Flower Boy And Nerd Boy
Summary:: 2 orang yang bertolak berlakang. Kyuhyun adalah seorang pangeran sekolah, dan Sungmin adalah seorang yang tertutup dan kutu buku. Namun, siapa sangka di balik semua itu mereka adalah sepasang suami-istri(suami) yang dijodohkan?
Pair:: KyuMIn (Kyuhyun-Sungmin) and other
Rated:: T
Genre:: Humor, Romance
Warn:: BL, Typo(s)
Annyeong~! Author balik lagi dengan FF ini… ^^
Akhirnya, author memutuskan untuk republish di sini… Kalau di WP, author belum ngerti… ._."
Author postnya dari chap 1 ya biar reader baru bisa ngikutin cerita… ^^ Oh ya, postnya satu-satu per chapter yah, tapi jarak waktu postnya cepat kok, jadi gak usah khawatir nunggu kelamaan… ^^
Enjoy~!
Sungmin:: 17 years old
Kyuhyun:: 16 years old
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~
Dipagi hari yang cerah ini, dimana siswa-siswi wajib berangkat ke sekolah untuk menerima ilmu yang diturunkan secara turun-temurun oleh guru moyang. Dimana seharusnya sekolah itu adalah tempat bagi siswa-siswi untuk menampung ilmu pengetahuan, tapi bagaimana kalau sekolah itu berubah menjadi tempat untuk menampung fans?
"Kyaaa~! Kyuhyun oppa~ I love you~!"
"Huwwoo! Kyuhyun! Aku padamu~!"
"Kyu~! Kita pacaran yuk!"
"Kyuhyun chagi~! Terimalah cintaku!
"Kyuhyun-ah! Jadilah tukang kebun di rumahku~!" Oke, yang terakhir itu jangan dihiraukan.
Suasana di pintu gerbang sekolah sangatlah ricuh. Kalian tahu kenapa? Itu karena flower boynya SM High School ini telah datang. Sebagian besar siswi-siswi dan beberapa siswa mengerumuni sebuah mobil yang berisikan namja yang namanya sedari tadi disebut-sebut, Cho Kyuhyun.
"Ck!" Kyuhyun berdecak kesal saat siswa-siswi atau sebut saja fansnya itu menghalangi jalannya.
TIN TIN TIIINN!
Kyuhyun menekan klakson mobilnya dengan kesal, tapi hasilnya tetap nihil. Bukannya menyingkir, orang-orang itu malah semakin merapatkan diri ke mobilnya.
Kyuhyun mendecih kesal. Setiap hari pasti selalu begini. Ia tidak pernah bisa memasukkan mobilnya ke parkiran sekolah dengan tenang. Tidak pernah!
Ia kembali membunyikan klakson mobilnya dengan kesal.
Seorang namja yang berpakaian rapi, rambut yang juga disisir dengan rapi, menenteng beberapa buku ditangannya, memakai kacamata minus yang cukup tebal yang berbingkai hitam, dan jangan lupakan tas ransel hitamnya yang cukup besar untuk ukuran badannya yang bisa dibilang mungil-atau pendek?
Namja yang diketahui bernama Lee Sungmin atau yang diberi panggilan nerd boy oleh siswa-siswi di sekolah ini memerhatikan kerumunan itu dari arah pintu gedung sekolah yang jaraknya lumayan jauh dari kerumunan itu.
Ia menghela napasnya dan memperbaiki posisi kacamatanya, lalu kemudian berjalan memasuki gedung sekolah dengan langkah santai.
TIN TIINNN!
"Aishh! Bisa minggir tidak, sih?" geram Kyuhyun. Ia lalu mengambil ponselnya yang ada di sakunya dan memanggil seseorang.
