[Fake Lover] [YoonMin]
Author : Littlesugar
Tittle : Fake Lover Chapter 1
Main Cast : Min YoonGi a.k.a Suga (uke) – Park Ji Min a.k.a Jimin (seme)
Support Cast : Jeon Jungkook (Min Jungkook karena jadi adik Yoongi) – Kim Taehyung
Rate : T
Genre : Romance
Warning : Boy x Boy – typo bertebaran – cerita bisa jadi kurang menarik/?
Fanfiction ini terinspirasi dari Komik nya Mikase Hayashi – Fake Lover.
.
.
Happy Reading
.
.
Cantik? Ya bisa dibilang begitu, tapi dia lelaki.
Manis? Jangan dipertanyakan lagi.
Baik? Itu memang sifatnya.
Ceroboh? Ya, begitulah.
Bagaimana dengan... Masalah percintaannya? Ayo kita bahas masalah ini.
Min Yoongi, Lelaki manis berkulit pucat dan berperawakan mungil dengan senyumannya yang menawan. Siswa SMA Bangtan dari kelas 2-5. Yoongi, hanya siswa biasa disekolahnya. Terbukti, dia tidak masuk kedalam daftar siswa Akselerasi, dimana orang-orang ber-IQ tinggi berkumpul dalam satu gedung sekolah dibagian barat SMA Bangtan. Namun, dengan kepribadiannya yang begitu friendly ini hingga siapapun pasti mengenalnya dan ingin berteman dengan Yoongi, bahkan banyak Siswa atau Siswi yang mendekatinya untuk menjadikannya lebih dari sekedar teman.
Tetapi, sayang sekali dengan masalah percintaannya. Ia selalu gagal karena keberadaan Adik kesayangannya yang selalu berada disamping Yoongi, kecuali disaat-saat tertentu pastinya. Ngomong-ngomong, Adik Yoongi, Min Jungkook, kini berada di satu sekolah yang sama dengan sang Kakak tapi berbeda dengan Yoongi, Jungkook masuk kedalam Kelas Akselerasi, Kelas 1-1. Lelaki bergigi kelinci dengan mata bulat yang begitu menggemaskan membuat ia sama terkenalnya dengan Yoongi, sang kakak. Jungkook sangat menyayangi Yoongi sehingga ia bersedia berada disamping Yoongi kapanpun dan dimanapun itu. Dari Sekolah Dasar hingga SMA ia selalu mengikuti sang Kakak hanya memastikan jika Yoongi berada ditempat yang aman. Itu membuat ke Overprotective-an nya semakin menjadi terhadap Kakaknya.
Jungkook selalu tidak suka jika ada lelaki atau gadis yang mendekati kakaknya ataupun sebaliknya, jika Yoongi yang mendekati seorang lelaki atau seorang gadis. Dengan segera Jungkook akan mencari orang tersebut dan langsung mengata-ngatai orang itu seperti "Hey, Jadi orang seperti kau lah yang Kakakku sukai, cih. Enyahlah. Kakakku tidak pantas bersama orang sepertimu." Atau "Menjauhlah dari Kakakku, kau jelek." Begitulah sekiranya yang Jungkook pernah katakan, menyeramkan memang. Sangat menusuk hati.
Hingga suatu hari, Yoongi bertemu dengan Park Jimin, Siswa seangkatan dengannya, kelas 2-1, Ya, kelas Akselerasi. Jimin siswa tampan yang pintar dengan cengirannya yang khas bagaikan matahari terbit itu sungguh memukau semua orang yang melihatnya. Ia termasuk Siswa yang populer apalagi dengan keberadaanya di kelas Akselerasi, membuat siapapun terpesona dibuatnya. Pertemuan pertama Yoongi dan Jimin itu ketika...
"Ukh, Kepalaku pusing." Yoongi menunduk dan memejamkan kedua matanya erat. Taehyung, teman sekelas sekaligus sahabatnya dari SMP Yoongi yang berada disamping mendengar gumaman Yoongi dan Menoleh.
"Kau sakit? Wajahmu pucat, Yoongi-ah." Taehyung sedikit membungkukan badannya agar ia bisa melihat wajah Yoongi lebih dekat. Gelengan lemah dari Yoongi lah Jawabannya. Ia hanya tidak ingin Taehyung khawatir. Taehyung memutar kedua bola matanya, ia sudah tau kebiasaan Yoongi yang seperti ini.
