SENPAI
ルキア クロサキ


"Sial sekali aku tadi! Masa Cuma gara-gara ketahuan bilang 'hi' pada teman sampingku,senpai-senpai itu menyuruh aku lari lima kali lapangan!"

"Sssst..kecilkan suaramu Kuchiki-san. Lagi pula kan sudah diberitahu bahwa tak boleh bicara saat upacara pembukaan kan?"

"Oh ayolah Momo...aku hanya berkata -"

"ISTIRAHAT SELESAI! SEMUA PESERTA MOS HARAP SEGERA KEMBALI KE KELAS MASING-MASING." Gema suara dari speaker pun membuyarkan percakapan banyak insan. Terutama yang memakai berbagai asesoris langka buatan dari senpai mereka. Mulai dari kuciran tali rafia, name tag aneh dari papan kardus dan entah apa lagi yang akan senpai mereka berikan.

"Kau tahu, Momo. Ini konyol!" yang diajak bicara pun hanya meringis.

"Ah,Kuchiki-san. Aku duluan ya.. jaa."


Disclaimer Bleach © Ichigo's father (Isshin is not his father!) ;D

Senpai © ChapChappyChan

Pairing : Ichigo x Rukia

Rate: T

Genre : romance(semoga berasa), sedikit(banget) humor mungkin

Warning : no flame-typo(s)-OOC-gaje-abal- au ah-ketikan yang saya lakukan di sela-sela PeeR, tugas, and ulangan yang bejibun bo'-okelah, request dari beberapa orang lah yang menyokong terciptanya fic ini-saya sebenernya juga udah lama pingin buat romance sih XXD kebetulan saya juga lagi jomblo yak,jadi bebas berekspresi membayangkan adegan mesra yang akan saya buat kalau-kalau terjadi pada saya kelak XXXD. (ini warning apa curcol *digebuk reader)

Yak, baiklah. Yonde kudasai^^. Hope you like it.


Riuh resah para murid yang baru saja berlabel SMA itu, kini terus membuat bising telinga sejak tadi pagi. Aura semangat yang dipancarkan oleh musim semi sama sekali tak bereaksi pada semua junior di Karakura High School. Canda tawa yang biasa diumbar pada ajaran baru tak diperdengarkan oleh siswa angkatan masuk tahun ini.
Mereka merasa aneh pada ajaran baru kali ini. Jika di perhatikan, apa yang sedari tadi diumpat oleh para siswa, memang seharusnya diperbincangkan. Negara Jepang sebelumnya tidak pernah mengadakan sesuatu yang mereka sebut "Masa Orientasi Siswa". Bukan, ini bukanlah kebijakan baru dari Bapak Presiden yang sengaja bekerja sama dengan Bapak Presiden negara tetangga. Bukan, Bapak Presiden negara tetangga tidak mungkin memaksa untuk mengikuti sistim negaranya. Namun kebetulan Kepala Sekolah di Karakura High School yang telah renta sudah terlanjur turun jabatan dan diganti dengan Kepala Sekolah yang (sedikit) muda dengan ambisi dan semangat juang tinggi. Sesuatu yang disingkat MOS ini pun adalah kebijakan (iseng-iseng) dari Beliau, Kisuke Urahara. Dia rasa, 3 hari MOS untuk para anak didiknya merupakan program brilian sebagai awal dari terpilihnya dia menjadi Kepala Sekolah Idol kelak. Tapi kenyataannya, banyak protes yang terjadi karena program tersebut. Namun ketika ditanya, Kisuke –san hanya menjawab,"Saya ingin mencontoh program maju dari negara tetangga." Oh ayolah, kau tidak tau perasaan murid-murid negara tetangga tersebut dan tingkat kemajuannya kan?

:

:

:

Baiklah, nampaknya keributan masih terlihat jelas. Tak terkecuali kelas 1-9 yang kebetulan senpai pendampingnya pun belum datang. Seisi kelas masih saja hangat memperbincangkan peraturan Kepala Sekolah mereka. Gadis bernama Rukia Kuchiki pun tak mau ketinggalan. Umpatan demi umpatan meluncur mulus dari mulutnya. Dia masih kesal dengan kejadian yang menimpanya saat upacara pembukaan. Dia benar-benar kesal terutama dengan senpai-senpai yang sok mengatur, main benar sendiri dan sombongnya bukan main yang beberapa waktu lalu ia temui. Kejadian itu pun meracuni pandangannya terhadap kesan dari senpai. Dan dia sangat yakin bahwa para senpai itu pasti senantiasa tersenyum miring ketika mengingat-ingat Kepala Sekolah baru mereka. Berkat orang itu, mereka bisa melampiaskan hasrat usil yang terpendam amat mendalam. Dan jika diprotes, mereka tinggal menjawab, "Ini untuk menguji mental maupun fisik kalian sebelum bersekolah disini."

