My ID is a...
Naruto Masashi Kishimoto
Cerita ini berisi banyak drama dan adegan yang tidak patut untuk di contoh. Harap yang berumur 15 tidak membacanya, atau setidaknya tidak meniru adegan tersebut. :D
Warning: Typo(s), GaJe, AU, Melo-Drama
Rating: T+
Don't Like, Don't Read.
.
.
.
Summary: "Hajimemashite. Watashi wa Sayuka Haruna desu..."/'Aku pulang, Sasuke-kun...'/"Entah kenapa aku mengenalnya... orang yang menyebalkan."/ 'Kau tidak akan tahu rasanya saat mendapat penolakan seperti itu...'/Dendam bisa mengubah segalanya, begitu juga ia...\"SasuSaku/
.
.
.
"Kau tahu? Katanya ada anak baru di kelas 11-1!"
"Hah? Benarkah? Bukankah kelas 11-1 itu kelas untuk para murid spesial?"
"Mustahil! Jelas tidak ada murid baru yang dapat memasuki kelas spesial seperti itu! Bagaimana bisa?"
"Aku jadi ingin lihat..."
"Aku juga!"
Begitulah kasak-kusuk dari siswa Konoha Class Academy. Mereka berbisik-bisik di sekitar koridor yang tersebar di beberapa penjuru ruangan sekolah yang terlihat begitu megah dan mewah tersebut. Beberapa gadis di antaranya sedang mencoba mengintip ke dalam kelas 11-1 yang berada di lantai dua sekolah KCA.
"Sasukeeee!" jerit seorang gadis. Ia mengepalkan kedua tangannya di depan dada sambil mengintip dari balik kaca kelas.
"Sasuke-kun, hadap kemari!~!" jerit yang satunya sambil memasang fokus kamera.
"Kyaaaa~! Sasukeeeeeee!"
Sementara yang dipanggil hanya mendengus sewot tanpa memperdulikan teriakan gadis-gadis terhadapnya. Ia bertopang dagu di mejanya sambil mendengarkan musik dari mp4 yang terselip di kantung celananya.
"Sasuke-kun!"
Sasuke melirik sedikit ke kanan tanpa menolehkan kepala berambut raven kebanggaannya, "Hn?"
"Hari ini mau jalan-jalan denganku?" kata orang yang memanggil Sasuke itu dengan berani dan tangguh. Mata ruby-nya berkilat nakal seraya menyunggingkan senyum menawan di bibir tipisnya.
"Apa keuntungan kalau aku ikut denganmu?" tanya Sasuke cuek. Matanya kembali berpaling dari gadis berambut merah itu, dan menutupnya malas.
Gadis yang bernama Karin itu memutar otak dengan cepat dan menjawab, "Kita bisa pergi glider di tempat pamanku! Tahu kan, kalau lokasi milik pamanku itu sangat strategis dan nyaris penuh setiap harinya? Harganya pun cukup mahal kalau kau tahu."
"Hn," Sasuke menoleh pada Karin dengan tatapan tajam, namun wajahnya nyaris datar-datar saja.
"Jadi?" tanya Karin sambil membasahi bibirnya agar terlihat seksi. Matanya masih menyiratkan binaran nakal dan genit pada Sasuke.
"Aku setuju," jawab Sasuke singkat kemudian bangkit dari duduknya dan menyentuh sebagian rambut Karin yang tergerai, "Asal kau yang bayar." Sasuke mulai mengeluarkan jurus mautnya pada perempuan di sebelahnya saat ini.
"Tentu," balas gadis itu penuh semangat dan kegembiraan yang meluap-luap. Tentu saja gembira, karena semua orang pasti mendambakan dapat berkencan dengan Sasuke Uchiha yang tampan ini. Dan jarang-jarang lelaki ini mau diajak pergi oleh seorang gadis.
"Setelah itu kita bisa makan di restoran bintang lima milik sepupuku kalau kau mau," katanya dengan kearogan-an yang tinggi. Wajahnya yang cantik membuat beberapa lelaki terpesona karenanya.
"Terserah." Sasuke menyeringai sangat tipis, kemudian melepaskan pegangannya pada rambut merah darah Karin, kemudian berlalu pergi dengan meletakkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
Karin kemudian menoleh pada para gadis yang menjejeri jendela dan pinggiran kelas mereka dengan mengangkat dagunya seolah menang dari persaingan tinggi. Ia mengibaskan rambut panjangnya dengan sebelah tangan dan berjalan dengan begitu anggun ke bangkunya sendiri.