"Ayo ke Ruang Kesehatan." Taehyung menarik pergelangan tangan Yoongi, Yoongi hanya mengikuti Taehyung. Ia melihat punggung tegap Taehyung semakin mengabur, hingga ia melihat semuanya gelap dan yang terakhir ia dengar hanya suara Taehyung meminta bantuan.
Bau obat-obatan mengganggu penciuman Yoongi hingga membuatnya mengerenyit dan membuka kedua matanya dengan perlahan. Yang pertama ia lihat adalah langit-langit Ruang Kesehatan yang sudah ia yakin itu. Ia sudah terlalu sering terbaring lemah diatas tempat tidur Ruang Kesehatan. Tidak hanya sekali atau dua kali, benar-benar merepotkan. Terutama Taehyung.
"Kau sudah bangun?"
Suara itu tiba-tiba membuyarkan lamunan Yoongi. Yoongi menoleh dan melihat Siluet seseorang, yang ia tahu pasti seorang lelaki dari balik tirai pembatas antara satu tempat tidur dengan tempat tidur lainnya. Tapi, bagaimana orang itu tau kalau Yoongi sudah bangun?
Yoongi bangun dari posisi terbaringnya dan duduk bersandar pada bantal yang ia pakai. Sosok siluet itu seperti Yoongi kenal, Yoongi sering melihatnya.
"Ya, aku sudah bangun." Jawab Yoongi akhirnya.
"Apa kau sakit?" Tanya orang itu lagi.
"Saat ini hanya sedikit pusing."
Yoongi melihat siluet itu seperti mengambil sesuatu dari meja nakas disamping tempat tidurnya, tangan satunya membuka setengah tirai pembatas yang menghalangi mereka berdua. Tangan orang itu terulur, memberikan kompres dingin pada Yoongi. Yoongi membulatkan kedua mata kecilnya ketika orang itu menatapnya. Mulutnya setengah terbuka karena tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Bisa kau tebak orang itu?
Park.
Ji.
Min.
Biar Yoongi ulangi. Park Jimin!
"Hey, kompres kepalamu dengan ini." Jimin yang tidak mendapatkan respon dari Yoongi menaruh Kompres itu diatas paha Yoongi yang tertutupi selimut. "Jangan banyak melamun, kau semakin pucat." Lanjut Jimin sebelum ia kembali menutup tirai pembatas dan kembali berbaring.
Yoongi masih seperti tadi dengan mata kecil nya yang membulat, meraba Kompres dingin yang ada diatas pahanya. Bibirnya yang tipis mulai bergerak dan bergumam.
"D-dari P-Park Jimin?"
'AAAAAAAAA!' Yoongi memeluk kompres dingin itu dengan erat dan memejamkan kedua matanya, bibirnya terbuka lebar seperti sedang menjerit tapi harus kalian tau ia memang sedang menjerit didalam hatinya. Saat ini Yoongi seperti seorang gadis-_-
'Park. Jimin. Park. Jimin.'
Yoongi terus menyenandungkan nama Jimin didalam hatinya, wajahnya kini sungguh sangat berseri walau tetap saja terlihat pucat. Yoongi kembali menoleh melihat siluet Jimin yang sedang berbaring. Sangat membuat hati Yoongi semakin berdebar.
Bibir tipis Yoongi terus mengukir sebuah senyuman lebar, ia duduk menghadap Jimin ditepi tempat tidurnya sembari terus mendekap Kompres dingin yang Jimin berikan. Telinganya seakan disuguhi musik terindah padahal ia hanya mendengar helaan nafas Jimin dari balik sana yang terdengar jelas karena Ruang Kesehatan memanglah Sepi.
Sampai 30 Menit berlalu dan Yoongi terus ditempatnya, memandangi siluet sang pujaan hati dari tirai pembatas. Sampai pada akhirnya Jimin merubah posisinya menjadi terduduk diatas tempat tidurnya tanpa menyadari Yoongi terus memandanginya dari balik tirai pembatas.
"Kalau saja..."
