Summary : Syaoran, seorang anak terbuang yang ternyata memiliki rahasia besar, yang bahkan tidak diketahui oleh dirinya sendiri..

Disclaimer : Punya itutuh ! *nunjuk CLAMP*= =

Pair(s) : Syaoran & Sakura

Rated : T

Terinspirasi dari film JUMPER,:D

By : Civet Leonhard

Aku sarapan dengan tergesa-gesa. Tergesa-gesa karena tiga hal. Pertama, bis sekolahku sudah membunyikan klaksonnya yg membuatku gugup sejak 5 menit yg lalu, kedua, ibu tiriku berteriak dengan frustasinya "Syaoran !! Cepat sana berangkat !! Bunyi klakson itu membuatku pusing !!", dan ketiga, kemarin sekolah memberiku peringatan akhir. Mereka mengatakan bahwa kalau hari ini aku terlambat lagi hari ini,-dalam artian bahwa aku sudah sering terlambat di hari-hari sebelumnya-mereka akan mengeluarkanku. Setelah selesai mengunyah seiris roti bakar, aku langsung meraih ransel dan membanting pintu rumah. Aku hanya berjarak tiga langkah dari bis itu, saat mesinnya mulai menderu. Aku mempercepat langkahku dan mengetok pintunya. Aku tahu supir itu melihatku. Aku tahu, karena tadi aku melihatnya mencibir padaku. Tapi, sayangnya, supir tadi termasuk salah satu dari ribuan orang yg membenciku di sekolah ini. Jadi, dia pura-pura tidak mendengar, dan tetap saja menginjak pedal gas. Ya, ia meninggalkanku. Aku berlari berusaha mengejar bis kuning itu. Walaupun aku tahu itu sia-sia dan akan hanya membuat asma ku kambuh.

Aku berusaha mencapai ujung bis itu, tapi sang supir malah semakin mempercepat laju bis seenaknya. Aku merasa dadaku mulai sesak. Aha, sepertinya asmaku mulai kambuh. Sambil meremas dada aku tetap mengejar bis itu. Hanya bis itulah harapanku untuk ke sekolah tepat waktu. Karena kalau aku harus menunggu bis umum lagi, aku akan sampai di sekolah 1 jam kemudian. Dan untuk naik kereta expres, aku tak punya cukup biaya. Aku yakin, aku pasti sudah jatuh ke jalanan dengan tangan meremas kerah baju dan wajah memerah kalau saja bidadari itu tidak menyelamatkanku. Ya, bidadari itu. Sakura kinomoto. Primadonna sekolah. Semua anak laki-laki di sekolah menyukainya,-termasuk aku. Tapi aku cukup tahu diri, jadi aku hanya menutupi perasaanku rapat-rapat. Saat aku sudah merasa pandanganku mengabur, bidadari itu berseru nyaring, "Pak !! Hentikan bisnya. Syaoran masih di luar !". Sang supir langsung menghentikan bisnya berkat perintah Sakura, orang yg di hormatinya. Maklum, ayah Sakura dalah salah satu penyumbang dana cukup besar pada yayasan. Dengan terengah-rengah aku memasuki bis. Supir berkumis itu mendelik. Tapi aku tidak peduli. "Yg penting aku tidak terlambat"batinku. Aku duduk di kursi paling ujung di bis. Di kursi buangan. Di kursi yg joknya sudah robek, dan mengeluarkan busa-busa nya yg berwarna kuning di hiasi bercak hijau di sekitarnya. Itu lumut. Aku menatap Sakura dengan pandangan terima kasih padanya. Ia membalas pandangan itu dengan senyuman. Senyuman yg manis sekali....

Jam pelajaran olahraga baru saja berakhir. Dengan mulut yg mengap-mengap, aku dudk di sisi lapangan. Kami baru saja lari. Lari 4 putaran. Aku berusaha mencari sosok Sakura diantara para siswa yg sedang berlarian. "Ah itu dia "ucapku lirih. Aku melihat Sakura sedang berbincang dengan teman-temannya. Bila aku tidak salah, gadis berambut hitam itu namanya Tomoyo Daidouji, sedang yg berambut coklat, bernama Rika Sasaki. Aku sedang berusaha memulihkan nafasku, saat tiba-tiba aku merasa kepalaku di hantam sesuatu. Aku menoleh kesakitan. Ternyata itu bola dodge. Aku meringis begitu melihat di tanganku terdapat bercak merah."Oh !! Betapa lemahnya aku !! Kena bola saja berdarah !"umpatku dalam hati. Seorang anak laki-laki berambut cokalt-sepertinya dia orang yg melempar bola terkutuk ini-berlari menghampiriku.

"Hai lemah !! Maaf yah, aku tidak melihatmu ! Hahaha"ocehnya seenaknya.

Aku hanya diam menunduk. Aku tahu, kalau aku mmebalas ataupun memakinya itu hanya akan membuatku semakin terluka. Jadi aku hanya membisu.

"Hei !! Kau tuli yah !! Aku sedang berbicara padamu !!"ia mulai menendang lenganku.

Aku masih diam. Aku tidak ingin memperburuk keadaan.

