With Sword I Meet You
.
Fajar telah tiba dari ufuk timur, cahaya menembus jendela kamar dari luar
Mengganggu tidur seorang yang masih berbalut selimut dibalik futon
Kelopak mata dibuka perlahan. Menampakkan sepasang mata heterochrome yang berkilat indah terkena cahaya sinar matahari
Merenggangkan ototnya sejenak, dan mulai menapakkan kaki keluar dari kamarnya
Menggeser pintu shuji dengan perlahan kemudian membawa tubuhnya menuju kamar mandi
BRUS. Membasuh kepalanya dengan air sambil menatap bayangan dirinya di cermin
.
"Hn.. bersiap untuk tugas..." dan ia mulai melangkahkan kakinya keluar kamar mandi sambil mengganti pakaiannya
.
With Sword I Meet You
Disclaimer : Kurobasu punya Tadatoshi Fujimaki-sensei. inspirasi dari otak Mari
Rate : T+
Genre : Drama, Romance, Hurt/Comfort
Pair : AkaFem!Kuro
Summary : Pertemuan yang mempertemukan takdir mereka, kesatria pemberani dan seorang samurai. Karena takdir merubah jalan hidup mereka. Akankah cinta mereka tumbuh di tengah perselisihan dan peperangan?...
Warning : Gaje, AU, ide muncul tiba2 saat Mari lagi santai2nya di kelas(?), scene zaman edo, OOC, TYPO, GENDERBEND, beberapa karakter yg dinistakan(?), definisi kata-kata tidak jelas, pokoknya semua imajinasi author, author tidak mengerti apa2 tentang polisi(?) jadi semuanya emang asli ide abal2an Mari, dan keluarga-keluarganya(?), nekat baca?...
.
.
.
.
.
Serius nih?..
.
.
.
Enjoy...
.
.
Seorang pria beriris heterochrome dengan surai scarlet melangkahkan kaki keluar dari rumahnya. Menggeser pintu shuji, berjalan menapakkan kakinya keluar dari gerbang kayu dan menutupnya kembali
Ketika ia membalikkan badannya hendak melangkahkan kaki menuju ke tempat tujuannya, ia terhenti ketika mendapati assisten kerjanya telah menunggu di depan gerbang kayu rumah bergaya era sengoku miliknya
"Akhirnya kau keluar juga, Akashi nanodayo.." pria beriris heterochrome bersurai scarlet yang ternyata bernama Akashi itu mendekat pada assistennya
"Kau menunggu lama, Shintarou?" sang assisten yang bernama Midorima Shintarou mengendus kesal
"Ayo segera pergi, nanodayo. Dan aku menjemputmu hari ini bukan karena aku peduli atau apa. Hari ini kita kan tugas patroli, jadi jangan salah sangka, nanodayo" inilah sifat tsundere yang melekat pada Midorima
Tak mau berdebat makin lama bersama assisten tsunderenya ini, akhirnya mereka mulai berjalan menuju tempat kerja mereka
Midorima Shintarou, assisten ketua 1 divisi pertahanan. Tugas utama menyelidiki kasus perampokan, mengawal pejabat besar, dan menjaga perdamaian kota seperti mengejar pengelana ber-identitas tidak jelas yang membuat masalah di kota dan lain-lain. Tugas tambahan patroli harian dan mengejar perampokan
Akashi Seijuurou, ketua 1 divisi pertahanan. Tugas utama mengawal pejabat besar, mengurus surat-surat penting kepolisian dan mengejar perampokan. Tugas tambahan patroli harian dan mengurus kepindahan warga kota
Ketika Akashi dan Midorima tiba di kantor pusat kepolisian Edo(anggap saja ada kantor seperti ini pada zaman Edo dahulu) mereka sudah dinanti kedatangannya oleh seorang wanita bersurai pink yang senada dengan warna matanya
"Akhirnya datang juga! ketua-Akashi, anda harus menandatangani beberapa surat kepindahan. Minggu ini ada 4 surat yang masuk. Lalu Midorima-kun, segera berpatroli, katanya ada sedikit masalah di beberapa kediman warga"
Tanpa banyak pikir, Akashi dan Midorima sudah bergegas melakukan pekerjaannya
"Momocchi! hari ini aku ada tugas apa ssu?" pria bersurai kuning menghampiri sang wanita bersurai pink yang bernama Momoi Satsuki
"Kise-kun? bukannya persiapan penyelenggaraan festival masih jalan ya? tugasmu kan hanya mengurusi penyelenggaraan saja sampai minggu depan" pemuda bersurai kuning tadi mencibir tanda tidak suka
Kise Ryouta, anggota kepolisian reguler divisi ketertiban. Tugasnya mendukung dan mempersiapkan jalannya festival-festival daerah dan mengejar perampokan. Tugas tambahan patroli harian dan mengurus surat-surat penting kepolisian
Momoi Satsuki, anggota kepolisian reguler divisi perkantoran. Tugasnya membagi dan mempertimbangkan semua tugas yang akan dijalani anggota kepolisian yang lain, tugas ini amat penting karena orang yang mendapat tugas inilah yang mengatur jalannya kepolisian. Tugas tambahan mengurus surat-surat penting kepolisian
Dengan sedikit menggerutu, Kise akhirnya melangkahkan kaki menuju lapangan tempat festival akan diselenggarakan besok malam
Momoi menghela nafas singkat, kemudian berjalan ke dalam kantor kepolisian dan mendekati meja kerja Akashi
"Ketua-Akashi, mengenai kasus sekelompok samurai buronan bernama 'Yami no Kage'..." Momoi meletakkan beberapa berkas di atas meja Akashi. Akashi melirik singkat berkas yang dibawa Momoi kemudian mulai fokus kembali pada pekerjaannya
"Serahkan saja kasus ini pada Shintarou.." perintah sang ketua 1 divisi pertahanan yang selalu absolute dan benar, Akashi Seijuurou
"Baik.."