Gadis itu mengambil sebuah cermin mini yang bingkainya berwarna emas serta sebatang lip gloss seri ternama musim semi tahun ini. Ia tersenyum tipis di depan cermin dan mulai membuka tutup lip gloss dengan kuku bermanikur miliknya.
"Karin!" teriak seorang gadis yang berlari menuju ke arah gadis itu. Wajahnya tidak kalah cantik dengan Karin, namun lebih terkesan energik dan bersemangat.
"Jangan berteriak!" bentak Karin sambil mengoleskan lip gloss ke bibir mungilnya dengan santai dan anggun. Terlihat kalau ia sedikit terganggu oleh suara teman sekaligus anak buahnya itu.
"Katanya ada siswi baru di kelas kita! Dari ceritanya sih sepertinya dia cantik sekali! Apa kau tidak takut tersaingi?" cerocos gadis yang baru datang tadi seraya duduk di depan meja Karin. Tangannya merogoh cermin dari saku dan melihat rambut pirangnya yang sempat terombang-ambing saat dirinya berlari.
"Takut?" ulang Karin sambil melirik gadis itu dengan senyum mengejek. "Jangan bercanda. Tidak ada seorangpun yang bisa melebihi kecantikanku.," ucapnya percaya diri sambil mengoleskan bibirnya lagi dengan lip gloss.
"Bagaimana kalau gadis ini bisa merebut Sasuke-kun darimu?" tanya gadis itu lagi, tak yakin dengan ucapan sahabatnya. Ia menunda kegiatan bercerminnya dan mengernyitkan alis ragu.
"Tidak mungkin." Karin menutup lip gloss nya sambil menyeringai. "Karena aku sudah menyingkirkan semua sampah tidak berguna itu..."
-You, Me, and Her-
"Hajimemashite. Watashi wa Sayuka Haruna desu. Suna yoroshiku onegaishimasu," ucap seorang gadis berambut cokelat gelap sepinggang dengan senyum manis. Mata pine green miliknya menyorotkan keramahan tanpa batas kepada setiap orang yang memandangnya.
Hampir semua siswa yang berada di kelas 11-1 yang merupakan idola, artis, foto model, penyanyi, dan orang dalam taraf jenius langsung merona merah. Sebagian dari mereka hanya tersenyum tipis, namun tidak menghilangkan rasa kagum mereka dengan karya ciptaan Tuhan yang paling indah di hadapan mereka.
Sosok gadis cantik, dengan senyum menawan juga manis, tubuh yang proporsional, bibir yang merona merah muda seranum buah cherry, lekuk tubuh yang indah dan badannya yang jenjang, rambutnya yang berkilauan indah ditempa sinar matahari, dan mata hijau gelapnya yang tampak menyedot perhatian semua orang membuat mereka terpesona.
Kecuali Sasuke.
Hanya Sasuke Uchiha.
Itu wajar. Sasuke Uchiha, walaupun secantik dan semenarik apapun gadis itu, ia tidak akan menampakkan ekspresi di wajah tampannya. Wajah itu tetap memandang biasa Sayuka Haruna.
Sasuke akui, gadis itu cantik. Sangat cantik malahan. Namun dari pandangan Sasuke, ia bisa melihat pancaran mata gadis itu berbeda. Bukannya menyorotkan keramahan yang biasa, tapi ada sesuatu yang berbeda di sana. Seperti sebuah pancaran yang tidak biasa, namun Sasuke tidak bisa melihat lebih jauh lagi, karena seolah dikunci rapat-rapat oleh gadis itu.
"Ehm, baiklah Haruna-san. Kau bisa duduk di... Samping Hyuuga Hinata, sebelah sana," kata guru Iruka yang nampaknya sedikit gugup oleh pesona Sayuka haruna. Ia berdehem sedikit untuk menormalkan kekagumannya pada anak didiknya dan mengambil buku pelajaran.
Sayuka Haruna tersenyum anggun kemudian mendekati gadis bermata lavender di belakang bangku Sasuke. Awalnya ia berjalan biasa, namun perlahan ia melambatkan langkahnya dan memberi tatapan khusus pada Sasuke yang kebetulan juga menatapnya.