"Donghae hyung, tolong aku. Mereka mengganggu jalanku lagi!" Kyuhyun langsung memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak. Ya, Kyuhyun selalu meminta bantuan sahabatnya itu jika sedang terjepit seperti saat ini. Dan asalkan kalian tahu saja, Donghae itu…
"Hei, menyingkirlah! Kalian mengganggu Kyuhyun." Ujar seseorang dari arah belakang kerumunan itu dengan suara yang cukup kuat.
Beberapa siswa yang dapat mendengar suaranyapun berbalik dan…
"KYAAA! Lee Donghae! Jadilah pacarku!"
"Kau cinta pertamaku, Donghae-ah!"
"Uwaaa! Donghae~"
Donghae, namja yang tadi berdiri di belakang kerumunan itupun mendecih kesal lalu mengambil ancang-ancang untuk lari.
Ya… Asalkan kalian tahu saja, Donghae itu juga flower boy di sekolah ini, tapi tidak sepopuler Kyuhyun.
Dan… Jadilah kerumunan manusia itu berpindah tempat seiring mengikuti langkah ke mana Donghae berlari.
Ne, Donghae adalah penolong Kyuhyun. Mereka bersahabat sejak kecil, maka itulah Donghae mau menolong Kyuhyun.
Kyuhyun lalu bernapas lega dan mulai memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah.
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~
"Lalu, sejak tahun 1888, sekutu kembali menyerang…" Kyuhyun yang duduk di bangku paling sudut belakang hanya menundukkan kepalanya saat seonsaengnim menjelaskan pelajarannya. Ada yang tahu uri flower boy sedang ngapain? Yup! Dia sedang memainkan PSPnya di bawah meja.
Drrrtt drrt!
Kyuhyun mendengus kesal saat ponsel yang ada di sakunya bergetar pertanda ada pesan yang masuk. Dengan malas, ia mengambil ponselnya dari saku celananya.
Kyuhyun POV~
Aku mengernyit ketika melihat tampilan yang ada di layar ponsel touch screenku ini.
'Pesan dari eomma,' Aku lalu membuka dan membaca pesan dari eomma.
'Bagaimana kabar kalian? 'Istri'mu baik-baik saja, 'kan? Eomma tidak berani mengunjungi kalian, takutnya mengganggu kesenangan pengantin baru, kekekeke.'
Aku mendengus malas.
'Tidak pernah baik, eomma.'
Ya, sejak aku menikah 2 hari yang lalu, eomma selalu saja mengirimiku pesan yang isinya sama seperti pesan ini.
'Baik saja, eomma. Jangan khawatirkan kami. Kami baik-baik saja tanpamu. Dan lagi, eomma sudah bertanya tentang isi sebanyak lebih dari 10 kalia dalam 3 hari.' Dengan kalimat yang cukup tidak sopan, Kyuhyun membalas pesan dari eommanya.
Ya.
Aku, Cho Kyuhyun. Umur 16 tahun, anak dari pemilik perusahaan terkenal alias orang kaya. Anak sulung dari hasil pernikahan Hangeng(namja) dengan Heechul(namja). Statusku saat ini:: TELAH MENIKAH!
Oh, aku benar-benar pusing mengingat kata menikah ini. Oke, 2 hari yang lalu aku baru saja menikah dengan seorang NAMJA yang yang katanya memang sudah dijodohkan saat kami masih dalam kandungan.
Cinta? Tentu saja tidak. Senang? Tidak! Kenapa tidak menolak? Karena takut dibungkus dan dibuang ke sungai oleh eommaku yang tercinta.
Ya Tuhan, bunuhlah aku sekarang! Aisshh! I'm going crazy, you know? Menikah dengan seorang namja. Bagus kalau bentuknya enak dilihat, lha ini? Bentuknya itu seperti, aishh! Nanti kalian juga tahu sendiri bagaimana 'bentuk' dari ist-suamiku itu.
Kyuhyun POV End~
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~
Kyuhyun berjalan di koridor sekolah dengan gaya coolnya. Dan jangan lupakan juga di sekelilingnya yang yang terdapat beberapa fansnya yang bertebaran di sepanjang koridor yang ia lewati.
