REMAKE NOVEL BY PHOEBE
Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, Park Yoochun, Kim Junsu, Shim Changmin, Choi Siwon, Kim Heechul, dll
Pairing : YunJae, ChunJae, MinJae, SiChul
Warning ! Genderswitch, Typos
Maaf jika kemarin postingannya berantakan. Aku tidak cek lagi karena buru-buru. Jika tidak mendapat review saya tidak tau jika ternyata postingannya sangat berantakan. Saya sudah memperbaikinya. Semoga tidak berantakan lagi.
Semakin lama fanfic TVXQ di FFN semakin sedikit. Semoga dengan ini bisa menambah fanfic YunJae di FFN. Meskipun ini hanya remake novel karena saya sebenarnya tidak pandai menulis cerita. Jika ada saran novel yang bagus boleh kasih tau saya.
Semoga ada yang berkenan membaca dan memberikan review. Selamat membaca ^^
Bab 1
Mungkin ini adalah waktu terindah dalam beberapa tahun belakangan ini. Setelah sekian lama Rumah Choi berduka karena keluarga itu kehilangan penghuni termuda mereka yang merupakan putri bungsu keluarga Choi bernama Kim Kibum, pada akhirnya mereka menemukan penggantinya. Choi Siwon menemukan kembali istrinya yang sudah meninggalkannya dalam diri seorang gadis bernama Kim Heechul. Gadis itu benar-benar mirip dengan Kim Kibum, segala yang ada pada dirinya benar-benar membuat Heechul seolah-olah di lahirkan untuk menggantikan Kibum di rumah tersebut. Tapi walau bagaimanapun bagi Kim Jaejoong, Kibum tetaplah sahabat yang tidak bisa di gantikan. Kibum memperlakukan Kim Jaejoong yang hanya seorang pelayan sebagai saudara kandungnya sendiri. Karena itulah Kim Jaejoong sangat bersedih. Mungkin hanya dirinyalah satu-satunya orang yang bersedih dalam pesta pernikahan yang membuat rumah Choi begitu semarak seperti saat ini.
Ruang tengah rumah Choi mendadak di sulap sebagai lantai dansa dengan banyak lampu yang membuat suasana berbeda dengan biasanya. Lampu-lampu itu juga memenuhi kebun karena rumah saja sama sekali tidak cukup untuk pesta sebesar ini. Bunyi dentuman kembang api di angkasa semakin membuat suasana menjadi ramai dan untuk itu, Kim Jaejoong hanya termenung melihatnya. Saat ini, perpustakaan rumah yang sepi jauh lebih menarik baginya bila di bandingkan dengan keramaian di luar sana.
Pendaran cahaya kembang api yang timbul dan menghilang tiba-tiba saja di gantikan oleh cahaya yang terang benderang. Kim Jaejoong menatap ke arah lampu perpustakaan yang menyala tiba-tiba lalu beralih kepada seseorang yang menyalakan lampunya. Gadis itu, Heechul mendekatinya dengan senyum mengembang sambil mendorong troli berisi dua buah gelas Kristal dan sebotol Sampanye dingin. Heechul mendaratkan pinggulnya di lantai, tepat di sebelah Kim Jaejoong dan ikut memandangi jendela yang memperlihatkan kembang api. Kim Jaejoong memandanginya sebentar dan kecewa, Heechul memakai gaun pernikahan Kibum saat menikah dengan Siwon sebelum akhirnya nyawa Kibum di renggut oleh penyakitnya.
"Nyonya, sedang apa disini?" Kim Jaejoong berujar dengan sopan. Ia sedikit kikuk menghadapi orang yang berwajah mirip dengan sahabatnya tapi sebagai orang asing. Heechul benar-benar mirip dengan Kibum, hanya saja Heechul terlihat lebih dewasa dan gemuk.
"Kenapa kau memanggilku nyonya? Panggil aku Heechul saja meskipun aku lebih suka di panggil Snow White seperti Suamiku memanggilku!"
"Snow White? Itu adalah panggilan untuk Kibum di rumah ini. Kau tidak merasa kecewa karena di samakan dengan orang yang sudah tidak ada? Bukankah itu artinya mereka menganggapmu sebagai seseorang yang bukan dirimu?"
"Memangnya kenapa? Kau keberatan?"
"Tidak, aku hanya heran dengan sikapmu!"
Heechul tersenyum ringkas. "Kalau kau tidak bersedia memanggilku dengan nama itu, kau boleh memanggilku dengan apa saja selain dengan sebutan terhormat manapun!"
"Mana boleh aku bersikap tidak sopan dengan memanggilmu sesuka ku!"
