"Sungmin's Love Story"

Rated : T

Cast :

Lee Sungmin, Cho Kyuhyun

Warning :

Genderswitch (Semua yang biasa Uke jadi Yeoja), AU, OOC, Typo(s)

Genre :

Romance, Drama

Summary :

Lee Sungmin, seorang yeoja berumur 27 tahun yang sukses dalam segala bidang, kecuali cinta. Di umurnya yang ke-27, ia belum pernah merasakan cinta. Ia seorang pekerja keras dan tidak suka membuang-buang waktu. Ia pikir jika ber-pacaran itu hanya membuang waktu dan uang. Tapi, orang tuanya terus mendesak agar ia menikah. Karena, dangkalnya pengalaman tentang cinta, akhirnya, ia memutuskan untuk mengikuti kursus 'menjadi kekasih yang baik'. Apakah ia berhasil menemukan cinta sejatinya di umurnya yang ke-27 tahun?

Note :

Cerita ini terinspirasi sama dramanya Chae Rim, Dalja's Spring. Tapi, Cuma beberapa scene aja yang sepertinya saya contek. Bwahaha... *evil laugh*. Happy reading~

Chapter 1

Brak!

Seorang perempuan melemparkan uang ke hadapan lelaki yang sedang duduk di meja kerjanya.

"Jadi pacarku... apa uang ini cukup?"

Lelaki tadi menengadahkan kepalanya, ia memandang lekat mata perempuan yang tadi melemparkan uang ke hadapannya. "Ne? Apa maksudnya Sajang-nim?"

Perempuan tadi memutar kedua bola matanya, "Jadi pacarku! Jika kau mau, aku bisa memberikan semua uang ini." Lelaki tadi menggeleng-gelengkan kepalanya, "Apa kau pikir, perasaan bisa dibeli dengan uang, Sajang-nim?"

Perempuan tadi memicingkan matanya, ia memandang lekat lelaki (yang menurutnya kurang ajar) di depannya. "Katakan, kau butuh berapa lagi."

Lelaki tadi menggebrak meja kerjanya dan bangkit, "Maaf, Sungmin-ssi, mungkin aku sudah terlalu kurang ajar padamu. Tapi, sekali lagi aku tidak bisa menerima ini."

Perempuan yang diketahui bernama Sungmin terhenyak kaget atas reaksi pegawainya (yang ia minta menjadi kekasihnya). "Donghae-ssi! berhati-hatilah!"

.

.

Lelaki yang diminta menjadi kekasih Lee Sajang, kini sedang berada di lantai paling atas kantor. Ia menghirup udara segar sebanyak-banyaknya, ia malu untuk tetap berada di mejanya sekarang. Bagaimana tidak? Jika seseorang dengan angkuh-nya memintamu sebagai kekasih dengan memberikan sejumlah uang di hadapan banyak orang, apa kau masih bisa berbangga diri dan tetap di posisimu saat itu juga?

Donghae's POV

Hei! Apa wanita itu sudah gila? Ia memintaku untuk jadi kekasihnya dengan cara seperti itu? Itu sama saja membunuh harga diriku! Awalnya, aku memang menyukai bosku –Sungmin-, tapi atas perlakuannya hari ini aku menjadi muak akan wanita yang menganggap uang adalah segalanya! Hah, lihat betapa sombongnya ia! Ia memang boleh dikatakan sukses dalam usia muda, tapi itu semua 'kan karena orang tuanya! Dia hanya meneruskan bisnis orang tuanya. Tapi, lihat dia! Dia begitu sombong dan angkuh. Dia pikir, semua yang ada di dunia ini bisa dibeli dengan uang? Hah, dasar perawan tua!

Donghae's POV End

.

.

Dengan perasaan kesal setengah mati, Sungmin kembali ke ruangannya. Langkahnya terdengar sangat terburu-buru, napasnya terasa tercekat, tangannya mengepal –marah.

Brak!

Pintu ruangannya ia banting dengan keras, sang sekertaris yang ingin menyapa jadi ciut dan kembali duduk melihat tingkah atasnnya.