Tanpa sengaja saat ia berbelok, ia langsung berhadapan dengan seorang namja yang bernama Sungmin itu. Mereka bertatapan sebentar lalu kembali melanjutkan jalannya ke arah yang berlawanan.
Beberapa fans dari Kyuhyun memandang iri ke Sungmin yang bisa saling bertatapan dengan Kyuhyun.
.
"Yo!" panggil Donghae saat melihat Kyuhyun berjalan mendekatinya. Kini Donghae, Kyuhyun dan seorang namja berambut blonde tengah berada di atap sekolah yang sepi. Di sinilah tempat yang aman bagi uri flower boys untuk beristirahat dengan tenang tanpa gangguan siswi-sisiwi yang ribut itu.
"Membosankan," ujar Kyuhyun singkat seraya mendudukkan dirinya di atas lantai atap sekolah itu. Ia mencomot satu sandwich milik namja blonde itu tanpa izin dan memakannya.
"Ya! Itu punyaku, babo!" Namja blonde itu memukul kepala Kyuhyun karena kesal makanannya diambil secara tidak senonoh oleh evil flower boy yang satu itu.
"Kau pelit sekali, Nyuk. Berbagilah sedikit pada namja tampan sepertiku," ujar Kyuhyun sambil mengunyah makanannya. "Panggil aku hyung! Eunhyuk hyung! Bukan Nyuk!" kesal namja blonde yang bernama Eunhyuk itu.
"Yah, terserah." Jawab Kyuhyuh malas.
Donghae hanya terkikik kecil seraya menahan tangan Eunhyuk yang hampir melayangkan sepatu ke kepala Kyuhyun.
"Haahh…!" Kyuhyun menghela napasnya.
"Kenapa yang terlahir menjadi orang tampan seperti aku itu selalu menderita? Apa aku terlalu mempesona sehingga yeoja-yeoja centil itu tergila-gila padaku? Apa aku terlalu tampan sehingga Tuhan mengirimkan yeoja-yeoja gila itu padaku? Apa karena Donghae hyung terlalu norak makanya eomma melahirkanku menjadi namja yang tampan? Apa karena Eunhyuk hyung mirip monyet lawakan makanya aku punya banyak fans?" tanya Kyuhyun pada rumput yang bernyanyi yang entah kenapa di atap sekolah terdapat rumput yang seperti itu.
Donghae mengeryit tidak senang, sedangkan Eunhyuk kembali ingin melayangkan kaus kakinya ke wajah Kyuhyun.
"Apa hubungannya eommamu melahirkanmu dan aku yang norak? Dan lagian aku tidak norak, kok." ujar Donghae.
Kyuhyun tidak menganggapi kedua orang yang sedang kesal karena perkataannya itu. Kini ia sedang menggalau. Sekali lagi. GALAU.
Kemarin, eommanya meneleponnya dan mengatakan kalau mereka segera ingin punya cucu. Kyuhyun sekarang sedang beranjak dari galau menuju ke stress. Bagaimana bisa hubungan namja dengan namja menghasilkan anak? Eoh? Bagaimana bisa dan bagaimana caranya?
"Hyung," panggil Kyuhyun. "Hn?" respon Donghae. Sedangkan Eunhyuk sedang asyik dengan laptop yang ia bawa.
"Aku ingin tanya," Donghae mengernyit. "Tanya saja,"
"Apakah namja bisa hamil?" Donghae yang baru saja menegak susu coklatnya langsung menyemburkannya kembali. Eunhyuk yang sedari tadi fokus ke laptopnya langsung mendongak dan menatap Kyuhyun dengan matanya yang melotot.
"Mworago? Siapa yang hamil? Kau membuat seorang namja hamil dan tidak mau bertanggung jawab, ya?" tebak Eunhyuk asal.