"Bukankah kau sahabat Kibum? Berarti kau juga sahabatku. Kau tidak keberatan menjadi sahabatku, kan? Setelah ini mungkin aku akan sering menghubungimu untuk bertukar cerita!"
Kim Jaejoong memaksakan sebuah senyum. Kim Heechul sudah menunjukkan sikap yang sangat persis dengan yang Kibum miliki. "Kau seharusnya berbaur dengan banyak orang diluar sana!"
"Dan membiarkanmu sendirian disini? Aku rasa, disini bersamamu lebih menyenangkan bila di bandingkan dengan berada di keramaian itu. Kau mau sampanye? Aku membawakannya untukmu."
"Tapi aku tidak bisa minum-minuman keras!"
"Benarkah? Kau terlihat seperti seseorang yang berpengalaman!"
Kim Jaejoong tersenyum lagi. Ia memang selalu mengesankan kepada banyak orang kalau dirinya adalah orang yang berpengalaman. Tapi pada kenyataannya Kim Jaejoong tidak tau apa-apa. Sejak kecil ia di besarkan di rumah ini, mendapat pendidikan khusus dari keluarga Choi tentang ilmu pengetahuan, cara bersikap dan tata karma. Ia bahkan bukan orang yang tau dengan dunia luar. Aktingnya sudah menipu banyak orang termasuk Kibum semasa hidupnya.
"Kau sedang memikirkan apa sendirian disini? Pacarmu?" Heechul menyapanya lagi dengan sebuah pertanyaan telak.
Pacar? Kim Jaejoong tidak pernah memiliki pacar seumur hidupnya. Bagaimana mungkin ia bisa memiliki kekasih jika di rumah ini jumlah laki-laki sangat sedikit? Semua laki-laki di rumah ini, usianya jauh di atas Kim Jaejoong, hanya Yihan yang merupakan majikannya yang memiliki usia terdekat dengan Kim Jaejoong. Tapi ia tidak mungkin berpacaran dengan Yihan. Mereka sudah seperti keluarga.
"Aku hanya merindukan Kibum. Maaf kalau menyinggungmu!"
Heechul menggeleng cepat. "Tidak, bukan masalah. Kau sahabatnya, tentu saja boleh merindukannya kapanpun yang kau suka."
"Terimakasih."
"Kenapa kau tidak keluar?"
"Aku rasa lebih baik disini. Aku tidak cocok dengan pesta. Seharusnya aku melayani tamu, tapi tuan Choi Minho melarangku melakukan itu."
"Tentu saja, Siwon bilang kau sudah seperti keluarga di rumah ini." Heechul lalu meraih dua gelas sampanye-nya dan menuangkan cairan berwarna keemasan itu kedalamnya. Selang beberapa saat, Heechul sudah menyodorkan salah satu dari kedua gelasnya kepada Kim Jaejoong.
Semula Kim Jaejoong merasa ragu, namun dengan berat hati ia meneguk isinya dengan perlahan. Lalu menjadi lebih intens sehingga tanpa disadarinya, ia hampir menghabiskan sebotol sampanye seorang diri. Ia kembali menghabiskan isi gelasnya yang terakhir dan tersenyum kepada Heechul . "Ternyata minuman mahal sangat enak!"
Kata-katanya itu spontan membuat Heechul tertawa nyaring. "Kau masih mau? Kalau begitu kita keluar saja. Ikutlah berpesta. Kau sudah mengenakan gaun yang sangat indah. Tidak adil kalau kau menyembunyikan keindahannya disini."
"Tapi aku tidak terbiasa bergaul dengan orang-orang penting di luar sana!"
"Kenapa kau terlihat sangat putus asa sekali? Kau tidak seperti yang orang-orang ceritakan kepadaku. Kau cukup terus berada disampingku sampai kau terbiasa. Itu jauh lebih baik daripada mengurung diri di dalam sini sendirian. Ayolah!"
Kim Jaejoong terkikik. Ia dan Heechul tidak henti-hentinya tertawa karena cerita-cerita gadis itu tentang daerah asalnya di Korea. Juga tentang cerita lucu seluruh keluarganya. Heechul bahkan memperkenalkan Kim Jaejoong kepada ibu dan kakaknya sebagai sahabatnya. Gadis itu sudah berhasil mengobati kehilangan Heechul akan Kibum dan sekarang ia mengerti mengapa Siwon memilih Heechul untuk menggantikan Kibum. Mereka bukan hanya mirip secara fisik tapi juga sikap. Tapi Heechul tidak semanja Kibum. Ia lebih dewasa.
"Kakakku akan kembali ke Tokyo besok pagi. Aku memesan banyak barang untuk di kirimkan kemari. Kau mau? aku akan memintanya mengirimkan apapun yang kau mau!"
