Howdy! Ada yg masih ingat denganku? :) uda 1 tahun hiatus dari fanfiction dan berencana untuk kembali aktif.
Ramalanku dua semester ini tidak bisa mengerjakan hal lain selain tugas terbukti benar. Tapi dua semester neraka sudah berlalu :D
Ada yang familiar dengan The Second Me yang kupublish dengan bahasa inggris beberapa tahun lalu? Cerita ini terputus di tengah-tengah dan aku berencana untuk menulis ulang cerita ini dengan bahasa indonesia. Setelah otak dipakai full selama 1 tahun, aku tidak berencana menambah beban ke otakku dengan menulis cerita bahasa inggris. Mungkin nanti... :)
Untuk yang bersedia membaca cerita ini, ada beberapa bahasa aneh yang digunakan. Mohon arti kata-kata tersebut tidak usah digubris. Itu hanya kata-kata yang kubuat sebagai bumbu cerita ini. Di dalam bahasa inggris, aku menulisnya dengan "zzzzz" tapi aku memutuskan untuk tidak menggunakannya.
Aku juga masih tetap berencana untuk memakai istilah bahasa inggris seperti Mr, Princess, Prince, Commander, dkk. Aku masih menganggap aneh jika diubah dengan bahasa indonesia, tuan, pangeran, putri, hmmmm...
Arti dari bahasa asing yang digunakan disini ada di paling bawah :D
Selamat membaca ;)
Disclaimer : Do not own Gundam Seed and characters. I just stole their characters and appearance
Chapter 1
Beginning
Criiipp… Criipp..
"Hmmm.. suara burung?
Criiipp… Criipp..
Aku membalikkan badan dan mencoba untuk membuka mataku yang masih ingin menutup. Hari ini hari minggu, aku masih ingat dan aku tidak mampunyai alasan untuk bangun pagi. Tapi… Suara burung? Sejak kapan ada burung di kamarku.
Aku mencoba untuk duduk dan mengusap mataku agar bisa melihat lebih jelas. Pohon besar, rerumputan, kupu-kupu, dan sinar matahari yang masuk melalui celah dedaunan.
Criiipp… Criipp..
Seekor burung putih tiba-tiba berada di depan wajahku. Desiran angin sejuk dari kepakkan sayapnya membuatku tersadar bahwa mahluk hidup di depanku ini adalah nyata. Aku memiringkan kepalaku ke kiri, burung itu ikut memiringkan kepalanya ke kanan. Aku memiringkan kepalaku kearah sebaliknya, dia juga mengikutiku. Namun ketika aku mencoba untuk menyentuhnya dengan tangan kananku, dengan cepat burung itu terbang ke belakang dan pergi menjauh.
Dan saat itulah aku benar-benar menyadari keadaan sekitarku. Aku berdiri dan memandang sekelilingku. Pohon, pohon, pohon, rumput, bunga, rumput, pohon lagi.
Ini di… hutan?
Refleks, aku langsung mencubit tanganku. Jika ini mimpi maka aku harus segera bangun karena mimpi ini terasa sangat… nyata.
"Ouch…"
Ini bercanda kan?
Aku memukul kaki kananku, masih terasa sakit. Aku mulai merasakan gelombang panik. Aku kembali memukul kaki kiriku,tangan, pipi, dan apapun yang bisa kupukul hanya untuk memastikan bahwa sakit yang kurasakan inipun hanyalah mimpi.
Criiipp… Criipp..
Burung putih itu kembali. Ia berputar-putar di depanku lalu kembali berhenti di depan wajahku. Kemudian ia kembali terbang.
"Tunggu!" aku mengejar burung itu. Ia terbang rendah dan seperti mengarah ke suatu tempat. Aku boleh berasumsi bahwa burung itu ingin menunjukkan jalan bukan. Aku sudah berada di hutan, sendirian, dan sepertinya berjalan mengikuti burung bukanlah suatu hal yang aneh lagi.