Jimin bermonolog! Yoongi dengan cekatan memasang kedua telinganya agar mendengar setiap kata yang akan Jimin keluarkan dari bibirnya. Ini semakin membuat hati Yoongi berdebar dari sebelumnya.
"...Ada yang mau jadi pacar bohonganku."
Pertama, Yoongi menahan nafasnya. Kedua, ia tidak yakin jiwa nya masih berada ditempatnya atau sudah melompat entah kemana. Ketiga, ia yakin barusan seperti mendengar ajakan masuk surga.
Wajah Yoongi memerah seketika. Ia merasakan jantungnya seperti akan berhenti ketika entah darimana ia mendapat keberanian untuk bangkit dan membuka tirai pembatas itu dengan lebar.
Jimin terkejut ketika Yoongi tiba-tiba membuka tirai dan menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Jimin semakin kebingungan dengan wajah Yoongi yang memerah sempurna. Baru Jimin ingin bertanya ada apa, Yoongi dengan suara lantangnya mendahului Jimin.
"AKU BERSEDIA MENJADI PACAR BOHONGANMU!"
Seketika Jimin membelalakan kedua matanya. Yoongi terlihat bergitu yakin dengan kedua mata kecilnya yang berbinar menatap mata Jimin.
"A-Apa?"
"NAMAKU MIN YOONGI, DARI KELAS 2-5. AKU MENYUKAI JIMIN JADI AKU MAU JADI PACAR BOHONGAN JIMIN."
Yoongi menundukkan kepalanya dalam. Merutuki kebodohannya. Apa yang sudah Yoongi katakan. Itu sungguh memalukan, harus ditaruh dimana wajah Yoongi nantinya.
Pernyataan Yoongi terus menggema diruangan sepi ini bagi Jimin. Otaknya terus memproses apa yang terjadi. Barusan ia hanya sekedar bermonolog, tapi lelaki manis ini –ia akui kalau Yoongi memang manis— tiba-tiba mengatakan mau menjadi pacar bohongannya. Astaga, apa yang harus ia lakukan.
Sambil berpikir, Jimin memperhatikan Yoongi dari ujung sepatunya hingga ujung rambutnya. Menarik pikirnya. Yoongi sungguh manis, apalagi dengan bibir tipis yang berwarna soft pink itu membuat Jimin... errr—apa yang Jimin pikirkan.
Jimin bangkit dari tempat tidur, berdiri dihadapan Yoongi. Yoongi menengadah saat ia melihat sepatu Jimin berdapa didepannya. Jimin tersenyum membuat Yoongi merasa kedua pipinya kembali memanas. Melihat Jimin tersenyum dengan jarak yang dekat itu sungguh momen yang menakjubkan bagi Yoongi.
Yoongi menatap Jimin dengan hati-hati saat tangan kanan Jimin terangkat sampai atas kepalanya. Takut-takut ia akan ditampar karena kelancangannya. Namun, yang Yoongi rasakan rambutnya seperti diusap-usap. Dan benar saja, ternyata Jimin mengusap kepalanya dengan lembut.
"Baiklah."
Yoongi mengedipkan matanya beberapa kali dengan cepat, itu sungguh menggemaskan. Tapi Jimin berdehem untuk menghilangkan kegugupannya kemudian kembali tersenyum hingga menunjukan eye smile nya.
"Min Yoongi? Kau resmi jadi pacar bohonganku."
Setelah itu, Yoongi merasa tubuhnya terjun kedalam dunia yang dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran tanpa Yoongi ketahui, dibalik pacar bohongan itu ada sesuatu yang mungkin nantinya akan menyakiti dirinya sendiri.
—To Be Continued—
Yosh. Chapter 1 selesai, buat ff ini diusahakan terus berlanjut tidak dalam waktu yang lama. Soalnya buat lanjutin ke chapter selajutnya nya harus nunggu komiknya terbit dulu T-T hahaha.
Menurut kalian ff ini layak dilanjut kah? Kalau ngga, bakal saya delete saja. Jadi di mohon review nya karena readers yang menghargai ff saya adalah semangat saya. T-T)9
Buat yang nunggu 'Secret Garden' sabar ya /bow bertubi-tubi/
.
.
Oke, sekian dari littlesugar. Terima kasih.
