiknya tanyakan baik-baik padaku ya. Pasti, pasti akan kujawab dengan jujur semua pertanyaanmu"

.

"..."

.

"Ya— Pasti"

.

Wajahnya terus mendekat menipiskan jarak diantara kami, ketika bibirnya menyapa lembut bibirku aku menyambutnya dengan suka cita karena aku juga menginginkannya. Ciuman kali itu syarat akan cinta dan ketulusan, ciuman yang mewakili berjuta kata-kata cinta yang ingin kami sampaikan satu sama lain. Ciuman yang berlaku seperti benang tak kasat mata yang mengikat kepercayaan kami satu dengan yang lain, dan ciuman yang menghubungkan kami selamanya dalam ikatan indah tuhan. Cinta.

.

.

see ya L(*O*)/