Burung itu terus terbang dan sepertinya menuju arah barat. Aku bisa mengatakan hal demikian karena aku berlari membelakangi matahari. Kondisi sekitarku juga perlahan berubah. Jika tadi aku hanya melihat pohon dan rumput, sekarang aku bisa melihat lebih banyak variasi tumbuhan dan serangga. Pohon yang tumbuh pun tidak sebesar dan serindang tadi. Aku hanya berharap aku bisa menemukan seseorang yang bisa aku tanyai.
Poopp!
Langkahku terhenti. Burung penunjuk jalanku tiba-tiba hilang, lenyap dari pandanganku. Aku kembali panik. Aku sendirian di tengah hutan dan aku sangat yakin ini bukan hutan ORB. Tepatnya karena aku tahu tidak ada hutan di ORB.
Apa yang harus kulakukan sekarang?
Dari kejauhan aku mendengar suara derapan kaki kuda. Suaranya makin lama makin mengarah ke tempatku berdiri. Masih dilanda rasa panik, aku langsung berlari, bersembunyi di pohon besar terdekat. Suara derapan kuda mendekat dan samar-samar aku melihat dua ekor kuda berwarna coklat. Penunggangnya menggunakan baju yang aneh. Dilihat dari warnanya, baju yang mereka pakai pastilah terbuat dari logam silver yang sangat keras dan kokoh. Penunggang berambut pirang memiliki kain seperti jubah dibelakangnya sedangkan penunggang berambut silver tidak mempunyai aksesoris apapun dibelakangnya.
Mereka berhenti tepat di depan pohon tempatku bersembunyi. Aku menutup mulutku berjaga-jaga agar aku tidak mengeluarkan suara dan perlahan merendahkan badanku agar sejajar dengan tinggi rerumputan disekelilingku. Mereka tetap tidak bergerak. Sedikit demi sedikit aku mencoba untuk mengintip dari balik pohon. Mereka masih berada di atas kuda, saling berhadapan. Penunggang berambut pirang tampak tertawa senang sedangkan penunggang satu lagi tampak kesal.
Mereka saling berbicara satu sama lain tapi aku tidak dapat menangkap apa yang mereka katakan. Aku melihat penunggang berambut silver menunjuk kearah langit sambil berteriak. Aku segera kembali ke posisiku semula, takut jika pria berambut silver itu melihatku.
Poopp!
Sesosok mahluk berkaki empat dan berbulu gelap tiba-tiba berada di depanku. Mataku membelak. Aku sangat terkejut sampai tidak dapat bersuara. Matanya berwarna merah menatapku garang dan ia memperlihatkan giginya yang tajam. Aku berteriak ketika mahluk ini mencoba menerkamku.
"Ker!"
Poopp!
Mahluk itu lenyap. Meskipun mahluk itu telah hilang tapi perasaan takutku masih berbekas. Nafasku menjadi lebih cepat dan keringat dingin mengalir di keningku. Aku yakin aku sudah mati jika mahluk itu tidak hilang. Aku melihat dua pasang kaki di dekatku. Aku mendongak ke atas dan dua penunggang kuda tadi sudah ada di depanku. Mereka menatapku dengan pandangan yang tidak dapat kumengerti.
"Ailous geno kalos?" Penunggang berambut pirang berkata.
Aku mengerjap mataku. Apa yang dia katakan?
"Teno me ailous geno kalos!" penunggang berambut silver menyambung, suaranya meninggi.
"Maaf aku tidak mengerti apa yang kalian katakan," jawabku dengan suara pelan.
"Jen tarme geno nanos ou," penunggang berambut pirang berkata kepada temannya. Entah mengapa bahasa yang mereka katakan mengingatkanku pada pelajaran biologi.
Penunggang berambut silver menunjukku, "Tou lous karmen geno san!"
Penunggang berambut pirang tertawa, "Nereus!"
Poopp!