"Cih, menguji apanya!" dengus Rukia untuk kesekian kalinya. Ia duduk sendiri di bangku belakang pojok dengan kaca yang langsung tembus ke lapangan. Ia sengaja menyendiri, tiga hari ini ia ingin sekali mengumpat sepuasnya tanpa ada orang yang tau. Toh tempat duduk ini bakal diacak lagi.

:

:

:

"Pssst! Senpai-senpai nya datang!"

"A~h menyebalkan!

"Ssst! Diamlah."

Oh, para senpai itu akhirnya datang juga. Rukia melirik dengan malas lalu berpaling cepat. Sial sekali, salah satu dari tiga senpai itu adalah yang tadi pagi menghukumnya lari lapangan seusai upacara. Benar, cewe berambut pink berkucir dua itu memang senpai yang tadi pagi.
Rukia kini benar-benar tidak mood untuk memperhatikan dua senpai wanita dan seorang senpai pria yang mulai memperkenalkan diri di depan. Dia rasa menatap lapangan kosong jauh lebih asyik.

"Selama MOS, kalian harus menghafal nama, kelas dan jabatan OSIS kami. Jika tidak, kalian akan mendapat konsekuensi." Jelas seorang senpai pria seraya menunjuk-nunjuk tanda pengenal di dada kirinya. Tapi belum lama bicara, ia melihat suatu kejanggalan. Ia tak suka jika diabaikan saat ia bicara. Dan ta-da~...ada seseorang yang tidak mengerti hal itu.

"Chappy?!" senpai tadi memanggil nametag dari seorang gadis yang mengambil alih perhatiannya. Bukan secara positif, tapi sebaliknya. Dia pun membacanya dengan nada yang aneh. Antara perintah dan bingung. Masih dengan malas, yang dipanggil mau tak mau akhirnya hanya menoleh.

"Kau kemari!" titah sang senpai. Dengan langkah gontai Chappy maju ke depan.

"Chappy itu apa ya?" senpai perempuan dengan tanda pengenal "I. Orihime_11-2_tata tertib" berujar polos.

"Hey, seharusnya kau mengisi nametag ini dengan nama hewan. Apa kau tak dengar?!" senpai dengan rambut pink pun menyemprot Chappy. Chappy menatapnya sengit, kemudian berkata datar,"Chappy itu kelinciku."

"Kau tau kenapa kau aku panggil?" senpai pria tadi buru-buru menyela sebelum Si Pink tersulut amarah gara-gara Chappy.

"Uumm..tidak." jawab Chappy dengan sok gaya berfikir.

"Kau telah berbuat salah."

"Ah benarkah?" masih dengan akting.

"Kau tau apa kesalahanmu?"

"Tidak." Kemudian ia menjawab datar.

Murid-murid yang lain hanya berkasak-kusuk mendengar percakapan Chappy dengan tiga, atau lebih tepatnya dua senpai mereka. Ditambah melihat Si senpai pink. Mukanya yang sudah merah padam ditambah raut wajah tak bersahabat membuat banyak murid berasumsi bahwa Chappy pasti besok tidak akan masuk sekolah.

"Kau tadi dengar apa yang aku katakan di depan sini tidak!?"

"Tidak." Chappy mulai bosan dengan pertanyaan si senpai. Ia pun sedikit melengos. Jangan salahkan Chappy bila tak sesopan itu, salahkan siapa yang memulai.
Dan tebak siapa yang repot. "Sabarlah, Riruka-chan.." Orihime butuh tenaga ekstra untuk menenangkan temannya agar tak melayangkan tamparan ke Chappy. Tak hanya itu, si senpai pria sebetulnya dari tadi telah berulangkali menggeram lirih. Namun ia masih ingin menjaga image ke-senpai-an nya.

"Hm, baiklah. Tadi kami telah memperkenalkan diri. Dan apabila kau adalah seseorang yang tidak tuli, maka sebutkan siapa namaku." Dengan cepat ia pun langsung menutup tanda pengenal yang ia pakai.

"Dasar! Dia sengaja membuatku malu! Lihat saja.."
"Anata no namae wa...
...Mikan-senpai desuka?"

.

.

.

BWAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

.

.

Sengaja? Mungkin. Mempermalukan balik? Tentu.
Semua insan di kelas itu akhirnya tertawa. Bahkan Orihime dan Riruka pun terlihat menyembunyikan tawanya. Oke, Mikan-senpai sudah pada puncaknya,ups..