"Bukan!"
"Lalu? Jangan-jangan kau yang hamil," tebak Donghae.
"Tidak akan pernah terjadi, ikan!"
"Lalu?"
"Mmm, aku hanya bertanya saja." Donghae mengangguk mengerti. "Kemungkin namja itu bisa hamil, tapi sangat jarang ditemukan. Tapi aku yakin kok, Hyukkie bakalan mengandung anakku. Ya 'kan, Hyukkie?" Donghae mengerlingkan matanya pada Eunhyuk.
Kalau saja laptopnya Eunhyuk tidak berisi hal-hal yang berbau yadong, mungkin saja saat ini laptopnya itu telah melayang dan mendarat di wajah Donghae.
"Mengandung anakmu? Ngandung anak ikan maksudmu?" Donghae mendecih kesal mendengar perkataan Eunhyuk.
"Lagian, Heechul ahjumma 'kan namja, dan dia bisa mengandung dan melahirkanmu. Berarti namja itu bisa hamil, Kyu." Ujar Eunhyuk.
"Oh, iya. Ck, aku tidak habis pikir kenapa aku bisa dilahirkan oleh namja yang mengerikan seperti dia, ya?"
Kyuhyun kembali tenggelam dalam kegalauannya. 'Namja punya kemungkinan bisa hamil. Aisshh! Kalau aku punya anak, semoga saja anakku berperawakan sepertiku, tidak seperti 'dia'. Jadi apa anakku nanti kalau mirip dengan'nya'?'
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~
Jam 19.25
Di sebuah rumah yang minimalis namun mewah, hanya terdapat dua orang namja yang tinggal di sana. Ternyata itu adalah rumah milik Kyuhyun dan 'istri'nya setelah mereka menikah. Rumah itu adalah rumah pemberian kedua orang tua masing-masing.
Kyuhyun yang sedari tadi menonton TV di ruang santai kini mematikan TVnya dan berjalan ke arah kamarnya. Saat ia membuka pintu kamarnya, ia berhenti karena melihat 'istri'nya tengah belajar dengan serius di meja belajar yang ada di kamar itu.
"Sungmin," panggil Kyuhyun. Oke readers, ternyata 'istri' dari uri Kyuhyun adalah Sungmin. Sekali lagi, LEE SUNGMIN. Dan kita sudah tahu 'kan bagaimana rupa 'istri' yang sedari tadi Kyuhyun sebut-sebut? Lee Sungmin, si nerd boy.
"Hm?" Sungmin menoleh seraya membenarkan letak kacamatanya yang sedikit menurun.
"Kau sudah siapkan air panas? Aku mau mandi," ujar Kyuhyun yang berjalan mendekati kamar mandi yang ada di kamar itu.
"Sudah." Jawab Sungmin singkat kemudian kembali dokus pada buku-bukunya. "Hm." Respon Kyuhyun sebelum akhirnya ia masuk ke dalam kamar mandi dan menutupnya.
Ya, beginilah suasana yang terbentuk oleh sepasang suami-suami ini. Dingin. Sama sekali tidak ada kehangatan seperti pasangan suami-istri yang pada umumnya.
Keluarga yang baru 3 hari terbentuk ini memiliki prinsip tersendiri. Loe loe, gue gue. Loe sama gue gak boleh terlihat seperti orang yang saling kenal ketika berada di sekolah.
Yup! Begitulah prinsip yang terbentuk di keluarga kecil ini. Prinsip ini tidak berlaku jika telah berhadapan dengan kedua orang tua mereka.
Sekitar lima belas menit kemudian, Kyuhyun keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di lehernya. Ia melirik sekilas ke arah Sungmin yang masih sibuk berkutat pada bukunya yang entah berapa cm tebalnya.
"Sungmin, aku lapar." Ujar Kyuhyun. Sungmin melirik sekilas kemudian kembali berkutat pada bukunya.