Sungmin duduk di kursinya, ia memijat pelipisnya. Blazer yang ia gunakan, dilepas dan dilempar ke sembarang arah. Rupanya, ia sedang sangat marah.

Sungmin's POV

Huh, apa-apan tadi? Selama ini belum pernah aku menemukan ada orang yang menolak sesuatu bernama UANG! Rupanya, ia jual mahal. Huh, atau mungkin caraku yang salah? Bagaimana pun, aku tidak tahu bagaimana caranya menyatakan perasaan. Padahal, setengah mati tadi aku mengatakan semua itu!

Ini semua gara-gara temanku, Eunhyuk! Dia selalu memaksaku untuk memiliki kekasih! Ditambah lagi, ia selalu menceritakan kekasihnya –yang ia kenal melalui e-mail-, hei! Dia saja belum pernah bertemu kekasihnya, tapi ia selalu bilang jika kekasihnya seorang yang gentleman, romantis dan sangat tampan. Dasar monyet aneh! Mendengar ceritanya yang penuh romansa setiap hari, lama-kelamaan membuatku iri. Selama ini aku berpikir, buat apa sih pacaran? Cuma buang-buang waktu dan uang! (menurutku, berpacaran butuh biaya bukan?) benar bukan?

Ketika aku sedang mengkhayal sesuatu tentang 'CINTA', ponselku bergetar tanda ada pesan masuk. Kubuka ponsel flip-ku, hah, ternyata dari si Monyet Aegyo.

From : Nyuk-Nyuk

"Hei! Bagaimana? Apa kau berhasil menyatakan perasaanmu pada pegawai yang selalu kau ceritakan padaku?"

Yah, dia malah mengingatkan hal itu!

To : Nyuk-Nyuk

"Sepertinya tidak..."

Tak berapa lama kemudian, ia membalas pesanku.

From : Nyuk-Nyuk

"Eh? Bagaimana bisa? Baiklah, nanti kita bertemu di cafè biasa. Kau harus menceritakan semuanya padaku! Ok?"

Aku menghela napas, lalu mulai membalas pesan singkat si Monyet Aegyo.

To : Nyuk-Nyuk

"Ok!"

Aku merebahkan kepalaku yang tiba-tiba terasa berat. Aku memijat pelipisku –lagi-,rasanya, aku sangat malu jika bertemu dengan Donghae (pegawaiku, yang aku sukai). Bagaimana ini?

Sungmin's POV End

.

.

Kini, Eunhyuk sedang menunggu sahabatnya di cafè yang biasa mereka kunjungi. Ia sangat penasaran dengan cerita sahabatnya yang baru menyatakan perasaannya. Bagaimana bisa pegawai sahabatnya menolak seorang Lee Sungmin? Sungmin –dimata Eunhyuk, terlihat sangat sempurna. Sungmin cantik, cekatan, kaya, yah tapi sedikit cupu, Eunhyuk akui, hanya itulah kekurangan Sungmin sebagai seorang yeoja. Penampilan Sungmin itu seperti seorang guru matematika killer yang setiap saat bisa menelanmu bulat-bulat ketika kau lupa mengerjakan tugas rumah. Lihat saja penampilannya yang monoton; rambut yang dikuncir buntut kuda, tak menyisakan rambut sedikit pun (Sungmin bilang, ia akan risih saat bekerja jika rambutnya tidak tertata dengan –sangat rapi), blazer dan celana bahan yang terlihat sangat rapi dan kaku, kacamata super tebal (Eunhyuk sudah bilang agar Sungmin menggati kacamata-nya yang sudah –sangat ketinggalan jaman, tapi Sungmin bilang "Tidak, itu hanya membuang-buang uang saja, lagipula kacamata itu bukan untuk bergaya." Semenjak saat itu Eunhyuk lelah menasehati tentang penampilan kuno sahabatnya.)

Khayalannya buyar ketika Sungmin datang dan mengagetkannya. "Nyuk-Nyuk!"

"Aish, kau mengagetkanku Min!"

Sungmin hanya tertawa kecil melihat Eunhyuk yang terlihat sangat terkejut akan kehadirannya.

