Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Genre: Horror and Romance
Warning: AU, kebiasaan Deidara menambah kata 'un' dihilangkan di fic ini.
Bukannya ngebuat tugas karikatur, Lui malah mem-publish fic baru, horror pula! Secret Love juga belum di-update *pundung di pojokan*
BLOOD
-Sang Penulis Kematian-
Chapter 1
By:
Luina Fujiwara
Deidara's POV
Aku terbangun di hamparan dedaunan yang sudah kering. Entah mengapa, aku memakai gaun berwarna hitam pekat dengan hiasan batu onyx. Gaun yang kupakai memang indah, tapi sebelumnya 'kan aku memakai piyama! Ini aneh! Apa aku mimpi? Jika ini mimpi, kenapa ini semua tampak nyata?
Aku lalu berdiri dan mengedarkan pandang ke sekelilingku. Hampa. Hanya ada dinding yang ditumbuhi tumbuhan menjalar. Aku membalikan badan dan mendapati ada seorang gadis yang mirip sekali denganku. Gadis itu memakai gaun berwarna putih. Gadis tersebut sedang bermain ayunan yang sudah sangat tua dan rapuh.
Normal POV
Deidara berjalan ke arah gadis misterius itu.
"Siapa kau?" tanya Deidara sambil menatap gadis dihadapannya.
Gadis itu lalu berhenti bermain ayunan. Ia menatap Deidara dengan tatapan datar.
"Aku Ino, penulis kematian," jawab gadis itu. Deidara tampak tak mengerti. Deidara lalu mendekati gadis itu hingga jarak keduanya hanya setengah meter.
"Apa maksudmu? Aku sama sekali gak mengerti kata-kata kamu!" seru Deidara.
"Nanti kamu akan tahu," jawab Ino.
Jemari lentik Ino berubah menjadi lebih panjang dengan kuku tajam dan mengerikan. Tangan Deidara ditangkap Ino. Tangan Deidara berdarah terkena kuku Ino.
"AARGH!!!"
Tiba-tiba, dari tangan Deidara muncul sebuah gelang berbentuk rantai kecil yang sepertinya terbuat dari darah. Gelang itu berbandul tengkorak dengan ukuran mini.
Deidara semakin ketakutan. Ia tidak bisa melepaskan diri dari Ino karna perbedaan kekuatan yang besar.
"Kumohon, bantu aku," gumam Ino lirih.
XxX
"AAAAARGH!!!"
Deidara terbangun dari tidur dan mendapati dirinya sedang berada di kamar yang berukuran sangat besar.
Peluh tampak terlihat di wajah cantik Deidara.
"Hh… M-mimpi… hh… b-buruk… hh…" ucap Deidara sambil melihat jam yang baru menunjukkan pukul 12.00 tengah malam.
Deidara lalu melihat tangannya. Tidak terlihat ada bekas luka di tangan Deidara. Gelang rantai yang diberikan Ino juga tidak ada. Pakaian Deidara kembali menjadi piyama.
"A-apa maksud mimpi itu?"
TBC
Gimana? Kurang horror atau udah horror? Luina buatnya malam lho! *Info gak mutu*. Oia, doa'in supaya nilai UAS Luina bagus ya!
Chapter ini sedikit banget, gak ada romance-nya pula! Tapi akan Luina usahain ada romance di chapter-chapter depan.
Akhir kata saya ucapkan *kutipan pidato* REVIEWLAH! REVIEWLAH!
