Perasaan nyaman dan hangat ini menciptakan ikatan terlarang antara kita. Tidak tahu apa akan ada kita atau hanya kau dan aku. Pernah kukatakana bahwa tak pernah sekalipun kulepaskan dirimu walau hanya satu bagian darimu yang kumiliki.
.
.
.
Getaran benda kecil itu memecahkan keheningan diantara dua ciptaan tuhan tersebut. Tidak terlihat sedikitpun ada niat untuk sekedar melihat apa yang terjadi dengan benda yang diketahui bernama handphone. Perempuan yang melihat itu hanya memberikan isyarat 'cepat-angkat-telponmu' dari muka cantiknya.
"Baiklah aku segera kesana"
"Siapa ?" tanya perempuan itu dengan mengambil cepat benda kecil itu dari genggaman laki-laki di depannya. Tercetak jelas seyum menggoda dari perempuan yang dikenal bernama Lay setelah mengetahui siapa yag baru saja menghubungi kekasihnya.
"Kris ge" ucap Lay dengan sedikit memberikan aksen imut pada kata-katanya dan jangan lupakan mimik mukanya yang dibuat se-imut mungkin.
"Hmm"
Seketika terdengar tawa dari bibir kecil Lay, dicondongkannya badan mungil tersebut sehingga hanya tinggal sedikit jarak antara dia dan Kris. Dihembus-hembuskannya mata Kris yang sedari tadi menutup berharap mata itu akan terbuka dan mengalihkan perhatian padanya.
"Apa yang kau lakukan"
"Baby Pandamu menunggu ge" ucap Lay lagi dengan aksen imut namun penuh penekanan disetiap kata-katanya.
Kris hanya diam tetap tidak merespon matanya masih tetap terpejam walaupun Lay sudah meniup-niup matanya dengan batu es di dalam mulutnya untuk menciptakan sesuatu yang dingin. Lay selalu berpikir Kris akan dapat diganggu dengan hal itu, namun hubungan yang sudah lama terjalin bukan jaminan bahwa kau mengetahui siapa sebenarnya kekasihmu.
Lay yang kesal karna tak dapat menarik perhatian Kris pun berpindah tempat dan mendudukkan dirinya tepat disamping Kris. Diguncang-guncangnya lengan Kris dengan cukup kuat dan berhasil. Tanpa babibu Kris langsung tegak dan meninggalkan Lay yang terdiam melihat Kris meninggalkannya dikencan mereka.
"Ge jangan lupa sampaikan salamku pada sahabat pandamu itu" teriak Lay yang dapat terdengar jelas oleh Kris.
.
.
.
Keadaan bandara hari ini sama seperti hari-hari yang lain, ramai. Sedari tadi orang-orang berlalu lalang dengan koper di tangan mereka. Pemberitahuan jadwal penerbangan tak berhenti-henti sedari tadi. Namun di tengah keramaian bandara terlihat seorang laki-laki yang sangat mencolok dengna rambut merahnya yang apa bila dilihat akan seperti ada kobaran api di kepalanya. Sedari tadi laki-laki itu tak henti-hentinya melirik arloji yang melingkar indah dipergelangannya.
"Ge kenapa kau sangat lama" kalimat itu tak henti-hentinya keluar dari bibir indah itu, sepertinya rambut api tersebut tidak akan pernah cocok dengan penampilannya.
Matanya sudah mulai terasa panas saat menyadari bahwa dia sudah menunggu selama 1 jam lebih namun semua itu berubah saat sosok yang ditunggu berjalan kearahanya. Dirapikan rambut dan bajunya yang sedikit berantakan terlihat rapi di depan pacar sendiri tidak salah pikirnya.
'kau hanya perlu bersabar Huang Zhitao' lirihnya dalam hati dengan seyum yang sedikit dipaksakan.
"Maaf lama" ucap Kris.
Entah kenapa perasaan kesal yang sedari tadi melingkupinya hilang sudah, seperti menguap entah kemana. Ditariknnya tangan Kris yang tidak menggunakan sarung tangan dapat dirasakannya tangan itu sudah sedingin es sekarang. Dilepaskannya kedua sarung tangan yang sedari tadi menutupi kedua tangannya.
"Apa yang kau lakukan ?" tanya Kris dengan mencoba menarik tangannya, namun yang ditanya hanya terseyum dan melanjutkan aktivitasnya.
Digenggamnya kedua tangan yang sudah lengkap dengan sarung tangan hitam itu dengan seyum yang tak lepas di wajahnya.
"Tanganmu" belum lagi Kris menyelesaikan kata-katanya tangannya sudah kembali ditarik paksa laki-laki yang kerap disapa Tao.
"Ge tanganmu harus tetap hangat untuk selalu menggenggam tanganku" ucapnya pelan namun Kris dapat dengan jelas mendengar semua itu.
.
.
.
Musim gugur tahun ini sama seperti tahun-tahun yang lalu, daun berguguran udara dingin yang menghantarkan harumnya daun serta bunga mati. Namun di musim gugur ini kutemukan satu hal yang menciptakan ratusan letupan dihati ini, itu kau.