"Dan, jangan memanggilku dengan Nyuk-Nyuk!" Eunhyuk menggembungkan pipinya. Sungmin yang gemas melihat temannya yang sedang ber-aegyo (walaupun tidak se-imut dirinya) mencubit gemas pipi sang Monyet Aegyo. "Aish! Sakit, Min!

Sungmin tertawa, bersama temannya yang hyperaktif ini bisa membuatnya melupakan –sedikit beban pikirannya untuk sementara. Eunhyuk yang terlihat kesal mulai memanggil pelayan dan memesan minuman dan cake. "Kau mau pesan apa, Min?"

"Aku mau jus strawberry dan strawberry-choco cake."

"Saya pesan dua jus strawberry dan dua strawberry-choco cake."

"Baiklah, mohon menunggu sebentar."

Sungmin mengerucutkan bibirnya (Ia akan ber-aegyo hanya di depan sahabatnya) "Kenapa kau memesan makanan yang sama?"

"Ish, memang kenapa? Tidak boleh, heh? Kelinci cupu?" ujar Eunhyuk sambil mencubit gemas hidung sahabatnya. Sedangkan, Sungmin hanya bisa mendengus kesal.

"Pesanan, anda Seon-nim..."

Pelayan tadi menaruh dua gelas jus strawberry dan dua potong strawberry-choco cake di meja mereka. "Gomawo..." ujar Eunhyuk.

"Ne, selamat menikmati." Pelayan tadi pun tersenyum dan meninggalkan meja.

"Hei, kau seharusnya seperti pelayan tadi, Min."

Sungmin membulatkan kedua matanya, "Hah? Seperti pelayan? Merendah, maksudmu?"

Eunhyuk mengelus lengannya, "Bukan begitu, maksudku, murah senyum." Ujarnya sambil tersenyum lebar. Sungmin mendengus, "Huh, senyumku mahal." Ujarnya sambil menyeruput jus strawberry miliknya.

"Huh, pantas saja kau masih belum pernah pacaran..."

Uhuk!

"Yah! Lee Hyukjae! Apa maksudmu?"

Eunhyuk hanya memberikan cengiran terlebarnya, "Ti-tidak! Sudahlah, aku kemari 'kan ingin mendengar ceritamu. Ceritakanlah!"

Sungmin menghela napasnya, "Aku... sepertinya... ditolak, Hyukki-ya."

"Memang, dia bilang apa tadi?"

Sungmin terlihat sedang berpikir, "Dia bilang, 'Aku tidak bisa menerima ini' begitu kalau tidak salah."

"Memang, bagaimana caramu menyatakan perasaanmu padanya?" tanya Eunhyuk sambil menyendokkan cake kedalam mulutnya.

Sungmin memainkan sedotan-nya, "Dengan... uang,"

Eunhyuk membelalakan matanya, "MWO? UANG?" ujarnya lantang, cake yang sedang dimakannya menyembur ke muka Sungmin.

Sungmin mengelap mukanya dengan tissu, "Iya, memang kenapa?" tanyanya polos.

Eunhyuk menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi cafè, "Yah! Bagaimana bisa kau mengungkapkan perasaan dengan uang? Ceritakan padaku selengkap-lengkapnya!"

Sungmin membenarkan posisi kaca matanya, "Aku akan memberinya uang, jika ia mau jadi pacarku... saat ia sedang bekerja, aku melemparkannya uang. Tapi, dia malah menolaknya. Aku heran, bagaimana bisa orang menolak sesuatu yang bernama UANG?" ujarnya penuh penekanan pada kata uang.

Eunhyuk memukul kepala sahabatnya keras, "Yah! Kau pikir perasaan bisa kau beli dengan uang? Bodoh sekali kau!"

Sungmin mengelus kepalanya yang terasa berdenyut setelah dipukul oleh Eunhyuk, "Yah! Jangan memukul kepalaku, bagaimana jika kepintaranku hilang? Hah!"

"Kau ini memang sudah bodoh! Hah, apa kau sudah gila?" ujar Eunhyuk sambil memukul kepala Sungmin –lagi-.

