Haaai titaners! #salah #digebukin. Ehmaap salah. Maksud saya, halooo reader-tachi! :3 ada yang tau siapa saya? Nggak tau? Ah gimana sih u,u #dor. Mhehe, jadii, perkenalkan... saya Hachan. Author yang tinggal di fandom sebelah, tapi hari ini, saya memutuskan untuk hijrah sementara ke fandom yang mulai rame ini. Fandom Shingeki no Kyojin! Huraaay! Animenya keren banget sih, jadi terpikir mau bikin ficnya ;) cerita aslinya udah bagus banget, jadi sayang kalo dibikin AU u,u #ngek.

Ini adalah karya ke-31 saya. Saya membuatnya di tengah-tengah kesibukan (dan ke-stressan) dunia RL saya. UN SUDAH DEKAT! UN SUDEKAAAT! #udahudah. Btw, gimana rapot kalian, minna? ;3 apa sama mengenaskannya seperti milik sayah? #jeder

Ehh, banyak bacot ya haha. Yaudah deh.

Selamat membaca! ;)


Past, Present, and Future

進撃の巨人 (ATTACK ON TITAN) FANFIC

By : EcrivainHachan24

Desclaimer by Hajime Isayama

WARNING!

Semi-canon, (maybe) OOC, Typo(s), etc

DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

.

.

.

Prologue

過去現在と未来

Terlalu banyak kematian yang disaksikannya.

Mulai dari ibunya, yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri—bagaimana titan-titan itu berlaku kejam, mengoyak, menggigit, mengonsumsi para manusia yang saling berteriak, berlari dan berlari ketakutan bagai anai-anai tak berharga. Sesungguhnya dia takkan pernah bisa memaafkannya. Titan-titan itu menguasai dunia dan membuat semua orang tidur dalam ketakutan dan kecemasan. Membuat anak-anak kecil didongengi kisah-kisah menyeramkan di luar dinding yang melindungi umat manusia.

Kebenciannya terhadap titan-titan itu bertambah saat disaksikannya rekan-rekannya meninggal dengan cara mengenaskan, bahkan hanya untuk sekadar berteriak meminta tolong, namun tidak ada yang bisa diperbuatnya. Mereka semua berakhir di perut titan yang panas, membakar, dan penuh raga-raga keputus-asaan.

Putus asa.

Putus asa.

Dia mengulang dua kata itu berkali-kali di dalam kepalanya—sampai tidak ada artinya lagi.

Ya. Mungkin itulah yang dirasakan rekan-rekan seperjuangannya sebelum menjadi santapan titan; putus asa.

Bagaimana mungkin bisa ia lupakan tangisan para prajurit yang biasanya gagah berani, kala itu berteriak meminta tolong, atau sekadar menyebut nama anak dan istrinya yang memercayainya akan kembali dari misi ke misi... Bagaimana mungkin ia lupakan air mata yang mengalir di kedua pipi yang telah kotor oleh peluh, demi mengabdi pada seluruh umat manusia?

Mereka lebih memilih mati dalam keadaan dikenang dan menggenggam senjata, dibandingkan harus mati tanpa alasan. Mati putus asa.

Dimulai hari itu, kala ia menerima berbagai macam tekanan—sudah berapa kali dia dipercaya melakukan sesuatu yang fatal? Ah, dia tidak pernah mengecewakan orang-orang yang memercayainya, bukan?—dan pengkhianatan salah satu rekannya yang membuatnya sempat terguncang hebat… katakanlah, dia sudah mengalami segalanya.

Keinginannya hanyalah… ia harap suatu saat nanti akan ada dunia damai tanpa keberadaan titan yang mengusik, dan selalu menjadi momok bagi semua manusia di bumi ini.

Keinginan dan mimpi yang tidak mudah, memang.

Namun dia akan melakukannya.

Bukankah… dia sudah berjanji?

過去現在と未来

過去現在と未来

to be continue to Chapter 1

Baru permulaan. Ada yang mau nebak kira-kira ceritanya kayak gimana? #nggaak #dor.

Sip, deh... review, please? ;)

V

V