Prologue.
Pembaca yang baik, saya memperkenalkan kepada kalian sebuah kisah klasik tentang dua pemuda.mungkin kalian berpikir, kenapa saya tidak menggunakan tokoh perempuan dalam cerita ini.nah, biar saya jelaskan. dalam cerita saya, pasangan antara sesama lelaki lebih beragam konfliknya. Dan saya juga tidak menyukai tokoh perempuan yang menye-menye. Saya lebih senang akan sebuah tokoh yang kuat, tidak tertindas seperti kebanyakan cerita angst.
Pukul dua pagi saya terjaga, menatap layar komputer dengan sederet tulisan roman klasik. Merasa ide saya tidak keluar lagi, saya memutuskan untuk melihat-lihat dengan ponsel saya.satu notifikasi masuk, sebuah gambar pemuda manis yang tersenyum dengan gigi yang menyembul keluar membuat ide saya yang semula tersumbat menjadi lancar kembali.klise saja, saya menscrolltimeline saya, dan seorang pemuda bermata tajam membuat saya berpikir."kenapa tidak saya gabungkan saja mereka berdua?"pada akhirnya saya menghapus semua jalan cerita yang semula terketik rapi di layar komputer saya.saya memulai cerita baru, dengan tokoh yang baru pula.jika kalian ingin mengetahui bagaimana kisah mereka dalam pikiran saya, mari, tunggu bagian selanjutnya dalam cerita ini.