Dilihat dari sisi mana pun dia rasa Chappy sudah kurang ajar. Dan Chappy harus mendapat pelajaran sekarang juga.
Dengan gesit dan tanpa permisi, senpai pria itu menarik Chappy keluar kelas dan ikut dengannya. Ia tak peduli walaupun Orihime dan Riruka meneriakinya. Ia terus menggandeng pergelangan tangan kanan Chappy. Berjalan cepat menuju suatu tempat.

:

:

:

"Kau mau membawaku kemana?! Hey..ittai!" cengkraman erat dari sang senpai tak khayal membuatnya merintih. Namun rintihan dan pertanyaan yang bertujuan agar senpai itu setidaknya menengok dan menjawab pertanyaannya hanyalah harapan nihil. Hentakan kaki kesal lah yang malah Chappy terima. Dan di lawan dengan bagaimana pun, kekuatan Chappy tak cukup untuk melepas cengkraman bak rajawali yang tengah mendapatkan mangsa.
Tak lama, mereka memasuki suatu ruangan.

"Ruang OSIS?" begitulah tulisan pada papan ruangnya. Hey? Sekali lagi, ruang OSIS! Owh, bagus sekali kau Rukia. Baru sehari masuk sekolah, dan tak lama lagi kau akan terkenal dikalangan senpai OSIS.
Chappy melongok. Ruangan yang lumayan luas. Seperti ruang kelas dengan penataan meja yang sedikit berbeda, bernaung sekitar sepuluh insan yang menatap heran ke depan ruang tersebut. Lebih tepatnya ke arah Chappy. Dia sekarang baru menyesal. Langkah yang diambilnya adalah salah. Dia rasa duduk manis di kelas dan pura-pura memperhatikan adalah langkah yang lebih aman. Yah, mau bagaimana lagi..

"Hey Ichigo, siapa yang kau bawa?" seorang pria tampan, tinggi dengan rambut hitam pendek lebih memilih mendekat kearah senpai pria yang ia panggil Ichigo ketimbang menggarap suatu proposal yang ia kerjakan sebelumnya. "Manisnya..." hey, kalimat apa itu?
Chappy yang jelas-jelas mendengar kalimat itu langsung ditujukan dari pria tampan ke dirinya, menjadi tak kuasa menahan semburat merah di pipinya. Dan ichigo yang tak sengaja mendengar hanya mengangkat sebelah alis.

"Ehem, dia disini untuk dihukum. Pertama, karena dia tidak memperhatikan aku ketika bicara. Kedua, karena dia tidak sopan padaku. Dan ketiga, dia telah memanggilku Mi- argh, dia telah mengejekku. Jadi ada tiga konsekuensi yang akan dia lakukan disini. Para senpai disini bisa menyumbangkan pendapat tentang konsekuensi untuk dia."

"Aku, punya konsekuensi." Ujar senpai tampan rambut hitam tadi."

"Ya, silahkan."

"Chappy, satu konsekuensimu akan berkurang asalkan..."

"Aku mohon, jangan konsekuensi yang aneh-aneh, Senpai. Karena aku sudah terlajur ngefans padamu." Pikir Chappy dengan GaJe nya.

"...aku boleh minta nomor ponselmu."

.

.

"Dengan senang hati, Senpai!" jawab Chappy diikuti gerakan cepat posisi akan mendiktekan.

"Arigatou.." senyum sumringah pun ikut menyertai perkataan senpai itu.

"Hey, Kaien! Kau jangan main-main ya!" Ichigo terlihat kesal. Kesempatan menghukum Chappy menjadi berkurang gara-gara konsekuensi konyol Kaien.

"Kan tadi kau sudah mempersilahkanku." Cengir Kaien seraya meninggalkan area Chappy dan Ichigo setelah nomor ponsel Chappy tersimpan rapi di kontaknya.

"Kuso kau, Kaien!"

"Kurosaki, aku punya konsekuensi." Seorang pria berkacamata yang terlihat angkuh serta berwibawa mengeluarkan suara.
Tak mau terjebak lagi, Ichigo bertanya dahulu,

" Apa konsekuensimu?"

"Kurasa, dengan pertimbangan telah melakukan hal sebanyak itu di hari pertama, dia layak mendapatkan hukuman yang agak merepotkan. Yakni meminta tanda tangan dari semua anggota OSIS yang berjumlah 60 orang dalam dua hari mendatang, bertepatan dengan selesainya acara MOS. Bagaimana?"

"Bagus! Kau jenius, Ishida!" komentar lebay Ichigo. Ichigo pun menengok ke arah Chappy. "Kau dengar?"

"Iya, saya sangat dengar, Senpai." Celetuknya dengan sedikit nada yang diada-ada.