"Yah! sudah, berhenti memukuliku! Jadi, apa caraku salah?" tanya Sungmin polos.

Eunhyuk mendelik, "TENTU SAJA!"

Sungmin mendesah, "Aish! Padahal setengah mati aku mengatakannya."

"Yah! Lee Sungmin-ssi! itu sama saja kau merendahkannya."

Sungmin memandang lekat sahabatnya, "Merendahkan? Merendahkan bagaimana maksudmu?" tanyanya dengan kadar ke-polos-an 100%.

Eunhyuk memukul dahinya sendiri, "Kau melakukannya di hadapan banyak orang?"

Sungmin hanya mengangguk kecil. "Oh, terkutuklah kau Sungmin!"

Sungmin tidak mengerti apa yang dibicarakan Eunhyuk, ia menautkan kedua alisnya. "Apa maksudmu sih?"

"Kau pikir segalanya bisa beres dengan uang, Min?"

"Hei, tentu saja! Hidupku lancar karena orang tuaku memiliki banyak uang. Aku bisa bersekolah, membeli segalanya yang aku mau dengan uang, yah... kecuali Donghae..."

Eunhyuk geram dengan temannya ini, ia bangkit dan mulai melangkahkan kakinya, tapi tangan Sungmin menahannya, "Yah, kau mau kemana? Jawab dulu pertanyaanku!"

Dengan kasar Eunhyuk melepaskan tangan Sungmin yang menahannya, "Yah! buanglah jauh-jauh pikiran dangkalmu tentang uang! Berubahlah Min. Caramu itu, sama saja membunuh harga diri Donghae. Kau mengerti? Aku pulang."

Sungmin hanya membiarkan temannya pergi, meninggalkan dirinya yang sedang bingung. Sungmin (yang tadinya berdiri) duduk kembali di kursi, ia terlihat sedang berpikir. "Harga diri, uang?"

.

.

Sungmin memasuki rumahnya dengan langkah gontai (malam ini ia memutuskan untuk menginap di rumah orang tuanya), ia masih memikirkan kata-kata Eunhyuk. "Kau merendahkannya... kau pikir semuanya bisa beres dengan uang? Kau membunuh harga dirinya, Min!" kata-kata itulah yang sekarang sedang berenang-renang di pikirannya. Sungmin akui, ini sangat sulit baginya, Sungmin bisa menyelesaikan sesuatu dengan cepat dan tepat, bersyukurlah karena otaknya yang memiliki kekuatan luar biasa dalam berpikir. Tapi, entah mengapa jika sudah menyangkut perasaan apalagi cinta ia sama sekali buntu! Otaknya tak memberikan jalan keluar yang tepat.

Sungmin memukul-mukuli kepalanya, "Aish, pikir dengan baik, Min." Ibunya yang melihat ada yang aneh dengan putrinya menegur Sungmin, "Minnie, kau sudah datang! Kau kenapa Min? Ada masalah di kantor?"

Sungmin mengalihkan pikirannya pada pertanyaan ibunya, "A-ah, tidak... Umma, masak apa?" tanyanya berusaha mengalihkan perhatian.

"Oh, Umma memasak bebek bakar dan sup kentang, dan banyak lagi. Kau belum makan?"

Sungmin menggeleng, ia memeluk ibunya dari belakang. "Belum... aku mau makan Umma..." ujarnya manja.

"Hei, ada apa dengan anakku ini? Tidak biasanya, ia manja."

Sungmin mengeratkan pelukannya, "Anni, aku hanya ingin seperti ini untuk sebentar... bolehkah?"

Ibu Sungmin tersenyum dan memukul pelan lengan putrinya, "Tentu..."

Sungmin hanya tersenyum, sebenarnya pikirannya sedang kacau dengan kejadian yang menimpanya hari ini.

"Ehm, kapan kau akan membawa kekasihmu, Min?"

Uhuk!

Sungmin yang sedang meminum supnya tersedak. Ibu Sungmin segera menyodorkan segelas air putih pada anaknya, "Aigoo, ini minum. Pelan-pelan saja."

