Biarkan aku menceritakan kepadamu sebuah kisah untuk menemani dirimu yang menunggu kantuk menjemput. Kisah ini mungkin akan membuatmu tersenyum, tertawa, menangis, atau mungkin membawamu terseret dalam arus harapan dan keputusasaan, aku tidak tahu. Namun bagiku, dongeng ini selalu meninggalkan kesan yang mendalam setiap kali aku mengingatnya.
Kisah ini mungkin tidak sempurna, karena aku tidak menceritakannya atas alasan estetika—tidak sama sekali! Aku hanya menceritakannya kepadamu sebagai sebuah peringatan, teman kecilku. Sebuah peringatan bahwa mukjizat dapat menggiringmu ke dalam bencana. Sebuah peringatan bahwa tidak semua yang berkilau itu adalah emas. Sebuah peringatan yang harus kausampaikan kepada semua orang yang kautemui.
Baiklah, mari kita mulai. Di suatu masa, hiduplah seorang gadis cantik bernama Shiba Miyuki, dan ini adalah cerita hidupnya selama ia menjadi seorang gadis ajaib ...
sing me a sugar-coated auld lang syne #1: Sis, Puella Magica!
Mahouka Koukou no Rettousei owned by Satou Tsutomu
Puella Magi Madoka Magica owned by Magica Quartet
An alternate reality by Chocochino
The author does not take any financial profit
.
Pertama kalinya Shiba Miyuki bertemu dengan Kyubey, ia sedang menjaga rumah karena sang kakak, Shiba Tatsuya, perlu menyelesaikan sebuah misi tertentu sendirian sepanjang malam, sementara Penjaganya, Sakurai Minami, sedang mengerjakan tugas-tugas sekolah di kamarnya.
"Apa kaumau menjadi gadis ajaib?"
Makhluk yang menyerupai kucing ukuran lima puluh sentimeter tersebut memiliki bulu berwarna putih bersih, empat kaki mata merah rubi, telinga perpanjangan dengan ujung berbentuk tiga segitiga yang agak terkulai ke bawah, dan ekor tebal yang meliuk. Ada garis oval merah di punggungnya dan gradasi merah muda serta lingkaran halo emas di kedua ujung telinga perpanjangannya.
Karakter yang aneh, namun cukup imut untuk dijadikan hewan peliharaan. Ekornya yang meliuk-liuk itu terlihat sangat lembut. Lagipula, kakaknya juga pasti mengizinkan mereka memelihara hewan itu di rumah.
Ya, imut, kalau saja ia tidak meloncat ke atas meja di ruang tamu begitu saja tanpa peringatan apa pun.
"Penyusup!" seru Miyuki memecahkan keheningan dalam kediaman keluarga Shiba. "Kau ini apa? Pergi dari rumah ini!"
Sepertinya saat itu Kyubey memilih waktu yang salah untuk masuk ke rumah. "He-hei, tidak seperti itu! Aku bukan penyusup, aku ini makhluk mandiri, tahu!"
"Dan kau berbicara!" Miyuki saat ini sudah bangun dari kursi dengan ekspresi terkejut, sementara tangannya mulai mempersiapkan CAD untuk mempertahankan diri. "Jawab aku, kau ini makhluk apa, sebenarnya? Mata-mata dari klan lain yang ingin mengetahui rahasia kami, begitu? Sungguh licik, menggunakan hewan seaneh ini untuk memata-matai kami..."
"Bu-bukan begitu!" Kyubey menggeleng dengan keras sambil tetap mempertahankan ekspresi di wajahnya yang tidak bisa berubah. "Aku hanya datang ke sini untuk mengajakmu menjadi gadis ajaib, itu saja. Aku bahkan tidak tahu apa yang sedang kaubicarakan."
Tetap saja, benak gadis tercantik di SMA Sihir Pertama itu sudah melakukan proses perubahan Eidos menggunakan sihir yang mengalir dari tubuhnya, yakni Niflheim. Setelah itu, ia menghancurkan tubuh beku makhluk aneh tersebut di kamar mandi dan menghapus semua jejak agar Tatsuya tidak mengetahui apa pun-walaupun ia sebenarnya tidak akan pernah dapat menyembunyikan rahasia darinya, namun tidak salahnya untuk berjaga-jaga, bukan?
.