.
.
.
–Dango Mise–
SRET
Beberapa warga memasuki sebuah warung dango yang tidak jauh dari kantor kepolisian
"Irrashai..." seorang wanita dengan rambut crimson dikuncir kuda sepinggang dan alis bercabang mengenakan kimono berwarna kuning yang lengannya digulung menyambut warga yang merupakan pelanggannya tersebut
"Taiga-chan~seperti biasa kamu cantik sekali hari ini~" salah satu pelanggan menggoda sang pegawai tadi yang disebutkan bernama 'Taiga-chan'
"Ekm... mau pesan apa?.." pegawai yang bernama lengkap Kagami Taiga tadi berusaha menetralkan wajahnya yang sedikit memerah
"Dango dua porsi dong~"
"Baik" setelah mencatat pesanan Kagami segera beranjak menuju dapur. Ketika Kagami melewati beberapa pelanggannya, ada satu atau dua pelanggan yang sepertinya ingin meraba pantat Kagami yang sangat... –ekhem– begitulah..
Tapi aksi para pelanggan tersebut dihentikan oleh satu tangan kekar yang sangat besar meremas tangan-tangan nakal para pelanggan, membuat pelanggan itu menggerang kesakitan
"Kaga-chin... hati-hati nanti jadi makanan 'para serigala' lho..." seorang pria bertubuh besar diatas rata-rata yang telah menyelamatkan 'kesucian' Kagami menatap malas pada para pelanggan yang tangannya diremas tadi
"Eh? Murasakibara? Eto... arigatou na... kamu dapat dango satu porsi lagi deh.." mata si pria besar yang bernama Murasakibara tadi langsung berbinar
"Makasih Kaga-chin!~"
Kagami mulai memasuki tirai pembatas dapur, tak lama kemudian Akashi dan Midorima datang ke warung itu
"Hm...?" Akashi mengedarkan pandangannya dan mendapati Murasakibara tengah duduk lesehan di depan salah satu meja pelanggan kokatsu dekat tirai pembatas dapur
"Disini kau rupanya.." Akashi dan Midorima mendekati meja yang diduduki Murasakibara kemudian duduk di depan meja pelanggan kokatsu yang ditempati Murasakibara, Akashi duduk di depan Midorima dan Midorima disamping Murasakibara
"Bukannya kamu ada tugas, nanodayo?" sang pria bersurai hijau lumut menaikkan kacamatanya
"Habis.. Kise-chin berisik sih..." Murasakibara mengembungkan pipinya tanda kesal
Murasakibara Atsushi, anggota kepolisian reguler divisi ketertiban. Tugasnya mempersiapkan barang dan hal yang dibutuhkan untuk festival daerah dan menjaga perdamaian kota. Tugas tambahan patroli harian dan mengejar perampokan
"Bukan masalah berisik atau tidaknya Atsushi, tugas tetaplah tugas.. jalani dengan baik" Murasakibara tambah menggembungkan pipinya seperti anak kecil
SRET
Seorang wanita dari balik tirai membawa senampan dango pesanan Murasakibara beserta 2 cangkir teh untuk Akashi dan Midorima
Tapi wanita yang membawakan pesanan itu bukanlah Kagami
"Umm... permisi... ini pesanannya.." wanita itu meletakkan pesanan ke atas meja mereka
Wanita tersebut memiliki surai raven sepinggang dengan poni menutupi sebelah matanya, iris hitam kelam yang indah, dan mengenakan kimono berwarna ungu
Entah karena alasan apa, tapi wajah Murasakibara sedikit merona karena keimutan wanita tadi yang dengan malu-malu meletakkan pesanan mereka
"Tatsumi-chan, ada pesanan 3 porsi dango dan 2 teh segera" Kagami membawa nampan berisi seporsi dango pada meja Murasakibara, Akashi dan Midorima
Wanita bersurai raven yang bernama lengkap Himuro Tatsumi segera beranjak menuju dapur. Sekilas Himuro melirik Murasakibara dan tersenyum manis padanya