"HEI !! ANAK IDIOT !!"teriaknya lagi. Aku menggigit bibir bagian bawahku kuat-kuat. Aku menahan amarah yg meledak-ledak di hatiku. Ingin rasanya aku menonjok wajah anak gempal itu.

"Hei, kalian tahu tidak. Katanya dia ini anak haram lho ! Bahkan kabarnya ibunya pelacur. Makanya ibunya meninggalka-"

Aku tidak ingat kapan aku menyentuh wajah anak sialan itu.

Tahu-tahu saja ia sudah jatuh terjengkang di tanah. Dengan wajah lebam dan berdarah-darah. Aku tercenung. Anak itu berteriak keras " Pak !! Syaoran memukulku !!".

Aku memandangi tanganku. Tanganku memang terkepal dan ada bercak darah disitu. Tapi aku bersumpah, aku tidak memukulnya. Aku bahkan tidak menyentuhnya satu incipun. Tapi aku tahu sesatu hal yg pasti. Aku sekarang ada dala masalah. Masalah besar, malah…

Aku terhenyak di sofa dengan wajah merah. Yah, pihak sekolah mengleuarkanku. Mereka bilang, kalau aku tetap di pertahankan di sekolah itu, mereka akan dituntut oleh ibu si anak gempal. Ibu tiriku mengomel-ngomel di telpon. Sepertinya ia menelpon ayahku. Aku bisa mendengar sebagian kata-katanya.

"Tidak bisakah kau memasukkannya ke panti asuhan saja ?! Aku lelah mengurus anak bermasalah itu !!"

Aku semakin tertunduk. Ibu kandung pergi begitu saja setelah melahirkanku. Kata ibu tiriku, ibuku mengalami gangguan kejiwaan dan di rawat di rumah sakit jiwa. Tapi anehnya, mereka tak pernah memperbolehkanku menengok wanita yang sudah mengandungku itu. Hal ini membuatku cukup yakin, bhawa ibuku sudah meninggal.

"Syaoran, kau tahu, ini sudah ke-3 kalinya kau di keluarkan. Kau mau apa sih ? Kenapa kau tak bisa menahan diri untuk berbuat kekacauan ?"Tanya ibu tiriku yg tahu-tahu sudah duduk di sampingku.

Aku mendongak. Memandangi matanya yang berwarna khaki. "Ibu.. Maafkan aku. Tapi, kau percaya kan, aku tidak melakukan hal itu ? Kau percaya kan aku tidak memukuli si Ishida itu ?"

Wanita itu tersenyum. "Aku percaya Syaoran. Tapi kau mengerti kan, aku sudah cukup bersabar selama ini ?"

"Iya bu.. Aku paham hal itu"

"Baguslah"ujarnya sambil tersenyum. Tapi senyumannya terlihat janggal kali ini. Entah apa hal yg janggal itu.

"Karena kau mengerti Syaoran, kau mau kan, enyah dari kehidupanku selama-lamanya ?"lanjutnya lagi. Dari balik punggunya ia mengeluarkan tangannya yg menggengam sebuah pisau.

Rahangku berkedut melihatnya. Aku kembali memandanginya. "I-ibu, apa maksud ibu ?"

"Kau tahu maksudku, Syaoran "

Ku dapati ada kilatan penuh nafsu membunuh di matanya. Ya, nafsu untuk membunuhku.

"Kau, sudah cukup membuatku gila Syaoran !! Kau itu pembunuh !! Ibumu pembunuh !! Makanya ia meninggalkanmu !! Begitu pula ayahmu. Kau tahu ? Sebenarnya aku sudah lama ingin melakukan ini padamu. Tapi karena aku masih mencintai ayahmu, aku berusaha menahannya. Tapi sekarang, kesabaranku sudah habis ! Kau sudah cukup membuatku malu dan terpuruk di masyarakat ! Habis lah kau sekarang !! "dengan cepat ia berusaha menusukku. Aku memejamkan mata dengan takut. "Habislah aku"batinku. Namun tiba-tiba aku mendengar teriakan. Teriakan dari wanita yg ingin membunuhku tadi. Aku berdiri dengan kaget. Aku melihatnya terjatuh dari sofa, dengan tangan yg masih memegang pisau yg menancap di perutnya. Ia menusuk dirinya sendiri. Matanya terbelalak kaget. "I..ibu.."pekikku dengan panik. Berusaha mendekatinya. "Pergi kau bocah iblis !! Kau.. memang setan !! Kau gerakan pisau ini, agar menusukku !! Iyakan ? Pergi ka-"omongan terputus. Begitu juga dengan nafasnya. Wajahku memucat. Aku tidak merasa aku pernah mengerakan tangan ku. Badanku bergetar hebat. Aku merasakan ada sesuatu yg panas di kedua tanganku. Saat aku melihatnya, ya, itu darah. Berwarna merah pekat…

C/N : Howee.. akhirnya jadi juga chapter satunya..== maaf kalau ceritanya gaje dan masih banyak typo,

Mohon kiritk dan sarannya

Last word,

R-E-V-I-E-W