Kali kedua dirinya dan Kyubey bertemu, Miyuki sedang mengerjakan tugas-tugasnya sebagai Ketua OSIS yang menumpuk, mengingat Kompetisi Sembilan Sekolah yang menghantui semua praktisi sihir muda Jepang akan tiba dalam hitungan hari saja. Kakaknya sendiri masih melakukan riset di perpustakaan sekolah dengan rajin dan memeriksa semua taktik yang telah disusun olehnya untuk tim senior SMA Sihir Pertama. "Apa kaumau menjadi gadis ajaib?" tanyanya lembut tepat di samping Miyuki.
"Kau lagi?" Miyuki menggelengkan kepalanya dalam kebingungan. "Kemarin malam aku sudah membekukanmu dan menghancurkanmu tanpa sisa, dan sekarang kau sudah muncul kembali di hadapanku begitu saja? Kau ini makhluk apa sih? Apa tuanmu membuat begitu banyak kopian dirimu?"
Walaupun frustrasi, Kyubey hanya bisa mempertahankan wajah imutnya sambil menjelaskan kenyataan yang sebenarnya. "Aku juga sudah bilang padamu, aku ini pihak independen. Aku memiliki afiliasiku sendiri dan aku tidak bekerja untuk orang lain. Aku hanya ingin menawarkan padamu posisi sebagai gadis ajaib, itu saja."
"Tapi aku memang gadis ajaib," Miyuki kembali melanjutkan pekerjaannya dengan komputer di ruangan OSIS. "Kaulihat sendiri, aku ini praktisi sihir. Aku sudah sempat membekukan temanmu kemarin menggunakan sihir modern yang aku miliki. Kau ini menggunakan Sihir Kuno, ya?"
"Dalam pengertian kalian mengenai sihir, mungkin ya," Kyubey mengangguk. "Dan omong-omong, namaku Kyubey. Aku mendatangimu karena aku merasa kalau kau memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi seorang gadis ajaib. Kau akan dapat memanfaatkan sihirmu dan mengalahkan para penyihir dengan mudah!"
Detik itu juga, Miyuki hanya bisa mengernyitkan kening. "Tapi secara teknis, aku ini memang penyihir. Yah, biarpun aku hanya dapat menggunakan sihir modern saja, sih. Apa aku harus melawan sesamaku sendiri?"
Kyubey menggeleng. Ugh, di zaman sekarang, menjelaskan teknis gadis ajaib memang sulit. "Ehm, begini, pertama-tama, biar kujelaskan kalau duniaku dan para gadis ajaib itu berbeda dengan dunia kalian. Sihir yang kami gunakan tidak sama dengan sihir modern yang kaukenal. Jadi, semua pengertianmu mengenai sihir tidak berlaku di dunia kami. Bahkan, di dunia kami, sihir modernmu tidak akan berlaku sama sekali, sehingga kalian sama saja seperti orang awam pada umumnya."
Miyuki hanya bisa melongo. "Kupikir ... kupikir riset di zaman sekarang sudah melewati batas itu ... kupikir para peneliti sudah dapat memahami cara kerja hampir semua jenis sihir kuno ..." Gadis itu menggelengkan kepalanya sekali lagi. "Jadi kami para praktisi sihir modern tidak pernah mengetahui keberadaan sihir kalian karena memang sihir kami tidak akan berlaku di dunia kalian?"
Kyubey mengangguk dengan mempertahankan ekspresi imutnya. "Benar sekali. Makanya, sihir kami tidak bisa dipandang sebelah mata, karena di dunia kami hanya para gadis ajaib yang bisa bertahan. Tenang saja, dunia kami ini, walaupun ada di sekitar kalian para umat manusia, namun kami tidak akan mengganggu kalian tanpa kalian sadari. Eksistensi kami tidak akan pernah diketahui oleh kalian sampai kami membuka diri kami."
Miyuki bersandar ke kursi tempat kerjanya di ruangan OSIS dan terdiam sejenak sambil memproses semua informasi yang baru saja didapatkannya. "Dunia kalian sepertinya sangat misterius," ujarnya sebagai sebuah kesimpulan. Kyubey membalasnya dengan lambaian ekor ceria.
Sebelum gadis berambut biru tua itu bisa bertanya lebih lanjut, orang lain rupanya sudah memasuki ruangan. "Miyuki? Apa urusanmu sudah selesai? Ayo, jangan melamun saja."
Seketika itu juga, Miyuki langsung menoleh ke belakang dan mendapati kakaknya, Shiba Tatsuya, telah menunggu di pintu keluar. "Lho? Onii-sama?"