"Aku sedang sibuk, Kyuhyun-ah. Kau masak saja sendiri," Kyuhyun mendengus kesal.
"Kau tahu 'kan kalau aku tidak bisa memasak?" Sungmin menoleh pada Kyuhyun sambil menaikkan kacamatanya yang sedikit turun.
"Kalau begitu makan di luar saja, aku benar-benar sedang sibuk sekarang, besok ada ujian." Ujar Sungmin. "Aisshh! Kau sungguh menyebalkan!" desis Kyuhyun kesal. Ia mengganung handuknya lalu berjalan keluar dari kamar itu.
Kyuhyun berjalan menuju pintu keluar. Ya, rumah ini bukanlah rumah bertingkat namun sangatlah luas. Jadi terkesan minimalis namun mewah dan cocok untuk ditinggal kedua orang ini.
Saat ia membuka pintu kayu yang cukup besar itu, angin kencang dan beberapa tetes air langsung menerjangnya. Dengan cepat, Kyuhyun menutup kembali pintu kayu itu.
"Aissh! Hujan," gumamnya. "Lalu aku makan apa, dong?" Kyuhyun berjalan menuju dapur.
Setelah sampai di dapur, Kyuhyun tampak ragu. Ia lalu mendekati rak dapur dan menatap sederetan ramyun instan yang disediakan oleh orang tuanya.
Dengan keyakinan yang mantap, Kyuhyun menutup kembali pintu rak itu. "Aku tidak mungkin bisa membuat ramyun itu," ujarnya yakin. "Aissh, jinjja. Aku benar-benar seperti hidup di neraka." Desisnya. Ia lalu kembali berjalan memasuki kamarnya dan disambut dengan tatapan heran.
"Kau sudah selesai makan, Kyuhyun-ah? Cepat sekali," Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya ke kasur empuknya dan mulai memainkan PSPnya. "Di luar hujan," jawabnya singkat.
Sungmin mengalihkan pandangannya ke arah jendela, kemudian kembali melihat ke Kyuhyun. Ia terlihat berpikir sebentar seraya menatap buku-bukunya yang berserakan di atas mejanya sebelum akhirnya ia berdiri dan berjalan mendekati pintu kamar.
"Ayo turun, kita makan." Ujar Sungmin tanpa menoleh seraya membuka knop pintunya. Kyuhyun tidak menjawab, ia hanya memandang punggung Sungmin. Sungmin menoleh. "Kau tidak ingin makan?" Kyuhyun mengangguk kemudian meletakkan PSPnya dan menyusul Sungmin yang berjalan mendahuluinya.
.
Jam 22.07
Sungmin melihat Kyuhyun yang tengah berguling-guling nyaman di atas kasur empuk itu.
"Kyuhyun-ah," panggil Sungmin pelan. "Hm?" Kyuhyun menoleh.
"Selama 2 malam ini kau selalu tidur di kasur dan aku terus tidur di sofa, tidak bisakah kita gantian?" tanya Sungmin dengan penuh harap. Kyuhun menatapnya sejenak sebelum akhirnya menggeleng.
"Tidak bisa," jawabnya singkat kemudian memeluk gulingnya dengan nyaman.
Sungmin yang sedang berdiri di samping sofa yang ada di kamar itu seraya memeluk bantal, guling dan selimut tipis hanya menggembungkan pipinya dengan kesal, ia tidak berani melawan Kyuhyun yang baginya seperti setan itu.
Dengan langkah gontai, Sungmin mendekati sofa yang lumayan besar itu yang memang berada di kamar itu. Ia lalu menyusun bantal dan gulingnya lalu membaringkan tubuhnya di sofa itu.
Di rumah ini memiliki 3 kamar, lalu kenapa Sungmin tidak tidur di kamar lain saja? Itu karena eommanya Kyuhyun yang dengan sejuta kejahilannya mengunci 2 kamar yang lain dan menyimpan kunci itu agar Kyuhyun dan Sungmin hanya menggunakan 1 kamar saja untuk berdua.