Seekor anjing berwarna silver muncul. Tidak seperti mahluk berbulu tadi, anjing ini terlihat jinak. Ia berjalan mengitari penunggang berambut coklat. Sepertinya penunggang itu majikannya. Setelah beberapa kali melihat beberapa hewan yang muncul dan hilang dengan cepat, aku sudah tidak asing dengan kedatangan anjing ini. Mungkin sebentar lagi mahluk berbulu itu muncul kembali.
Poopp!
Dan benar, mahluk berbulu itu muncul di depanku. Namun auranya berbeda dari yang tadi. Jika tadi ia memiliki aura pembunuh, sekarang mahluk ini menjadi lebih tenang. Dengan keadaan yang seperti ini, aku bisa melihat lebih jelas. Mahluk berbulu ini adalah serigala, serigala berbulu hitam. Dengan langkah cepat ia berdiri di samping penunggang berambut silver yang masih memasang wajah kesal. Majikan dan hewan peliharaan yang cocok.
Karena mereka tampak tidak berbahaya, perlahan aku berdiri dari tempatku. Mungkin aku bisa bertanya kepada mereka.
"Apa kalian mengerti bahasaku?" tanyaku. Kedua penunggang itu mengernyitkan kedua alis mereka, "English?"
"Gen polus rhis!" penunggang berambut silver berteriak. Aku mundur selangkah dari tempatku. Orang ini tidak bisa diajak bicara.
"Calme, Yzak" penunggang berambut pirang membalas, "Lous geno hel"
"Herdes toe me gueldes portos, Dearka! Geno klions psoa ren torsoe. Joe loes geno zoes khron,"
"Me toe, Yzak" penunggang berambut coklat itu beralih kepadaku. Tangannya bergerak menyibak jubah di belakangnya. Mataku membesar melihat sebuah pedang yang tersembunyi di baliknya.
Aku mengambil beberapa langkah mundur. Dia mengambil pedangnya dan mengarahkannya kepadaku. Heiii dia tidak bermaksud membunuhku kan?
"Perdo me, aurora," dia berkata sambil menghunuskan pedangnya ke arahku.
Sebelum ia bisa menusukku, aku mengambil langkah seribu. Aku berlari kearah berlawanan dan mereka berteriak mengejarku.
Ini pasti mimpi. Ini pasti mimpi!
"Aurora!" aku mendengar mereka berteriak. Mereka semakin dekat. Bagaimana mereka bisa berlari dengan baju seberat itu, "Aurora!" terdengar teriakan lagi.
"Aku bukan aurora!" aku balas berteriak sambil terus berlari. Aku menoleh ke belakang untuk melihat posisi kedua penunggang itu dan tanpa sadar aku menabrak sesuatu yang keras. Aku langsung terjatuh sambil mengusap dahiku yang sakit.
"Aduhhhh…"
"Aurora," terdengar suara dari depanku, "Perdo me…"
Aku merasakan sentuhan dingin di dahiku kemudian mataku terasa sangat berat dan tubuhku lemas. Sebelum kehilangan kesadaran, samar-samar aku melihat figur seorang lelaki berambut biru di depanku. Lalu semuanya gelap…
(1) Ker! (Nama serigala Yzak)
(2) Kenapa kau ada disini?
(3) Jawab aku, kenapa kau ada disini!
(4) Dia tidak boleh ada disini
(5) Kau berasal dari sini! Bicara dengan bahasa sini!
(6) Nereus! (Nama anjing Dearka)
(7) Dia menggelikan!
(8) Tenang, Yzak
(9) Kau menakutinya
(10) Jangan mengatakan apa yang harus aku lakukan, Dearka! Kekuatannya masih baru dan belum terkunci. Ia bisa berbahaya jika dibiarkan terus
(11) Aku mengerti,yzak
(12) Maafkan aku, putri
(13) Aurora = putri
(14) Maafkan aku...
Jika kalian merasa kesusahan untuk membaca terjemahannya, aku bisa memindahkan artinya di sebelah bahasa aneh yang kupakai.
terima kasih, tolong direview ya :)