Mata mereka bertemu. Sejenak, sekitar 3 detik.
Entah kenapa, Sasuke merasa sedikit familiar dengan pandangan mata itu. Pandangan mata yang tidak biasa, dan sering dilihatnya beberapa tahun lalu.
"Sa-salam k-kenal... A-aku Hi-Hinata Hyuuga..." salam Hinata takut-takut. Gadis berambut indigo ini menyemburatkan warna merah tipis di pipinya, sambil memaikan kedua telunjuk di depan dada.
"Salam kenal Hinata-chan. Panggil saja aku Yuka ya," balas Sayuka dengan senyum manis dan lembut. Sayuka sedikit geli melihat tingkah laku teman sebangkunya ini dan berusaha untuk ramah padanya.
Hinata perlahan tidak ketakutan lagi dan menjawab dengan senyum ceria, "Ba-baik Yuka-chan ..."Perlahan ia mulai tidak canggung, tapi telunjuknya masih setia bermain di depan dadanya dengan gugup.
Sayuka tersenyum geli dan mengalihkan pandangannya pada Sasuke yang dipaksa menoleh oleh si rambut cokelat, Kiba. "Salam kenal juga err..."
"Aku Kiba inuzuka dan Ini Sasuke Uchiha!" ucap Kiba santai. Belum sempat Sayuka menebak ataupun bertanya Kiba sudah menjawabnya dan menepuk pundak Sasuke dengan agak keras dan tersenyum lebar.
"Ya, salam kenal Inuzuka-san." Sayuka tersenyum manis. Mata pine green-nya menyipit dan bibir merah mudanya terbuka secara perlahan, "Dan salam kenal juga, Sasuke -kun..."
Deg
Sasuke yakin, ia pernah mendengar aksen ini. Aksen bicara dengan nada dan pengucapan yang sama, senyum yang sama, namun wajah yang berbeda.
'Seperti dia...' batin Sasuke dalam hati terdalamnya saat mendengar suara Sayuka. Ia ingat, gadis itu...
"Ah, panggil saja Kiba!"
"Baiklah, Kiba-kun..."
"He-hei! Sekarang waktunya pelajaran Inuzuka!"
...Gadis yang tidak bisa dilupakannya dan menghilang dua tahun yang lalu.
'Aku pulang, Sasuke-kun...'
-You, Me, and Her-
"Siapa yang dapat menjawab soal ini?" tanya guru Matematika saat jam kedua setelah guru Iruka selesai mengajar.
Hening, tidak ada yang mengangkat tangan. Soal yang ditulis di depan, membuat anak-anak yang berada di sana tidak mengangkat tangannya satupun.
Sasuke memandang malas sekitarnya dan akan berdiri mengerjakan soal tersebut. Ia tahu, lagi-lagi pasti ia yang akan menyelesaikannya jika tidak ada yang maju dan mengerjakan soal di depan. Dan menunggu adanya orang tersebut hanya akan memakan waktu yang lama, pekerjaan yang sia-sia.
"Saya Sensei!" Sayuka langsung bangkit maju, sehingga Sasuke urung dan duduk dengan santai di kursinya. Dalam hati, Sasuke yakin Sayuka hanya mencoba pamer di depan kelas. Karena soal tersebut sama tingkatannya dengan pelajaran kuliahan.
Namun nampaknya ia salah. Sayuka bisa mengerjakan soal dengan cara dan langkah yang memenuhi hampir seluruh papan tulis itu hanya dalam 3 menit! Dalam hati, Sasuke melotot tidak percaya melihat kecepatan yang di atas rata-rata tersebut.
'Paling salah,' batinnya sekali lagi yakin. Wajahnya tetap datar memandang gadis yang masih memeriksa jawabannya di depan. Bagaimanapun, wajah stoic Sasuke tidak dapat dipecahkan dengan mudah oleh sebuah aksi tadi.
Berapa menit berlalu untuk sang pemberi soal memeriksa jawaban Sayuka dan ia tersenyum bangga, "Tepat. Jawaban yang sempurna!" Ia memberikan jempol kanannya untuk memuji si murid baru.
Sontak seluruh penghuni kelas, kecuali Sasuke dan Karin bertepuk tangan meriah. Semua kagum atas kehebatan Sayuka, tak terkecuali Sasuke. Bedanya, lelaki itu tidak bereaksi di depan, melainkan hanya dari dalam hati saja.