Kyuhyun membuka matanya yang tadi sempat ia pejamkan. Ia melirik ke Sungmin yang terlihat sudah terlelap. Sekilas, ia merasa sedikit kasihan karena selama 3 malam berturut-turut ini Sungmin terus tidur di sofa. Tapi ditepisnya jauh-jauh rasa kasihan itu dan lebih memilih memejamkan matanya kembali dan mengunjungi pulau mimpi.
.
.
Pagi harinya…
Sungmin menggeliatkan tubuhnya dengan tidak nyaman saat telinganya menangkap suara nyaring yang membangunkan tidurnya. Dengan mata yang masih setengah terpejam, Sungmin bangun dari sofa dan berjalan lunglai kearah meja nakas yang ada di samping kasur Kyuhyun, berniat mematikan jam alarm yang ada di meja nakas itu.
Namun sebelum Sungmin sempat mematikan alarm itu, Kyuhyun dengan segala ketidak sadarannya mengambil jam itu dan melemparnya ke sembarang arah. Dan untungnya saja jam itu mengenai dinding, bukan kepala Sungmin. Sungmin melongo melihat Kyuhyun yang dengan sejuta dosanya melempar jam itu ke dinding dan kembali tertidur dengan lelap.
"Kyuhyun-ah, ayo bangun. Ini sudah jam 6, kau bisa telat kalau tidak cepat bangun," Sungmin memanggil Kyuhyun dengan lembut. Sungmin terdiam saat tidak mendapatkan repon dari namja tampan yang tengah tertidur itu.
Dengan keberanian yang ia kumpulkan, Sungmin menggoyang-goyangkan lengan Kyuhyun agar namja itu terbangun. "Kyuhyun-ah, ayo bangun." Kyuhyun berdecak pelan sebelum akhirnya membuka matanya secara perlahan.
"Kau menggangguku." Ujarnya dingin kemudian bangun dari kasurnya dan berjalan kearah kamar mandi tanpa menghiraukan ataupun melirik Sungmin.
Sungmin hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Beginilah nasibnya setelah bertemu dengan namja itu, selalu menjadi seseorang yang terus mengalah. Poor Sungmin.
.
"Ya! Kenapa rotinya belum siap?" tanya Kyuhyun yang duduk dengan tidak sabar di atas meja makan.
"Ini," ujar Sungmin seraya meletakan sepiring roti bakar di atas meja. Kyuhyun lalu memakan roti itu.
Sedangkan Sungmin? Ia hanya duduk di seberang Kyuhyun sambil sesekali memperbaiki letak kacamata minusnya itu.
"Kenapa kau tidak makan?" tanya Kyuhyun yang hanya melirik sekilas pada Sungmin kemudian kembali membaca komik yang kini berada di tangan kirinya sambil memakan rotinya.
Sungmin menggeleng. "Aku tidak lapar." Ujarnya pelan. Kyuhyun tidak mendengar jawaban Sungmin, kini ia sibuk membersihkan tangan dan mulutnya dan bersiap-siap berangkat ke sekolah.
"Ingat! Jangan pernah berbicara padaku saat di sekolah nanti. Anggap saja kita tidak saling kenal, arra?" Sungmin hanya bisa menganggukkan kepalanya dan kembali menaikkan kacamatanya yang sedikit menurun.
Sungmin tidak bisa apa-apa selain menuruti perkataan Kyuhyun. Ia tahu Kyuhyun itu adalah seorang pangeran di sekolah, jika ada orang yang melihat Kyuhyun si pangeran sekolah sedang berbicara dengan seorang namja culun sepertinya, maka itu hanya akan mempermalukan Kyuhyun.
.