Tentu saja wajah Murasakibara makin merona
"Murasakibara, ini tambahan seporsi dangonya" Kagami meletakkan seporsi lagi dango pada meja Murasakibara
"Makasih Kaga-chin!" belum sempat Kagami beranjak menuju dapur, Akashi menahannya dengan sebuah pertanyaan
"Taiga.. aku belum pernah melihat wanita itu... apa ia pegawai baru?" Kagami membalikkan badannya
"Um.. sebenarnya dia sepupuku, karena kehidupan keluarga kami hanya bisa tercukupi dengan bisnis warung dango.. ia ikut jadi pegawai"
"Tapi aku belum pernah melihatnya bekerja di sini, nanodayo" kali ini Midorima yang bertanya
"Dia baru pindah akhir-akhir ini, karna ada suatu masalah dengan kampung halamannya. Lalu dia menumpang tinggal dengan keluargaku, jadi ia tak perlu surat kepindahan"
"Tapi kami juga minta kejelasan jika ada seorang tamu di kota ini" ujar Akashi
"Jika berkenan, tolong berikan biodatanya, hari tanggal ia pindah dan kapan ia akan kembali ke kampung halamannya" Akashi menyerahkan selebaran kertas yang terlihat seperti angket berisi biodata
"Baik, tapi kami tak tahu kapan ia akan pulang ke kampung halamannya" Kagami menerima selebaran tersebut
"Tulis saja 'sampai hari tertentu' pada kolom dibawahnya"
"Baiklah, akan segera kami serahkan ke kantor kepolisian. ngomong-ngomong.. silahkan menikmati makanannya" Akhirnya Kagami beranjak menuju Dapur
Masing-masing menikmati pesanan mereka
Akashi menyeruput tehnya, Midorima memakan dua tusuk dango pemberian Murasakibara-yang diserahkan secara tidak ikhlas-, dan tentu saja Murasakibara sedang memakan seluruh dango pesanannya
Tak lama setelah itu...
.
"Murasakibaracchi! disini ternyata! bantuin buat festival dong ssu!" Kise tiba-tiba datang dan menarik lengan kimono Murasakibara yang sedang asyik memakan dangonya
"Kise-chin berisik.. kan aku udah bantuin mendirikan stan" Murasakibara merengek sambil terus memakan dangonya
"Tapi bukan berar–"
"Kise-kun disini rupanya! ayo cepat bantuin buat festival!" belum sempat Kise menyelesaikan perkataannya, Momoi sudah menarik–menyeret nya menjauhi warung
"T-Tapi Mura–" "Tidak ada tapi-tapi dan segera berangkat!" Kise nagis air mata buaya karena meratapi nasibnya. Sungguh beruntung kau Murasakibara
"Ah ketua-Akashi, Midorima! ada kasus perampokan rumah di daerah timur pertokoan di pinggir kota" sebelum Momoi pergi, ia sempat menyampaikan tugas untuk Akashi dan Midorima
"Baik, kami akan segera ke sana. Shintarou ayo!" Akashi dan Midorima segera beranjak ke tempat perampokan
.
.
.
.
–(Tempat kejadian)–
Itu adalah sebuah rumah pejabat kaya. Rumah era sengoku bertingkat 2 dengan luas tanah 300 × 400 meter dan halaman sebesar1/4 dari luas tanah tersebut dan jangan lupa gerbang batu dengan tinggi 3 meter
Beberapa orang berhamburan keluar dari gerbang rumah tersebut. Bagian belakang rumah dan halaman tersebut terbakar, si jago merah mulai metambat ke bagian depan rumah. Ada banyak orang pula yang membawa ember dan air untuk memadamkan api
"Shintarou kau bantu warga untuk mengungsi dan memadamkan api, yang lain akan segera datang membantu. Aku akan mencari si perampok" Midorima mengangguk tanda setuju. Saat Akashi hendak masuk ke dalam rumah...