'Cih, anak baru sombong,' kata suara hati Karin saat melirik rendah Sayuka yang duduk di bangkunya dengan senyum tipis. Ia kesal posisi ke-charming-annya tergeser oleh seorang anak baru. 'Lihat saja di kelas olah raga nanti,' tambahnya sambil menyeringai kemudian mengibaskan rambutnya anggun.
Kelas olah raga
"Oper!"
"Baik!"
"Nice shoot Sayuka!" puji guru olah raga, Guy sensei dengan senyum seribu watt nya dan jempol teracung di tangan kanannya. "Tadi itu lompatan yang begitu indah dan memancarkan semangat masa muda! Kalian juga! Ayo kita putar lapangan sebanyak 100 kali!" ia berlari dengan kecepatan penuh dengan api sebagai background-nya.
Karin kali ini melotot pada Sayuka. Ia tidak menyangka kalau lay up Sayuka bisa sebegitu sempurnanya. Ia membanting bola basket di tangannya dengan kesal dan meninggalkan lapangan.
'Lihat saja pelajaran kimia nanti!' batinnya kesal dengan langkah yang dihentakkan keras-keras.
Ia tidak sadar, kalau seluruh murid memandangnya dengan sweatdrooped. Sayuka sendiri menoleh bingung, dan Sasuke menatap Karin cuek.
Kelas Kimia
BLUSH...
"Woaaaah! Sayuka-chan bisa membuat pelangi!" teriak seorang siswa dengan hebohnya.
Semua murid menoleh dan beberapa diantaranya mendekati Sayuka dan tabung reaksinya. Hinata yang di samping Sayuka terhuyung-huyung ke belakang karena dorongan beberapa murid.
Sasuke yang berada 2 orang di samping Sakura menoleh pada tabung reaksi di tangan gadis itu. Ia merasa, kalau gadis berambut cokelat ini tidak biasa. Ia bisa segalanya, dan menarik perhatian semua orang.
'Kenapa dia bisa semua sih?' jerit Karin dalam hati. Kekesalannya sudah naik mencapai ubun-ubun, apalagi saat semua perhatian yang biasa mengarah padanya beralih pada si anak baru. 'Akan kusingkirkan orang itu seperti 'dia'!'
Sayuka sendiri melirik ke arah Karin yang menatapnya penuh amarah dengan seringai dalam hatinya.
'Permainan baru dimulai, ya 'kan? Sasuke? Karin?'
-You, Me, and Her-
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Karin segera mendekati Sasuke dan menggelayut mesra di lengan lelaki itu, "Ayo Sasuke-kun, kita segera pergi."
Sasuke melepaskan gelayutan Karin dan bergumam, "Hn." Ia berjalan sambil membatin, 'perempuan ini berisik sekali.'
"Ah, Sasuke-kun dan Karin sepasang kekasih?" tanya Sayuka polos di samping mereka berdua. Terang saja, karena keduanya menghalangi jalan Sayuka dan Hinata.
Karin tersenyum arogan dan hendak menjawab, tapi Sasuke mendahuluinya dan berkata, "Tidak."
Sayuka menggaruk pipinya lucu, "Lalu?"
"Ini bukan urusanmu Sayuka-san!" balas karin ketus dan menggeret Sasuke pergi. Bisa-bisa ia akan memukul Sayuka jika Sasuke tidak ada di sana. 'Sabar, sabar... Yang penting hari ini bisa jalan dengan Sasuke!' batinnya menyabarkan.
Di depan pintu, Sasuke menyentak tangan Karin dan berjalan mendahului gadis itu. Kalau tidak ada undangan glider gratis di tempat mahal dari gadis itu, ia tidak akan mau ikut sampai kapanpun.
Maklum, setelah kejadian 'itu' Sasuke memutuskan untuk tinggal sendiri dan tidak bergantung pada keluarga Uchiha-nya. Ia tidak akan mau dikekang di keluarga seperti itu lagi. Jadinya pergi dari rumah dan membiayai hidup sendiri.
Sekarang ada kesempatan bersenang-senang, kenapa tidak dimanfaatkan?
Toh, ia sendiri sudah jarang bersenang-senang seperti saat ia dulu bersama keluarganya. Hidupnya sekarang lebih disibukkan oleh kerja dan belajar, jadi apa ada masalah kalau ia memanfaatkan kesempatan?