Kim Jaejoong tertawa senang lalu menenggak gelas sampanye yang ke sekian kalinya sampai habis. Kepalanya sudah mulai pusing, tapi ia tidak bisa berhenti. Kim Jaejoong menyesal tidak terjun ke pesta sejak awal. Tidak, semua ini berkat Heechul . Jika tidak ada gadis itu, ia tidak yakin akan bisa menikmati pestanya sebaik kali ini.
"Aku ingin banyak hal!"
"Kalau begitu katakanlah, aku akan memintanya mencarikan apapun yang kau inginkan."
"Kau terlalu memanjakanku, Heechul !"
"Demi sahabatku, apapun akan ku berikan."
Kim Jaejoong terkikik lalu sesuatu mendesak. Ia memuntahkan kembali minumannya dengan tiba-tiba. Beruntung Kim Jaejoong tidak mengganggu seorangpun. Kim Heechul mengurut punggungnya perlahan dan itu memb uat Kim Jaejoong merasa lebih baik. "Terimakasih."
"Kau mau ku antarkan ke kamar?"
"Tidak, aku akan kembali sendirian lewat halaman belakang. Kau pergilah bersama suamimu. Dia pasti sangat ingin bersamamu!" Kim Jaejoong bergumam lemah sambil mendorong tubuh Heechul untuk menjauh darinya. "Pergilah!"
"Kau yakin kalau dirimu tidak apa-apa? Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian..."
"Pergilah. Aku sangat hapal dengan rumah ini, bahkan di saat aku tidur. Jadi kau tidak perlu merasa khawatir."
"Kau yakin?"
"Ya, sana pergilah..."
"Baiklah, aku akan pergi. Jika terjadi sesuatu berteriaklah. Buat keributan dan aku akan tau kalau itu darimu!" Heechul terkikik lalu beranjak setelah melambaikan tangan kembali masuk ke keramaian pesta menyusul Siwon, suaminya.
Kim Jaejoong memegangi kepalanya sejenak. Ia merasa sangat pusing dan mengantuk. Dengan tergopoh-gopoh Kim Jaejoong bangkit dari tempat duduknya dan tenggelam di ketemaraman halaman belakang. Gegap gempita pesta masih saja terdengar nyaring seolah-olah tidak akan pernah berakhir. Mungkin semua orang akan berpesta sampai pagi. Kim Jaejoong menghembuskan sebuah senyum dan merasakan kepalanya sakit lagi. Ia mengusahakan langkahnya untuk melangkah lebih cepat agar bisa segera berbaring di atas tempat tidurnya. Hingga tiba-tiba ia menabrak seseorang. Sayangnya pandangan Kim Jaejoong begitu kabur sehingga tidak bisa menangkap seperti apa wajah orang yang berada di hadapanya. Ia menundukkan wajahnya sambil menggumamkan permintaan maaf. Tapi sebuah ciuman panas mengejutkannya.
Tubuh Kim Jaejoong bergetar hebat, ia memang mabuk, tapi dirinya sangat bisa merasakan setiap getarang yang sampai di sekujur tubuhnya. Orang itu menciumnya, entah siapa. Dan Kim Jaejoong sangat menikmatinya. Ini adalah ciuman pertamanya. Ia tidak bisa mendengarkan gegap gempita lagi. Yang di ketahuinya, tubuhnya bersandar ke tembok dan tersembunyi apik oleh tanaman rambat yang menyusuri tembok rumah Choi. Ciuman yang di dapatanya berpindah ke leher dan Kim Jaejoong mulai mendengar desahan dari mulutnya saat tubuhnya di sentuh. Laki-laki itu mengangkat se belah kakinya, mencondongkan tubuhnya lalu menyent uh daerah sensitifnya dengan sesuatu. Sesaat kemudian Kim Jaejoong mendengarkan teriakan keluar dari mulutnya. Ia merasakan sakit menyerangnya. Ada sesuatu yang keras masuk ke dalam tubuhnya melalui bagian yang berada di pangkal paha.
Apa ini? Perih sekali... Fikirnya. Airmatanya merembes setiap kali ia merasakan gesekan kasar di daerah penting tubuhnya. Tapi ia tidak bisa melawan. Kim Jaejoong tidak mengerti apa yang terjadi padanya, ia tidak bisa melawan sama sekali dan perlahan-lahan ia mulai bisa menikmatinya. Kedua lengannya merangkul orang yang tengah menyetubuhinya dengan sangat erat. Ia tidak ingin terjatuh, tidak ingin terlepas, ini pertama kalinya Kim Jaejoong merasakan sesuatu yang luar biasa seumur hidupnya.