"TOLONG! BIARKAN AKU MASUK! TOLONG!" seorang wanita berusaha menerobos masuk melewati kerumunan warga yang menahannya
Aksi wanita tersebut sukses menarik perhatian Akashi. Ia mulai mendekat
"TOLONG! PUTRIKU MASIH ADA DI SANA! BIARKAN AKU MASUK! TOLONG!" atensi Akashi otomatis beralih pada rumah yang sekarang setengah terbakar itu
"Jangan khawatir nyonya, saya akan menyelamatkan putri anda. Segeralah cari tempat berlindung" proritas utama Akashi saat ini adalah menyelamatkan warga, perampok bisa dikejar kapan-kapan(?) tapi nyawa warga tak bisa kembali begitu pergi
"T-Terima kasih, pak polisi..."
.
.
–(di dalam)–
Akashi mendobrak pintu yang terhalang remang-remang langit-langit rumah yang terbakar
BRAK
Begitu masuk kedalam, bau asap yang mengandung karbondioksida langsung menusuk penciuman dan menyesakkan pernafasan Akashi
Ia segera berlari mencari gadis kecil yang menjadi proritas utamanya sekarang ini
"...long"
.
Samar-samar Akashi mendengar sebuah suara dari lantai atas
.
.
"...to..long.."
.
Semakin jelas, Akashi segera beranjak ke lantai atas sebelum lantai itu roboh
.
"..tolong..."
.
Akashi berhasil sampai ke lantai atas. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari sumber suara tersebut
"..hiks... tuan..." Akashi berhasil menemukan gadis kecil yang ia cari, menangis di pinggir tembok dekat jendela. Satu-satunya sumber udara segar di ruangan itu
"Nah kamu akan aman sekarang..." Akashi memeluk tubuh mungil nan rapuh gadis itu yang bergetar karena ketakutan dan menangis
Saat Akashi hendak menggendong gadis itu...
.
.
.
SRET
.
.
Terlihat siulet seseorang melewati mereka
Seorang wanita bersurai baby-blue berdiri tepat di atas jendela di sebelah mereka sambil menatap Akashi
Wanita itu mengenakan kimono hitam kelam dengan kerah sedikit melorot menampakkan kulit putih mulus bak persolen miliknya, bahkan dengan jarak 2 meter dari tempat wanita tersebut, Akashi dapat mencium aroma tubuh wanita itu berkat kerahnya yang melorot.
Angin malam yang berhembus damai mengibarkan sebagian kimono dan surai baby-blue milik wanita tersebut, ditambah sedikit percikan api di sebelahnya menghiasi paras cantiknya yang membuatnya tampak anggun bak bunga lily di musim semi, dan juga kelihatan seksi dengan posenya yang membuat sebagian kimononya tersikap memperlihatkan kaki putih langsing ideal miliknya
Akashi menatap kagum wanita tersebut. Dan entah mengapa jantung Akashi berdebar ketika menatap iris sejernih air laut milik wanita itu
Tapi jangan lupakan pedang samurai yang berkilat pada genggaman wanita itu
Satu kata dari Akashi..
.
.
.
.
"Malaikat.."
.
.
Mata azure milik wanita itu menatap sendu pada Akashi. Seperti... meminta pertolongan
Tapi wanita itu segera melompat keluar jendela. Meninggalkan Akashi yang masih berada di dalam bersama gadis kecil tadi beserta api yang sudah melahap 2/3 dari rumah itu
Sekilas wanita tadi tersenyum singkat pada Akashi, kemudian berucap samar, tapi dapat didengar jelas oleh Akashi
.
.
"Mata.. aimasu..."
.
.
.
Setelah berhasil keluar dari rumah yang sudah hampir seluruhnya dilahap api tersebut, Akashi segera menyerahkan gadis kecil tadi pada pangkuan ibunya
"Terima kasih... pak polisi.."
.
.
Api mulai padam, tapi kasus belum padam, dan cinta juga makin membara
Ditempat ini, saat ini, kejadian ini, hari ini...
.
.
.
.
"Aku telah jatuh cinta..."
.
.
.
Dan kejadian ini mengawali hari yang baru untuk kisah cinta mereka
.
TBC...
A/N : Mari desu~ yah seperti yang tertera di warning, kisah ini sebenarnya datang begitu saja saat pertengahan pelajaran matematika di kelas Mari, dan ketika istirahat Mari mulai mengembangkan kisahnya, HEBAT KAN! /apanya/
Kemudian Mari pikir untuk chap pertama ini terlalu singkat (_ _) iya nggak para pemirsa!(?) Ukh, ceritanya kurang greget kali ya? (?)
Dan satu lagi /rese ah.. cepetan!/ makasih banyak buat Vey yang udah ngasih saran yang gak pedes-pedes amat cuman kurang garem aja biar tambah manis(?). Intinya makasih banyak buat Vey, AI LOP YU PERI PERI MUACH~ /*muntah*/
Review dan komen nya senpai~
Yang baca wajib komen /maksa../
RnR please...