"Ukhh! Panas~! Semoga saja tidak telat." Gumam Sungmin kini sedang setengah berlari dengan keringat yang membasahinya. Sungmin adalah murid teladan yang tidak pernah telat, namun beda lagi untuk beberapa hari belakangan ini. Sejak ia menikah, ia sering telat karena harus mengurus rumah dulu sebelum berangkat ke sekolah.
Sungmin tersenyum dan mendesah lega saat mengetahui bel sekolah belum berbunyi yang bertanda ia tidak telat. Ia membetulkan letak kacamatanya yang sedikit menurun, merapikan baju, dasi, dan rambutnya, lalu menyamankan letak buku-buku tebalnya ada kini sedang ia pegang.
Sungmin lalu berjalan memasuki area sekolah dengan sedikit berlari. Saat hendak memasuki gedung sekolah setelah berlari kecil melewati lapangan sekolah yang luasnya tak terkira itu, ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang, sehingga buku-buku yang dipegangnya berjatuhan.
"Ah, mianhae." Ujar Sungmin sambil membungkukkan badannya sebagai tanda maaf. Ia lalu berjongkok dan membereskan buku-bukunya.
"Gwaenchana? Biar kubantu," ujar namja yang tertabrak itu. Sungmin mengangkat kepalanya agar dapat mengetahui siapa namja itu, dan ternyata…
"Donghae-ssi?" namja yang bernama Donghae itu tersenyum lalu membantu Sungmin membereskan buku-bukunya. Sungmin terdiam sejenak, ia tidak menyangka namja yang juga mendapat gelar pangeran sekolah dan sahabat dari suaminya itu kini sedang berada di hadapannya. Padahal sebelumnya Sungmin belum pernah berada sedekat ini dengan Donghae, bahkan bertatapan mata dengan Donghae saja tidak pernah. Rasanya sedikit canggung saat merasa ditonton oleh berpasang-pasang mata yang sedang melihat mereka berdua, secara Donghae itu pangeran sekolah yang tentu saja memiliki fans yang banyak.
"Gwaenchana, biar aku bereskan sendiri," ujar Sungmin. "Sudah kok," ujar Donghae seraya berdiri dari jongkoknya dan menyerahkan tumpukan buku-buku itu pada Sungmin.
Ia kemudian tersenyum pada Sungmin saat namja culun itu menerima buku-buku itu dari tangannya.
"Kau tidak mengancing blazermu dengan baik, chingu." Donghae mengancingkan blazer Sungmin dan merapikan letak dasi Sungmin yang sedikit miring.
"A-ah, gamsahamnida, Donghae-ssi." Ujar Sungmin seraya membungkukkan badannya. Donghae tertawa kecil. "Tidak usah seformal itu, chinguya." Donghae menepuk sekali pundak Sungmin, setelah itu ia berjalan melewati Sungmin.
Tanpa disadari, Kyuhyun yang sedari tadi menyaksikan hal itu terlihat tidak senang dengan hal itu. "Apa-apaan itu? Kenapa Donghae hyung seperti sok akrab dengannya?" gumam Kyuhyun yang tanpa disadarinya ia telah menunjukkan ekspresi kesalnya.
Uups! Sepertinya uri Kyuhyun mengalami yang namanya….
Cemburu…
~TBC~
Hufftt, author tahu readers pasti udah pada bosa baca chap yang udah pernah di post ini… Tapi author gak punya pilihan lain... Kalau post langsung ke chap 10, kesannya terlalu egois… ^^ Sekali lagi, author minta maaf, ne? Mianhae, jeongmal mianhae… (-/|\-)
Kalau author pindah, author bakal bikin attention lagi kok biar readers bisa tau keberadaan author…
Terima kasih sebesar-besarnya untuk readers setia author yang udah ngedukung author agar tetap berkarya membuat FF… Thanks a lot… ^^
Gak ada salahnya 'kan kalau author minta review lagi? *shy* ^/^
Review, please~? Gomawo… ^^
m(_ _)m