"Sebentar lagi pintu gerbang sekolah akan menutup," sahutnya sambil tersenyum lembut. Di ujung horizon yang terlihat dari balik jendela, sang surya mulai mengucapkan sampai jumpa berwarna jingga pada dunia. Pemuda itu mengulurkan tangan dan berkata, "Ayo pulang, Miyuki."
Diajak seperti itu, sang gadis hanya bisa menoleh bolak-balik ke tempat Kyubey berdiam dan kembali ke kakak laki-lakinya. "Onii-sama ... tidak melihat makhluk apa pun di tempat ini?"
Yang ditanya hanya menggeleng. "Di ruangan ini hanya ada kau sendirian, Miyuki. Tidak ada siapa-siapa."
"Bahkan di mata Onii-sama sendiri?"
"Tidak ada." Tatsuya mengerutkan kening. "Memangnya ada apa, Miyuki? Ada penyusupkah di sini barusan? Aku tidak melihat adanya gangguan apa pun selama kita berpisah jalan pukul empat sore tadi, bahkan di bawah pengamatanku."
Mendengar pernyataan tersebut, sang Ratu Es hanya bisa terdiam dan menoleh ke arah Kyubey yang sedang asyik menjilati kakinya, persis seperti kucing pada umumnya. "Bahkan Penglihatan Elemental Onii-sama tidak bekerja padamu. Kau ini siapa?"
"Miyuki, kau sedang menoleh ke arah mana?" Tatsuya menegurnya lagi, membuat Miyuki harus membalikkan pandangannya ke arah pintu keluar ruangan.
"Tenang saja," Kyubey berujar dari balik punggung Miyuki, "selama kita tidak berbicara, melainkan aku yang bertelepati denganmu. Jadi kakakmu tidak bisa mengetahui keberadaanku dan tidak akan menyadarinya." Barulah saat itu, sang ketua OSIS menyadari bahwa gerak bibir tidak pernah termasuk dalam setiap pembicaraannya dengan Kyubey. Harus diakui, sihir yang dikuasai oleh Kyubey memang luar biasa.
"Kita akan bicara lagi nanti, saat kau sendirian," sahut Kyubey sembari melangkah pergi meninggalkan Miyuki yang menyambut ajakan pulang dari sang kakak.
.
Setelah makan malam, Tatsuya mengendap di ruangan bawah tanah untuk mengerjakan prototip CAD terbaru, Minami membereskan semua urusan yang tertinggal di dapur, sementara Miyuki mulai menyusun rencana sembari melangkah ke kamar untuk duduk di atas tempat tidurnya dan menunggu Kyubey datang, lalu mulai melanjutkan pembicaraan mereka yang terpotong di ruangan OSIS tadi sore.
Lebih tepatnya, sebenarnya, kalau dikatakan bahwa Kyubey yang telah menunggu Miyuki di atas meja rias di dalam kamar, sehingga secara otomatis menghancurkan semua rencana yang disusunnya tadi. Melihat makhluk mirip kucing itu bermain-main dengan botol-botol krim yang ada di sana, Miyuki nyaris tersentak-namun jika Kyubey bisa bertelepati dengannya, bukankah kemungkinan kalau dia bisa melakukan teleportasi juga ada?
"Kau bisa berteleportasi, ya, Kyubey?" Miyuki langsung melontarkan pertanyaan tersebut sambil menarik kursi meja riasnya untuk duduk.
"Tentu saja aku bisa," Kyubey mengangguk. "Level sihir kami berbeda dengan sihir modern yang kaupahami. Karena itulah, kemampuan sihir yang dimiliki oleh para gadis ajaib juga sangat bervariasi."
"Baiklah," Miyuki tersenyum dan meletakkan tangan kanannya di atas meja untuk menyangga kepala. "Tolong jelaskan padaku semuanya mengenai gadis ajaib, Kyubey."
"Gadis ajaib adalah gadis-gadis muda yang terpilih untuk melawan para penyihir," Kyubey memulai penjelasannya via telepati. "Mereka membawa harapan dari seluruh umat manusia dan pertanda bahwa umat manusia memiliki masa depan yang cerah walaupun ada banyak penghalang menuju kebahagiaan mereka."
"Lalu bagaimana caranya seseorang bisa menjadi gadis ajaib?"