"Cih, menyebalkan." Lirih Ichigo. "Ada yang ingin berpendapat lagi?" pertanyaan Ichigo tak mendapat respon yang berarti. Akhirnya ia berkata,"Baiklah, kalau begitu, konsekuensi dariku adalah..kurasa suaramu tak terlalu fals untuk menghibur para senpai yang ada di sini." Menghibur senpai? Oh apakah yang kau maksud 'mempermalukan diri'?

Dengan mendengus pelan Chappy berujar,"Lagu apa?"

"Shoujo S_Scandal! Kau tau lagu itu kan?" salah satu senpai seksi dengan cepat mengutarakan request nya.
Si Chappy pu mengangguk dan bersiap menyanyi.

"Sakki made to iiteru koto chigau janai
Chotto da-"

"Ulangi dengan tarian!" sela Ichigo dengan senyum licik. Dia berharap bisa lebih mempermalukan adik kelasnya tersebut.
Chappy kembali mendengus dan mengulangi nyanyiannya disertai gerakan tepuk tangan dengan melangkah ke kiri dna ke kanan. Senpai yang lain malah ogah-ogahan melihat Chappy. Banyak yang mengabaikannya dan memilih mengerjakan tugas yang seharusnya mereka kerjakan dari tadi.

"...chotto dake su-"

"Stop! Kubilang dengan tarian! Bukannya gerakan anak TK seperti itu. Kau tau? Dance!" nampaknya Ichigo masih belum puas mengerjai Chappy. Ia berharap Chappy akan lebih malu karena dirinya tidak bisa dance. Pikir Ichigo.
Namun dengan membaca raut wajah Chappy sekarang, kurasa asumsi Ichigo salah. Ia benar-benar merasa bahwa Ichigo hanya mempermainkannya. Dia harap setelah ia melakukan ini, ia langsung bisa kabur kembali ke kelasnya. Ia serius sekarang.

"Sakki made to itteru koto chigau janai.." ia menammbah volume suaranya agar nyanyian dan dance lincah yang ia lakukan menjadi seimbang.
"...zutto IRA IRA IRA IRA shite wa atashi wo mono mitai atsukatte.." sebelumnya ia tak pernah melakukan dance semi sensual seperti ini. Hey, salahkan Ichigo.
"...anata ga inai to iya iya tte i eru wagamam
ai jou, yuu jou shiritai koto wa nandemo..."
iya pikir ada gunanya juga mencermati dance sebuah klip opening ke-10 dari anime favoritnya.
"...haka ni wa nani mo iranai iya iya iya
ashita mo shinjiteitai iya iya iya iya iya iya iya!"
sebagai penutup, ia menggoyangkan pinggulnya sehingga terjadi kibaran pada mini-skirt nya.

Oke, ia telah melakukan kejailan Ichigo dengan sukses dan percaya diri. Semua insan yang ada di situ tak ada yang tak menyaksikannya. Tugas dan proposal bisa dicancel selama bisa menyaksikan tontonan gratis tadi. Khususnya kaum adam.

"Uwaaaaaa! Chappy! Pokoknya kau harus masuk klub dancer ku!" sorak senpai seksi yang diketahui bernama Rangiku.
dan teriakan Rangiku ini mengundang hiruk piruk komentar kagum untuk Chappy. Tapi yang dipuji malah...

"Senpai, kalau begitu saya pamit kembali ke kelas." Ujar Chappy seraya menunduk dan entah pada siapa. Tanpa pikir panjang ia langsung lari. Bersumpah tidak akan kembali ke tempat itu lagi.

:

:

:

Tiba-tiba terdesis suara lirih.

"Gila..."

"Eh Ichigo. Kau kenapa?"
Yang ditanya hanya bengong dengan menatap nanar kearah pintu keluar dimana yang dia kerjai barusan pergi. Dia masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Pikiran sucinya kini ternodai.

"Kyaaaa! Kurosaki mimisan!"

"Woy! Telepon mobil ambulance!"

TO BE CONTINUED


Huwaaaaaa akhirnya slesei juga =D. Pesenan dari banyak orang khususnya Widya-san :*. Huft. Di malam minggu ini saya rela begadang. Karena memang tugas sudah masih nun jauh dimata (boong) dan ini masa senggang saya, jadi ya begini lah (ruwet) TwT.

Fic ini adalah fic multichap pertama saya (tepuk tangan sendiri XD)

Oke deh. Pokok nya review anda sekalian saya tunggu dengan tempo yang sesingkat-singkatnya XXXD.
Anda sudi meripiyu fic gaje saya kan? Sudi kan? Iya kan? Ma kan?-?-
seperti biasa, yang R&R saya kasih ini (˘⌣˘)ε˘`) (malah jadi nggak mau review X"D)
So, R&R yaaa...:3