"Ada apa? Kenapa kau terlihat begitu terkejut?" tanya ayah Sungmin.

"Umm, dia masih di... luar negeri, yah benar, luar negeri." Ujarnya sambil kembali menyendokkan nasi ke mulutnya.

"Luar negeri? Kapan dia akan kembali?"

"Aish, sudahlah. Kita 'kan sedang makan. Kenapa kau malah berbicara?"

'Umma, kau penyelamatku!' ujar Sungmin riang –dalam hati.

Ayah Sungmin hanya berdehem lalu kembali melanjutkan kegiatannya –makan malam-.

Itulah salah satu alasannya –lagi- dalam mencari kekasih. Orang tuanya selalu mendesak Sungmin agar cepat menikah. Menikah? Kekasih pun Sungmin tidak punya. Apa lagi calon pendamping hidup? Oh, kasihan sekali nasib Sungmin, di umurnya yang ke-27 ia belum pernah merasakan jatuh cinta! Mungkin, baru sekali ini ia suka pada seseorang, yah seseorang itu bernama Lee Donghae, karyawannya sendiri. Entah mengapa, ketika ia dekat dengan Donghae dia akan merasa nyaman dan menganggap ada orang yang menjaganya, dan semua itu ia anggap sebagai cinta?

.

.

Sungmin memutuskan untuk tidak memikirkan perkataan Eunhyuk, ia malah mencoba membuka situs-situs yang Hyukkie sarankan untuk mendapat pacar.

Di bagian iklan situs, ia melihat kata-kata "Bagaimana caranya menjadi kekasih yang baik?" dengan penasaran, ia membuka link yang terdapat di bagian iklan.

"Anda perempuan kesepian yang ingin memiliki kekasih? Tapi, bingung bagaimana harus bersikap? Anda menemukan solusi yang tepat! Disini, kami akan berusaha membantu anda untuk menjadi perempuan yang tahu segalanya tentang cinta. Agen kami nantinya akan berpura-pura menjadi kekasih anda, agen kami akan memberikan pengalaman-pengalaman untuk menjadikan anda seorang kekasih yang baik. Segera hubungi nomor yang tertera di layar anda. Siapa tahu, kita bisa membantu.

P.S : Layanan ini khusus untuk perempuan yang tidak mempunyai pengalaman dalam cinta."

Dengan antusias, Sungmin mencari ponsel pink miliknya dan mulai menekan tombol-tombolnya.

"Halo, agen Cho Kyuhyun disini. Ada yang bisa dibantu, Nona?"

"Umm, aku membaca iklanmu di internet. Bisa kau jelaskan maksud iklan itu?"

"Dengan siapa saya bicara?"

"Sungmin, Lee Sungmin."

"Sungmin-ssi, bisa beritahu saya, berapa umur anda?"

"27 tahun. Dan, aku belum meiliki kekasih. Aku sangat bodoh dalam urusan cinta. Bisa kau membantuku?" ujar Sungmin semangat.

"Anda datang ke tempat yang tepat, Nona! Disini kami akan berusaha memberikan pelajaran dan pengalaman dalam hal cinta dan kekasih. Apakah anda memiliki orang yang disukai?"

Sungmin mengangguk antusias, "Umm, aku punya. Tapi, aku bingung bagaimana menyatakan perasaanku."

"Baiklah, apa anda ingin memakai jasa kami?"

"Tentu..."

"Baiklah, mari bertemu besok di tempat yang saya tentukan. Nama agen yang mengurusimu adalah Cho Kyuhyun –yang sekarang sedang berbicara, saya akan mengirimkan nomor ponsel saya, guna memudahkan komunikasi di antara kita. Sekarang anda bisa mentransfer uang ke nomor rekening yang nanti saya akan kirim bersama nomor ponsel saya. Terima kasih sudah memakai jasa kami, selamat malam."

Piip...

Sambungan telepon diputus oleh Sungmin. "Huh, tunggu saja Donghae-ssi, kubuat kau bertekuk lutut di hadapanku. Hahaha..."

.

.

Wanna Continue this?