"Setiap kali seorang gadis muda memiliki harapan yang kuat, aku akan mendatangi mereka dan menawarkan kekuatan ini kepada mereka. Aku akan membuat mereka menjadi gadis ajaib setelah mengabulkan satu permohonan yang mereka miliki. Setelah itu, mereka akan mulai melawan para penyihir sampai akhir hidup mereka."
"Oh, begitu. Bisakah para gadis ajaib hidup normal?"
"Tentu saja bisa. Namun mereka harus menyempatkan waktu untuk berkeliling kita untuk mencari keberadaan penyihir. Penyihir, kalau tidak dikalahkan, akan memakan korban jiwa. Makanya sudah menjadi tugas gadis-gadis ajaib untuk mengalahkan mereka."
"Lalu, penyihir itu apa sebenarnya?"
"Penyihir adalah makhluk yang melambangkan keputusasaan, depresi, dan segala macam kesedihan yang ada di dunia. Mereka ada di tempat-tempat yang memancing orang-orang untuk menjadi depresi, misalnya di rel kereta api atau di puncak gedung tinggi, karena tempat-tempat seperti itu biasanya menjadi tempat untuk melakukan bunuh diri. Hampir semua aksi bunuh diri, kematian mendadak, dan kejadian menyedihkan lainnya disebabkan oleh penyihir."
Miyuki menyandarkan punggungnya di kursi dan menyimpulkan semua yang telah didengarkannya malam itu. "Ah, jadi ada yang menyebabkan kesedihan di dunia itu para penyihir? Dan gadis-gadis ajaib melawan mereka untuk membawa kebahagiaan kembali?"
Kyubey menggoyangkan ekornya dengan gembira. "Seratus untuk Shiba Miyuki!"
Mau tidak mau, sang Ratu Es ikut-ikutan tersenyum melihatnya. "Eh, omong-omong, Kyubey, mengapa kaumau aku menjadi gadis ajaib? Aku kan belum memiliki harapan tertentu. Aku juga belum melihat bagaimana aksi gadis ajaib melawan penyihir secara langsung, jadi aku belum mendapatkan gambaran apa-apa."
"Aku memilihmu karena kau memiliki bakat yang sangat besar untuk menjadi gadis ajaib. Jika nantinya kau menjadi gadis ajaib, kekuatanmu akan menjadi sangat besar. Dan kalau kau benar-benar mau tahu," Kyubey hanya tersenyum, "seingatku, salah satu siswa yang akan berpartisipasi di Kompetisi Sembilan Sekolah adalah seorang gadis ajaib. Aku akan memperkenalkanmu padanya, jadi kaubisa melihat bagaimana gadis ajaib bekerja."
to be continued
A/N: Yak, kembali lagi dengan proyek Chocochino yang menunjukkan betapa malasnya dia dalam menulis! Maaf ya buat kalian yang menunggu kelanjutan SPiCa, tapi ... ehem, ide yang satu ini sudah menanti terlalu lama! Jadilah aku harus menulis ini secepatnya ...
Kalau mau dipikir-pikir, ini juga proyek crossover pertamaku, sih. Emang aku pernah bikin drabble crossover di AO3, tapi itu nggak dihitung karena pseuds-nya beda. Apalagi fandom-nya sama-sama mungil begini. Ah sudahlah, yang penting udah bikin, kan? Udah memuaskan kelinci yang melompat di otak, yeah!
Sesuai dengan janji saya di summary, Tatsuya juga akan menjadi sosok helpless sepanjang cerita. Sekali-sekali Gary-Stu kita dibikin lemah dong, biar jadi manusia dikit. Jangan kaget ya, kalau Tatsuya mendadak OOC. Lalu kemungkinan akan ada banyak spoiler dari anime Madoka (bukan film, lho) dan light novel Mahouka sendiri, jadi siap-siap kalau kalian nggak mau kena spoiler.
Sementara ini, aku lagi dalam proses menulis chapter 4. Kayaknya sih nggak akan panjang-panjang banget, tapi chapter selanjutnya bisa makan sampai 4k, jadi cuma chapter ini aja yang pendek. Aku usahakan untuk update setiap hari Minggu di FFN dan AO3, jadi tetap stay tune, ya!
P.S: Iya, judul fic-nya kepanjangan, saya tahu. Untuk yang nggak nyadar, auld lang syne adalah sebuah folksong tentang perpisahan, sementara judul chapter diambil dari OST anime Madoka. Dan iya, nanti ada kok chapter yang judulnya Symposium Magarum. Persiapkan feels kalian! #ifyouknowwhatImean /人◕ ‿‿ ◕人\