Di tempat Sayuka sendiri, Hinata mendekati gadis itu dan tersenyum,"Ja-jangan diperdulikan ya, Yuka-chan... Ka-Karin-chan memang be-begitu orangnya..."
Sayuka mengangguk paham dan tersenyum, "Ngomong-ngomong, kau tidak pulang bersama kekasih atau sahabatmu Hinata?"
"A-aku belum punya pa-pacar Yuka-chan..." Hinata berucap dengan wajah merah malu. Namun seketika wajahnya berubah sendu, "D-dan aku juga ti-tidak punya sahabat di sini..."
"Aku tahu..." kata Sayuka kecil sambil tersenyum getir. Ia tahu segala tentang Hinata yang satu ini.
"Ah?" Hinata memiringkan kepalanya bingung. Rona di pipinya sudah hilang dan mata lavendernya bertanya-tanya.
Sayuka menggeleng cepat dan tersenyum, "Tidak. Bukan apa-apa." Ia menarik lengan kemeja Hinata dan tersenyum ceria, "Kalau tidak punya sahabat, aku mau kok bersahabat dengan Hinata-chan!"
Hinata melongo tapi kemudian ia tersenyum dengan rona bahagia di pipinya, "Iya..."
'Tenang Hinata, sampai kapanpun kau tetap sahabat terbaikku...'
-You, Me, and Her-
Sayuka kini berjalan sendiri dengan ransel di pundaknya. Tangannya membawa sebuah kantung plastik putih berisi bahan makanan. Wajahnya yang cantik terlihat datar dan tanpa ekspresi, tidak seperti tadi di sekolah yang penuh senyum dan sapa.
Matanya menangkap sebuah lapangan yang berisi para orang dengan jaket dan kacamata terbang. Entah kenapa kenangan membuatnya mendekati tempat itu dan berdiri tak jauh dari sana.
Rahang lancipnya mengeras tatkala ia melihat seorang gadis memegang lengan baju seorang lelaki tampan, dan beberapa gadis cantik mengelilinginya. Gadis itu tidaklah terlalu cantik. Wajahnya yang bulat seperti tubuhnya membuat sang pemuda merasa risih namun, tetap tersenyum pada para gadis lain dan tidak memperhatikan gadis itu.
Dari jauh, Sayuka dapat melihat kalau gadis itu berusaha untuk bicara dan mengakrabkan diri pada sekitar, tapi ia tidak diperdulikan. Namun ia tetap tersenyum dan terus berusaha masuk ke dalam pembicaraan mereka.
"Hei, kau ini membuat jalanan sempit!" bentak seorang gadis cantik pada gadis itu. Si gadis bergumam maaf dan mencari posisi lain, tapi ia malah mendapat celaan dari gadis cantik lainnya.
"Dasar gendut!" ejek seorang gadis yang merangkul lelaki tampan itu. Si lelaki tidak memperdulikan ejekan tersebut dan terus menggoda gadis di sebelahnya.
Si gadis tadi, perlahan matanya berkaca-kaca. Ia kemudian berjalan menjauhi mereka yang sedang tertawa-tawa mengejeknya. Perlahan, ia mengusap pipinya dan berjalan pergi.
Sayuka benar-benar marah sekarang. Memang apa salahnya kalau orang gendut ingin bergaul dengan yang lain? Apa itu salah? Toh juga gadis itu tidak bermaksud buruk!
Dengan kaki jenjangnya, Sayuka mendekati pemuda yang tidak mau tahu tadi dan menarik lelaki itu menjauh dari kerumunan para gadis. Si pemuda kebingungan dengan rona merah saat melihat wajah Sayuka yang menatapnya tajam.
"Hei kau..." kata Sayuka penuh penekanan. Ia menunjuk-nunjuk dada si pemuda dengan jari telunjuknya.
"Ada apa?" Si pemuda tersenyum salah tingkah saat wajah Sayuka mendekati wajahnya serta tatapan tajam (yang menurutnya penuh rasa suka) dari bola mata pine green-nya.
"Kau akan menyesal telah pura-pura tidak tahu tentang gadis itu," kata Sayuka datar sambil menunjuk gadis gendut yang masih berjalan menunduk tadi. Matanya tetap tidak lepas dari wajah si pemuda.
"Kenapa aku harus menyesal?" lelaki itu tersenyum mengejek ke arah gadis tadi, "Dia sama sekali tidak menarik untukku. Untuk apa aku menggubris perempuan gendut seperti dia." Si pemuda malah mendekati Sayuka dan berusaha meraih pinggang gadis itu, "Hei, bagaimana kalau kita berkencan? Kau cantik sekali..."
Sayuka menepis tangan pemuda yang berusaha meraihnya dengan kasar. Sementara para gadis yang bergerombol bersama pemuda tadi melongo penuh kekaguman. Beberapa diantara mereka berbisik-bisik melihat Sayuka bisa mendekati pemuda yang selama ini sangat sulit mereka dekati dalam waktu tak sampai 2 menit.
"Suatu hari kau akan menyadarinya. Cam kan itu," desis Sayuka tajam. Ia menepis kasar tangan pemuda itu dan beranjak pergi.
Namun si pemuda menarik tangan Sayuka agar mendekat padanya dan bertanya, "Kenapa kau begitu peduli dengannya? Sudahlah, lupakan saja dan bersenang-senang denganku." Pemuda itu tersenyum mesum melihat tubuh Sayuka yang terlihat menggoda di matanya.
Sayuka berusaha melepaskan tangannya, namun tenaga pemuda itu lebih kuat. Kejadian itu menarik perhatian dan membuat para gadis yang tadi bergerombol dan berbisik-bisik iri.
"Sasuke-kun lihat di sebelah sana!"
Sasuke menoleh dan memicingkan mata pada gerombolan tersebut. Ia menangkap wajah yang familiar di matanya sedang menatap tajam wajah seorang pemuda tampan. Sayuka Haruna.
Dengan rasa ingin tahu, Sasuke mendekati kerumunan bersama Karin yang mengekor di belakangnya. Para gadis di sana malah menjerit keget saat bertemu lelaki yang lebih tampan dari pemuda itu.
Dengan jiwa kesosialan yang masih tersisa pada dirinya, Sasuke setengah membuka mulutnya untuk membantu gadis berambut cokelat itu, "Hei—"
"Lepaskan, bodoh." Ucapan Sayuka kontan membuat semua yang berada di sana terkaget-kaget, dan beberapa di antaranya melongo tidak percaya.
Si pemuda sendiri juga terkejut dan melepaskan pegangan tangannya dari Sayuka. Tidak terpikir olehnya gadis itu berkata kasar seperti tadi.
Sayuka menatap tajam kemudian pergi dengan kibasan lembut rambut cokelatnya. Tapi mata Sayuka menangkap mata Sasuke menatapnya lekat dan Karin yang memasang wajah mengejek padanya. Ia memutuskan pergi dan tidak perduli dengan tatapan mereka berdua.
"Itu Sayuka kan?" tanya Karin masih dengan tatapan mengejeknya. Ia tidak habis pikir gadis itu berlagak jual mahal pada seorang pemuda tampan.
"Hn," gumam Sasuke, masih menatap Sakura yang berjalan menjauh. Batinnya bertanya-tanya, apa yang terjadi sebenarnya sehingga gadis itu berkata sekasar tadi.
"Siapa sih gadis itu sebenarnya? Apa kau juga merasa begitu?" tanya Karin lagi, sambil mengeratkan pelukannya pada lengan kanan Sasuke.
Sasuke menoleh pada Karin dengan wajah datar, "Hn?"
Karin tersenyum mengejek ke arah Sayuka, "Entah kenapa aku mengenalnya... orang yang menyebalkan."
Sasuke kembali memandang Sayuka dari kejauhan. menurutnya Karin setengah benar. Ia sendiri seperti mengenal gadis itu sebelumnya.
'Kau tidak akan tahu rasanya saat mendapat penolakan seperti itu...'
-TBC-
Selamat datang... XD
Aaaaa! Aku udah ngedit ini cerita sampe 2 kaliiii! Dan selalu saja ada yang terlewat... :/ semoga kali ini tak ada yang terlewat ya...XD
Aku sangat mengharapkan tidak ada silent reader di sini. Cukup kesal sih, karena aku butuh komentar dan konkrit kalian di fic ini. Kecewa tahu kalau ada yang baca, tapi gak review! U3U
Gak maksa juga sih,tapi review kamu sangat berguna buat penyemangat aku! XD
Makasih banyak untuk kalian yang menunggu fic aku... XD aku senang sekali! :"D
So?
Review ya!
Karikazuka
